Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) SUSPEK CAMPAK DI KELURAHAN


PENARAGA RT 03 RW 01 KECAMATAN RABA KOTA BIMA
JANUARI 2017

I. PENDAHULUAN
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah. Campak merupakan salah satu penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Pada tanggal 31 desember 2016 Dinkes Kota Bima menerima
laporan/informasi dari relawan kesehatan bahwa ada kasus suspek campak yang
berada di pengungsian Masjid Nurul Mubin Kelurahan Penaraga dengan jumlah
suspek sebanyak 1 orang. Firdaus umur 8 tahun alamat Kelurahan Penaraga RT
03 RW 01. Kecamatan Raba Kota Bima. Dinkes Kota Bima memerintahkan agar
kasus tersebut segera dirujuk ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
penanganan yang lebih lanjut dan tim surveilans Dinkes Kota Bima langsung
melakukan penyelidikan epidemiologi ke lokasi kejadian.
Tanggal 1 Januari 2017 tim surveilans menemukan beberapa kasus
suspek campak di wilayah RT 03 RW 01 Kel. Penaraga, berdasarakan hasil
penelurusan sebelumnya sudah ditemukan kasus campak sebelum terjadi banjir
bandang. Pada tanggal 1 januari ditemukan suspek kasus campak di rumah
sakit umum daerah kabupaten bima atas nama Maryam umur 1 tahun 9 bulan
Kelurahan Penaraga RT 03 RW 01. Menurut penuturan orang tua Maryam bahwa
Kakak laki-laki dari Maryam yang bernama Taran pernah menderita seperti yang
dialami oleh adiknya Maryam.
Tanggal 2 januari 2017 dinkes Kota Bima melakukan penyuluhan di lokasi
kejadian dan pemberian vaksin ke seluruh populasi yang beresiko (9-59 bulan).
Pada saat pemberian vaksin masih banyak kendala yang dihadapi karena
persepsi masyarakat setempat yang anti vaksin karena masyarakat menganggap
bahwa vaksin tersebut mengandung unsur babi dan banyak vaksin palsu yang
beredar.
II. TUJUAN
1. Menentukan adanya KLB Diphteri di wilayah Kelurahan Penaraga
2. Diketahuinya jumlah kasus, sebaran kasus, dan waktu terjadinya kasus
3. Diketahuinya status imunisasi campak
4. Diketahuinya tatalaksana kasus campak
5. Diketahuinya faktor risiko terjadinya kasus.
6. Memutus mata rantai penularan penyakit campak
II. DEFINISI
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala bercak
kemerahan yang berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih yang
sebelumnya di dahului panas badan 38 o C atau lebih juga disertai salah satu
gejala batuk pilek atau mata merah (WHO). Definisi operasional untuk surveilans
penyakit campak di Indonesia adalah : adanya demam (panas), bercak
kemerahan (rash), dan ditambah satu atau lebih gejala batuk, pilek, atau mata
merah (konjungkitiva).
Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi
 Menentukan definisi operasional penyakit campak
 Menentukan wilayah terjadinya wabah
 Melakukan pencarian atau pelacakan kasus
 Pengambilan specimen darah
III. HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Keadaan umum wilayah Kelurahan Penaraga RW 0 RT 03
Lokasi kejadian kasus suspek campak pertama kali ditemukan di
sebuah lokasi pengungsian yaitu Masjid Nurul Mubin dengan jarak lokasi + 1
km dari Dinkes Kota Bima. Keadaan RT 03 merupakan daerah yang terkena
dampak banjir bandang. Ada isu yang telah lama beredar dimasyarakat
bahwa vaksin mengandung DNA babi dan banyak vaksin palsu yang telah
beredar. Jika dilihat cakupan imunisasi campak di wilayah tersebut yang
kurang dari 90 %.
B. Penelurusan kasus dan fakto resiko
Dalam upaya untuk mengungkap kemungkinan terjadinya KLB
diperlukan beberapa informasi diantaranya mengenai gejala-gejala penyakit
yang spesifik, status imunisasi, penduduk rentan, da factor resiko. Informasi
ini diperoleh baik berupa wawancara maupun tulisan dari petugas kesehatan,
kader posyandu, dan masyarakat
1. Penelusuran kasus
Dalam penulusuran tersangka kasus campak ( gejala : demam
(panas), bercak kemerahan (rash), dan ditambah satu atau lebih gejala
batuk, pilek, atau mata merah (konjungkitiva).
2. data kasus suspek campak
1. Nama : humaira (4 tahun 5 bulan )
Alamat : rt/rw 003/001 kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
2. Nama : uwais (3 tahun )
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
3. Nama : amillah (4 tahun 5 bulan)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
4. Nama : bilal (2 tahun )
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
5. Nama : taran (4 tahun 5 bulan)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
6. Nama : Maryam (1 tahun 9 bulan)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
7. Nama : Atifa (1 tahun 5 bulan)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
8. Nama : Ali muzakir ( 7 tahun)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
9. Nama : Hanif (3 tahun 5 bulan)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
10. Nama : Laili (5 tahun)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
11. Nur rahmi ( 2 tahun 5 bulan)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
12. Firdaus (8 tahun)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
13. Juanda (9 tahun)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
14. Yuliani (11 tahun)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
15. Tri utami (10 tahun)
Alamat : RT/RW 003/001 Kelurahan Penaraga kec. Raba Kota Bima
Faktor resiko penularan teridentifikasi bahwa penderita tidak mendapatkan
vaksin campak dan pemukinan yang padat sehingga dapat
memungkinkan adanya penularan yang lebih cepat.
3. Penulusuran status imunisasi
Adanya isu bahwa penggunaan vaksin haram dan vaksin palsu
menyebabkan masyarakat tidak mau mengvaksinasi anak-anak mereka.
Anak-anak yang menderita campak adalah anak yang tidak mendapatkan
imunisasi.
4. Penulusuran laboratorium
Dalam upaya untuk memastikan adanya kasus campak di wilayah Kota Bima
khususnya di Kelurahan Penaraga Rt 03 Rw 01 Dinkes Kota Bima melakukan
pengambilan specimen serum atas nama Firdaus dan Juanda. Hasil
laboratorium menunjukkan bahwa kedua specimen tersebut positfi campak.
IV. SIMPULAN
1. Secara epidemiologi Telah terjadi klb campak di kelurahan Penaraga RT 03
RW 01 Kec. Raba Kota Bima pada bulan Januari 2017
2. Jumlah kasus campak yang telah teridentifikasi adalah sebanyak 2 orang
dengan melihat hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Dalam upaya mencegah terjadinya kemungkinan penyebaran kasus campak
diberikan profilaksis dengan vaksinasi campak di wilayah terjadinya wabah
campak dengan sasaran adalah anak dengan umur 9-59 bulan.
4. Cakupan imunisasi campak di puskesmas penanae adalah
V. RENCANA TINDAK LANJUT
1. Pemantauan terhadap semua kasus yang mengalami gejala panas lebih dari
tiga hari dengan batuk pilek dan dengan ruam merah untuk diberikan terapi
kasus campak.
2. Pemetaan untuk mengantisipasi penyebaran kasus di wilayah yang langsung
berbatasan dengan lokasi KLB.
3. Penemuan kasus baru melalui sweeping dan sarana pelayanan kesehatan
milik pemerintah maupun swasta, apabila menemukan tersangka secara klinis
mengarah pada penyakit campak segera lapor ke Dinkes Kota Bima dan
pelayanan kesehatan terdekat agar dapat segera mendapatkan pelayanan
yang sesuai tata laksana penyakit campak.
4. Melakukan surveilans ketat pada setiap kasus panas lebih dari 3 hari dengan
batuk pilek dan ada ruam merah.
5. Penyuluhan program Imunisasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
masyarakat dengan melibatkan seluruh sektor terkait.

Demikian laporan sementara hasil penyelidikan epidemiologi KLB


kemungkinan penyakit campak di Kelurahan Penaraga RT 03 RW 01 Kecamatan
Raba Kota Bima, sebagai bahan penanggulangan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai