Anda di halaman 1dari 47

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

KASUS MALARIA

Oleh : Wahyuni
DEFINISI

Malaria adalah suatu penyakit akut maupun kronis


yang disebabkan karena Plasmodium yang ditandai
dengan gejala demam, menggigil, berkeringat dan
sakit kepala yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles betina
DILAKSANAKAN ?
Permenkes 293 Tahun 2009 :
KAPAN PE Setiap kasus positif malaria
MALARIA
wajib dilakukan PE di wilayah
yang telah memasuki
Tahap Eliminasi dan
Tahap Pemeliharaan

• Pada saat terjadi


Kejadian Luar Biasa
(KLB) malaria.
MENGAPA SETIAP KASUS POSITIF PERLU
DILAKUKAN PE PADA TAHAP ELIMINASI DAN
TAHAP PEMELIHARAAN ???..

INDIGENOUS
POKOK KEGIATAN DALAM ELIMINASI
MALARIA

1. Penemuan dan tatalaksana penderita.


2. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
3. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan
wabah.
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE).
5. Peningkatan sumber daya manusia.
3. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
Eliminasi Pemeliharaan
• Semua unit yankes pemerintah maupun swasta • Untuk mencegah munculnya kembali kasus
melaksanakan SKD-KLB malaria, dianalisis dan dengan penularan setempat, dilakukan kegiatan
dilaporkan secara berkala ke Dinkes Kab/Kota kewaspadaan sebagai berikut:
setempat. –Pada tingkat reseptivitas dan vulnerabilitas
• Segera melakukan penanggulangan bila terjadi rendah dilakukan:
KLB malaria. • Penemuan penderita pasif (PCD) melalui
• Melaksanakan surveilans penderita dengan ketat, unit yankes baik pemerintah maupun
terutama bila sudah mulai jarang ditemukan swasta.
penderita dengan penularan setempat.
•PE terhadap semua kasus positif
• Melaksanakan surveilans migrasi untuk
mencegah masuknya kasus impor. untuk menentukan asal
• PE terhadap semua kasus positif penularan
• Follow up pengobatan penderita.
malaria untuk menentukan asal
• Surveilans migrasi untuk mencegah
penularan penderita. masuknya kasus impor.
• Melaporkan dengan segera setiap kasus positif –Pada tingkat reseptivitas dan vulnerabilitas
malaria yang ditemukan di unit yankes tinggi dilakukan kegiatan seperti diatas
pemerintah maupun swasta kepada Dinkes ditambah kegiatan ACD oleh JMD,
secara berjenjang sampai tingkat pusat. pengendalian vektor yang sesuai untuk
menurunkan reseptivitas.
3. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
Eliminasi Pemeliharaan
• Melakukan PE terhadap fokus malaria • Disamping kegiatan kewaspadaan seperti diatas,
untuk menentukan asal, luas dan masih dilakukan kegiatan surveilans seperti:
klasifikasi fokus tersebut. –Melaporkan dengan segera semua kasus
• Memperkuat sistem informasi malaria positif yang ditemukan.
sehingga semua kasus dan hasil –Mempertahankan sistem informasi malaria
kegiatan intervensi dapat dicatat dengan yang baik sehingga semua kasus dan hasil
baik dan dilaporkan. kegiatan intervensi dapat dicatat dan
• Mencatat semua kasus positif dalam dilaporkan.
buku register secara nasional. –Mencatat semua kasus positif dalam buku
• Melaksanakan pemeriksaan genotipe register di kab/kota, prov, dan pusat.
isolate parasit secara rutin. –Melakukan px genotipe isolate parasit.
• Membuat peta GIS berdasarkan data –Melakukan PE terhadap fokus malaria untuk
fokus, kasus positif, genotipe isolate menentukan asal dan luasnya penularan serta
parasit, vektor, dan kegiatan intervensi klasifikasinya.
yang dilakukan. –Membuat peta GIS berdasarkan data fokus,
• Memfungsikan Tim Monitoring Eliminasi kasus, genotipe isolate parasit, vektor dan
Malaria di Pusat, Prov dan Kab/Kota. kegiatan intervensi.
Kriteria KLB Malaria

Daerah yang masuk tahap eliminasi Melakukan


penyelidikan epidemologi terhadap semua kasus positif
malaria untuk menentukan asal penularan penderita.
METODE 1-2-5

Penanggulangan

Penyelidikan Kasus

Kontak Survei dan Penyelidikan Faktor Risiko

Penyelidikan Fokus
)
1. Notifikasi Kasus Positif Malaria (1)

• Tujuan ?
Untuk penanggulangan kasus
secara cepat agar tidak
menimbulkan penularan.
• KAPAN ?
Notifikasi kasus malaria pada daerah yang
telah masuk Tahap Eliminasi dan Tahap
Pemeliharaan dalam waktu 1X24 jam !
1. Notifikasi Kasus Positif Malaria (2)
• Alur Notifikasi

Notifikasi memuat informasi seperti nama penderita, jenis kelamin,


hasil diagnostik dll yang ada dalam formulir notifikasi kasus malaria
1. Notifikasi Kasus Positif Malaria (3)
• Formulir Notifikasi
METODE 1-2-5

Penanggulangan

Penyelidikan Kasus

Kontak Survei dan Penyelidikan Faktor Risiko

Penyelidikan Fokus
)
2. Penyelidikan Epidemiologi (1)
A. Penyelidikan Kasus
Tujuan

Tujuan penyelidikan kasus adalah


untuk mengetahui klasifikasi kasus
Waktu

Waktu pelaksanaannya adalah


selambat-lambatnya 1 hari setelah
kasus dinotifikasi.
Metode

Penyelidikan kasus malaria dengan wawancara kepada kasus


menggunakan formulir wawancara kasus, kegiatan dapat dilakukan
di fasyankes saat pasien datang atau di tempat tinggal pasien.
2. Penyelidikan Epidemiologi (2)
• Klasifikasi Kasus
Klasifikasi Kasus

Indigenous
Transfusi/
Relaps Kongenital

Impor
KLASIFIKASI KASUS MALARIA
• Kasus malaria indigenous adalah kasus malaria positif yang
penularannya terjadi di wilayah setempat.
• Kasus malaria impor adalah kasus malaria positif yang
penularannya terjadi di luar wilayah (kabupaten/kota,
kecamatan/ puskesmas, desa, anak desa atau wilayah dalam
satuan epidemiologis).
• Kasus introduce adalah kasus indigenous yang tertular
langsung dari kasus impor.
• Kasus induce adalah kasus malaria yang berasal dari transfusi
darah (tidak disengaja) atau seseorang yang sengaja
ditulari/dimasuki parasit malaria untuk keperluan percobaan
pengobatan malaria.
• Kasus malaria kongenital adalah kasus positif malaria pada
bayi yang ditularkan dari ibunya pada saat kehamilannya.
PENGAMBILAN TITIK K0ORDINAT
METODE 1-2-5

Penanggulangan

Penyelidikan Kasus

Kontak Survei dan Penyelidikan Faktor Risiko

Penyelidikan Fokus
)
2. Penyelidikan Epidemiologi (3)
B. Survai Kontak
• Tujuan
Survei kontak dilakukan
untuk mengetahui
luasnya penularan atau
kejadian malaria.
• Waktu Pelaksanaan
Survei kontak dilakukan setelah kasus
diklasifikasikan dan pada hari ke 2 sampai
dengan hari ke 4.
Kontak survai dan penyelidikan faktor risiko dilakukan pada kasus:
1. Kasus penularan lokal (indigenous)
2. Kasus import di daerah reseptif
3. Kasus impor yang datang secara berkelompok.
KONTAK SURVAI PADA KASUS INDIGENOUS
Survai kontak pada Kasus Indigenous dilakukan di sekitar
tempat yang dicurigai sebagai tempat penularan

Tetangga yang Teman yang


Seluruh
tinggal dalam radius bekerja/
anggota
+ 200 m atau 5 beraktivitas
keluarga/orang
rumah (5 rumah x 5 dilingkungan
yang tinggal
org = 25 org) sekitar yang sama
bersama
penderita (indeks dengan
penderita
kasus). penderita
Kontak Survai pada Kasus Impor

Kontak survai pada Kasus Impor dilakukan berdasarkan


reseptifitas suatu daerah

Kontak survai di daerah Kontak survai pada daerah


Reseptif dilakukan pada non-reseptif dilakukan pada
populasi berisiko seluruh anggota kelompok
(seperti pada kasus atau rombongan yang pergi
indigenous) bersama dengan kasus
Anopheles sp kepada
penderita malaria

Gigitan nyamuk

Contact Survey
Masa Inkubasi Masa Inkubasi
Extrinsik (2 minggu) Extrinsik (2 minggu)
pada nyamuk pada nyamuk

Masa Inkubasi Masa Inkubasi Masa Inkubasi


Intrinsik (2 minggu) Intrinsik (2 minggu) Intrinsik (2 minggu)
Anopheles sp Infektif

di manusia di manusia di manusia


Gigitan nyamuk

Pengamatan Panas/Gejala Klinis/Suspek


Pasca CS selama 4 minggu (2 masa inkubasi)
 Yang Suspek diperiksa Sediaan Darahnya
 Yang positif diobati
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk
sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya
sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º C P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º C, pada 32º C parasit dalam
tubuh nyamuk mati
Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai timbulnya
gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan
masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase
eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 12 hari
- P. vivax = 13 – 17 hari
- P. malariae = 28 - 30 hari
- P. ovale = 13 – 17 hari 30
2. Penyelidikan Epidemiologi (4)
C. Penyelidikan Faktor Risiko
• Tujuan
Mengetahui faktor risiko
lingkungan dan perilaku
yang berhubungan dengan
penularan malaria

• Waktu Pelaksanaan
Penyelidikan faktor
risiko dilakukan dalam
rentang waktu 2-5 hari
2. Penyelidikan Epidemiologi (4)
C. Penyelidikan Faktor Risiko
• Tempat
Dilaksanakan di sekitar
tempat yang dicurigai
(breeding places potential)
menjadi tempat penularan

• Metode
1) Pengamatan Lingkungan
2) Pengamatan Perilaku
Masyarakat
C. Penyelidikan Faktor Risiko

Pengamatan lingkungan disekitar tempat yang dicurigai sebagai


tempat penularan meliputi:
> Melakukan pemerikasaan jentik di tempat perindukan nyamuk seperti
lagoon, rawa, mata air, sungai, sawah, dan genangan air lainnya yang
ada di alam serta pemetaannya. Pengumpulan data entomologis.
> Bila reseptif tinggi (ditemukan tempat perindukan yang positif larva
Anopheles ≥1% dan atau MBR-Man Biting Rate > 0,025 gigitan
nyamuk/orang/malam) dilakukan pengendalian vektor yang sesuai
>Pengamatan lingkungan disertai juga dengan pengumpulan informasi
mengenai upaya program pengendalian malaria setempat (IRS,
pembagian kelambu, larvaciding)
TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK
An.sundaicus & An.barbirostris, An. maculatus
An.subpictus An. balabacensis
An.aconitus An.farauti
Muara sungai Mata air, salak
Sawah Rawa-rawa

Lagon Genangan air


Saluran air
sungai

PENGAMATAN LINGKUNGAN
(TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK)
C. Penyelidikan Faktor Risiko

Pengamatan Perilaku
Masyarakat
Pengamatan perilaku
masyarakat dilakukan
dengan observasi perilaku
penduduk yang berpotensi
terjadinya penularan malaria
METODE 1-2-5

Penanggulangan

Penyelidikan Kasus

Kontak Survei dan Penyelidikan Faktor Risiko

Penyelidikan Fokus
)
KLASIFIKASI DAERAH FOKUS :
 Fokus  RESEPTIF
o Fokus Aktif  RESEPTIF
Adalah daerah RESEPTIF yang masih ada penularan setempat
(INDIGENOUS) dalam waktu satu tahun berjalan.
o Fokus Non Akif  RESEPTIF
Adalah daerah RESEPTIF malaria yang tidak ada penularan
setempat (INDIGENOUS) dalam tahun berjalan hingga 2 tahun
sebelumnya.
o Fokus Bebas  RESEPTIF
Adalah daerah reseptif yang tidak ada penularan setempat
(INDIGENOUS) dalam waktu 3 tahun berturut-turut.
 Non Fokus  NON RESEPTIF
Adalah daerah non reseptif
Klasifikasi Fokus

Aktif
Penyelidikan Fokus
1. Penyelidikan fokus terutama di lakukan di daerah fokus
aktif.
2. Kegaitan yang dilakukan, antara lain:
a. Penentuan luas wilayah daerah fokus aktif
b. Mengumpulkan data-data di wilayah fokus aktif:
• Data jumlah penduduk
• Data pengendalian vektor yang pernah dilakukan
seperti pembagian kelambu, IRS, larvasiding
• Data bionomik vektor dan tempat perindukannya

Data hasil penyelidikan kasus dan fokus akan digunakan untuk


menentukan jenis penanggulangan yang sesuai.
3. Penanggulangan
Daerah Non-
Daerah Reseptif Reseptif

FOKUS
FOKUS FOKUS NON-
NON-
AKTIF BEBAS FOKUS
AKTIF
• Penemuan kasus • Respon kasus yang • Respon kasus
secara aktif cepat terhadap yang cepat
kasus impor terhadap kasus
• Pengendalian impor
Vektor yang sesuai • Penguatan • Penguatan
(Pembagian surveilans migrasi surveilans migrasi
Kelambu, IRS, • Pemantauan
Larveciding atau • Pemantauan daerah daerah reseptif
manajemen reseptif • Manajemen
lingkungan) program menuju
sertifikasi
eliminasi malaria
STUDI KLASIFIKASI KASUS
PERTANYAAN :
1. Seorang positif malaria falciparum dilaporkan dari RS di
kabupaten bebas malaria. Kasus didiagnosa malaria setelah 3
hari dirawat di RS.
2. Pernah sakit malaria 1 tahun yang lalu
3. Riwayat tinggal di Timika. Baru pulang 1 mg yang lalu
4. Di sekitar penderita tidak ditemukan orang sakit dengan gejala
yang sama

 IMPOR
PERTANYAAN :
1. Seorang positif malaria falciparum berdomisili di desa A
dilaporkan oleh Puskesmas di kabupaten yang belum eliminasi
2. Kasus malaria indigenous di desa A terakhir ditemukan tahun
2003
3. Tidak ditemukan penderita yang sama di desa A
4. Sering menginap di rumah orang tuanya di desa B di
kecamatan lain yang sedang aktif penularan malaria

 INDIGENOUS
PERTANYAAN :
1. Enam bulan – satu tahun yang lalu pernah sakit
yang sama (dingin menggigil, demam,
berkeringat atau gejala lokal lainnya, PADA
SETIAP TIGA HARI/SELANG SEHARI )?  YA
2. Karena terjadi pada siklus (hipnosoit):  TIDAK
• Minum Primakuin selama 14 hari?
 RELAPS P. vivax
Terima Kasih.......
47

Anda mungkin juga menyukai