Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAKSI

IMPLEMENTASI PROGRAM SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)


DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
(Studi Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota)

Hafni Rahmanita
Drs. M. H. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) adalah program sistem informasi


kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di
tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan
kesehatan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya suatu sistem informasi
yang dapat menyajikan dan menggambarkan secara menyeluruh tentang kondisi dan situasi
kesehatan di suatu wilayah, dengan data yang valid, akurat dan lengkap, serta dapat diakses
dengan mudah, cepat dan dengan jangkauan yang luas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Metode pengumpulan data untuk sampel informan baik dari aparat Puskesmas Teladan
Medan dan Dinas Kesehatan Kota Medan maupun sampel masyarakat menggunakan wawancara
secara langsung agar bisa mendapatkan jawaban yang lengkap dan jelas . Pertanyaan yang
disusun berdasarkan tujuan penelitian ini yakni mengenai teori implementasi program /
kebijakan dan teori mutu pelayanan.
Hasil analisis data dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan SIMPUS di
Puskesmas Teladan Medan masih menggunakan sistem yang manual karena memiliki hambatan
hambatan dalam proses penerapannya seperti pada perangkat komputer serta pada sumber daya
manusianya dan juga anggaran yang diberikan masih dirasa kurang. Pada pelayanan yang
diberikan oleh aparat kesehatan berupa pemberian informasi, keramahan dan kesigapan dirasa
sudah baik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa aparat kesehatan dalam meningkatkan
pelayanan masyarakat secara umum sudah memainkan perannya secara baik sesuai dengan
aturan yang berlaku. Saran penulis dalam penelitian ini adalah harus adanya penambahan alat
perangkat seperti komputer maupun anggaran yang diberikan agar lebih lagi meningkatkan
pelayanan masyarakat.
Keywords : Implementasi Program, SIMPUS, Pelayanan Kesehatan.
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ) sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Puskesmas dituntut
untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasien sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dan dapat di jangkau seluruh lapisan masyarakat.

PUSKESMAS adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai
Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan Kabupaten / kota, Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia ( Trihono, ARRIMES Manajemen Puskesmas. Jakarta: Sagung Seto. Akses 6 Januari
2014 pukul 07.18).

Departemen Kesehatan sudah sejak lama mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

( SIKNAS ), yaitu semenjak diciptakannya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP )

pada awal tahun 1970an. Pengembangan SIKNAS ini semakin ditingkatkan dengan dibentuknya Pusat Data

Kesehatan pada tahun 1984. Namun demikian, walau sudah terjadi banyak kemajuan, pengembangan SIKNAS

ini masih menghadapi hambatan-hambatan yang bersifat klasik, yang akhirnya menimbulkan masalah-masalah

klasik pula, yaitu kurang akurat, kurang sesuai kebutuhan, dan kurang cepatnya data dan informasi yang
disajikan ( Departemen Kesehatan RI, 2007 ).

Keputusan menteri Kesehatan ( Kepmenkes ) No. 511 Tahun 2002 tentang Strategi Pengembangan

Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) di Era Otonomi Daerah menegaskan bahwa sasaran

pengembangan SIKNAS pada akhir tahun 2009 adalah telah tersedia dan dimanfaatkan data dan informasi

kesehatan yang akurat, tepat dan cepat untuk pengambilan keputusan/kebijakan bidang kesehatan di Kabupaten

/ Kota, Provinsi dan Departemen Kesehatan dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Indikatornya adalah terintegrasinya data dan informasi dari Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dan

Departemen Kesehatan. Data dan informasi yang terintegrasi di Kabupaten / Kota berasal dari Puskesmas yang

diolah dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas atau SIMPUS sehingga kualitas data dan informasi
di Puskesmas menjadi sangat penting kedudukannya dalam pengambilan keputusan di tingkat Kabupaten /

Kota, Provinsi dan tingkat Nasional.

Salah satu penerapan e-government dalam bidang kesehatan di instansi pemerintahan


adalah melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS
diterapkan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan proses pelayanan
yang cepat, mudah dan murah serta tidak membebani masyarakat terutama masyarakat miskin.
Pelaksanaan SIMPUS ini dapat berjalan dengan lancar apabila dilaksanakan secara bersama-
sama oleh semua sektor terkait meliputi pemerintah, swasta, dan masyarakat.

SIMPUS adalah suatu aplikasi yang ditujukan untuk administrasi dan pengelolaan sebuah
Puskesmas yang mampu meningkatkan kinerja dengan memaksimalkan sistem komputer.
Instansi yang berperan dalam melaksanakan SIMPUS ini adalah Puskesmas. Di sini peran
Puskesmas sebagai instansi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang tingkat
pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting.

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) adalah program sistem informasi kesehatan

daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat PUSKESMAS

mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat. Sehubungan

dengan hal tersebut perlu adanya suatu sistem informasi yang dapat menyajikan dan menggambarkan secara

menyeluruh tentang kondisi dan situasi kesehatan di suatu wilayah, dengan data yang valid, akurat dan

lengkap, serta dapat diakses dengan mudah, cepat dan dengan jangkauan yang luas. Sistem tersebut

nampaknya hanya bisa dibangun melalui kesepakatan atau komitmen bersama dari tingkat yang paling bawah

sampai ke tingkat pusat ( Departemen Kesehatan RI, 2007 ).

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) merupakan sebuah sistem yang


berfungsi menyediakan informasi kesehatan yang diharapkan memberikan gambaran hasil upaya
kesehatan, masalah kesehatan potensial dan ketersediaan sumber daya di puskesmas melalui
proses pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data. Informasi ini sangat
bermanfaat bagi kegiatan manajemen kesehatan dimana inti dari manajemen adalah pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan yang baik didukung oleh informasi yang baik, dengan kata
lain data yang terkumpul melalui SIMPUS diharapkan berperan sebagai health intelligence.
( www.SIMPUS _ Fisika Kesehatan _ MissKesMas.htm, di alses pada tanggal 12 Agustus 2013,
07.00 ).

Hasil penelitian Kurniawati ( 2004 ), mendapati bahwa sistem pencatatan dan pelaporan data pasien

rawat jalan Puskesmas di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang sebelum SIMPUS Online berjalan

didasarkan format pelaporan Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas ( SP3 ), menggunakan sistem manual

dan sederhana, hambatannya sering terjadi kesalahan dan perbedaan laporan antar pemegang program, terlalu

banyak tangan, mengandalkan tulisan tangan, laporan tidak tepat waktu, laporan sering salah, kegiatan yang

tumpang tindih, pelaporan harus ke Dinas Kesehatan Kota membutuhkan waktu lama. Pada SIMPUS Online

seluruhnya menggunakan komputer, kinerja SIMPUS Online belum dapat menunjukkan kecepatan dan
kemampuannya menangani beban kerja pengelolaan data, hal ini terjadi karena petugas pengelola data sedang

mengalami transisi dan perubahan dari sistem manual ke sistem komputer karena sistem baru berjalan selama

dua bulan.

Konsep SIMPUS sebenarnya telah digulirkan oleh Departemen Kesehatan RI awal tahun 1990-an

yang dikenal dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP ). Kemudian untuk

menyederhanakan SP2TP maka kebijakan Departemen Kesehatan mengarah kepada sebuah sistem yang

berbasis peranti lunak yang dituangkan melalui keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarakat, nomor: 590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan

terpadu Puskesmas (SP2TP). Namun pengembangan dan penerapan sistem berbasis peranti lunak tersebut

masih menemui banyak hambatan, terutama output data yang tidak akurat dan seringkali berbeda dengan

kondisi riil di lapangan. Tentunya ini akan semakin menjauh dari tujuan penerapan SIMPUS seperti yang telah

digariskan dalam Kepmenkes No. 837 Tahun 2007 tentang Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online.

Puskesmas Teladan merupakan Puskesmas yang terdiri dari lima kelurahan dengan
jumlah penduduk 38,803 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas Teladan kecamatan Medan Kota
berbatasan Kecamatan Maimun sebelah Utara, Kelurahan Teladan Timur sebelah Selatan,
Simpang Limun sebelah Barat, Medan Perjuangan sebelah Timur. Disini kita dapat melihat
sejauhmana penerapan SIMPUS ini di Puskesmas Teladan, karena semakin banyaknya
masyarakat yang berobat di Puskesmas tersebut maka peran SIMPUS ini untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat juga sangat penting. Setelah diadakan wawancara kepada aparat yang
bertanggung jawab pada SP2TP atau SIMPUS, maka implementasi SIMPUS tersebut sebenarnya
sudah ada sejak lama, tetapi dalam hal ini penerapan SIMPUS di Puskesmas Teladan masih
dilakukan secara manual, untuk kepada SIMPUS Online yang terintegrasinya data puskesmas ke
Dinas Kesehatan Kota Medan yang menggunakan komputerisasi masih dalam proses, dan pada
pertengahan tahun 2013 baru masih di terapkannya elektronik Puskesmas untuk meningkatkan
kualitas masyarakat. Penerapan SIMPUS atau SP2TP di Puskesmas Teladan masih mengalami
hambatan hambatannya seperti sering terjadinya perekapan data data pasien yang berobat
sehingga membutuhkan waktu yang lama, dan juga masalah sumber Daya Manusia dalam
pengerjaan laporan masih satu orang yang mengerjakannya. ( Aparat Puskesmas Teladan ).
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang:
Implementasi SIMPUS Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( studi
pada Puskesmas Teladan Kecamatan Medan - Kota).
I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini adalah : Bagaimana Implementasi SIMPUS Dalam Meningkatkan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat ( pada Puskesmas Teladan Kecamatan Medan - Kota).
I.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai jalan dan
tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraanya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program SIMPUS yang di
canangkan Pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kota Medan.
2. Penelitian bertujuan untuk melihat sejauhmana Penerapan Program SIMPUS di
Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota dan hambatan hambatan yang terjadi
dalam Implementasi Program SIMPUS di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :


1. Manfaat secara ilmiah

Bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dan studi
Administrasi Negara pada implementasi program SIMPUS dalam meningkatkan palayanan
kesehatan masyarakat.
1. Manfaat secara praktis

Dapat menjadi masukan bagi pemerintah atau lembaga lembaga lain yang berkepentingan pada
implementasi program SIMPUS dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
1. Manfaat secara akademis

Sebagai suatu tahapan melatih mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah sebagai syarat untuk
menyelesaikan pendidikan strata satu Departemen Ilmu Administrasi Negara.
I. II. METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Usman ( 2009: 4 ) penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif bermaksud membuat penyadaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta
dan sifat populasi tertentu. Berdasarkan pengertian diatas , maka penelitian ini adalah penelitian
yang diarahkan untuk memberikan gejala gejala, fakta, atau kejadian kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai sifat populasi serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota.

II.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil


penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan
sampel ( Suyanto: 171 ).

Menurut Suyanto (2005: 172) informan penelitian meliputi beberapa macam yaitu:
1. Informan Kunci ( Key Informan ). Merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan Utama. Merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang
diteliti.
3. Informan Tambahan. Merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun
tidak langsung terlihat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci, informan utama dan informan
tambahan yaitu sebagai berikut :
1. Informan Kunci ( key informan ) yaitu Kepala Bina YANKES Dinas Kesehatan Kota
Medan dan Kepala Puskesmas Teladan
2. Informan Utama yaitu pegawai pegawai Bina YANKES Dinas Kesehatan dan Pegawai
PuskesmasTeladan Kota Medan yang Bertanggung jawab pada Program SIMPUS atau
SP2TP.
3. Informan Tambahan yaitu masyarakat yang merasakan pelayanan Puskesmas Teladan.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada lokasi penelitian yang terdiri dari :

a. Pengamatan Langsung (observasi langsung) yaitu dengan mengadakan pengamatan


langsung pada objek penelitian yaitu pada Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota.
b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak pihak yang terkait untuk
memperoleh data yang lengkap.
2. Teknik pengumpulan data sekunder, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer.

Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai
berikut :
a. Penelitian Kepustakaan, yaitu cara ini dilakukan dengan menghimpun data maupun teori
berbagai literatur dan dapat digunakn untuk menganalisa data yang diperoleh.
b. Pengumpulan dokumen atau data data yang berkaitan dengan menggunakan catatan
catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta sumber sumber lain yang menyangkut
masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

II.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif. Menurut
Meolong ( 2006: 247 ), teknik analisa kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai
dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian
dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan
analisis kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

III. HASIL

Berdasarkan uraian uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka pada bagan ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan memeberikan saran
sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian.

III.1 Kesimpulan
1. Bahwa secara umum Implementasi program SIMPUS di Puskesmas Teladan belum
terlaksana dengan baik karena masih memakai sistem manual. Hanya saja dalam
penerapan SIMPUS di Puskesmas Teladan sudah menggunakan elektronik Puskesmas
dalam gedung berupa dari data kunjungan pasien yang terintegrasi secara online di setiap
poli poli yang pelaksanaannya baru pertengahan tahun 2013 yang dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
2. Bentuk Pelayanan berupa kesigapan dan keramahan yang diberikan aparat kesehatan
dirasa sudah cukup baik,
3. Hambatan yang terjadi dalam penerapan SIMPUS di Puskesmas Teladan Medan Kota
yaitu fasilitas yang ada di Puskesmas Teladan dirasa masih kurang cukup dari segi
jumlahnya.
4. Diperlukan anggaran yang besar dalam penerapan SIMPUS agar pelaksanaannya di
Puskesmas Teladan dapat berjalan lancar.
5. Masih minimnya tenaga aparat yang mampu dalam mengoperasionalkan komputer,
karena rata rata aparat kesehatan kebanyakan berlatarbelakang akademis kebidanan.
6. Masih ada kendala kendala yang ditemui dalam proses pelaksanaan SIMPUS di
Puskesmas Teladan seperti kurangnya Sumber Daya Manusia pelaksanaan program
tersebut baik secara kualitas dan kuantitasnya dan juga kurangnya pelatihan dalam
mengoperasikan perangkat komputer, sehingga dalam penerapan SIMPUS di Puskesmas
Teladan masih dilakukan secara manual.

