PENDAHULUAN
Pembangunan upaya kesehatan masyarakat dilakukan diseluruh pelosok Jawa Barat, melalui
keberadaan Puskesmas, Puskesmas dengan Ruang Perawatan, Puskesmas pembantu,
Puskesmas Keliling dan juga keberadaan Bidan di Desa.
Fungsi indtitusi kesehatan terdepan (Puskesmas) tidak sekedar sebagai pemberi pelayanan
kesehatan saja, namun juga melaksanakan berbagai program pembangunan kesehatan
masyarakat baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif bahkan terkadang sampai
rehabilitasi. Disamping itu pembinaan terhadap sarananya baik milik pemerintah maupun
swasta dan penggerakan peran serta masyarakat di bdang kesehatan yang berada di wilayah
kerjanya yang menjadi tanggung jawabnya.
Semua pelaksanaan kegiatan tersebut diatas perlu dicatat dan dilaporkan secara teratur, tepat
waktu dan dengan pengisian data yang benar.
Dalam era pembangunan ini keberadaan data dan informasi memegang peran yang sangat
penting. Data yang benar-benar akurat, terpecaya, bersinambungan, tepat waktu dan
mutakhir, sangat diperlukan dalam pengelolaan program, perencanaan,
pemantauanpelakasanan program dan proyek serta kegiatan yang akan dilakukan.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) Revisi I mulai dilaksanakan pada tahun
1996, sebagai penyempurnaan terhadap bentuk pelaporan yang ditetapkan pada tahun 1981.
Perkembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) telah mengalami
perubahan-perubahan sejak tahun 1996 sampai sekarang dalam upaya pembenahan untuk
penyesuaian pemanfaatan data yang selalu berubah-rubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan waktu.
Dari hasil supervisi dan pemantauan yang dilaksanakan oleh tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota ke Puskesmas, masih banyak hal-hal yang menjadi halangan dalam
melaksanakan SP3 baik menyangkut tentang pencatatan, pengolahan maupun pelaporannya.
Hal-hal yang berakibatkan laporan SP3 menjadi tidak lengkap, tidak tepat waktu dan
kebenarannya yang diragukan dapat diindentifikasikan antara lain meliputi :
1. Data yang dilaporkan tidak semuanya dapat dimanfaatkan baik dari aspek monitoring
maupun dari aspek evaluasi;
2. Tidak adanya atau kurang petugas khusus di bidang informasi baik di tingkat
Puskesmas maupun ditingkat yang lebih tinggi;
3. Kurangnya sarana dan prasarana untuk pencatatan, pengolahan maupun pelaporan;
4. Kurang trampilnya petugas penyedia, pengumpul dan pengolah data dan pembuat
laporan;
5. Kurangnya tingkat kesadaran petugas akan pentingnya dan manfaatnya Data dan
Informasi;
6. Semua kegiatan harus dicatat selengkap mungkin, meskipun yang dilaporkan terbatas.
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan informasi, maka tahun 2008, sistem pelaporan ini
disempurnakan kembali sebagai Revisi II. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)
Revisi II merupakan SP3-Program yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan para
pemegang, pengelola maupun pelaksanaan program di masing-masing tingkatan administrasi.
Oleh karena itu bukanlah sesuatu yang mengada-ada kalau dalam penyusunan SP3, para
pemegang, pengelola atau pelaksana program disemua tingkatan administrasi mempunyai
peran yang sangat penting demi tercapainya Evidence Based.
Dalam buku ini disajikan tentang Tujuan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas, Cara
Pengisian, Pengertian-pengertian dan batasan-batasan operasional yang dipergunakan.
BAB. II
TUJUAN
1. A. TUJUAN UMUM :
1. B. TUJUAN KHUSUS :
1. Tercatatnya semua data dari hasil kegiatan Puskesmas dan data yang berkaitan
dalam format-format yang telah ditentukan dengan benar dan
bersinambungan;
2. Terlapornya data tersebut di jenjang administrasi yang lebih tinggi sesuai
dengan kebutuhan dan mempergunakan format yang telah ditetapkan secara
benar, berkelanjutan dan teratur;
3. Terolahnya data tersebut menjadi informasi di Puskesmas dan disetiap jenjang
administrasi di atasnya, sehingga bermanfaat untuk mengetahui permasalahan
kesehatan yang ada di masyarakat serta merumuskan cara penanggulangan
secara tepat;
4. Diperolehnya kesamaan pengertian tentang Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas (SP3), meliputi Batasan Operasional, tatacara pengisian format,
pengolahan data dan informasi dan Mekanisme pelaporannya;
5. Mantapnya pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)
disemua jenjang administrasi, sehingga dapat berhasil guna dan berdaya guna
dalam pengelolaan upaya kesehatan masyarakat;
6. Diperolehnya satu sumber data yang dapat dipakai, dimanfaatkan data dengan
benar, akurat dan sama;
BAB. III
PENGORGANISASIAN
A. TINGKAT PUSKESMAS
Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
menolong penderita gawat darurat berupa tindakan operatif terbatas maupun perawatan
sementara di ruangan rawat inap denagn tempat tidur rawat inap. Merupakan Pusat Rujukan
Antara melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke rumah sakit.
1. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung
dan Lintas Sektoral
2. Mengolah Data dan menganalisa menjadi informasi yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan
3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Memelihara Bank Data
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen Puskesmas
6. Memberikan pelayanan data dan Informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan pusat jaringan informasi di tingkat bawah sebagai ujung tombak
segala informasi yang ada. Adapun anggota jaringannya meliputi :
Poskestren
a. Kepala Puskesmas :
b. Koordinator :
c. Pemegang Program :
1. Mencatat dan mengumpulkan data baik dari Puskesmas maupun Lintas Sektoral
2. Mengolah Data dan menganalisa menjadi informasi yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan
3. Membuat Umpan Balik Laporan SP3 ke Puskesmas setiap 3 bulan sekali
4. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Provinsi
5. Memelihara Bank Data
6. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen Kabupaten/Kota
7. Memberikan pelayanan data dan Informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
b. Koordinator SP3 :
c. Pemegang Program :
Mengadakan validasi dan koreksi data SP3 yang diterima dari koordinator SP3
Kabupaten/Kota.
Menganalisis hasil olahan data tersebut dan membuat laporan narative serta
melaksanakan tindak lanjut kegiatan sesuai hasil analisa data.
Membantu kelancaran pelaksanaan SP3 di Puskesmas dan Kabupaten/Kota
Mengikuti pertemuan berkala SP3 setiap 3 bulan sekali dan memberikan bahasannya.
C. TINGKAT PROPINSI :
1. Mencatat dan mengumpulkan data baik dari Kabupaten/Kota maupun Lintas Sektoral
2. Mengolah Data dan menganalisa menjadi informasi yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan
3. Membuat Umpan Balik Laporan SP3 ke Kabupaten/Kota setiap 6 bulan sekali
4. Memelihara Bank Data
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen Provinsi
6. Memberikan pelayanan data dan Informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
c. Koordinator SP3 :
d. Pemegang Program :
Mengadakan validasi dan koreksi data SP3 yang diterima dari koordinator SP3
Kabupaten/Kota.
Mengirimkan hasil koreksinya ke koordinator SP3.
Menganalisis hasil olahan data tersebut dan membuat laporan narative serta
melaksanakan tindak lanjut kegiatan sesuai hasil analisa data.
Membantu kelancaran pelaksanaan SP3 di Puskesmas dan Kabupaten/Kota
Mengikuti pertemuan berkala SP3 setiap 3 bulan sekali dan memberikan bahasannya.
BAB. IV
PETUNJUK PENGISIAN
Dalam pelaksanaan Sistem Pencatatan dan pelaporan Puskesmas perlu diketahui beberapa
batasan tentang istilah yang digunakan untuk mendapatkan kesamaan pengertian, sehingga
pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan benar dan sama.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas adalah pencatatan dan pelaporan yang harus
dibuat oleh Puskesmas dan direkapitulasi disetiap tingkatan administrasi dengan waktu
tertentu.
1. A. FORMAT LAPORAN .
Untuk berbagai data yang dikumpulkan melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
digunakan Formulir standar yang terdiri dari 6 jenis laporan sebagai berikut yaitu :
1. B. FREKUENSI LAPORAN.
Pada Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas, Frekwensi dan Periode disesuaikan
dengan Jenis Data yang dikumpulkan :
1. Laporan Bulanan (LB-1, LB-3, LB-4) dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten
/ Kota paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya
2. Laporan Tahunan (LSD-1, LSD-2, LSD-3) dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota paling lambat pada tanggal 10 Januari tahun berikutnya.
3. Laporan Bulanan tersebut dikirimkan setiap bulan ke Dinas Kesehatan Provinsi paling
lambat pada tanggal 15 bulan berikutnya melalui disket/CD atau e-mail dengan
alamat : datinjabar@yahoo.co.id
4. Laporan Tahunan tersebut dikirmkan setiap tahun ke Dinas Kesehatan Provinsi paling
lambat tanggal 15 Januari tahun berikutnya melalui disket/CD atau e-mail.
Dalam petunjuk pengisian ini tidak dijelaskan hal-hal yang sudah cukup jelas. Penjelasan
mengenai arti, pengertian dari variable dijelaskan khusus dalam batasan operasional.
Agar Data/Informasi yang diperoleh berbasis Desa/Kelurahan, maka untuk mengisi Laporan
ini, Puskesmas mengisi Data per-Desa/Kelurahan yang ada di wilayah kerja dan Luar
Wilayah kerja Puskesmas sesuai dengan kunjungan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kode Puskesmas adalah kode indentitas Puskesmas yang terdiri atas 11 digit alfanumerik
yaitu:
Kasus penyakit yang dilaporkan berbasis Desa/Kelurahan, baik berasal dari wilayah maupun
luar wilayah kerja Puskesmas
Data kesakitan yang dilaporkan dalam LB 1, juga mencakup data kesakitan yang sebelumnya
telah dilaporkan baik melalui W1 maupun W2.
PETUNJUK UMUM
1. LB-1 terdiri dari 10 halaman
2. LB-1 terdiri dari 18 kelompok penyakit dan 224 variabel penyakit
3. LB-1 dilaporkan setiap bulan, setiap awal bulan, bulan berikutnya
4. Kode Puskesmas terdiri 8 digit, diisi sesuai kode Puskesmas masing-masing
5. Puskesmas, diisi dengan nama Puskesmas sesuai dengan SK Puskesmas
6. Setiap membuat laporan dituliskan Kode Puskesmas, Nama Desa/Kelurahan, Nama
Puskesmas, Nama Kecamatan, Nama Kabupaten/Kota, Provinsi asal, Nama Bulan dan
Tahun yang jelas.
7. Nama-nama penyakit yang dilaporkan disesuaikan dengan nomor ICD X.
8. Data Kesakitan yang dilaporkan dalam LB-1 juga mencakup data kesakitan yang telah
dilaporkan dalam W-1 dan W-2
9. Bulan : diisi dengan bulan pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan
10. Tahun : diisi lengkap tahun berjalan
11. Laporan ini mencakup data dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu dalam wilayah
kerja Puskesmas, penderita dalam gedung Puskemas maupun luar gedung Puskesmas
(pengobatan, perawatan dilakukan di rumah, di panti, di posyandu dan melalui
Puskesmas Keliling) dan Jejaring Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
12. LB-1 terdiri dari 10 halaman, rangkap 2 (dua) yang masing-masing ditujukan kepada :
1. Setiap lembar laporan harus diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu Pelaksana Program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
2. Laporan ini diisi dengan data yang terkumpul selama 1 bulan.
3. Kolom yang telah di arsir, tidak perlu diisi.
4. Telitilah sebelum ditanda-tangani oleh Penanggung jawab dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Cantumkan nama dan NIP dengan jelas.
PETUNJUK KHUSUS
1. Kolom menurut kelompok umur diisi dengan angka sesuai dengan jumlah penderita
yang ditemukan, dirawat dan berobat jalan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling dan Jejaring Puskesmas pada kelompok umur tersebut. Bila tidak
ditemukan penyakit pada kelompok umur tersebut isilah dengan angka 0 (nol).
2. Kelompok umur dibagi menjadi 12 kelompok umur yaitu
1. Kolom 4 s/d 27 ; merupakan Kasus Baru menurut golongan umur dan jenis kelamin
2. Kolom 28, Kolom 29; merupakan penjumlahan dari Kolom 4 s/d 27 Kasus Baru
menurut jenis kelamin
3. Kolom 30; merupakan penjumlahan kolom 28 + kolom 29
4. Kolom 31, Kolom 32; merupakan Jumlah Kasus Lama menurut jenis kelamin
5. Kolom 33; merupakan penjumlahan kolom 33 + kolom 34
6. Kolom 34 ; merupakan penjumlahan kolom 30 + kolom 33
7. kolom 35; merupakan Jumlah Peserta Keluarga Miskin (GAKIN)
8. Nama dan Kode penyakit diisi sesuai dengan ICD 10, menyangkut daftar kategori
penyakit 3 angka atau 4 angka dari ICD-10.
9. Kelompok Penyakit terdiri dari :
10.
ICD 10
1. A 00 B 99 Penyakit Infeksi dan parasit tertentu
1. C 00 D 48 Penyakit Neoplasma
ICD 10
1. J 00 J 99 Penyakit Sistim Pernafasan
1. 10. Nama dan Kode penyakit diisi sesuai dengan ICD 10,
menyangkut daftar kategori penyakit 3 angka atau 4 angka dari ICD-10.
Laporan bulanan kegiatan Puskesmas (LB 3) merupakan laporan bulanan Program KIA/KB,
Gizi, dan Pemberantasan Pencegahan Penyakit, termasuk pelayanan baik di dalam gedung
maupun luar gedung Puskesmas dan Jejaring Puskesmas yang berada di wilayah kerja
Puskesmas.
PETUNJUK UMUM .
1. Data yang dilaporkan dalam format laporan LB-3 adalah semua data pelayanan baik
dari dalam gedung Puskesmas maupun dari luar gedung Puskesmas (Posyandu, Pos
Immunisasi, sekolah, Bidan di desa, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu) dan
Jejaring Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
2. Format laporan LB-3 mencakup laporan kegiatan KIA/KB, Gizi, Pemberantasan
Pencegahan Penyakit (Immunisasi, Pengamatan Penyakit Malaria, Demam berdarah
Dengue (DBD), Filariasis, Rabies, Anthraks, Pes, Flu Burung /AI, Diare, TBC, Kusta,
Keracunan Makanan, ISPA, Penyakit Kelamin dan HIV/AIDS)
3. Format laporan terdiri dari 6 halaman :
1. Isilah kolom dengan angka. Bila tidak ada data makan isilah dengan angka 0 (nol).
2. LB-3 terdiri dari 6 halaman, rangkap 2 (dua) yang masing-masing ditujukan kepada :
1. Laporan harus diisi dengan kode Puskesmas, nama Desa/Kelurahan, nama Puskesmas,
Kabupaten/Kota, bulan dan tahun, kemudian diberi tanggal pembuatan dan ditanda-
tangani oleh pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
2. Setiap lembar laporan harus diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
3. Laporan ini diisi dengan data yang tercatat selama satu bulan.
4. Telitilah sebelum ditanda-tangani oleh penanggung jawab dan diketahui oleh kepala
Puskesmas. Cantumkan nama dan NIP dengan jelas.
PETUNJUK KHUSUS
1. Kolom 3; merupakan diisi dengan angka sesuai dengan Jumlah per- Variabel yang
ditemukan, dirawat dan berobat jalan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling dan Jejaring Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Bila tidak
ditemukan isilah dengan angka 0 (nol).
2. Kolom 4; merupakan merupakan diisi dengan angka sesuai dengan Jumlah per-
Variabel Peserta Keluarga Miskin yang ditemukan, dirawat dan berobat jalan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Jejaring Puskesmas yang
ada di wilayah kerja Puskesmas. Bila tidak ditemukan isilah dengan angka 0 (nol).
PETUNJUK UMUM.
1. Data yang dilaporkan dalam format laporan LB-4 adalah semua data pelayanan baik
dari dalam gedung Puskesmas maupun dari luar gedung Puskesmas (Posyandu, Pos
Immunisasi, sekolah, Bidan di desa, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu) dan
Jejaring Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
2. Format laporan LB-4 mencakup laporan Data Sasaran, Kegiatan Pengunjung
Puskesmas, Rawat Jalan, Rawat Inap, Upaya Kesehatan Giigi (Pelayanan Di BP Gigi,
Pelayanan Di UKGS, Pelayanan UKMD), Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Pembinaan Keluarga Rawan, Tindak Lanjut Perawatan Yang Selesai Dibina,
Pembinaan Kelompok Khusus/Panti), Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Mata, Upaya Penyuluhan dan JPKM Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan
Lingkungan, Gizi, Kegiatan Laboratorium dan Kegiatan Transfusi Darah.
3. Format laporan LB-4 terdiri dari 4 halaman :
4. Isilah kolom dengan angka, dalam kotak angka yang telah disediakan. Bila tidak ada
datanya maka isilah dengan angka 0 (nol).
5. LB-4 terdiri dari 4 halaman, rangkap 2 (dua) yang masing-masing ditujukan kepada :
1. Setiap lembar laporan harus diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas
2. Laporan harus diisi dengan kode Puskesmas, nama Puskesmas, Pustu yang ada dan
yang melapor, Kabupaten/Kota, bulan dan tahun, kemudian diberi tanggal pembuatan
dan ditanda-tangani oleh pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas.
3. Laporan ini diisi dengan data selama 1 bulan.
4. Telitilah sebelum ditanda-tangani oleh penanggung jawab dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Cantumkan nama dan NIP dengan jelas.
Laporan Tahunan Sumber Daya Puskesmas (LSD-1) merupakan laporan tahuan kegiatan
pelayanan kesehatan Puskesmas, termasuk pelayanan baik di dalam gedung maupun luar
gedung Puskesmas dan Jejaring Puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
PETUNJUK UMUM .
1. Laporan ini dibuat sekali dalam setahun sekali (data dari bulan Januari s/d Desember).
2. Dilaporkan pada bulan Januari tahun berikutnya.
3. LSD-1 mencakup 2 kelompok yaitu
1. LSD-1 terdiri dari 3 halaman, dan rangkap 2 (dua) yang masing-masing ditujukan
kepada :
1. LSD-1 Lampiran terdiri dari 2 halaman, LSD-1 terdiri dari 3 halaman, dan rangkap 2
(dua) yang masing-masing ditujukan kepada :
1. LSD-1 merupakan Data yang dilaporkan mencakup : Data Umum, Data Keadaan
Sarana Puskesmas dengan Jejaringnya, Data Kesehatan Lingkungan, Data Upaya
Kesehatan Sekolah, Data Peran Serta Masyarakat, Data Kesehatan lain dan data
fasilitas lainnya.
2. LSD-1 Lampiran merupakan Data yang dilaporkan mencakup : Data jenis bangunan
dan Transportasi di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
3. Isilah kolom dengan angka, dalam kotak angka yang telah disediakan. Bila tidak ada
datanya maka isilah dengan angka 0 (nol).
4. Setiap lembar laporan harus diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
5. Laporan harus diisi dengan kode Puskesmas, nama Desa/Kelurahan, nama Puskesmas,
Kabupaten/Kota, bulan dan tahun, kemudian diberi tanggal pembuatan dan ditanda-
tangani oleh pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
6. Telitilah sebelum ditanda-tangani oleh penanggung jawab dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Cantumkan nama dan NIP dengan jelas.
PETUNJUK KHUSUS.
Laporan Sumber Daya Puskesmas (LSD-2) merupakan laporan Tahunan data Tenaga yang
berada di Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu, Bidan desa yang berada di wilayah
kerja Puskesmas.
Jenis Tenaga Kesehatan dikelompokan menjadi 2 kelompok sesuai dengan PP 32 tahun 1996,
yaitu Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan.
1. Doktoral (S3)
2. Pasca Sarjana (S2)
3. Sarjana ( S1)
4. Sarjana Muda / D 3 / Akademi
5. Sekolah Menengah Tingkat Atas
6. Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan SD ke bawah
PETUNJUK UMUM.
1. Laporan ini dibuat Laporan ini dibuat sekali dalam setahun (data dari bulan Januari
s/d Desember).
2. Dilaporkan pada bulan Januari tahun berikutnya.
3. LSD-2 terdiri dari 2 halaman, dan rangkap 2 (dua) yang masing-masing ditujukan
kepada :
1. Data yang dilaporkan mencakup : Data Jumlah dan Jenis Tenaga Puskesmas yang
berada di Wilayah Kerja Puskesmas.
2. Laporan harus diisi dengan kode Puskesmas, nama Puskesmas, Kabupaten/Kota,
bulan dan tahun, kemudian diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
3. Setiap lembar laporan harus diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
4. Telitilah sebelum ditanda-tangani oleh penanggung jawab dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Cantumkan nama dan NIP dengan jelas.
PETUNJUK KHUSUS.
Laporan Sumber Daya Peralatan Puskesmas (LSD-3) merupakan laporan Tahunan data
peralatan yang berada di Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu, Bidan desa yang
berada di wilayah kerja Puskesmas.
PETUNJUK UMUM.
1. Laporan ini dibuat Laporan ini dibuat sekali dalam setahun (data dari bulan Januari
s/d Desember).
2. Dilaporkan pada bulan Januari tahun berikutnya.
3. LSD-3 terdiri dari 4 halaman, dan rangkap 2 (dua) yang masing-masing ditujukan
kepada :
1. Data yang dilaporkan mencakup : Data Peralatan yang ada di Puskesmas, Puskesmas
DTP, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling. Sekolah, .
2. Nama-nama dari peralatan telah dicantumkan di dalam format laporan
3. Bagian yang telah diarsir tidak perlu diisi.
4. Setiap lembar laporan harus diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
5. Laporan harus diisi dengan kode Puskesmas, nama Puskesmas, Kabupaten/Kota,
bulan dan tahun, kemudian diberi tanggal pembuatan dan ditanda-tangani oleh
pelapor yaitu pelaksana program dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
6. Telitilah sebelum ditanda-tangani oleh penanggung jawab dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Cantumkan nama dan NIP dengan jelas.
PETUNJUK KHUSUS.
BAB. V
BATASAN OPERASIONAL
1. A. PENGERTIAN- PENGERTIAN
Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) menganut konsep wilayah
kerja Puskesmas berbasis Data per-Desa/Kelurahan, oleh karena itu mencakup semua
kegiatan yang dilakukan Puskesmas (termasuk bidan desa, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Puskesmas dengan Perawatan dan Jejaring Puskesmas termasuk unit pelayanan
kesehatan swasta).
Pemberian nomor Kode Puskesmas terdiri dari 12 angka, dengan mengikuti pengelompokan
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Puskesmas
PENGUNJUNG PUSKESMAS
Data untuk pengisian banyak Pengunjung Puskesmas diambil dari Buku register Penomoran
yang ada pada addmiting office ( Loket penerimaan pasien atau tempat penjualan karcis yang
dibuat setiap hari) .
1. Pengunjung Baru
Pengunjung Baru adalah pengunjung yang baru pertama kali dating yang akses di Puskesmas
. Setiap Pengunjung Baru diberikan Nomor Rekam Medik dengan menggunakan register
penomoran dan dibuatkan Folder Rekam Medik. Nomor Rekam Medik diberikan hanya 1
(satu) kali seumur hidup
1. Pengunjung Lama
Pengunjung Lama adalah pengunjung yang dating untuk kedua dan seterusnya. yang datang
ke Puskemsas dengan jejaringnya yang sama atau berbeda sebagai kunjungan lama atau
kunjungan baru dengan kasus lama dan kasus baru. Tidak mendapat nomor rekam medik lagi,
tapi dicatat dalam register pendaftaran pasien.
1. B. DEFINISI OPERASIONAL
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
I PENYAKIT INFEKSI DAN PARASIT TERTENTU
A00-A09 PENYAKIT INFEKSI USUS
A00 Kolera Diare mendadak dan
terus menerus, tidak disertai
rasa sakit perut.
Pemeriksaan
laboratorium ditemukan
Vibrio Cholerae di tinjanya.
A01.0 Demam tifoid Gejala Umum :
Demam Paratifoid
adalah Infeksi Usus yang
disebabkan oleh Salmonella
Paratyphi.
A02 Infeksi salmonela lainnya Diare, mual, muntah,
pusing dan nyeri perut.
A03 Shigelosis; Disentri Basiler Diare dengan tinja
tidak Spesifik berdarah dan berlendir.
A04 Infeksi usus karena bakteri Diare, mual, muntah,
lainnya tidak spesifik Kejang / kaku perut.
A05 Keracunan makanan karena Diare, sering muntah
bakteri lainnya dan panas, sakit perut, sakit
kepala
A06 Amubiasis, Disentri Amuba Diare, mual, sakit
perut, tinja bercampur darah
dan lendir.
p Batuk berdahak 3
minggu atau lebih, tidak
sembuh dengan antibiotik
p Pernah mengeluarkan
dahak bercampur dengan
darah.
p Batuk berdahak 3
minggu atau lebih, tidak
sembuh dengan antibiotik
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
p Pernah mengeluarkan
dahak bercampur dengan
darah.
p Demam.
Mengeluarkan dahak
berdarah tanpa didahulukan
oleh gejala batuk
sebelumnya (Pes type paru-
paru sekunder).
A22 Antraks Antraks adalah suatu
penyakit zoonosa yang
disebabkan oleh bacillus
anthracis ditularkan melalui
kulit yang lecet, abrasi/luka,
dapat melalui pernapasan
(inhalasi) dan melalui mulut
karena makan bahan
makanan yg tercemar
kuman antraks
Bercak putih
(Hipopigmentasi) atau
Hiperpigmentasi, atau
bercak kemerahan (eritema)
atau adanya penebalan kulit
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
dan sub kutis (Infitrat) serta
adanya nodul atau benjolan
di bawah kulit.
Hilangnya atau
kurangnya rasa =
Hypesthesia atai
Hypoesthesia pada daerah
bercak.
Makula tersebar
bilateral tetapi asimetris
Permukaan macula
halus dan mengkilap
Infiltrat menyebar.
Dengan distribusi
unilateral, bilateral atau
asimetris.
Permukaan macula
kering dan kasar
Hilang rasa,
hypesthesia maupun
hopoesthesia sangat jelas
Tanda-tanda klinis :
p Demam.
p Kejang-kejang.
p Kesadaran menurun.
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
p Tidak menangis hanya
merintih
Tanda-tanda klinis :
p Biasanya didahului
dengan adanya luka pada
tubuh.
p Kesadaran menurun
p Demam
p Kejang
Diagnosa pasti
ditegakkan dengan
pemeriksaan apus
tenggorokan
Tanda-tanda klinis :
p Panas
p Lehermembengkak
disebut dengan bulls neck.
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
p Sesak nafas disertai
dengan nafas berbunyi
disebut sebagai stridor.
A37 Pertusis/Batuk rejan Disebut Pertusis adalah
penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Bordetella
pertusis
Fase Katarak.
p Berlangsung selama 2
minggu.
Fase Paroksismal.
p Berlangsung pada
minngu ke 4 6.
Fase Penyembuhan =
Konvalesen.
p Berlangsung pada
minggu ke 9 10.
A39 Infeksi Meningokok
A40-A41 Septisemia Manifestasi umum
infeksi disertai gangguan
fungsi organ multipel antara
lain berupa hiperpireksi,
cutis marmoratae,
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
menggigil, gaduh gelisah,
proteinuria
Pemeriksaan
penunjang : leukopenia atau
leukositosis, granulasi
toksik, trombositopenia,
anemia dan CRP positif.
Penurunan kadar
protrombin, fibrinogen
PENYAKIT INFEKSI YANG DITULARKAN
A50-A64
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL
A50 Sifilis kongenital/bawaan Sifilis bawaan sejak
lahir biasanya pada bayi
yang ditularkan oleh ibu
yang menderita IMS
Gejala umum :
matanya banyak sekret
mata sampai tertutup
A51 Sifilis dini Tampak lesi chancre
pada daerah kemaluan.
A54 Infeksi Gonokok Pada Pria : keluarnya
cairan abnormal dari alat
kelamin berupa nanah yang
terjadi secara akut, disertai
rasa sakit / panas waktu
buang air kecil.
Pada Wanita :
seringkali tidak tampak
adanya gejala. Pada
keadaan lanjut maka akan
tampak pembesaran
kelenjar Bartholini dan
Skene di daerah bibir kecil
kemaluan.
A65-A66 PENYAKIT SPIROKAETAL LAINNYA
A66 Frambusia Lesi pertama berbentuk
Papiloma akan muncul di
daerah dimana Treponema
masuk ke dalam tubuh,
berbentuk buah arbei
dengan permukaan basah,
tidak ada nanah.
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
Ditemukan juga
demam, sakit kepala, nyeri
tulang dan persendian.
Papiloma tersebar
disekitar dubur, mulut
vagina.
Makula, papula,
macula-papula, mikro-
papula, plak dan nodule.
Hyperkeratosis
Tampak Gummata,
Ulcerasi.
A70-A74 PENYAKIT LAIN KARENA CHLAMYDIA
A71 Trakoma Kedua mata tampak
merah dan berair
Ditemukan folikel
terutama di konjungitiva
tarsalis superior dan kornea
daerah limbus superior
A80-A89 INFEKSI VIRUS PADA SUSUNAN SARAF PUSAT
A80 Poliomielitis akut Demam waktu mulai
sakit
Rangsangan pada
selaput otak
Reflek Tendon
menurun
Sulit menelan.
Takut air.
Kesadaran menurun,
kejang, ubun-ubun besar
menonjol dan tegang
DEMAM BERDARAH VIRUS dan DEMAM
A90-A99
VIRUS DITULARKAN OLEH ARTROPODA
A90 Demam Dengue Peningkatan suhu
mendadak (39 40 0C
disertai menggigil
Fotofobia
Anoreksia
Konstipasi, nyeri
perut/kolik
Nyeri tenggorokan
Pada keadaan
berikutnya dapat terjadi
kesadaran menurun sampai
syok
A92.0 Chikungunya Demam
Persendiaan sakit
Nyeri otot
Kelainan umumnya
berupa vesikel berkelompok
diatas kulit yang
eritematous.
Timbul merah-merah
pada kulit seluruh tubuh
dan kemudian berisi nanah
karena sering disertai
dengan infeksi sekunder.
Timbul kemerahan
pada kulit
Badan lemas
Mual
Badan lemah
Mual berkepanjangan
sehingga nafsu makan
menurun.
Selaput mata
(konjungtiva) berwarna
kuning.
Pembekakan parotis
yang mula-mula unilateral,
biasanya diawali demam
sakit kepala, anoreksia,
muntah dan nyeri otot
selama 1-2 hari.
Pembekakan ini nyeri pada
perabaan atau pada saat
penedrita makan/minum
sesuatu yang asam
B50-B64 PENYAKIT DISEBABKAN OLEH PROTOSOA
B50 Malaria karena plasmodium Sakit pada otot-otot;
Falsiparum (Malaria sekit kepala; menggigil;
Tropika) demam hingga timbul;
sering disertai dengan
kesadaran menurun.
Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan
plasmodium falciparum.
B51 Malaria karena plasmodium Sakit pada otot-otot;
Vivaks (Malaria Tertiana) sekit kepala; menggigil;
demam mendadak hilang
timbul.
Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan
plasmodium vivax
B52 Malaria karena plasmodium Sakit pada otot-otot;
malaria sekit kepala; menggigil;
demam mendadak hilang
timbul.
Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan
plasmodium malaria
B53.0 Malaria karena Sakit pada otot-otot;
Plasmodium ovale sekit kepala; menggigil;
demam mendadak hilang
timbul.
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan
plasmodium ovale
B53.8 Malaria terbukti secara Demam hilang timbul,
parasitologik tidak sakit pada otot-otot, sakit
terklasifikasikan kepala sampai menggigil.
Pembengkakan
kelenjar getah bening
(limfadenitis) di daerah
lipatan paha, medial
paha/lengan serta ketiak
walaupun tidak ditemukan
adanya luka. Biasanya
tampak benjolan
kemerahan, sakit dan panas.
Pembesaran tungkai,
lengan, buah dada, buah
zakar, yang tampak
kemerahan, panas, sakit
(stadium dini). Biasanya
pembesaran ini dapat
berkurang /menghilang
setelah serangan akut. Bila
serangan timbul berulang
kali, pembesaran menjadi
menetap.
Pemeriksaan
Laboratorium untuk
konfirmasi
B77 Askariasis (Penyakit Kolik perut, sakit perut
Cacing Gelang) mendadak, diare, tidak
nafsu makan dan mudah
lelah
Pemeriksaan
Laboratorium untuk
konfirmasi
B79 Trikhuriasis (Penyakit Diare, mual, sampai
Cacing Cambuk) dengan anemia
Pemeriksaan
Laboratorium untuk
konfirmasi
B80 Enterobiasis Gejala yang khas
adalah gatal-gatal di sekitar
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
anus pada waktu malam
hari saat cacing betina
keluar dari usus untuk
meletakkan telunya di
daerah perianal. Diagnosis
askariasis dan trikhuriasis
dengan menemukan telur
dalam tinja penderita,
sedangkan untuk
enterobiasis dapat
ditegakkan dengan anal
swab karena telur E.
vermicularis tidak
dikeluarkan bersama tinja
penderita.
PEDIKULOSIS, AKARIASIS & GANGGUAN
B85-B89
OLEH KUTU LAINNYA
B86 Skabies Lesi Inflamasi
umumnya terjadi di daerah
genitalia, di antara jari-jari
tangan, di bawah lipat
payudara, lipat ketiak dan
daerah lipatan lunak lainnya
disertai dengan rasa gatal
terutama pada malam hari.
II TUMOR GANAS/NEOPLASMA GANAS
C00-C14 Tumor Ganas bibir, rongga
mulut, faring
C15-C26 Tumor Ganas saluran
pencernaan
C30-C39 Tumor Ganas sistem Batuk, berat badan
pernafasan dan alat di menurun, sakit dada dan
dalam rongga dada sesak nafas
C50 Tumor Ganas Payudara
C51-C58 TUMOR GANAS ALAT KELAMIN WANITA
C53.9 Tumor Ganas Leher Rahim
C54.9 Tumor Ganas Korpus rahim
C56 Tumor ganas indung telur
C60-C63 TUMOR GANAS ALAT KELAMIN PRIA
C61 Tumor Ganas Prostat
D10-D36 TUMOR JINAK
D36 Tumor Jinak Lainnya dan
tidak spesifik tempatnya
TUMOR TERTENTU ATAU TIDAK DIKETAHUI
D37-D 48
PERILAKUNYA
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
D48 Tumor tertentu atau tidak
diketahui perilaku lainnya,
tempat dan tidak spesifik
PENYAKIT DARAH DAN ALAT PEMBENTUK
DARAH dan BEBERAPA KELAINAN YANG
III
BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME
KEKEBALAN (IMUN)
D50 Anemia Defisiensi Besi Lemas, sering
berdebar, lekas lelah dan
sakit kepala
D53.9 Anemia Defisiensi Gizi
D51-D58, D60, D62-D64 Anemia lainnya
PENYAKIT KELAINAN ENDOKRIN, GIZI DAN
IV
METABOLIK
E14 Diabetes Mellitus tidak Penderita dengan
spesifik reduksi urin positif
(benedik atau tes celup
dengan kertas lakmus)
Sering mengeluh
lemah, rasa baal
Gangguan suasana
perasaan/afek, sussana
perasaan/afek tumpul atau
tidak sesuai
Gangguan persepsi :
halusinasi penglihatan,
pendengaran, perabaan,
penciuman, pengecapan.
F23 Gangguan Psikotik akut Gangguan psikosa akut
dan sementara polimorfik tanpa gejala
schizoprenia
Gangguan psikosa
akuta dimana halusinasi,
waham atau gangguan
persepsi nyata tetapi
bervariasi, perubahan dari
hari ke hari atau dari jam ke
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
jam. Emosi berubah-ubah
dengan perubahan perasaan
sementara baik gembira
atau gembira yang luar
biasa, atau kecemasan dan
kerentanan, juga biasanya
terjadi. Berbagai macam
bentuk ini menggambarkan
gambaran klinis dari
psikosa yang tidak
termasuk dalam diagnosa
schizoprenia (F20.-).
Gangguan dimana
terdapat baik gejala
schizoprenik dan manik
dominan, sehingga episode
penyakit tidak dapat
didiagnosis menjadi
schizoprenia atau episode
mania.
Mata merah,
penglihatan tidak kabur,
pedih, kelopak mata
bengkak, terdapat korotan
mata (secret).
H16.9 Keratitis Radang pada kornea
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
Penglihatan menjadi
kabur atau ketajaman
penglihatan menurun.
H25 Katarak senilis Kekeruhan lensa mata
karena usia lanjut
Penglihatan kabur
secara perlahan-lahan.
Melihat seperti
terhalang asap / kabut.
Katarak congenital :
sejak lahir pupil berwarna
putih dan lensa keruh.
Katarak traumatic :
Penglihatan kabur
Presbyopia = Rabun
dekat
p Penglihatan dekat
terganggu
p Kepala pusing
RABUN : tajam
penglihatan > 3/60 dan <
6/18 pada mata terbaik
dengan koreksi terbaik
H57-H59 Gangguan Mata dan Adalah gangguan mata
adneksa lainnya lainnya :
Pterigium :
pertumbuhan selaput di
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
conjunctiva yang dapat
mengenai kornea.
Hordeolum : radang
akut kelenjar minyak
kelopak mata
Chalazion : Radang
khronis kelenjar minyak
kelopak mata
Blepharitis : Radang
pinggir dan pada kelopak
mata
Dacryocystitis : radang
pada saluran air mata
Dacryoadenitis :
Radang pada kelenjar air
mata
Strabismus/juling :
kelainan keseimbangan otot
bola mata Endhoptalmitis
(infeksi yang terjadi pada
intraokuler setelah
mengalami operasi atau
trauma)
PENYAKIT TELINGA DAN PROSESUS
VIII
MASTOIDEUS
H60 Otitis eksterna Radang telinga luar akut
maupun khronis yang
disebabkan karena bakteri,
jamur maupun virus
Otitis Externa
Sirkumskripta (Furunkel) ;
merupakan radang folikel
rambut yang disebabkan
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
kuman stafilokokus aureus
atau. S. Albus
Otomikosis :
merupakan radang karena
jamur, banyak terdapat pada
penduduk tropis dan
penyebabnya aspergillus
niger, candida albicans dan
pityrosporum
Pendengaran
terganggu.
Pemeriksaan otokopik
tampak membran timpani :
suram, mobilitas terganggu,
cairan ditelingan tengah.
H70 Mastoiditis Radang pada tulang
mastoid akibat komplikasi
OMSK
Otoskopik : membran
timpani perforasi, discharge
purulen
Penonjolan pada
dinding posterosuperior
liang telinga (saging)
Udema daerah
postaurikuler, lunak dan
nyeri tekan.
H72 Perforasi membran timpani Pecahnya gendang
telinga akibat infeksi atau
trauma
Otoskopik : membran
timpani merah, menonjol
atau perforasi disertai
discharge
H93 Gangguan telinga lain tidak Tuli kongenital : tuli
spesifik pada bayi yang disebabkan
faktor yang mempengaruhi
kehamilan maupun saat
lahir
Pada pemeriksaan
EKG didapatkan gambaran
depresi atau elevasi segmen
ST
I21 Infark miokard Akut Nyeri dada seperti pada
angina tetapi lama serangan
nyeri > 20 menit dan tidak
bisa hilang walaupun
beristirahat.
Pada progressive
stroke, gejala berkembang,
meluas dan bertambah berat
selama beberapa jam
hingga beberapa hari
sedangkan pada completed
stroke, gejala neurologik
tidak berkembang lagi
I 65-I69 Penyakit Serebrovaskular
tidak spesifik
I 84 Hemoroid (Wasir)
I 95 Hipotensi tidak spesifik Tekanan darah di
bawah normal
I 99 Penyakit Pembuluh darah
lain tidak spesifik
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
X PENYAKIT SYSTEM PERNAFASAN
PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
J00-J06
ATAS AKUT
J00 Nasofaringitis Akuta Diawali rhinitis
(Common Cold) dengan/tanpa conjuctivitis
Pembesaran kelenjar
Limfe leher
Dinding pharynx
hyperemis (merah)
J01 Sinusitis Akuta Nyeri pada daerah
hidung, muka dan sakit
kepala
Sumbatan hidung,
nasal discharge purulent
dan berbau
Mukosa kemerahan
dan post nasal drip
Udem periorbita
(keadaan lanjut)
J02 Faringitis Akuta Infeksi terbatas pada
kelenjar limphe faring dan
tonsil, sering berasal dari
sinusitis
Sering disertai
pembesaran kelenjar limphe
leher.
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
J04 Laringitis dan Trakeitis Sering pada anak umur
Akuta < 5 thn
o Seminggu terakhir
mengunjungi
peternakan yang
sedang berjangkit
KLB Flu Burung
o Kontak dengan
kasus konfirmasi
Flu Burung dalam
masa penularan
o Bekerja pada satu
laboratorium yang
sedang memproses
spesimen manusia
atau binatang yang
dicurigai menderita
Flu Burung
Biasanya sembuh
sendiri dalam 3 5 hari.
Tenggorokan tampak
hyperemia.
Tachypneu, dispneu,
retraksi dinding dada bawah
atau nafas cuping hidung,
sianosis
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
Tanda Pneumonia :
perkusi pekak pada
pneumonia lobaris, ronchi
basah halus nyaring pada
bronkopneumonia dan
bronkofoni positif.
Pada auskultasi
terdengar wheezing dan
akspirasi memanjang.
Pada sondasi
tersangkut
Mulut berbau
Sendi-sendi kaku
Sendi-sendi kaku
Ditemukan proteinuria,
hypoalbuminemia dan
hyperkolesterolemia,
kadang terdapat juga
uremia
N17 Gagal Ginjal Akuta
N20-N21 Batu sistem Warna kemih normal /
kemih(ginjal,ureter, saluran merah seperti air cucian
kemih bawah) daging.
Kadang kencing
berdarah.
N 34 Uretritis dan sindrom
uretral
N40-N42 Gangguan prostat
XV KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
O00 Kehamilan ektopik (di luar
kandungan)
O03 Abortus spontan Abortus adalah
keluarnya hasil konsepsi
sebelum janin mampu
hidup di luar kandungan,
atau keluarnya janin dengan
berat kurang dari 1000
gram atau umur kehamilan
kurang dari 20 minggu.
Berdasarkan bagian
janin yang keluar dari
kandungan, abortus dapat
dibagi menjadi : Abortus
Inkompletus dan Abortus
Kompletus.
Gejala Abortus
Inkompletus:
p Perdarahan pervagina
pada kehamilan kurang dari
20 minggu dengan sebagian
hasil konsepsi telah keluar.
Gejala Abortus
Kompletus :
p Keluarnya gumpalan
darah pervagina pada
kehamilan kurang dari 20
minggu.
Perdarahan masih
ditemukan, tetapi
jumlahnya tidak banyak.
O04 Abortus atas indikasi medis
O05 Abortus lainnya
O10 Hipertensi yang sudah ada
sebelum kehamilan dan
menjadi penyulit pada masa
kehamilan, persalinan dan
nifas.
O13 Pre-eklamsia ringan Keadaan pada masa
kehamilan dengan kenaikan
tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg atau
kenaikan tekanan darah
sistolik lebih dari 30 mmHg
dan atau kenaikan diastolic
lebih dari 15 mmHg yang
terjadi akibat kehamilan.
Gejala :
p Penglihatan kabur
p Muntah-muntah.
p Kesadaran menurun.
O14.0 Pre-eklamsia sedang Keadaan pada masa
kehamilan dengan kenaikan
tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg atau
kenaikan tekanan darah
sistolik lebih dari 30 mmHg
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
dan atau kenaikan diastolic
lebih dari 15 mmHg yang
terjadi akibat kehamilan.
Gejala :
p Penglihatan kabur
p Muntah-muntah.
p Kesadaran menurun.
O14.1 Pre-eklamsia berat Keadaan pada masa
kehamilan dengan kenaikan
tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg atau
kenaikan tekanan darah
sistolik lebih dari 30 mmHg
dan atau kenaikan diastolic
lebih dari 15 mmHg yang
terjadi akibat kehamilan.
Gejala :
p Penglihatan kabur
p Muntah-muntah.
p Kesadaran menurun.
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
O15.0 Eklamsia selama Keadaan pada masa
Kehamilan kehamilan dengan kenaikan
tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg atau
kenaikan tekanan darah
sistolik lebih dari 30 mmHg
dan atau kenaikan diastolic
lebih dari 15 mmHg yang
terjadi akibat kehamilan.
Gejala :
p Penglihatan kabur
p Muntah-muntah.
p Kesadaran menurun.
p Kejang-kejang pada
Bumil biasanya pada
trimester ketiga atau pada
saat persalinan / masa nifas.
O15.1 Eklamsia dalam proses
Melahirkan
O15.2 Eklamsia pada Masa Nifas
O15.3 Eklamsia tidak spesifik
(selama kehamilan atau
persalinan atau nifas)
O16 Hipertensi Maternal
O21 Muntah berlebihan selama Muntah berlebihan
masa kehamilan pada kehamilan
(Hiperemisis)
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
O24 Diabetes Mellitus (Penyakit
Kencing Manis) dalam
kehamilan
O25 Kehamilan dengan
malnutrisi
O42 Ketuban Pecah Dini
O46 Perdarahan Antepartum Perdarahan pervagina
yang terjadi pada kehamilan
diantara umur kehamilan 28
minggu sampai sebelum
kelahiran bayi
Komplikasi kehamilan
ini merupakan keadaan
gawat darurat kebidanan,
karena dapat
mengakibatkan kematian
ibu maupun janin dalam
waktu singkat.
Penyebab perdarahan
antepartum pada umumnya
karena Plasenta Previa dan
Solusio Placenta.
p Perdarahan per-vagina
pada kehamilan 28 minggu
atau lebih.
p Jumlah perdarahan
mungkin sedikit atau
banyak tergantung luasnya
insersi placenta yang
terlepas.
p Perdarahan per-vagina
pada kehamilan 28 minngu
atau lebih.
Gejalanya :
Pembukaan serviks
tetap 3 cm setelah 8
jam inpartu.
Pembukaan yang
belum lengkap
setelah 18 jam
inpartu
KODE ICD
JENIS PENYAKIT GEJALA PENYAKIT
10
p Pada partograf, garis
pembukaan serviks berada
di sebelah kanan garis
waspada
O68 Persalinan dengan penyulit
gawat janin
O72 Perdarahan setelah Perdarahan lebih dari
persalinan 500 ml yang terjadi pada
Kala III persalinan, yang
dapat terjadi sebelum atau
setelah lahirnya
plasenta.Merupakan jenis
komplikasi perdarahan yang
sering terjadi dan
merupakan keadaan gawat
darurat kebidanan yang
menjadi penyebab utama
kematian ibu .
Penyebab perdarahan
post partum yang paling
sering adalah : Atonia
Uteri, Sisa Plasenta atau
Retensio Plasenta dan
Robekan Jalan Lahir.
Gejalanya :
p Perdarahan pervagina
lebih dari 500ml atau 2
gelas, yang terjadi pada
Kala III persalinan (setelah
anak lahir).
A. IBU HAMIL
1. Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1) Akses adalah jumlah kontak pertama ibu hamil
dengan tenaga kesehatan tanpa melihat umur kehamilan, baik di dalam maupun di luar
gedung Puskesmas (Posyandu, Polindes, Kunjungan rumah, Rumah Sakit Pemerintah/ Swasta
dan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
2. Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1) Murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil
dengan tenaga kesehatan pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, baik di dalam
maupun di luar gedung Puskesmas (Posyandu, Polindes, Kunjungan rumah, Rumah Sakit dan
praktek swasta di wilayah kerja puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
dengan standar yang ditetapkan minimal (5T), yaitu:
3. Kunjungan ibu hamil (K4) adalah jumlah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
ke-4 (atau lebih) baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (Posyandu, Polindes,
Kunjungan rumah, Rumah Sakit dan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas) untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang ditetapkan minimal (5T)
dengan syarat :
Hb< 8 gr % ; Tekanan darah tinggi (sistole> 140 dan diastole > 90 mmHg);
infeksi berat/sepsis;
persalinan prematur
kehamilan ganda;
Komplikasi kebidanan yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin
dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/ atau bayi
1. a. Abortus
2. b. Hiperemesis gravidarum
3. c. Perdarahan per vaginam
4. d. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklamsia)
5. e. Kehamilan lewat waktu
6. f. Ketuban pecah dini
6. Ibu Hamil dengan komplikasi yang tertangani/ selamat adalah jumlah ibu hamil yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dapat ditangani/ dilayani di pelayanan dasar dan
rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, RB, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK) dan
selamat
7. Ibu Hamil dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah ibu hamil yang mengalami
risiko tinggi/ komplikasi dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
8. Ibu hamil dengan komplikasi ditangani tetapi meninggal adalah jumlah ibu hamil
yang mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan kemudian meninggal baik disarana pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan.
2. Ibu bersalin dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah ibu bersalin yang
mengalami risiko tinggi/komplikasi dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3. Ibu bersalin dengan komplikasi ditangani tetapi meninggal adalah jumlah ibu
bersalin yang mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan kemudian meninggal baik disarana
pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan.
1. Ibu nifas dengan komplikasi yang tertangani/ selamat adalah jumlah ibu nifas yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dapat ditangani/ dilayani di pelayanan dasar dan
rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, RB, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK) dan
selamat
2. Ibu nifas dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah ibu nifas yang mengalami
risiko tinggi/komplikasi dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
6. Kunjungan nifas (KF 1) adalah pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7
hari.
7. Kunjungan Ibu Nifas (KF Lengkap) adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan
yang berkompeten minimal 3 kali sesuai jadwal untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik didalam maupun diluar gedung puskesmas (termasuk
bidan desa/polindes dan kunjungan rumah), termasuk pemberian vitamin A 2 kali dan
persiapan KB pasca persalinan, dengan ketentuan :
1. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7 hari.
2. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu (8-14 hari) setelah persalinan.
3. Kunjungan nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu (35-42) hari setelah persalinan
8. Jumlah kematian ibu maternal adalah Jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh
penyebab langsung pada kehamilan, persalinan dan nifas (perdarahan, eklamsia, infeksi)
maupun tidak langsung seperti penyakit asma, penyakit jantung, dll.
1. Kematian ibu maternal karena pendarahan : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh pendarahan baik antepartum, intrapartum
maupun postpartum.
2. Kematian ibu maternal karena partus lama : Jumlah kematian ibu pada persalinan
kala II yang disebabkan karena penanganan yang tidak adekuat.
3. Kematian ibu maternal karena infeksi : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh infeksi
4. Kematian ibu maternal karena eklamsia : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh eklamsia
5. Kematian ibu maternal karena abortus : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh abortus.
6. Kematian ibu maternal karena lain-lain : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh keadaan maupun penyakit lainnya
1. Kelahiran Bayi adalah jumlah semua kelahiran bayi di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu
a. BB Bayi lahir < 2.500 gram adalah jumlah bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram
b. BB Bayi lahir 2.500 gram adalah jumlah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih
dari atau sama dengan 2.500 gram
1. Bayi Lahir hidup : Jumlah bayi lahir hidup baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas (termasuk bidan di desa, polindes, di rumah, Rumah Sakit pemerintah/
swasta, RB, Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas)
2. Bayi Lahir Matiadalah jumlah bayi yang pada waktu dilahirkan sudah dalam
keadaan mati atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan (tidak terdengar detik
jantung, tidak teraba denyut tali pusat, tidak bernafas atau tidak ada gerakan).
1. Bayi Lahir Matiberdasarkan tempat persalinan
1. Jumlah Bayi Lahir Mati di rumah adalah bayi lahir mati yang
persalinannya dilakukan di rumah.
2. Jumlah Bayi Lahir Mati di pustu/ polindes adalah bayi lahir mati yang
persalinannya dilakukan di pustu/polindes
3. Jumlah Bayi Lahir Mati di Puskesmas adalah bayi lahir mati yang
persalinannya dilakukan di puskesmas
4. Jumlah Bayi Lahir Mati di RS/RB/BPS adalah bayi lahir mati yang
persalinannya dilakukan di RS/RB/BPS.
5. Kunjungan Neonatal hari ke 1 (KN1) adalah jumlah neonatus umur
24 jam 2 hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai
dengan standar, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
(termasuk bidan di desa, Polindes, kunjungan rumah, Rumah Sakit
pemerintah/ swasta, RB, dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja
puskesmas)
Catatan : jika tidak diketahui jumlah bayi baru lahir maka sasaran neonatus dengan
komplikasi dapat dihitung dari CBR X jumlah penduduk (BPS kab/ kota)
1. Kematian Neonatal Lanjut (8-28 hr)adalah jumlah kematian neonatus umur 8-28
hari, yang disebabkan oleh komplikasi neonatus.
1. a. Kematian Neonatal karena BBLR adalah jumlah kematian neonatus umur
8-28 hari yang disebabkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (< 2500
gr).
2. b. Kematian Neonatal karena Pneumonia adalah jumlah kematian neonatus
8-28 hari yang disebabkan karena pneumonia.
3. c. Kematian Neonatal karena Tetanus Neonatorum adalah jumlah kematian
neonatus umur 8-28 hari yang disebabkan karena penyakit tetanus neonatorum
(kejang-kejang).
4. d. Kematian Neonatal karena infeksi adalah jumlah kematian neonatus
umur 8-28 hari yang disebabkan karena mengalami infeksi.
5. e. Kematian Neonatal karena masalah gangguan pemberian ASI adalah
jumlah kematian neonatus umur 0-7 hari yang disebabkan karena masalah
gangguan pemberian ASI, misalnya : tersedak, aspirasi pneumonia, dll .
6. f. Kematian Neonatal karena masalah hematologi adalah jumlah kematian
neonatus umur 0-7 hari yang disebabkan karena masalah hematologi, misalnya
: kelainan rhesus, gangguan pembekuan darah, dll
7. g. Kematian Neonatal karena lain-lain adalah Jumlah kematian neonatal
umur 8-28 hari yang disebabkan selain penyebab diatas tidak termasuk
kecelakaan.
8. Kunjungan Bayi (29 hari 11 bulan) adalah jumlah kunjungan bayi umur
29 hari-11 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh
dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan minimal 4
kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan bisa
diberikan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, RB dan
RS pemerintah/ swasta) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak,
panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan & pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan.
Pelayanan kesehatan :
Gizi baik (BB sesuai umur, yaitu dalam warna hijau pada KMS tumbuh kembang)
E. KELUARGA BERENCANA
1. Bayi (0-11 bl) tidak Naik Berat Badan (T) adalah Jumlah bayi umur 0 11 bl yang
Tidak naik berat badan bulan ini
Bayi yang berat badannya naik tetapi pindah ke pita warna dibawahnya
1. Bayi (0-11 bl) yang tidak ditimbang bulan lalu (O) adalah Jumlah bayi umur 0
11 bl yang ditimbang bulan ini, tetapi tidak ditimbang bulan lalu
2. Bayi (0-11 bl) Baru pertama kali ditimbang (B) adalah Jumlah bayi umur 0 11
bl yang baru pertama kali ditimbang bulan ini
3. Bayi (0 11 bl) B G M adalah Jumlah bayi umur 0 11 bl yang berada pada atau di
Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS bulan ini
4. Bayi dengan ASI Eksklusif adalah Jumlah bayi umur 6 bulan yang mendapatkan
ASI saja pada bulan ini
5. Bayi ( 6 11 bl) yang mendapatkan Vitamin A dosis tinggi adalah Jumlah bayi
umur 6-11 bulan yang mendapat 1 x kapsul vitamin A dengan dosis 100.000 SI
(warna biru) pada bulan Februari atau Agustus
6. Bayi (6-11 bulan) Gakin yang mendapat MP-ASI adalah Jumlah bayi 6-11 bulan
dari Keluarga Miskin (Gakin) yg mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI) dengan porsi 100 gr/hr selama 90 hari. (Bentuk makanan bubuk/tepung)
1. B. BALITA
1. Anak Umur 12 59 bulan dengan KMS (K) adalah Jumlah anak umur 12-
59 bl yang mempunyai KMS bulan ini
2. Anak Umur 12 59 bulan yang Ditimbang (D) adalah Jumlah anak umur
12-59 bl yang Ditimbangbulan ini
1. Anak Umur 12 59 bulan yang Naik Berat Badan (N) adalah
Jumlah anak umur 12-59 bl yang Naik berat badannya bulan ini
1. Anak umur 12-59 bulan tidak naik berat badan (T) adalah Jumlah anak umur 12-
59 bl yang Tidak naik berat badan bulan ini
Balita yang berat badannya naik tetapi pindah ke pita warna dibawahnya
1. Anak umur 12-59 bulan yang tidak ditimbang bulan lalu (O) adalah Jumlah anak
umur 12-59 bl yang ditimbang bulan ini, tetapi tidak ditimbang bulan lalu
2. Anak umur 12-59 bulan Baru pertama kali ditimbang (B) adalah Jumlah anak
umur 12-59 bl yang baru pertama kali ditimbang bulan ini
3. Anak Umur 12 59 bulan yang BGM adalah Jumlah anak umur 12-59 bl yang
berada pada atau di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS bulan ini
4. Anak Umur 12 59 bulan yang mendapatkan kapsul Vitamin A dosis tinggi
adalah Jumlah anak umur 12-59 bulan yang mendapat 2 x kapsul vitamin A dengan
dosis 200.000 SI (warna merah) pada bulan Februari atau Agustus
5. Balita (12-24 bulan) Gakin yang mendapat MP-ASI adalah Jumlah anak 12-24
bulan dari Keluarga Miskin (Gakin) yg mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MPASI) dengan porsi 120 gr/hr selama 90 hari. (Bentuk makanan padat)
1. C. IBU HAMIL
1. Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (Fe-1) adalah Jumlah
ibu hamil yang mendapatkan 30 tablet Fe selama periode kehamilannya pada
bulan ini
2. Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (Fe-3) adalah Jumlah
ibu hamil yang mendapatkan minimal 90 tablet Fe selama periode
kehamilannya pada bulan ini
3. Ibu Hamil KEK ( Lila < 23,5 cm) adalah Jumlah ibu hamil dengan hasil
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. Pengukuran dilakukan
pada tangan sebelah kiri kecuali pada yang kidal.
4. Ibu Hamil dengan HB < 11 gram % adalah yaitu ibu hamil dengan hasil
pemeriksaan darah, kadar Hb < 11 gr %.
1. D. IBU NIFAS
1. Ibu Nifas yang mendapatkan kapsul Vitamin A dosis tinggi adalah Jumlah
ibu nifas yg mendapatkan 2x kapsul Vitamin A dengan dosis 200.000 SI
(kapsul merah) yang diberikan sesaat setelah melahirkan dan setelah 24 jam
berikutnya
1. E. GIZI BURUK
1. Balita Gizi Buruk adalah Jumlah balita (0-59 bulan) dengan indeks berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) <-3SD dan atau disertai dengan tanda-
tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu.
Tanpa gejala klinis adalah Jumlah Balita gizi buruk 0 59 bln tanpa gejala klinis yang
ditentukan berdasarkan standar Berat badan per tinggi badan (BB/TB) = 3 SD
Marasmus adalah Balita gizi buruk 0 59 bln ditandai dengan : Tampak sangat kurus,
iga gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua, kulit keriput, pantat kendur (baggy pant).
Kwashiorkor adalah Balita gizi buruk 0 59 bln ditandai dengan : Edema seluruh tubuh
terutama di punggung kaki, wajah membulat (moon face) dan sembab, perut buncit, otot
mengecil, rambut tipis kemerahan (rambut jagung)
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di
sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi burk di satu wilayah kerja kurun waktu
tertentu
1. Balita Gizi Buruk yang meninggal adalah Jumlah balita 0 59 Bln gizi buruk yang
meninggal
A. KEMATIAN
B. DO IMMUNISASI
1. Immunisasi Bayi (0-11 bl) yang divaksinasi BCG adalah Imunisasi BCG yang
diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian pada usia 0-2 bulan
2. Immunisasi Bayi (0-11 bl) yang divaksinasi POLIO 1 adalah imunisasi POLIO 1
yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian mulai usia 0 bulan
3. Immunisasi Bayi (0-11 bl) yang divaksinasi POLIO 2 adalah imunisasi POLIO 2
yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian interval 1 bulan
dari polio 1
4. Immunisasi Bayi (0-11 bl) yang divaksinasi POLIO 3 adalah imunisasi POLIO 3
yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian interval 1 bulan
dari polio 2
5. Immunisasi Bayi (0-11 bl) yang divaksinasi POLIO 4 adalah imunisasi POLIO 4
yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian interval 1 bulan
dari polio 3
6. Immunisasi Bayi (0- 7hr ) yang divaksinasi Hb 0 adalah imunisasi Hb uniject yang
diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian mulai usia 0- 7 hr.
7. Immunisasi Bayi (2-11 bl) yang divaksinasi DPT-Hb1 Combo adalah imunisasi
DPT-Hb1combo yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian
mulai usia 2 bulan.
8. Immunisasi Bayi (2-11 bl) yang divaksinasi DPT-Hb2 Combo adalah imunisasi
DPT-Hb2combo yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian
interval 1 bulan dari DPT-Hb1 combo.
9. Immunisasi Bayi (2-11 bl) yang divaksinasi DPT-Hb3 Combo adalah imunisasi
DPT-Hb3combo yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan jadwal pemberian
interval 1 bulan dari DPT-Hb2 combo.
10. Immunisasi Bayi (9-11 bl) yang divaksinasi Campak adalah imunisasi campak
yang diberikan pada bayi usia < 1 tahun dengan pemberian mulai usia 9 bulan.
11. Ibu Hamil (kehamilan usia 0-8 bl) yang divaksinasi TT-1 adalah jumlah imunisasi
TT yang didapatkan pada ibu hamil usia 0 8 bl dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
12. Ibu Hamil (kehamilan usia 0-8 bl) yang divaksinasi TT-2 adalah jumlah imunisasi
TT yang didapatkan pada ibu hamil usia 0 8 bl dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
13. Wanita Usia Subur (WUS) yang divaksinasi TT-1 adalah jumlah imunisasi TT-1
yang didapatkan pada wanita usia 15-39 tahun dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
14. Wanita Usia Subur (WUS) yang divaksinasi TT-2 adalah jumlah imunisasi TT-2
yang didapatkan pada wanita usia 15-39 tahun dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
15. Wanita Usia Subur (WUS) yang divaksinasi TT-3 adalah jumlah imunisasi TT-3
yang didapatkan pada wanita usia 15-39 tahun dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
16. Wanita Usia Subur (WUS) yang divaksinasi TT-4 adalah jumlah imunisasi TT-4
yang didapatkan pada wanita usia 15-39 tahun dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
17. Wanita Usia Subur (WUS) yang divaksinasi TT-5 adalah jumlah imunisasi TT-5
yang didapatkan pada wanita usia 15-39 tahun dengan melihat riwayat imunisasi TT
terdahulu.
C. PENGAMATAN PENYAKIT :
1. MALARIA
Malaria merupakan Penyakit yang disebabkan oleh Parasite Malarae (Plasmodium) bentuk
aseksual yang masuk kedalam tubuh manumur yang ditularkan oleh Nyamuk Malaria
(Anopheles) Betina (WHO 1981)
Dosis : obat yang dipakai adalah Klorokuin, dosis 5 mg/kg Berat badan atau 2 tablet
dosis tunggal
Cara pengobatan :
Dimulai pada bulan ke-3 kehamilan sampai dengan masa nifas selesai dengan pemberian obat
seminggu sekali, obat diberikan pada hari yang sama Obat diminum di depan petugas, jangan
diberikan dalam keadaan perut kosong.
1. Kasus baru penyakit DBD adalah jumlah penderita baru yang berkunjung ke
puskesmas dengan tanda-tanda sesuai kriteria diagnosa klinis DBD yaitu panas
mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai
adanya tanda perdarahan di kulit berupa bintikpendarahan (petechiae), lebam
(ecchymosis) atau ruam (purpura) dan atau pembesaran hati/hepar, trombositopeni
(trombosit : 100.000/mm3 atau kurang), hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20
% atau lebih) dan semua penderita panas tanpa sebab jelas diserta tanda-tanda
perdarahan, sekurang-kurangnya uji torniquet positif, kadang-kadang mimisan, berak
darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock).
2. Penderita DBD yang ditangani adalah jumlah penderita DBD yang penanganannya
sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Sediaan darah yang diperiksa DBD adalah Jumlah sediaan darah dengan cara
pengambilan darah dari penderita DBD
4. Sediaan darah yang diperiksa positif DBD adalah Jumlah sediaan darah DBD yang
positif dari hasil pengambilan penderita klinis DBD
5. Rumah yang diperiksa jentik adalah Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa jentik
pada tempat-tempat penampungan air dan tempat perkembangbiakan nyamuk aedes
aegypti
6. Rumah yang diperiksa terdapat jentik adalah Jumlah rumah/bangunan yang
diperiksa jentik pada tempat-tempat penampungan air ternyata positif terdapat jentik.
7. Kasus DBD yang di PE adalah kasus DBD yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan
epidemiologi (PE), yaitu kegiatan pelacakan penderita/tersangka lainnya dan
pemeriksaan jentik nyamuk penular penyakit demam derdarah dengue di rumah
penderita/tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya
100 meter, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran
penyakit lebih lanjut.
3. FILLARIASIS
Fillariasis ( penyakit kaki gajah) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat manahun (kronis) dan bila tidak diobati dapat menimbulkan cacat
menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik pada perempuan maupun
laki-laki.
Demam berulang selama 3 5 hari. Demam dapat hilang timbul sendiri biasanya
berkaitan dengan aktifitas fisik, gejala sistemik lainnya dapat berupa mual, muntah.
Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) di daerah lipatan paha, medial
paha/lengan serta ketiak walaupun tidak ditemukan adanya luka. Biasanya tampak
benjolan kemerahan, sakit dan panas.
Radang saluran getah bening yang teraba seperti tali, kemerahan, terasa panas dan
sakit serta menjalar dari pangkal paha/ketiak kearah ujung (limfangitis retrograd)
Abses (bisul) didaerah lipat paha/ketiak yang dapat pecah, timbul ulkus dan setelah
sembuh meninggalkan bekas berupa jaringan parut (Skar)
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar, yang tampak kemerahan, panas,
sakit (stadium dini). Biasanya pembesaran ini dapat berkurang /menghilang setelah
serangan akut. Bila serangan timbul berulang kali, pembesaran menjadi menetap.
1. Kasus Klinis Akut Filariasis yang Sembuh adalah jumlah penderita Filariasis
dengan gejala akut yang telah dinyatakan sembuh dan tidak menjadi kronis/tidak
terjadi pembengkakan menetap.
2. Kasus Klinis Kronis Limphadema adalah jumlah penderita Filariasis dengan gejala
pembesaran yang menetap didaerah tungkai bawah dan atas, lengan dan payudara.
3. Kasus Klinis Kronis Hidrokel adalah jumlah penderita Filariasis dengan gejala
pembesaran yang menetap didaerah buah zakar/skrotum.
4. Kasus Klinis Filariasis yang Ditangani adalah jumlah kasus/penderita Filariasis
yang mendapatkan pengobatan dosis tunggal, dilakukan perawatan mandiri dan
dilakukan pemantauan serta evaluasi perkembangan kemajuan penderita.
5. Sediaan Darah Diperiksa Filariasis adalah Jumlah sediaan darah jari yang diambil
dari penderita filariasis klinis dan sekitar penderita dilakukan paling cepat pada pukul
8 malam waktu setempat. Data ini didapat dengan mempergunakan formulir survei
filariasis lampiran 4
6. Sediaan Darah Diperiksa Positif Filariasis adalah Jumlah hasil pemeriksaan
sediaan darah positif yang diambil dari penderita filariasis klinis dan sekitar penderita
yang dilakukan dari rumah ke rumah oleh petugas. Data ini didapat dengan
mempergunakan formulir survei filariasis lampiran 4
4. RABIES
1. Orang Yang Digigit Hewan Penular Rabies adalah Jumlah orang yang digigit
hewan yang dapat menularkan rabies, seperti anjing, kera dan kucing.
2. Orang Yang Diberi Vaksin Anti Rabies adalah orang yang diberikan Vaksin Anti
Rabies (VAR) indikasi vaksinasi kepada setiap orang yang diduga tertular rabies
melalui gigitan hewan anjing, kucing dan kera dengan dosis tertentu segera
disuntikkan setelah digigit .
3. Jumlah Orang Yang Diberi Vaksin Lengkap adalah orang yang diberikan Vaksin
Anti Rabies (VAR) indikasi vaksinasi sebanyak 4 kali dengan interval 0 hr 2 kali, hari
ke 7 1 kali, hari ke 21 1 kali, kepada setiap orang yang diduga tertular rabies melalui
gigitan hewan (anjing, kucing, kera)
4. Kematian Penderita Karena Rabies adalah Jumlah orang yang meninggal karena
rabies berdasarkan diagnosa klinis dan specimen laboratorium pada hewan positif
rabies.
5. ANTHRAX
6. PES
1. Penderita Meninggal Karena Pes adalah Jumlah orang yang meninggal karena Pes
berdasarkan diagnosa klinik
7. FLU BURUNG
b. Kasus Suspek yang meninggal adalah kasus suspek Flu Burung yang
meninggal dunia.
8. DIARE
1. Kasus Baru Penyakit Diare Gol. Umur <1 th di sarana kesehatan adalah jumlah
penderita diare, disentri dan suspek Kolera yang berumur 0 bulan sampai <1 tahun
yang datang berobat ke sarana kesehatan (Puskesmas, puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, rumah sakit dan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas)
untuk kunjungan pertama atau kunjungan berikutnya.
1. Kasus Baru Penyakit Diare Gol. Umur (1-4 th); keterangan sama dengan no. 1
untuk golongan umur 1-<5 tahun.
2. Kasus Baru Penyakit Diare Gol. Umur (>5 th); keterangan sama dengan no. 1
untuk golongan umur > 5 tahun
3. Kasus Penyakit Diare semua golongan Umur di sarana kesehatan;
keterangan sama dengan no. 1 untuk semua golongan umur, merupakan hasil
penjumlahan dari no.1,2 dan 3
4. Penderita Diare gol. Umur <1 th) yang meninggal adalah penderita diare umur 0-
<1 tahun yang datang berobat ke sarana kesehatan dan didiagnosa diare dengan
derajat dehidrasi berat, dirawat tetapi tidak tertanggulangi (meninggal)
5. Penderita Diare Gol. Umur (1-4 th) yang meninggal adalah penderita diare
golongan umur 1-<5 tahun yang datang berobat ke sarana kesehatan dan didiagnosa
diare dengan derajat dehidrasi berat, dirawat tetapi tidak tertanggulangi (meninggal)
6. Penderita Diare gol. Umur (>5 th) yang meninggal adalah penderita diare golongan
umur > 5 tahun datang berobat ke sarana kesehatan dan didiagnosa diare dengan
derajat dehidrasi berat, dirawat tetapi tidak tertanggulangi (meninggal)
7. Penderita Diare semua gol. Umur yang meninggal adalah penderita diare semua
golongan umur datang berobat ke sarana kesehatan dan didiagnosa diare dengan
derajat dehidrasi berat, dirawat tetapi tidak tertanggulangi (meninggal),
merupakan penjumlahan no. 5,6 dan 7.
8. Penderita Diare gol. Umur <1 th yang ditemukan kader adalah Penderita diare,
disentri dan suspek kolera yang berumur 0 bulan sampai < 1 tahun yang yang datang
berobat atau ditemukan oleh kader dan diberi oralit kemudian dicatat dan dilaporkan
ke puskesmas
9. Penderita Diare gol. Umur (1-4 th) yang ditemukan kader adalah Penderita diare,
disentri dan suspek kolera yang berumur umur 1-<5 tahun yang datang berobat atau
ditemukan oleh kader diberi oralitkemudian dicatat dan dilaporkan ke puskesmas
10. Penderita Diare gol. Umur (>5 th) yang ditemukan kader adalah Penderita diare
yang berumur > 5 tahun yang datang berobat atau ditemukan oleh kader dan diberi
oralit kemudian dicatat dan dilaporkan ke puskesmas
11. Penderita Diare semua golongan Umur yang ditemukan kader adalah Penderita
diare, semua golongan umur, yang datang berobat atau ditemukan oleh kader dan
diberi oralit kemudian dicatat dan dilaporkan ke puskesmas, merupakan penjumlahan
no. 9,10 dan 11.
12. Penderita Diare gol. Umur <1 th yang meninggal yang ditemukan kader adalah
penderita diare umur 0-<1 tahun yang ditemukan oleh kader sudah dalam keadaan
meninggal berdasarkan keterangan keluarga penderita
13. Penderita Diare gol. Umur (1-4 th) yang meninggal yang ditemukan kader adalah
penderita diare umur 1-4 tahun 11 bulan 29 hari yang ditemukan oleh kader sudah
dalam keadaan meninggal berdasarkan keterangan keluarga penderita
14. Penderita Diare gol. Umur (>5 th) yang meninggal yang ditemukan kader adalah
penderita diare umur > 5 tahun yang ditemukan oleh kader sudah dalam keadaan
meninggal
15. Penderita Diare semua golongan Umur yang meninggal yang ditemukan kader
adalah penderita diare semua golongan umur yang ditemukan oleh kader sudah dalam
keadaan meninggal, merupakan penjumlahan no. 13, 14 dan 15.
16. Penderita yang diberikan Oralit adalah Jumlah penderita yang datang ke sarana
kesehatan kemudian diberi oralit
17. Pemakaian Oralit di sarana kesehatan adalah Jumlah oralit yang
dikeluarkan/dipakai di sarana kesehatan untuk menanggulangi penderita diare
18. Penderita yang diinfus adalah Jumlah penderita diare yang datang ke sarana
kesehatan diagnosa dengan derajat dehidrasi berat kemudian dirawat inap dan diberi
infus (RL)
19. Pemakaian RL cukup jelas
20. Penderita yang diberikan Oralit oleh kader adalah Jumlah penderita yang datang
kepada kader atau ditemukan kader kemudian diberi oralit.
21. Pemakaian Oralit di Kader adalah Jumlah oralit yang dikeluarkan oleh kader untuk
menanggulangi penderita diare.
22. Kasus Diare tanpa Dehidrasi adalah jumlah penderita diare yang datang ke sarana
kesehatan tanpa mengalami dehidrasi.
23. Kasus Diare Dengan Dehidrasi Ringan Sedang adalah Jumlah penderita Diare
yang ditandai dengan gejala umum gelisah, mata cekung, air mata tidak ada, haus
ingin minum, banyak kulit jika dicubit kembalinya lambat.
