Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian SIMPUS
Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan tool atau instrumen pencatatan
dan pelaporan yang ada di puskesmas. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas mencapai sasaran
kegiatannya. (Wibisono dkk, 2012)
SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan
puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, kegiatan pokok yang dilakukan,
dan hasil yang dicapai oleh puskesmas yang meliputi pencatatan, pelaporan,
pelaksanaan, pengawasan (Suryani dan Solikhah, 2013).

B. Latar Belakang Penggunaan SIMPUS


1. Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit,
bumil,dll dalam wilayahsuatu puskesmas.
2. Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas
KesehatanKabupaten.
3. Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat,
akurat dan upto date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat,
jumlah ibu hamil,masalah imunisasi dll.
(Sutanto, 2009)

C. Tujuan SIMPUS
Tujuan Sistem Informasi Management Puskesmas menurut Wibisono dkk, 2012
adalah sebegai berikut :
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan
berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang
menunjang kegiatan pelayanan.

2. Tujuan Khusus :
Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan
pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas.
Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas.

D. Manfaat SIMPUS
1. Mempermudah dan mempercepat pelayanan (responsive)
2. Membakukan prosedure dan standar pelayanan (public services standard)
3. Mendapatkan data dan informasi yang sahih atau valid (accountable)
4. Dengan seketika saling terhubung antara semua pihak memantau (transparent)
5. Mengurangi beban kerja petugas puskesmas dan dinas kesehatan (efisien)

E. Penyelenggaraan SIMPUS
1. Sumber Informasi
Sebagaimana diketahui, SP2TP terdiri atas komponen pencatatan dan komponen
pelaporan. Namun, yang terutama dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
manajemen puskesmas adalah komponen pencatatannya. Hal ini dikarenakan
informasi yang dapat dihasilkan dari komponen tersebut
lebih lengkap dibandingkan dengan komponen pelaporannya. Pencatatan-
pencatatan yang utama, antara lain:
a. Kartu individu, seperti kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu tb, kartu rumah dsb
b. Register, seperti register kunjungan, register KIA, register filariasis, register
posyandu dsb
c. Laporan kejadian luar biasa dan laporan bulanan sentinel
d. Rekam kesehatan keluarga (RKK/family folder) yang diberikan khusus untuk
keluarga berisiko, antara lain:
1) Salah seorang anggotanya menderita tb paru
2) Salah seorang anggotanya menderita kusta
3) Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi seperti ibu hamil,
neonatus risiko tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK)
4) Salah satu anggotanya menderita gangguan jiwa
2. Mekanisme
a. Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan diinterpretasikan sesuai
dengan petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk dari
masing-masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria, imunisasi,
kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkesmas dsb).
b. Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan oleh para
penanggung jawab masing-masing kegiatan di puskesmas dan pengelola
program di semua jenjang administrasi.
c. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data SP2TP
serta sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat,
menurun, atau tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam
bentuk angka, seperti jumlah, presentase, dsb. Informasi tersebut dapat
berupa laporan tahunan puskesmas.
3. Pemanfaatan
a. Informasi yang diperoleh SP2PT dan informasi lainnya di manfaatkan untuk
menunjang proses manajemen di tingkat puskesmas sebagai bahan untuk
penyusunan rencana tahunan puskesmas, penyususnan rencana kerja
operasional puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan.
b. Informasi dari SP2PT dan informasi lainnya akan membantu Dinas Kesehatan
DATI II dalam penyusunan perencanaan tahunan, penilaian kinerja puskesmas
berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas sebagai
bahan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program di wilayah, untuk
menentukan prioritas masalah dan upaya pemecahan serta tindak lanjut.
c. Informasi dari SP2PT akan membantu kelancaran perencanaan (P1),
penggerakan pelaksanaa (P2) dan penilaian (P3) program-program, sebagai
masukan untuk diskusi UDKP.

F. Alur SIMPUS
Adapun alur SIMPUS data pasien rawat jalan atau kesakitan adalah sebagai berikut :
1. Formulir rekam medis yang sudah di isi kode diagnosis dan kode obatnya
oleh dokter atau perawat dari poli langsung di inputkan datanya ke dalam
program SIMPUS.
2. Setelah selesai mengentri data, petugas SIMPUS wajib membackup data
untuk membuat file cadangan demi keamanan data.
3. Setelah selesai pelayanan petugas SIMPUS wajib menutup program SIMPUS.

G. Pihak yang terkait dalam pemanfaatan SIMPUS


Petugas SIMPUS yang terkait di Puskesmas yaitu :
1. Petugas Pendaftaran selain bertugas mendaftar pasien yang hendak berobat di
Puskesmas, petugas juga harus mengambil dokumen Rekam Medis pasien di
Filling kemudian petugas mengantarkan dokumen tersebut ke poli yang dituju
setelah itu petugas meneliti dan merekap Dokumen serta menginput data tersebut
ke komputer.
2. Bidan yang ada di Puskesmas selain bertugas melayani Ibu, Balita dan Keluarga
Berencana (KB), juga harus bertugas melakukan Program Lansia, SDIDTK,
PAUD dan SP3 Online.
3. Perawat yang ada di Puskesmas selain melayani pasien, juga harus melakukan
tugas SIK, SIMPUS dan PTM.
(Wibisono dkk, 2012)

H. Keunggulan SIMPUS
1. Program di desain under windows, sehingga lebih mudah dalam operasional dan
menarik dalam laporan-laporan yang dihasilkan.
2. Dengan data-data yang up tu date akan dapat dibuat analisa-analisa yang
mendukung kebijakan pemmerintah daerah.
3. Pelayanan terintergrasi dari bagian pendaftaran hingga bagian obat, sehingga
meminimalisasi pemakaian kertas.
4. Pengelolaan database yang dapat di akses bersama (terbentuk bank data kesehatan
daerah)
5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-katagori yang dikehendaki ataupun
rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan.
6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone.
7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan terpusat maupun terdistribusi.
8. Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan, data
penyakit.
9. Data bisa di print out sesuai dengan tingkat kebutuhan.
10. Mudah dipelajari

I. Kelemahan SIMPUS
1. Kesulitan dalam pengumpulan data (masih ada kabupaten/kota yang belum
mengirim laporan data)
2. Format pengisian data, terkadang tidak sesuai dengan format data dari provinsi
3. Laporan data dikirim tidak tepat waktu
4. Data terlau luas
5. Sistem SIMPUS online berjalan lambat.

J. Contoh Penggunaan SIMPUS Berbasis WEB


Alur pengumpulan data di Puskesmas Pajang Surakarta di mulai dari pasien
datang ke puskesmas, kemudian mengambil nomor antrian. Pengambilan nomor
antrian di Puskesmas Pajang sudah menggunakan digital, dengan menekan tombol
antrian. Setelah itu pasien akan dipanggil sesuai urutan untuk didaftar di bagian
pendaftaran. Pada proses ini, di catat nomor rekam medis pasien atau dibuatkan
nomor rekam medis kalau pasien baru pertama kali berkunjung. Pasien menunggu,
sementara petugas akan mencari data pasien di dalam SIMPUS untuk diberikan ke
unit pelayanan tempat pasien ingin berobat. Pasien dipanggil dokter atau perawat dan
pasien di periksa, dicatat anamnesis, diagnose, tindakan medis, dan obat yang
diberikan. Pasien diarahkan untuk ke bagian kasir, nanti akan dipanggil untuk
membayar kemudian dipanggil lagi untuk menerima obat.
Dalam pengumpulan data pasien dimulai dari bagian pendaftaran, pelayanan
medis, penunjang medis dan apotek. Cara yang dilakukan untuk menginput data
dengan cara login terlebih dahulu dengan ,memasukkan username dan password
kemudian dari pendaftaran akan terintegrasi langsung ke bagian pelayanan medis. Di
dalam pelayanan medis petugas melakukan login dan memasukkan data pasien
seperti diagnosa, resep obat dan rujukan bila diperlukan. Setelah itu apabila pasien
memerlukan pemeriksaan laboratorium akan di arahkan ke ruang laboratorium, untuk
petugas laborat hanya memasukkan hasil pemeriksaan ke dalam simpus. Di dalam
kasir hanya menerima data dari bagian pelayanan, sedangkan di bagian obat
merupakan tahap terakhir dalam pelayanan. Puskesmas Pajang Surakarta dalam
menginput data disetiap bagian berbeda-beda dan memiliki password masing-masing.
Input data di bagian pendaftaran dilakukan dengan cara memasukkan tanggal
kunjungan, petugas, lokasi pelayanan, dan unit pelayanan. Apabila sudah pernah
periksa pasien diminta kartu pasiennya dan langsung dimasukkan index/kartu pasien.
Apabila pasien baru, diminta identitasnya untuk dimasukkan ke dalam SIMPUS dan
pasien akan mendapatkan kartu periksa.
Dalam pengolahan data meliputi pengolahan data pasien dan data registrasi
kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu pemeriksaan
umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA,
kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium, kasir dan resep obat. Dalam pemeriksaan
memiliki kegiatan dalam pengolahan data seperti data kondisi pasien, data
anamnesis, data diagnosis, data terapi, data pemeriksaan tindakan medis penggunaan
lab, data obat, dan data rujukan. Data yang di olah di bagian farmasi adalah
pengolahan data master obat, data stok obat baru, data persediaan obat, dan data
pelayanan pemberian resep obat.
Dalam menyimpan informasi riwayat kunjungan pasien dengan akurat,
penomoran indek yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses
pencarian data pasien tertentu. Kelebihan dalam pengolahan data SIMPUS berbasis
web ini yaitu dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat
laporan LB1 dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
Dapat menampilkan data 10 besar/20 besar penyakit dengan cepat. Menampilkan
data-data keluaran secara table maupun secara grafik dengan cepat, dan dapat
digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Kekurangan dalam pengolahan data adalah dalam
petugas tidak bisa menyelesaikan dalam satu waktu, jadi mempengaruhi dalam proses
pelaporannya.
Pelaporan data SIMPUS berbasis Web merupakan sub-sistem untuk membuat
laporan rekapitulasi yang menampilkan data pelaporan LB1, penyakit menular,
LPLPO, data STP, pelaporan askes dan pelaporan ke flashdisk. Pelaporan dari LB1
berisi tentang laporan bulanan data kesakitan yang dibuat oleh Puskesmas dengan
format kode penyakit ICD IX yang menjadi standart internasional untuk klasifikasi
penyakit yang bisa dilihat menurut per jenis kelamin, per kelompok umur,
insiden/prevalensi dan 10 besar penyakit per kode ICD10.
Rekapitulasi data pelaporan LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat) ini yang harus dibuat yaitu stok awal, penerimaan, persediaan, pemakaian, sisa
akhir, stok optimum dan permintaan dan sumber obat. Surveilans Terpadu Penyakit
(STP) bentuk laporan surveilans pengamatan kasus baru penyakit menular dalam
satuan waktu bulanan. Mengumpulkan data kesakitan, data laboratorium dan data
KLB penyakit dan keracunan di Puskesmas. Hal tersebut dilakukan secara otomatis,
sesuai dengan penggunaannya.Ketepatan waktu dalam melakukan pelaporan ke Dinas
Kesehatan Kota Surakarta sering terjadi keterlambatan dikarenakan dari petugas
Puskesmasnya juga terlambat untuk melaporkannya.
Contoh penggunaan SIMPUS berbasis WEB juga di terapkan di Kota Makassar
dimana Dinas Kesehatan Kota Makassar bekerja sama dengan PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk (Telkom) telah mengimplementasikan salah satu program framework
smart city, yaitu EPuskesmas di beberapa puskesmas di Kota Makassar. Semua
puskesmas percontohan ePuskesmas menggunakan jenis software (perangkat lunak)
sistem minimal windows XP dan Windows 7. Semua puskesmas percontohan e-
Puskesmas menggunakan software aplikasi e-Puskesmas edition v3.0.

DAFTAR PUSTAKA
Rini Agustina Daulay. Jurnal Ilmiah. Analisis Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (Simpus) Di Puskesmas Pegang Baru Kecamatan
Panti Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Tahun 2014. Tersedia :
https://id.123dok.com/document/eoy8mrzr-analisis-penerapan-
sisteminformasi-manajemen-puskesmas-simpus-di-puskesmas-pegang-
baru-kecamatan-panti kabupaten-pasaman-sumatera-barat-tahun-
2014.html
Sutanto. Jurnal Ilmiah, ISSN 0216 –0544,Vol. 5, No. 2, Juli 2009. Hal 1-10.
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas( SIMPUS).sutanto@uns.ac.id
Nurul Dwi Suryani dan Solikhah. 2013. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (Sp2tp) Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu
Provinsi NTB. Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan. Tersedia :
SISTEM_PENCATATAN_DAN_PELAPORAN_TERPADU_PUSKESMA
S_SP2TP_DI_WILAYAH_DINAS_KESEHATAN_KABUPATEN_DOMP
U_PROVINSI_NTB_Nurul_Dwi_Suryani_Solikhah
Wibisono, Setyawan, Munawaroh, dan Siti. 2012. Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (Simpuskesmas) berbasis Cloud Computing. Semarang.
Universitas Stikubank. Tersedia :
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/1661

Anda mungkin juga menyukai