III.2 Saran
1. Upaya upaya untuk meningkatkan kinerja aparatur kesehatan di Puskesmas Teladan
Medan Kota hendaknya dilaksanakan secara terus menerus, berkesinambungan dan
bertahap sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan terwujud dalam pelayanan
prima.
2. Perlu adanya pelatihan khusus bagi aparat kesehatan dalam penggunaan perangkat
komputer sehingga dapat mempermudah pengerjaan laporan dan mempercepat pelayanan
kesehatan.
3. Perlu adanya penambahan fasilitas fasilitas seperti penambahan komputer ataupun yang
lainnya serta penambahan sumber daya manusia dalam mengoperasionalkan komputer
agar pelaksanaan SIMPUS dapat lebih optimal.
4. Perlu adanya penambahan anggaran dari DinKes kepada Puskesmas Teladan Medan agar
pelaksanaan SIMPUS berbasis online dapat terlaksana dengan bai

Daftar Pustaka
Achua, 2004, Leadership, Prentice Hall, Singapore.
Amsyah, Z., 2005, Manajemen Sistem Informasi, Cetakan Kelima, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Azwar, A.,2004, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Cetakan Pertama,Yayasan
Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Departemen Kesehatan R.I., 2003, Sistem Kesehatan Nasional, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, (2007), Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 932 Tahun 2002
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, Cetakan Kedua, Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I , 2007, Kebijakan dan Strategi Pengembanga Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS), Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Jones, Charles O.1996 . Pengantar Kebijakan Publik.Jakarta: Raja Grafin Persada.
Kurniawati, 2004, Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Data Pasien Rawat Jalan
Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2004,Tesis,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Komaruddin, A., 1993, Ensiklopedia Manajemen, Alumni, Bandung
Kumorotomo,W., (2001). Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi Organisasi Publik,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Laudon, Kenneth C and J.P Laudon. (1996). Information System, A Problem Solving
Approach. The Dryen Press, Orlando.
Lumbangaol, J., 2008, Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi, Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Mc Leod Raymond, Jr, Raymond, Schell, George. (2004), System Informasi Manajemen,
8th ed, diterjemahkan oleh Hendra Teguh, SE.Ak. PT. Indeks, Jakarta

Meleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


Moenir, 2000. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ratminto dan Atik Septiwinarsi. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES
Sianipar, 1999, Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta.

Subarsono, AG. 2005. Public policy. Surabaya: Airlangga University.


Sutarto. 2002. Dasar dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:
Prenada
Terry, G.R., 1986, Asas-Asas Manajemen, Alumni, Bandung.

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset
YPAPI.

Tjiptono, F., 1996, Strategi Bisnis dan Manajemen, Andi, Yogyakarta


Wahab, Solichin A. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM Press.
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

W.F.Connell.1974.The Foundation of Education.

Undang undang
Undang Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Keputusan menteri Kesehatan nomor 128/menkes/sk/ii/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan nomor: 590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem


Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Keputusan menteri kesehatan No 511 tahun 2002 tentang Strategi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS )
Keputusan menteri kesehatan No 837 tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer
Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS Online).
Internet :
www.SIMPUS _ Fisika Kesehatan _ MissKesMas.htm, di alses pada tanggal 12 Agustus 2013, 07.00
www.digital-sense.net/simpus,di akses pada tanggal 12 Agustus 2013, 07.30
wib http://arifwr.wordpress.com/2009/06/09/tantangan-integrasi-data-dalam simpus/,di akses pada
tanggal 13 Agustus 2013, pukul 09.00 wib

http://www.adobe.com/go/thidpart, tanggal 18 Agustus 2013, pukul 20.30 wib


http://misskesmas.wordpress.com/2011/12/04/simpus-fisika-kesehatan/ , tanggal 18 Agustus
2013, pukul 21.00 wib

Anda mungkin juga menyukai