24. Kasus Diare Dengan Dehidrasi Berat adalah Jumlah penderita diare yang datang ke
sarana kesehatan dengan gejala umum matanya cekung, kulit perut di cubit tidak
kembali, tidak mau makan minum, mulut kering, tinja berdarah atau berlendir warna
kehijau-hijauan, memerlukan infuse dan dirawat di RS.
25. Penderita Diare yang diberikan tablet zinc di sarana kesehatan adalah jumlah
penderita diare akut yang datang ke sarana kesehatan kemudian diberi tablet zinc
26. Pemberian tablet zinc di sarana kesehatan adalah jumlah tablet zinc yang
dikeluarkan/dipakai di sarana kesehatan untuk menanggulangi penderita diare
9. TBC PARU-PARU
a. Penderita Baru TBC Paru BTA (+) adalah Penderita yang belum
pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang OAT
kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
c. Penderita TBC BTA Negatif Rontgen (+) yang diobati adalah Penderita
yang pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BAT negatif dan foto
rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
TBC Paru BTA Negatif rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya,
yaitu bentuk berat dan ringan.
i. Kasus TBC yang diobati 2-3 bulan yang lalu dengan paket OAT
kategori 1 telah konversi adalah Penderita ini dapat meneruskan pengobatan
dengan tahap lanjutan
j. Kasus TBC yangdiobati 2-3 bulan yang lalu dengan paket OAT
kategori 2 telah konversi adalah Penderita ini dapat meneruskan pengobatan
dengan tahap lanjutan
n. Kasus TBC yang pindah bulan ini adalah Penderita yang yang pindah
berobat ke daerah kabupaten/kota lain
o. Kasus TBC yang Gagal adalah Penderita BTA (+) yang hasil
pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada satu
bulan sebelum akhir pengobatan atau pada akhir pengobatan
p. Kasus TBC yang telah Default adalah Penderita yang tidak mengambil
obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai
10. KUSTA
1. Kasus Keracunan Makan adalah Penderita Kusta yang bercaknya < 5 (usia > 15
tahun) diobati dengan MDT sebanyak 6 dosis selama 6 9 bulan
1. Kasus Baru Penyakit Pneumonia adalah Jumlah kasus baru pneumonia balita yang
ditemukan di sarana kesehatan (Puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, rumah sakit dan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas maupun oleh
bidan desa. Gejala penumonia untuk umur:
p 2 <12 bulan : Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam ; nafas cepat lebih atau sama
dengan 50 per menit
p 1 < 5 tahun : Tidak ada tarikan dinding ke dalam, nafas cepat lebih atau sama dengan 40
per menit.
p Manfaat data: dapat mengetahui berapa kali episode bayi balita terkena pneumonia.
1. Kasus Pneumonia Berat golongan umur 0 2 bln : adalah jumlah penderita umur
0-2 bln yang datang ke sarana kesehatan dengan tanda-tanda : nafas cepat (> 60 per
menit) dan ada tarikan dinding dada ke dalam.
2. Kasus Pneumonia Berat golongan umur 2 bln 1 th adalah Jumlah penderita umur
2 bln-1 th yang datang ke sarana kesehatan dengan tanda-tanda : nafas cepat (> 50 per
menit) dan ada tarikan dinding dada ke dalam.
3. Kasus Pneumonia Berat golongan umur 1 <5 th adalah jumlah penderita umur 1-
<5 th yang datang ke sarana kesehatan dengan tanda-tanda : nafas cepat (> 40 per
menit) dan ada tarikan dinding dada ke dalam.
4. Kasus Pneumonia Golongan Umur 0-1 Th yang Meninggal adalah jumlah
penderita umur 0-1 th yang meninggal, yang ditemukan di sarana kesehatan maupun
lapangan
5. Kasus Pneumonia Golongan Umur 1 Th-<5 Th yang Meninggal adalah jumlah
penderita umur 1 th-<5 th yang meninggal, yang ditemukan di sarana kesehatan
maupun lapangan
6. Kasus Pneumonia Golongan Umur > 5 Th yang Meninggal adalah jumlah
penderita umur >5 th yang meninggal, yang ditemukan di sarana kesehatan
maupun lapangan.
7. Kasus bukan pnemonia golongan umur < 1 tahun adalah kasus yang tidak
ditemukan tarikan dinding dada ke dalam dan tidak ada nafas cepat.
8. Kasus bukan pnemonia golongan umur 1 < 5 tahun adalah kasus yang tidak
ditemukan tarikan dinding dada ke dalam dan tidak ada nafas cepat.
9. Pemakaian Kotrimoksasol adalah jumlah kortimoksasol yang diberikan pada anak <
5 tahun yang terkena ISPA ( tablet / sirup )
10. Pemakaian Amoksicylin adalah jumlah amoksicylin yang diberikan pada anak < 5
tahun yang terkena ISPA ( tablet / sirup )
11. Pemakaian Parasetamol adalah jumlah paracetamol yang diberikan pada anak < 5
tahun yang terkena ISPA ( tablet / sirup )
12. Kasus Pneumonia yang ditemukan oleh Kader adalah jumlah penderita pneumonia
yang ditemukan oleh kader terlatih dan dirujuk ke Puskesmas, pustu atau petugas
kesehatan.
p Manfaat : dapat diketahui keaktifan kader maupun pengetahuan dan keterampilan kader
dalam menemukan kasus pneumonia
1. Kasus AFP < 15 Tahun adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan
kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan bukan
disebabkan oleh rudapaksa.
2. Kasus AFP Non Polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak
ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus
AFP non polio dengan kriteria tertentu.
1. Pemeriksaan Smear GO Dan STS dari Keluarga Risti adalah Jumlah hasil
pemeriksaan smear apabila ada survei GO dan STS pada kelompok risiko tinggi
2. Penderita yang diperiksa GO adalah Jumlah penderita penyakit kelamin yang
diperiksa GO
3. Penderita yang diperiksa Sifilis adalah Jumlah penderita penyakit kelamin yang
diperiksa Sifilis
15. HIV
1. Orang yang berkunjung ke layanan VCT adalah Klien yang datang untuk
mendapatkan layanan konseling dan testing secara sukarela yang dilakukan oleh
seorang konselor profesional/terlatih.
2. Orang yang melakukan Pre Test Konseling adalah Klien yang melakukan pre tes
konseling pada tahapan awal proses konseling yang dilakukan oleh konselor
profesional/terlatih.
3. Orang yang melakukan Test HIV adalah Klien yang menyetujui untuk melakukan
testing setelah mendapatkan pre test konseling yang dilakukan oleh konselor
profesional/terlatih.
4. Orang yang mengambil Test HIV adalah Jumlah orang yang membuka hasil test
HIV
5. Orang yang melakukan Post Test Konseling adalah klien yang telah mengetahui
hasil test dan melakukan konseling lanjutan.
6. Orang dengan hasil test HIV positif adalah Hasil pemeriksaan laboratorium reaktif
HIV dengan 3 kali reagen yang berbeda pada klien tidak bergejala atau 2 kali reagen
yang berbeda pada klien dengan risiko tinggi (misal Pengguna napza suntik, Penjaja
Seks, Waria, Laki-laki seks dengan laki-laki)
7. ODHA yang mendapat pengobatan Infeksi Opurtinistik adalah Orang dengan
HIV AIDS yang mendapat pengobatan infeksi opportunistik seperti Jamur, TB paru,
Herpes, dll
8. Orang yang Ditangani adalah Orang dengan HIV AIDS yang mendapat pelayanan
kesehatan dasar.
9. ODHA yang dirujuk untuk mendapatkan ARV adalah Orang dengan HIV AIDS
yang dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan obat anti retro viral.
10. Penasun yang melakukan LJSS adalah Klien pengguna napza suntik yang
mendapatkan layanan jarum suntik steril atau pengguna napza suntik yang melakukan
pertukaran jarum suntik steril.
Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan
dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa fax atau telepon
B. PENGUNJUNG PUSKESMAS
Data untuk pengisian banyak Pengnjung Puskesmas diambil dari Buku register Penomoran
yang ada pada addmiting office ( Loket penerimaan pasien atau tempat penjualan karcis yang
dibuat setiap hari) .
1. a. Pengunjung Baru
Pengunjung Baru adalah pengunjung yang baru pertama kali dating yang akses di Puskesmas.
Setiap Pengunjung Baru diberikan Nomor Rekam Medik dengan menggunakan register
penomoran dan dibuatkan Folder Rekam Medik. Nomor Rekam Medik diberikan hanya 1
(satu) kali seumur hidup
1. b. Pengunjung Lama
Pengunjung Lama adalah pengunjung yang dating untuk kedua dan seterusnya. yang datang
ke Puskemsas dengan jejaringnya yang sama atau berbeda sebagai kunjungan lama atau
kunjungan baru dengan kasus lama dan kasus baru. Tidak mendapat nomor rekam medik lagi,
tapi dicatat dalam register pendaftaran pasien.
C. RAWAT
JALAN DAN RAWAT INAP
1. KUNJUNGAN adalah Seseorang datang ke Puskesmas, Puskesmas DTP, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling dsb, untuk mendpatkan pelayanan kesehatan maupun sekedar
mendapatkan surat keterangan sehat atau sakit.
1. a. Kunjungan Baru :
1. b. Kunjungan Lama :
Pengecualian kedua kategori tersebut pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Balita.
1. Kunjungan Ibu Hamil pada setiap kehamilan dianggap sebagai kunjungan baru,
sedangkan kunjungan kedua dan seterusnya untuk pemeriksaan dianggap sebagai
kunjungan lama.
Dengan demikian penetapan kunjungan Ibu hamil tidak ditentukan oleh tahun/periode, tetapi
diberlakukan sebagai Episode Of Iliness.
2. KASUS .
1. Kasus Baru :
Adalah New Episode Of Iliness yaitu pernyataan pertama kali seseorang menderita
penyakit tertentu sebagai hasil diagnosa dokter atau tenaga paramedis.
1. Kasus Lama :
Adalah kunjungan ke 2 (dua) dari kasus baru yang dinyatakan belum sembuh, sedangkan
kunjungan selanjutnya dari kasus lama dalam tahun/periode yang sama (selama belum
sembuh) diperhitungkan kunjungan kasus lama.
Khusus pada penderita Kusta hanya dikenai kasus baru yaitu saat pertama kali penemuannya,
sedangkan pada kunjungan kedua seterusnya hanya dihitung sebagai kasus lama dan
kunjungan kasus lama.
Jumlah Kunjungan Kasus adalah Kasus Baru ditambah dengan Kasus Lama.
p Forum Koordinasi Penanggulangan kebutaan akibat katarak di Propinsi Jawa Barat (Pemda
Propinsi, DinKes Propinsi RS. Cicendo, Perdami dan BKMM).
1. Skrening akhir katarak adalah Kegiatan skrining penderita katarak gakin yang
dikirim oleh puskesmas / datang sendiri dan diperiksa oleh dokter spesialis mata di
tempat operasi per tahun.
2. Mata yang dioperasi adalah jumlah mata yang telah dilakukan operasi pada waktu
pelayanan operasi katarak masal tersebut.
3. Komplikasi mata adalah keadaan mata mengalami komplikasi setelah di operasi 1
hari, 1 minggu dan 1 bulan.
4. Kegiatan Operasi Katarak Individuil adalah jumlah kegiatan pelaksanaan operasi
katarak yang dilakukan oleh pasien atas biaya sendiri.
5. Deteksi dini tajam penglihatan di SD adalah Deteksi secara dini kelainan tajam
penglihatan dimana sinar sejajar yang masuk ke mata tanpa akomodasi tidak tepat
jatuh ke retina.
6. Murid yang memerlukan koreksi dengan kacamata adalah Murid yang mengalami
kelainan tajam penglihatan yang harus dikoreksi dengan kaca mata sehingga sinar
sejajar yang masuk mata dapat jatuh tepat di retina.
7. Deteksi dini Glaukoma adalah Kegiatan deteksi secara dini keadaan tekanan bola
mata yang lebih tinggi dari normal sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada
saraf optik dan bila tidak diobati secara dini dapat menimbulkan kebutaan secara
perlahan-lahan.
8. Pasien glaukoma yang dirujuk adalah Jumlah kasus glaukoma yang dirujuk di
sarana pelayanan rujukan (Rumah Sakit ).
p Dana Sehat / JPKM merupakan suatu upaya dari oleh dan untuk masyarakat yang
diselenggarakan secara swadaya masyarakat guna menjamin pemeliharaan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat melalui peningkatan manajemen pendanaan.
1. Peserta JPKM (KK) adalah jumlah peserta JPKM yang mendapatkan pelayanan dari
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas.
2. Peserta Askes adalah jumlah peserta Askes yang mendapatkan pelayanan dari
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
3. Peserta Askeskin adalah Peserta dari keluarga miskin dimana pembiayaan
kesehatannya ditanggung oleh pemerintah.
4. Peserta Jamsostek adalah jumlah peserta Jamsostekyang mendapatkan pelayanan dari
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas.
5. Peserta Asuransi Kesehatan swasta adalah jumlah peserta Asusransi kesehatan swasta
yang mendapatkan pelayanan dari Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
6. Peserta Asuransi lainnya adalah jumlah peserta Asusransi lainnya yang mendapatkan
pelayanan dari Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
7. Promosi kesehatan di dalam gedung adalah pemberian informasi di dalam tempat
pelayanan kesehatan secara kelompok dengan teknik penyuluhan
1. Frekwensi penyuluhan adalah jumlah penyuluhan kesehatan yang
dilaksanakan.
2. Materi penyuluhan adalah substansi penyuluhan yang dilaksanakan.
3. Pengunjung yang mendapatkan Komunikasi interpersonal adalah pemberian
informasi dari petugas kesehatan terhadap pengunjung secara perorangan.
4. Promosi kesehatan di luar gedung adalah pemberian informasi di luar tempat
pelayanan kesehatan secara kelompok dengan teknik penyuluhan
5. Frekwensi Penyuluhan adalah jumlah penyuluhan kesehatan yang
dilaksanakan.
6. Rumah yang mendapatkan Kunjungan Rumah adalah rumah yang dikunjungi
untuk mendapat penyuluhan.
7. Forum masyarakat desa yang melaksanakan pertemuan; sudah jelas
8. Frekwensi pembinaan Forum masyarakat desa; sudah jelas .
9. Frekwensi pembinaan UKBM; sudah jelas .
p Jamban Keluarga adalah suatu banguan yang dipergunakan untuk membuang tinja /
kotoran manusia bagi keluarga yang lazim disebut kakus / WC, jenis jaga yang dimaksud
adalah jamban leher angsa yang dilengkapi dengan septic tank atau sarana yang lain.
1. TPS yang diperiksa adalah Tempat pembuangan sampah dapat berupa bangunan
permanen (bak beton) maupun bak yang mudah diangkat oleh truk kontener, maupun
hanya berupa lokasi tempat berkumpulnya gerobak sebelum sampah diangkut oleh
truk.
2. TPS yang memenuhi syarat kesehatan adalah
1. Desa Pengrajin Makanan yang diperiksa adalah Desa yang sebagian besar
masyarakatnya bermata pencaharian pengrajin makanan.
2. Desa Pengrajin Makanan yang memenuhi syarat kesehatan adalah Desa pengrajin
dengan Skor hasil Inspeksi Sanitasi / Laik Sehat Desa Pengrajin Makanan = 70 %.
1. J. GIZI
p Cidera (injury), adalah adalah jumlah pasien Cidera (injury) yang mendapatkan transfusi
darah
1.Luas Wilayah adalah informasi mengenai berapa luas wilayah kerja Puskesmas
yang dinyatakan dalam satuan kilo meter persegi (km2).
1.Desa/Kelurahan adalah informasi mengenai jumlah desa, kelurahan, dan nagari
yang berada di wilayah kerja Puskesmas.
1.Desa/Kelurahan di Perbatasan Kab/Kota/Prov Lain; cukup jelas
1.Desa/Kelurahan Tertinggal / Terpencil adalah Daerah yang sulit dijangkau
karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan,
hutan dan rawa), transportasi dan social budaya.
Penyebaran penduduk yang tidak merata dan terisolasi, jsarana dan prasarana
transportasi yang terbatas, jarak dengan rumah sakit dan pelayanan kesehatan
lainnya jauh dan adanya kesulitan dalam hal menarik serta merekrut tenaga
kesehatan, secara sosial diakibatkan permasalahan kemiskinan.
1.Desa yang mempunyai Bidan Desa; cukup jelas
Bidan di desa yaitu jumlah bidan yang dimiliki Puskesmas yang bersangkutan
yang bertugas di desa-desa wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Bidan di desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam rangka
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas secara umum,
mempunyai wilayah kerja satu atau dua desa. Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sesuai kompetensi dan sumber daya yang dimiliki, terutama pertolongan
persalinan, kesehatan ibu dan dan anak dan membina peran serta masyarakat
dalam 5 program terpadu Posyandu yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit
termasuk penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
1.Kepala Keluarga/Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal
bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah
bahwa pembiayaan keperluan jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola
bersama-sama.
1.Rumah yang ada; cukup jelas
1.Pasangan Usia Subur (PUS) adalah Pasangan yang isterinya berumur antara 15-
45 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang isterinya berumur lebih dari 49
tahun tetapi masih tetap mendapatkan menstruasi
1.Wanita Usia Subur (WUS) adalah Wanita dalam usia reproduktif yaitu usia 15-49
tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum menikah.
1.Lansia :
Pustu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang
dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil
serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga
dan sarana yang tersedia.
1.Puskesmas Pembantu PHBS adalah jumlah Puskesmas Pembantu yang
melaksanakan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai pendekatan
tatanan institusi kesehatan (terdapat 15 variabel perilaku yang menjadi indicator
PHBS), serta aktif didalam peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
1.Puskesmas Keliling
1.Tempat Tidur Puksesmas DTP
1.Praktek Bidan
1.Rumah Bersalin
1.B K I A
1.Balai Pengobatan
1.Balai Kesehatan Mata adalah Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan atau
Dinas Kesehatan Provinsi / Kab / Kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan
mata untuk mengatasi masalah kesehatan mata masyarakat secara menyeluruh dan
terpadu dalam suatu wilayah kerja.
1.Balai Kesehatan Gigi
1.Obat/Narkotika
a. Pengobatan
b. K I A
c. K B
d. P 2 M
e. Hygiene / Sanitasi / Kesling
f. Penyuluhan Kes. Masyarakat/Promkes
g. Pencatatan Pelaporan
h. Perawatan Kes. Masyarakat
I. Peningkatan Gizi
j. Kesehatan sekolah
k. Kesehatan Gigi
l. Kesehatan Jiwa
m. Kesehatan Mata
n. Kesehatan Kerja
o. Kesehatan Olah Raga
q. Kesehatan Telinga
r. Pelayanan Rawat Inap
s. Laboratorium Sederhana
t. Kesehatan Tradisional
u. Poned
v. PKRE
w. Kegawatdaruratan
x. Pelayanan HIV/AIDS
y. Yankes Remaja ( PKPR )
xx. Puskesmas Santun Lansia
1.Keluarga (KK) yang menggunakan Jamban Keluarga
a. Ledeng
b. Sumur Gali
c. Sumur Pompa (SPT)
d. PMA
e. PAH
f. Lain lain
1.Penduduk yang menggunakan Sarana Air Bersih
a. Ledeng
b. Sumur Gali
c. Sumur Pompa (SPT)
d. PMA
e. PAH
f. Lain-lain
1.TP 3 yang ada
a. Jumlah murid
b. SD / MI yang dilayani UKS
c. Murid Yang diperiksa UKGS
d. Murid yang mendapatkan perawatan (UKGS)
e. SD/MI dengan Dokter Kecil
f. Dokter Kecil Sekolah di SD / MI
g. Kader UKS di SD / MI
1.SMP / MTs yang ada
1.Murid SD UKGS
1.Santri Husada
1.Posyandu yang ada yaitu jumlah pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang menjadi
binaan Puskesmas yang bersangkutan.
Posyandu adalah salah satu wadah peran serta masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan dasar dan memantau pertumbuhan balita dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara dini.
a. Pratama adalah Jumlah kader kurang dari 5, penimbangan kurang dari 8 kali
b. Madya adalah Jumlah kader 15 orang, penimbangan lebih dari 8.
cakupan < 50%
c. Purnama adalah Ada program tambahan di Posyandu
d. Mandiri adalah Adanya tambahan dana sehat
1.Posyandu dengan UKGMD
1.Kader Aktif
1.Kader Terlatih
Polindes adalah bangunan yang dibangun dengan bantuan dana pemerintah dan
partisipasi masyarakat desa untuk tempat pertolongan persalinan dan pemondokan
ibu bersalin, sekaligus tempat tinggal Bidan di desa. Di samping pertolongan
persalinan juga dilakukan pelayanan antenatal dan pelayanan kesehatan lain sesuai
kebutuhan masyarakat dan kompentensi teknis bidan tersebut.
1.Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yaitu informasi mengenai jumlah pos kesehatan
desa yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.
Pos Kesehatan Desa adalah wujud upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang dibentuk oleh, untuk dan bersama masyarakat setempat atas dasar
musyawarah, dengan bantuan dari tenaga profesional kesehatan dan dukungan
sektor terkait termasuk swasta dalam kerangka desa siaga demi terwujudnya desa
sehat. Kesehatan yang dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan dasar, mulai dari
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan dengan upaya
kesehatan lain yang berwawasan kesehatan dan berbasis masyarakat setempat.
Kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya didukung oleh unsur-unsur tenaga,
sarana, prasarana dan biaya yang dihimpun dari masyarakat, swasta, pemerintah
1.Pos Obat Desa (POD) yaitu informasi mengenai jumlah pos obat desa (POD)
yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.
Pos obat desa adalah wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan
sederhana terutama bagi pengobatan sederhana, terutama bagi penyakit yang
sering terjadi pada masyarakat setempat
1.Tanaman Obat Keluarga (Toga)
a. Pratama
b. Madya
c. Purnama
d. Mandiri
1.Panti Wreda yang ada
Keterangan :
1.Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yaitu informasi mengenai jumlah pos usaha
kesehatan kerja (UKK) yang menjadi binaan Puskesmas yang bersangkutan.
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh
masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha
yang sama.
1.Pekerja formal
1.Pekerja informal
1.Perusahaan formal
1.Kwartir ranting
1.Tempat Tempat Umum PHBS adalah Jumlah Tempat tempat Umum yang
melaksanakan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai pendekatan
tatanan institusi kesehatan (terdapat 15 variabel perilaku yang menjadi indicator
PHBS), serta aktif didalam peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
1.Kantor/Instansi PHBS adalah Jumlah Kantor / Instansi yang melaksanakan
pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai pendekatan tatanan institusi
kesehatan (terdapat 18 variabel perilaku yang menjadi indicator PHBS), serta aktif
didalam peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
1.Kantor/Intitusi Pelayanan Kesehatan PHBS adalah Jumlah Kantor /
Instansipelayanan kesehatan yang melaksanakan pengembangan perilaku hidup
bersih dan sehat sesuai pendekatan tatanan institusi kesehatan (terdapat 18 variabel
perilaku yang menjadi indicator PHBS), serta aktif didalam peran serta masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas
1.Tempat Ibadah PHBS jumlah Tempat Ibadah yang melaksanakan pengembangan
perilaku hidup bersih dan sehat sesuai pendekatan tatanan institusi kesehatan
(terdapat 8 variabel perilaku yang menjadi indicator PHBS), serta aktif didalam
peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
1.Sekolah PHBS adalah jumlah Sekolah yang melaksanakan pengembangan
perilaku hidup bersih dan sehat sesuai pendekatan tatanan institusi kesehatan
(terdapat 18 variabel perilaku yang menjadi indicator PHBS), serta aktif didalam
peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
1.Terminal PBHS
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) dapat bermanfaat apabila semua
pihak menyadari bahwa kebutuhan akan data dan informasi untuk penyusunan,
pengawasan/pengendalian dalam melaksanakan, serta penilaian suatu program kesehatan
hendaknya tepat guna, tepat waktu dan dapat dipercaya.
Kualitas data dan informasi tersebut sangat erat hubungannya dengan standarisasi pengertian
tentang data yang ada dan data yang dikumpulkan serta dilaporkan
Betapapun, pedoman ini diakui masih banyak kekurangan dan masih memerlukan penjelasan
yang lebih mendalam mengenai berbagai aspek pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas, namun demikian diharapkan pedoman ini dapat diterjemahkan dengan persepsi
yang sama dan dapat memberikan gambaran yang jelas dan mengurai salah penafsiran baik
oleh pengguna data dan informasi maupun Puskesmas sebagai sumber data, sehingga dapat
dijadikan acuan yang baik dalam pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas di
Provinsi Jawa Barat
Di sini, peran dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam
pengorganisasian pelaksanaan pendataan Puskesmas menjadi sangat strategis. Demikian pula
sebagai landasan pijak koordinasi dan komitmen para stakeholder di pusat dan daerah
merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan pendataan Puskesmas.
REVISI II