A. Latar belakang
Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup
serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Kesulitan pengambil
kebijakan dalam pengambil keputusan yang tepat karena keterbatasan atau ketidaktersedian data
dan informasi yang akurat, tepat dan cepat. Hasil evaluasi Pusat Data dan Informasi tahun 2007
terhadap Sistem Informasi Kesehatan diketahui bahwa data yang ada tidak adekuat, dengan
komponen penilaian sumber daya (47%), indikator (61%), sumber data (51%), kualitas data (55%),
penggunaan dan diseminasi data (57%) serta tidak adekuat sama sekali untuk managemen data
(35%). Hasil ini senada dengan evaluasi yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010-2014
yang menemukan permasalahan pada sistem informasi kesehatan di Indonesia. Keberadaan data
diera desentralisasi menjadi lemah, kebutuhan data dan informasi untuk evidance planning tidak
tersedia tepat waktu, meskipun Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online sudah
terintegrasi.
Salah satu Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas (SIMPUS) di Indonesia adalah Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang merupakan serangkaian kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014. Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan
pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas.
Sistem pelaporan ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun
untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan
pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep
wilayah kerja puskesmas. SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas)
merupakan bahan evaluasi keberhasilan program dan peningkatan pelayanan puskesmas
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Puskesmas dan SP2TP adalah dua hal yang sangat penting dalam dunia kesehatan.
Laporan SP2TP pada puskesmas memiliki peran yang sangat penting sehingga proses
pencatatan dan pelaporan perlu disamakan format dan prosedurnya. Sistem informasi ini
merupakan sistem yang berintegrasi dari seluruh puskesmas dan dinas kesehatan.
SP2TP adalah proses pencatatan dan pelaporan untuk pengelolaan data puskesmas
secara keseluruhan, seperti : tenaga, sarana, kegiatan pokok yang dilakukan. SP2TP
mencakup semua unit pelaksana kegiatan termasuk Bidan desa, puskesmas pembantu,
puskesmas keliling.
Jenis data puskesmas dalam SP2TP meliputi:
• Jumlah kesakitan,
• Pemakaian dan permintaan obat
• Kegiatan pokok
• Demografi (kependudukan) di wilayah kerja
• Karyawan dan staf
• Sarana
B. Tujuan
SP2TP bertujuan untuk menyediakan data yang akurat, tepat waktu, dan mutakhir
secara teratur. Pelaksanaan ini dilakukan pada semua jenjang administrasi sesuai dengan
aturan yang berlaku sebagai bahan pengambilan keputusan.
C. Manfaat
SP2TP sangatlah penting mengingat data hasil kegiatan Puskesmas menjadi
informasi di Puskesmas dan setiap jenjang administrasi diatasnya, sehingga bermanfaat
untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat serta merumuskan
cara penanggulangan secara cepat dan tepat.
D. Proses
Proses SP2TP meliputi empat kegiatan utama,yaitu :
1. Pencatatan
Pencatatan diperoleh dari masing-masing program yaitu laporan bulanan data
kesakitan (LB1), laporan bulanan pemakaian dan lembar per mintaan obat (LB2),
laporan gizi, KIA, imunisasi dan pemberantasan penyakit menular (LB3), serta
laporan bulanan kegiatan puskesmas (LB4). Data perlu dicatat, dianalisis dan dibuat
laporan.
2. Pelaporan
Pelaporan bersifat terinci,objektif, jelas dan lengkap. Kegiatan ini memerlukan data
informasi yang tepat dan akurat, sehingga pelaporan ini tidak diragukan
kebenarannya.
3. Pelaksanaan
SP2TP bertujuan untuk menyediakan data yang akurat, tepat waktu, dan mutakhir
secara teratur. Pelaksanaan ini dilakukan pada semua jenjang administrasi sesuai
dengan aturan yang berlaku sebagai bahan pengambilan keputusan.
4. Pengawasan
Pengawasan dilakukan untuk mengecek kelengkapan data SP2TP serta untuk
menganalisa data SP2TP yang dilaporkan. Pengawasan dilakukan ditingkat
puskesmas dan di dinas kesehatan. Pengawasan ditingkat puskesmas dilakukan oleh
Kepala Puskesmas di setiap masing-masing puskesmas pada setiap laporan SP2TP
sebelum dikirim ke Dinas Kesehatan. Sedangkan pengawasan yang dilakukan pada
SP2TP di tingkat dinas kesehatan dilakukan setiap laporan yang masuk ke dinas
kesehatan yaitu analisis oleh petugas SP2TP dan kepala dinas kesehatan.
E. Tinjauan Program
a) Aspek Input
i. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan faktor masukan (input) terpenting
dalam mencapai keberhasilan. Seperti halnya puskesmas sebagai
organisasi pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab penuh dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di kecamatan.
Tenaga administrasi kesehatan di puskesmas non rawat inap minimal 3
orang agar sistem dapat berjalan sesuai prosedur yang baik dan harus
memiliki kompetensi, kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang harus dimiliki petugas SP2TP, dalam pelaksanaan
SP2TP petugas harus memahami bidang kesehatan baik aspek klinis
maupun program kesehatan, petugas SIP juga harus mampu
melakukan kegiatan statistik bidang kesehatan, memiliki kemampuan
dalam bidang teknologi dalam bidang informasi. Kemampuan dalam
bidang teknologi informasi semua petugas puskesmas sudah dapat
menggunakan perangkat keras. Tidak adanya petugas khusus yang
membantu dalam kelancaran diprogram SP2TP dan kurangnya
koordinasi dari antar petugas akan membuat kegiatan pencatatan dan
pelaporan berjalan kurang maksimal.
ii. Fasilitas
Sarana dan prasarana yang seharusnya ada untuk mendukung SP2TP
adalah komputer, formulir laporan, jaringan internet, dan alat
transportasi dalam penyampaian laporan SP2TP. Jika sarana
pendukung pelaksanaan SP2TP sudah tersedia di Puskesmas tetapi
belum di manfaatkan secara optimal ini menjadi salah satu kendala
pelaksanaan SP2TP di Puskesmas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan Pasal 1
Ayat 6 menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu
alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
iii. Dana
c) Aspek Output
DAFTAR PUSTAKA
SUCIONO, LAURA, FIRDAWATI FIRDAWATI, AND EDISON EDISON.
"ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI KOTA PADANG TAHUN 2018." JURNAL
KESEHATAN ANDALAS 8.3 (2019): 700-707.
HERAWATI, SRI, AND MOH ADI PURNOMO. "RANCANG BANGUN SISTEM
INFORMASI PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS."
MULTITEK INDONESIA 10.1 (2016): 39-47.
MAJID, MAKHRAJANI, AND DARMAWAN UKKAS. "KAJIAN SISTEM
PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LAKESSI KOTA PAREPARE." JURNAL ILMIAH MANUSIA
DAN KESEHATAN 2.3 (2019): 401-409.
TABANG, N. C. KARYA TULIS ILMIAH LITERATURE REVIEW TINJAUAN
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN PADA SISTEM PENCATATAN DAN
PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP).