Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS MASALAH

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI PUSKESMAS


(SIMPUS) DI PUSKESMAS SAWANGAN 2
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
”SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN”

IMA NUR CHIKMAWATI

NIM P 1337424519186

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIV KEBIDANAN MAGELANG

TAHUN 2020

i
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya. Dalam mencapai tujuan
tersebut diperlukan kebijakan yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan
semua sektor baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Penggalian informasi
yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan sumber
utama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
telah diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan
melalui sistem informasi dan lintas sektor. Sering dengan era desentralisasi
berbagai sistem informasi kesehatan telah dikembangkan baik di pemerintah
pusat atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-
masing. Selain melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementerian
kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan
sistem informasinya, baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas mau pun
rumah sakit.
Sebagaimana diketahui bahwa puskesmas merupakan ujung tombak
pemerintah dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa puskesmas
didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten/ kota yang

2
bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.
Puskesmas melaksanakan kegiatan proses penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencana upaya
wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan adalah melalui
sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS). SIMPUS merupakan
pilihan bagi daerah dalam mengembangkan system informasi yang lebih cepat
dan akurat. Sejatinya, SIMPUS dapat lebih menggantikan peranan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), karena SIMPUS
merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP,
survey lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, SIMPUS pun
dikembangkan melalui system komputerisasi dalam suatu perangkat lunak
(software) yang bekerja dalam sebuah system operasi. Akan tetapi, pada
kenyataannya SIMPUS diberbagai daerah tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Software SIMPUS pun dikembangkan beragam baik ditingkat provinsi
maupun kabupaten/ kota. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Magelang menemukan bahwa SIMPUS mengalami kendala, yaitu
kebutuhan informasi yang terus berkembang, sehingga SIMPUS harus
dikembangkan setiap saat, tetapi pada kenyataannya pengembangan SIMPUS
tidak bisa dilakukan setiap saat. sebagian besar informan pada penelitian ini
mengatakan SIMPUS telah bermanfaat dalam pengelolaandata, tetapi
sebagian kecil tidak mengatakan SIMPUS bermanfaat karena masih meminta
pelaporan data puskesmas memakai prosedur lama (manual) Penelitian lain
mengenai evaluasi penerapan SIMPUS berbasis komputer dengan metode
PIECES yang ditinjau dari aspek-aspek Performance, Information, Economic,
Control/Security, Efficiency, Service menunjukkan bahwa dari aspek
Performance dinilaimemiliki kinerja yang banyak, lengkap serta mudah

3
dioperasikan, namun belum memenuhi kebutuhan puskesmas, dari aspek
Information dinilai menghasilkan informasi yang akurat, sesuai kebutuhan,
namun kurang fleksibel, dari aspek Economic dinilai memiliki biaya yang
rendah dan manfaat yang banyak, dari aspek Control/Security dinilai tidak
memiliki batasan akses dan mekanisme pengamanan, dari aspek Efficiency
dinilai belum memberikan efisiensi waktu dan tenaga, dari aspek Service
dinilai mudah dipelajari namun masih dianggap sebagai beban petugas
(Inggarputri, 2009). Dari beberapa hal tersebut tersebut di atas, maka
penyusun berminat untuk menganalisis Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang selama ini telah dilaksanakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teranalisanya sistem informasi kesehatan yang dikembangkan di pusat
dan daerah.
2. Tujuan Khusus
a. Teranalisanya Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan;
b. Teranalisanya
c. Sistem Informasi Kesehatan yang dikembangkanTeranalisanya Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas

4
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Pengertian PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA. 2019)
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
publik yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Hal tersebut
dijelaskan melalui Permenkes 75 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
pada Pasal 1 ayat (2) yang menyatakan bahwa, “Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(CAHYADI, PREMATUR ALFIAN 2014)

B. Fungsi PUSKESMAS
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
a, Puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
2. Masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

5
3. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
4. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
5. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait;
6. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
7. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
8. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
9. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
10. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
(MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 2014)

C. Sistem Informasi Kesehatan


Pedoman Sistem Informasi Kesehatan (Pedoman SIK) adalah suatu dokumen
yang berisi aturan berupa norma, standar, kriteria, dan prosedur yang digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan SIK, yang mencakup acuan untuk pemerintah
dalam pengelolaan dan pengembangan SIK skala Nasional dan fasilitasi
pengembangan SIK daerah, acuan untuk pemerintah daerah provinsi dalam
pengelolaan SIK skala provinsi, acuan untuk pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam pengelolaan SIK skala kabupaten/kota dan acuan untuk fasilitas pelayanan
kesehatan dalam pengelolaan SIK. (KEMENKES RI. 2011)
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau

6
keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.( Presiden
Republik Indonesia. 2019)
Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional yang selanjutnya disebut
Jaringan SIKNAS adalah jaringan komputer WAN untuk menghubungkan kantor
dinas kesehatan kabupaten/kota, kantor dinas kesehatan provinsi, dan institusi
kesehatan lainnya, serta kantor Kementerian Kesehatan yang digunakan dalam
penyelenggaraan Komunikasi Data. (MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA. 2014)
Pada saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) model pengelolaan SIK, yaitu :
a. Pengelolaan SIK manual
Dimana pengelolaan informasi di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan
secara manual atau paper based melalui proses pencatatan pada buku register,
kartu, formulir-formulir khusus, mulai dari proses pendaftaran sampai dengan
pembuatan laporan. Hal ini terjadi oleh karena adanya keterbatasan
infrastruktur, dana, dan lokasi tempat pelayanan kesehatan itu berada.
Pengelolaan secara manual selain tidak efisien juga menghambat dalam proses
pengambilan keputusan manajemen dan proses pelaporan.
b. Pengelolaan SIK komputerisasi offline
Pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian
besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer,
baik itu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa, namun masih belum
didukung oleh jaringan internet online ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan
provinsi/bank data kesehatan nasional.
c. Pengelolaan SIK komputerisasi online
Pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian
besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer,
dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah
terhubung secara online melalui jaringan internet ke dinas kesehatan

7
kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional untuk memudahkan
dalam komunikasi dan sinkronisasi data. (KEMENKES RI. 2011)
Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan masih menghadapi berbagai
masalah, diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum
terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya
“overlapping” kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, dimana masing-
masing unit mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya
disetiap unit kerja baik di pusat maupun di daerah. Penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien, masih terjadi redundant
data, duplikasi kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini
sebagai akibat dari adanya sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih
terfragmentasi (Kepmenkes RI Nomor 192/MENKES/SK/VI/2012). (Tirzanny V. M.
Rondo, F. J. O. Pelealu , Franckie R. R. Maramis. 2013)
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedure-prosedure dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada
manajemen dan lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang
penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang
cerdik (Jogiyanto, 2007). (VONDEWI, RISNA. 2010)
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada. (Kinasih, Renditya Sakti Ksatria. 2011)

D. Technology Acceptance Model (TAM)


Davis, 1986 mengatakan TAM merupakan salah satu jenis teori yang
menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak digunakan
untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi. TAM memberikan dasar untuk

8
mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan dari
penggunanya.
Disamping dibangun oleh dasar teori yang kuat, salah satu kelebihan dari
model TAM lainnya adalah dapat menjawab kegalauan pertanyaan dari banyaknya
sistem teknologi yang ternyata gagal diterapkan di perpustakaan. Hal ini disebabkan
oleh penggunanya yang tidak mempunyai niat (intention) untuk menggunakannya.
Sesuai dengan istilah TAM, bahwa “A” singkatan dari “Acceptance” artinya
penerimaan. Sehingga bisa dikatakan bahwa TAM merupakan suatu model analisis
untuk mengetahui perilaku pengguna akan penerimaan teknologi. Jika melihat
pengertian TAM dari Wikipedia, “TAM is an information systems theory that models
how users come to accept and use a technology”. Maksudnya yaitu TAM merupakan
suatu teori sistem informasi yang modelnya bagaimana pengguna datang untuk
menerima dan menggunakan teknologi. (Fatmawati, Endang. 2015)
Model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM)
yang dikembangkan oleh Davis F.D pada tahun 1986 (Jogiyanto, 2007), digunakan
Penulis dalam penelitian ini untuk mengukur persepsi penerimaan pengguna terhadap
teknologi informasi dengan menggunakan dua konstrak utama TAM yaitu persepsi
pengguna terhadap kemanfaatan/kegunaan (Perceived Usefulness - PU) dan persepsi
pengguna terhadap kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use - PEOU).( Budi
S., Surawan Setyo. 2016)

E. Pengertian SIMPUS
Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan tool atau instrumen
pencatatan dan pelaporan yang ada di puskesmas. Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas mencapai
sasaran kegiatannya. (Wibisono, Setyawan. Munawaroh, Siti. 2012)
SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, kegiatan pokok yang

9
dilakukan, dan hasil yang dicapai oleh puskesmas7. SP2TP meliputi pencatatan,
pelaporan, pelaksanaan, pengawasan (Nurul Dwi Suryani, Solikhah. 2013).
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau sering disebut dengan “SIMPUS”
merupakan suatu aplikasi manajemen puskesmas yang dimana fungsi utamanya
adalah mengelola semua data pasien, serta laporan lainnya yang sebagaimana
dibutuhkan didalam manajemen puskesmas.
Sistem informasi manajemen puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Puskesmas Sawangan 2 sudah memiliki SIMPUS komputerisasi, akan tetapi belum
memanfatkan SIMPUS tersebut dengan baik. Puskesmas Sawangan 2 hanya
memanfaatkan komputer, tetapi belum menintegrasikan sistem komputerisasi dengan
baik. Komputer yang aktif hanya di bagian loket pendaftaran dan bagian obat saja.
Sedangkan di unit lain harus mendata secara manual dulu lalu di inputkan ke SP3.
(PUTRI, AISIYAH TRI ANNISA. 2013)

F. Tujuan SIMPUS
1. Tujuan Umum: meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih
berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya
yang menunjang kegiatan pelayanan.
2. Tujuan Khusus:
a. Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan
pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
b. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas.
c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok
puskesmas.
(Wibisono, Setyawan. Munawaroh, Siti. 2012)
3. Pihak yang terkait dalam pemanfaatan SIMPUS
Petugas SIMPUS yang terkait di Puskesmas yaitu :

10
a. Petugas Pendaftaran selain bertugas mendaftar pasien yang hendak berobat
di Puskesmas, petugas juga harus mengambil dokumen Rekam Medis
pasien di Filling kemudian petugas mengantarkan dokumen tersebut ke poli
yang dituju setelah itu petugas meneliti dan merekap Dokumen serta
menginput data tersebut ke komputer.
b. Bidan yang ada di Puskesmas selain bertugas melayani Ibu, Balita dan
Keluarga Berencana (KB), juga harus bertugas melakukan Program Lansia,
SDIDTK, PAUD dan SP3 Online.
c. Perawat yang ada di Puskesmas selain melayani pasien, juga harus
melakukan tugas SIK, SIMPUS dan PTM.
(Wibisono, Setyawan. Munawaroh, Siti. 2012)

4. Jenis Data dalam SIMPUS


a. Laporan data umum
b. LPLPO
c. LB1/Tren/PMPTM
d. Peta Penyakit
e. Cakupan pasien
f. Lap. Kunjungan pasien
g. Laporan kematian
h. Laporan KB
i. Laporan Lab
j. Laporan Khusus
5. Data yang ada dibagian pendaftaran di antaranya adalah:
a. Nama
b. Tanggal lahir
c. Umur
d. Jenis Kelamin
e. Alamat

11
f. Nama kepala keluarga
g. Alamat kepala keluarga
h. Pekerjaan
i. Nomor Indeks
(Wibisono, Setyawan. Munawaroh, Siti. 2012)
6. Kelemahan SIMPUS
Ditemukan beberapa masalah dalam penerapan SIMPUS di beberapa
Puskesmas, dari sisi brainware, terbatasnya jumlah petugas yang mampu
mengoperasikan komputer, sisi software (program SIMPUS) dalam
penerapannya masih terjadi gangguan dan dari sisi hardware (perangkat
komputer) jumlahnya masih terbatas. (MARANTIKA, VYASTI LUSIANA.
2012)
7. IMPLEMENTASI
a. Tampilan Login
Pengujian Sistem yang pertama masuk ke web Simpuskesmas, berikutnya
user harus mengisi username dan password seperti gambar 4.
SIMPUS

Sign into your


SIMPUS account

Login

Password

SIM Puskesmas Terpadu


SIMPUS Supported by

UIINET

12
b. Tampilan Input Data Pendaftaran
Untuk pengujian input pendaftaran seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Input Data Pendaftaran

13
c. Tampilan Rekam Medis
Tampilan Rekam tampak pada gambar 6

Gambar 6. Tampilan Input Data Rekam Medis

d. Tampilan Input Rujukan


Pengujian Input Rujukan seperti pada gambar 7.

14
Gambar 7. Tampilan Input Data Rujukan

e. Tampilan LPLPO

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) Berbsis Cloud


Computing dapat menghasilkan laporan-laporan seperti Pasien, Laporan
Pemakaian Obat, Laporan Rujukan, Laporan Rekam Medis.

f. Laporan Pasien Harian

15
Laporan Pasien seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Tampilan Laporan Pasien

g. Laporan Diagnosa
Laporan diagnosa seperti pada gambar 9.

Gambar 9. Tampilan Laporan diagnosa

16
h. Laporan Pendapatan

Laporan Pendapatan seperti pada gambar 10.


i.Laporan Survelen Terpadu

17
j. Laporan Kunjungan Sehat / Sakit

18
BAB III
Metodologi Penelitian

A. Rancangan penelitian
Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and Field Research);
bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: Individu, kelompok dan masyarakat.
Penelitian ini cirinya bersifat mendalam tentang suatu unit sosial tertentu yang
hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisisir. (Suryana. 2010)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini di lakukan di PUSKESMAS Sawangan 2
2. Waktu Penelitian
Pada tanggal 19 Februari 2020.

C. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan narasumber
2. Narasumber
Narasumber dari penelitian ini adalah Kepala PUSKESMAS Sawangan 2 ,
dr Devintha Arieningtyas.

19
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Keadaan geografi
PUSKESMAS Sawangan 2 terletak di Kelurahan Sawangan Kecamatan
Sawangan dengan perbatasan yaitu:
a. Sebelah utara : Kelurahan Pagersari
b. Sebelah selatan : Kelurahan Krogowanan
c. Sebelah timur : Kelurahan Pakis
d. Sebelah barat : Kelurahan Gondosuli
Adapun luas Puskesmas Sawangan 2 adalah 480,27 Ha terdiri atas :
a. Pemukiman : 198,06 Ha
b. Lahan belum terbangun : 15,35 Ha
c. Industri : 1,13 Ha
d. Lapangan olah raga : 2,86 Ha
e. Kebun campuran : 103, 68 Ha
f. Semak belukar/alang-alang : 119,49 Ha
g. Taman kota : 0,31 Ha
h. Infrastruktur & fasilitas umum : 30,99 Ha
Kondisi geografis wilayah PUSKESMAS adalah terletak pada dataran tinggi
dengan curah hujan yang banyak dan suhu udara rata-rata. Adapun orbitasi
(jarak antara pusat pemerintahan desa/kelurahan) adalah :
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan ± 2 km
b. Jarak dari ibukota kabupaten/kota ± 2 km

20
2. Keadaan penduduk
Penduduk adalah kelompok manusia yang bertempat tinggal tetap
dalam suatu wilayah tertentu. Kelompok manusia mempunyai sifat dinamis
bukan hanya saja dalam geraknya melainkan juga dalam jumlah dan
komposisinya, hal ini disebabkan karea terjadinya kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk itu sendiri.
Wilayah kerja PUSKESMAS terdiri dari 7 kelurahan yaitu Kelurahan
Sawangan,Gondowangi, Podosko, Soronalan, Butuh, Tirtosari, Gondowangi .
Faktor kepadatan penduduk, luas wilayah dan geografis serta keadaan struktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan luas wilayah kerja
PUSKESMAS.
Daerah binaan merupakan sasaran kegiatan PUSKESMAS Sawangan
2 adalah 7 Kelurahan dengan jumlah penduduk yang terdiri dari :
a. Laki-laki : 19.038 jiwa
b. Perempuan : 17.730 jiwa
Sedangkan data lainnya yang mendukung upaya pelayanan kesehatan di
PUSKESMAS Sawangan pada tabel 2 dibawah ini, yaitu:

Tabel 2
Data Kependudukan Lainnya
Tahun 2019

No Data kependudukan Jumlah


.
1 Keluarga miskin 6536 kk
2 Bayi (<1 tahun) 321 bayi
3 Anak balita (1-4 tahun) 1218 anak
4 Anak pra sekolah (5-6 tahun) 332 Anak
5 Wanita usia subur (WUS) 11.256 orang

21
6 Pasangan usia subur (PUS) 7.111 orang
7 Ibu hamil 398 orang
8 Ibu bersalin 336 orang
9 Ibu nifas 330 orang
10 Ibu Menyusui 330 Orang

3. Sumber daya
a. Data kesehatan
1) Data kunjungan
Jumlah masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kesehatan di
PUSKESMAS Sawangan , baik di PUSKESMAS pembantu dan
PUSKESMAS keliling selama tahun 2019 tampak terlihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 3
Julah kunjungan pada PUSKESMAS Sawangan 2
Tahun 2019

Daftar Kunjungan Puskesmas Sawangan 2


Unit
No Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Total
Pelayanan
1 UGD 44 43 61 72 75 65 97 82 70 89 84 143 925
POLI 150 164 140 119 121 120 130 128 136 147 203 198 1762
2
UMUM 6 5 4 3 2 0 7 7 0 9 9 9 1
3 KB 72 51 68 76 54 59 98 58 91 77 74 84 862
FISIOTERA
4 12 5 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 20
PI
5 POLI GIGI 188 141 121 137 99 133 167 164 133 152 122 135 1692
6 KIA 179 159 172 195 200 183 293 203 297 291 285 360 2817
HOME
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
VISIT

22
Unit
No Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Total
Pelayanan
8 LAB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KONSELIN
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G
10 IMUNISASI 114 82 83 114 104 122 175 197 121 151 126 129 1518
11 MTBS 181 228 201 202 206 150 220 225 185 198 190 208 2394
229 235 211 198 195 191 235 221 225 243 292 304 2784
Total
6 4 0 9 0 2 7 6 7 8 2 8 9

Pada PUSKESMAS Sawangan 2 Jumlah masyarakat yang paling banyak


memanfaatkan fasilitas, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan setiap bulannya
yaitu rata-rata 120 orang/hari dari jumlah kunjungan selama setahun yaitu 27.849
orang dengan kategori askes, swasta/ks, dan gratis lainnya, pada tabel dibawah
ini

2) Derajat kesehatan
Sasaran kesakitan/derajat kesehatan yang dapat dimonitor di
wilayah kerja PUSKESMAS Sawangan apat dilihat di tabel 6 dibawah in
Tabel 7
Cakupan Derajat kesehatan pada PUSKESMAS Sawangan
Tahun 2019
No Cakupan derajat kesehatan Jumlah
1 Kematian ibu 0 orang
2 Kematian perinatal 0 orang
3 Kematian neonatal 0 orang
4 IUFD 2 orang
5 Lahir mati 0 orang
6 Lahir hidup 0 orang

23
7 Kematian bayi 0 orang
8 Kematian balita 0 orang

3) 10 penyakit terbanyak
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di PUSKESMAS
Sawangan tahun 2019 terhadap masyarakat yang berkunjung di
PUSKESMAS baik di PUSKESMAS, PUSKESMAS pembantu atau
PUSKESMAS keliling dengan 20 jenis penyakit terbanyak adalah
sebagai berikut

Tabel 8
20 penyakit terbanyak pada PUSKESMAS Sawangan
Tahun 2019
No Diagnosis Jumlah
A09 Diarrhoea and 523
gastroenteritis
of presumed
infectious
origin
E11.9 Non-insulin- 369
dependent
diabetes
mellitus
without
complications
I10 Essential 2630
(primary)
hypertension
J00 Acute 3425
nasopharyngitis
[common cold]
J02.9 Acute 1348
pharyngitis,
unspecified

24
J20.9 Acute 357
bronchitis,
unspecified
K04.0 Pulpitis 522
K04.1 Necrosis of 531
pulp
K29.7 Gastritis, 869
unspecified
K30 Dyspepsia 394
M79.1 Myalgia 612
Z00.0 General 596
medical
examination
Z23.5 Need for 578
immunization
against tetanus
alone
Z23.6 Need for 508
immunization
against
diphtheria
alone
Z23.7 Need for 398
immunization
against
pertussis alone
Z24.0 Need for 754
immunization
against
poliomyelitis
Z24.4 Need for 337
immunization
against measles
alone
Z30.4 Surveillance of 363
contraceptive
drugs
Z34.8 Supervision of 1185
other normal
pregnancy
Z71.9 Counselling, 611
unspecified
Jumlah 9.714 100.0

25
4. Sarana kesehatan
PUSKESMAS Sawangan merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan
di wilayah Kota Banjarbaru mempunyai sarana kesehatan seperti :
a. PUSKESMAS Induk
b. PUSKESMAS pembantu pustu Podosoko
c. PUSKESMAS keliling
d. Pos pelayanan terpadu (posyandu) anak dan lansia

Sedangkan sarana yang ada di PUSKESMAS Sawangan yaitu :


a. Sarana medis
1) Peralatan medis PUSKESMAS Induk :
a) Poliklinik set
b) PHN kit
c) Bidan kit
d) Dental unit
e) Lemari es imunisasi
f) Alat steril uap dan listrik
g) Incinerator
h) Minor set
2) Peralatan medis PUSKESMAS pembantu (pustu):
a) Poliklinik set
b) PHN kit
c) Bidan set

26
3) Perakatan medis PUSKESMAS keliling:
a) PHN kit
b) Phycisian kit
c) Poliklinik set

b. Sarana non medis

Tabel 13
Sarana non medis PUSKESMAS Sawangan
Tahun 2019
no Jenis sarana jumlah asal Ket
1 Bangunan PUSKESMAS Sawangan 1 Tanah desa Baik
2 PUSKESMAS pembantu/ PKD 7 Tanah desa Baik
3
Peralatan dan mesin :
1 KEndaraan roda 2 5 DINKES 1 rusak
2 Kendaraan roda 4 2 DINKES baik

5. Tenaga kesehatan
a. Jumlah PNS dan PTT/tenaga kontrak berdasarkan jenis pendidikan yaitu
Tabel 14
Jumlah PNS dan PTT/kontrak berdasarkan pendidikan pada PUSKESMAS
Sawangan \
Tahun 2019

27
No Jenis tenaga Banyaknya (orang)
1 Magister (S-2) 0
2 S-1 dokter 2
3 S-1 dokter gigi 1
4 S-1 kesehatan masyakat 0
5 S-1 farmasi 0
6 D III gizi 1
7 D-IV analis 0
8 D-IV kebidanan 2
9 D-III gizi 1
10 D-III keperawatan 4
11 D-III analis kesehatan 1
12 D-III kesehatan lingkungan --
13 D-III kebidanan 6
14 D-III kesehatan gigi 0
15 D-III farmasi 0
16 D-I bidan 0
17 SPRG 3
18 SPPH 3
19 SMF 1
20 SPK 1
21 Pekarya kesehatan 1
22 SMA (sederajat)/SMK 1
23 Tugas belajar 0
Jumlah 28

b. Jumlah PNS berdasarkan pangkat dan golongan yaitu:

Tabel 15

28
Jumlah PNS Tk golongan pada PUSKESMAS Sawangan
Tahun 204
No Tingkat golongan Banyaknya %
(orang)
1 Pembina (IV) 2 3.77
2 Piñata tingkat ( (III/d) 7 20.75
3 Penata (III/c) 6 16.98
4 Penata muda tingkat I (III/b) 4 28.30
5 Penata muda (III/a) 3 5.66
6 Pengatur tingkat I (II/d) 2 7.55
7 Pengatur (II/c) 2 16.98
28 100.0

B. Pembahasan
Menurut hasil wawancara kami dengan narasumber, dr Devintha , selaku
kepala PUSKESMAS Sawangan memiliki hasil sebagai berikut. SIMPUS di
PUSKESMAS Sawangan sudah berjalan dengan cukup baik. SIMPUS dirasakan
sangat mendukung dalam kegiatan di PUSKESMAS Sawangan . Peningkatan
kinerja serta kualitas terutama di bidang pencatatan sangat dirasakan sejak
SIMPUS dijalankan, seperti petugas mampu menjalankan tugas dengan lebih
cepat dan meningkatkan produktifitas.
Pencatatan dan pelaporan data-data pasien di PUSKESMAS sebagian besar
sudah menggunakan sistem SIMPUS. SIMPUS di PUSKESMAS Sawangan 2
telah didukung oleh konektifitas internet (wifi) yang memadai. Begitupula dengan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) telah didukung
dengan komputer dan software SIMPUS yang baik. SIMPUS di PUSKESMAS
Sawangan 2 dikenal juga dengan nama SIMPUS PUSKESMAS. Selain itu
SIMPUS di PUSKESMAS Sawangan 2 juga memiliki sistem enkripsi keamanan
sehingga keamanan data yang berasa di dalam komputer dan server terjaga.

29
Namun SIMPUS di PUSKESMAS Sawangan 2 memiliki beberapa
kendala, yaitu kurangnya SDM yang mumpuni dalam menggunakan software
SIMPUS, sehingga kegiatan SIMPUS kebanyakan masih dilakukan oleh tenaga
medis.
Walaupun pencatatan data menggunakan SIMPUS, namun data-data
tersebut seringkali masih tertahan di ruangan. Penyatuan datanya masih
menggunakan teknik sederhana Yaitu Menggunakan Sistem Pencatatan Dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) sebagai sistem pelaporan tiap bulan.
Begitu pula apabila terjadi error atau gangguan jaringan maupun perangkat
keras, perbaikan sering mengalami kesulitan dikarenakan sulitnya menemukan
SDM yang bisa memperbaiki kerusakan. Pelaporan gangguan yang dilakukan
oleh pihak PUSKESMAS kepada dinas kesehatan mendapat feedback yang
kurang baik dan cenderung lambat di pihak Dinas Kesehatan.
Secara keseluruhan pengguna SIMPUS di PUSKESSMAS Sawangan 2
merasa puas dengan sistem kinerja SIMPUS di PUSKESMAS Sawangan 2 .
Untuk kedepannya Kepala PUSKESMAS 2 berharap pemerintah bisa
menyediakan SDM-SDM yang handal dalam perbaikan kerusakan. Selama ini
kerusakan banyak diperbaiki oleh pihak PUSKESMAS sendiri, terutama oleh
kepala PUSKESMAS.2

BAB V
Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan sistem manajemen


informasi PUSKESMAS di PUSKESMAS Sawangan 2 diperoleh kesimpulan yaitu:

30
1. Pencatatan dan pelaporan data-data pasien di PUSKESMAS sebagian besar
sudah menggunakan sistem SIMPUS. SIMPUS di PUSKESMAS Sawangan
2 telah didukung oleh perangkat yang memadai
2. PUSKESMAS Sawangan 2 memiliki kendala, yaitu kurangnya SDM yang
mumpuni dalam menggunakan software SIMPUS, sehingga kegiatan
SIMPUS kebanyakan masih dilakukan oleh kepala PUSKESMAS.
3. Pencatatan data menggunakan SIMPUS, namun data-data tersebut seringkali
masih tertahan di ruangan. Penyatuan datanya masih menggunakan teknik
sederhana Yaitu Menggunakan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) sebagai sistem pelaporan tiap bulan
4. Pelaporan gangguan yang dilakukan oleh pihak PUSKESMAS kepada dinas
kesehatan mendapat feedback yang kurang baik dan cenderung lambat di
pihak Dinas Kesehatan

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan sistem manajemen informasi di
PUSKESMAS Sawangan 2 dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya penelitin tentang SIMPUS ini di perpustakaan dan
menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi PUSKESMAS Sawangan 2
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap SIMPUS di
PUSKESMAS.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk lebih mengembangkan dan meneliti tentang SIMPUS baik di
PUSKESMAS Sawangan 2 maupun di PUSKESMAS lainnya.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan dan pengembangan
SIMPUS

31
5. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam
penelitian selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan SIMPUS.

32
DAFTAR PUSTAKA

Budi S., Surawan Setyo. 2016. PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP

KEMANFAATAN DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM

INFORMASI BARU. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SBI.

http://www.amaypk.ac.id/download/Persepsi_Pengguna_Terhadap_Kemanfaa

tan_dan_Kemudahan_Penggunaan_Sistem_Informasi_Baru.pdf

CAHYADI, PREMATUR ALFIAN. 2019. PENGARUH KEBERHASILAN

DIRI ATAS PENGGUNAAN KOMPUTER, PERSEPSI KEMUDAHAN, DAN

PERSEPSI KEGUNAAN TERHADAP MINAT PENGGUNAAN APLIKASI

SIMPUS PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN NGAWI. Malang. s

Universitas Brawijaya Malang. http://download.portalgaruda.org/article.php

%3Farticle%3D285288%26val%3D6467%26title%3DPENGARUH

%2520KEBERHASILAN%2520DIRI%2520ATAS%2520PENGGUNAAN

%2520KOMPUTER

Fatmawati, Endang. 2015. TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

UNTUK MENGANALISIS PENERIMAAN TERHADAP SISTEM INFORMASI

PERPUSTAKAAN. Jurnal Iqra. http://oaji.net/articles/2015/1937-

1430107374.pdf

KEMENKES RI. 2011. SIKDA Generik. Jakarta. KEMENKES RI.

33
https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK

EwikqPHNusnQAhXFNY8KHZORCyEQFggdMAA&url=http%3A%2F

%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin

%2Fbuletin%2Fbuletin-sikda-

generik.pdf&usg=AFQjCNE3i50J0QXicPqA2OMniU7qcEsZKA&sig2=VtC

GvCOjgMmVIEWntqfh-A&bvm=bv.139782543,d.c2IKEMENKES RI. 2011.

Pedoman Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta.

KEMENKES RI. http://repository.mdp.ac.id/ebook/library-sw-hw/linux-1/e-

health/docs/Pedoman%20SIK%20-%20rancangan%203.3.2.pdf

Kinasih, Renditya Sakti Ksatria. 2011. SISTEM INFORMASI PELAYANAN

KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

( PUSKESMAS ) PURWANTORO II DI KABUPATEN WONOGIRI JAWA

TENGAH. YOGYAKARTA. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM.

http://repository.amikom.ac.id/files/publikasi_07.12.2355.pdf.

Kominfo banjarbaru. 2019. Sejarah Kota Banjarbaru. Banjarbaru.

http://banjarbarukota.go.id/sejarah-kota-banjarbaru/

MARANTIKA, VYASTI LUSIANA. 2012. EVALUASI PENERAPAN SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) BERBASIS

KOMPUTER DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

34
DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TAHUN

2012. Semarang. Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

http://eprints.dinus.ac.id/7607/1/abstrak_10392.pdf

MENTERI KESEHATAN RE-PUBLIK INDONESIA. 2019. PERATURAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN

2019 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA DALAM

SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI. Jakarta. MENTERI

KESEHATAN RE-PUBLIK INDONESIA.

http://dinkes.mataramkota.go.id/wp-content/uploads/2016/04/permenkes-

no-92-thn-2019-1.pdf

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 2019. PERATURAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2019

TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT. Jakarta. MENTERI

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/permen-kesehatan-nomor-

75-tahun-2019-tentang-pusat-kesehatan-masyarakat.pdf, Diakses tanggal 22

November 2016.

Nurul Dwi Suryani, Solikhah. 2013. SISTEM PENCATATAN DAN

PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH DINAS

KESEHATAN KABUPATEN DOMPU PROVINSI NTB. Yogyakarta.

Universitas Ahmad Dahlan. https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahU

35
KEwiTj7KT8dHQAhUIOo8KHdAkBmAQFgghMAE&url=http%3A%2F

%2Fjournal.uad.ac.id%2Findex.php%2FKesMas%2Farticle%2Fdownload

%2F1022%2F758&usg=AFQjCNEUfGkUpUScgeuKpM25qoiwT7aF0Q&

sig2=nE1NEnrl0sD5MgCowq0k3A

Presiden Republik Indonesia. 2019. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2019 TENTANG SISTEM INFORMASI

KESEHATAN. Jakarta. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK

EwiGiYPWt8nQAhVEu48KHSfLAJQQFghNMAc&url=http%3A%2F

%2Fbinfar.kemkes.go.id%2F%3Fwpdmact%3Dprocess%26did

%3DMTQyLmhvdGxpbms%3D&usg=AFQjCNGyL-

Qhq1juEdwOoSN75AHQFEmwYA&sig2=TWvx3Amt9RerTuxVB8pmog&b

vm=bv.139782543,d.c2IPUTRI, AISIYAH TRI ANNISA. 2013. ANALISIS

SISTEM PENCATATAN

DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3) DENGAN PENERAPAN SIMPUS DI

PUSKESMAS KARANGMALANG SEMARANG TAHUN 2012 – 2013.

SEMARANG. UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO.

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK

EwiDtODo8LzQAhXEMo8KHa7IB0c4ChAWCBgwAA&url=http%3A%2F

%2Fejournal.unesa.ac.id%2Farticle

36
%2F18671%2F42%2Farticle.pdf&usg=AFQjCNHLrqlY4qWLIxSujAJtJdJHf

pmKmw&sig2=wonuFPOsCZDcFB_UvKXTmw&bvm=bv.139782543,d.c2I.

Diakses tanggal 22 November 2016.

Suryana. 2010. METODOLOGI PENELITIAN Model Praktis Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. UNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA.

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602

1986011-SURYANA/FILE__7.pdf

Tirzanny V. M. Rondo, F. J. O. Pelealu , Franckie R. R. Maramis. 2013.

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI

PUSKESMAS KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Manado.

Universitas Sam Ratulangi Manado. http://fkm.unsrat.ac.id/wp-

content/uploads/2013/08/TIRZANY-RONDO-091511076.pdf

VONDEWI, RISNA. 2010. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

INFORMASI PUSKESMAS ( Studi Kasus: Puskesmas Rawat Inap

Simpang Tiga Pekanbaru). PEKANBARU. UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU. http://repository.uin-

suska.ac.id/372/1/2010_201102.pdf

Wahyudi, Ahyar. 2011. ANALISA SISTEM INFORMASI KESEHATAN

37
ONLINE DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS

(SIMPUS). Jakarta. UNIVERSITAS INDONESIA.

http://pkko.fik.ui.ac.id/files/Ahyar%20Wahyudi-Analisa%20Sistem

%20Informasi%20Kesehatan%20Online%20dan%20Sistem%20Informasi

%20Manajemen%20Puskesmas.pdf. Diakses tanggal 22 November 2016.

Wibisono, Setyawan. Munawaroh, Siti. 2012. Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (Simpuskesmas) berbasis Cloud Computing. Semarang.

Universitas Stikubank. https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=15&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK

EwiDtODo8LzQAhXEMo8KHa7IB0c4ChAWCC8wBA&url=http%3A%2F

%2Fetd.repository.ugm.ac.id%2Fdownloadfile%2F72162%2Fpotongan

%2Fdiploma-2019-320336-

chapter1.pdf&usg=AFQjCNHlceu4Lc7sjtb2Met6nFjTEXPSBQ&sig2=lyu8R

XBr4K3DPgCGUQedPQ&bvm=bv.139782543,d.c2I. Diakses tanggal 22

November 2016

Wikipedia. 2016. Kota Banjarbaru. Banjarbaru.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banjarbaru.

38
39

Anda mungkin juga menyukai