Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENYELIDIKAN KLB SUSPEK CAMPAK

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESUMADADI KABUPATEN


LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016

Disusun oleh

KELOMPOK 9 :

1. BELLANISA KAZARI NPM. 215130077P


2. Elly NPM. 215130017P
3. JUWITA D PASARIBU NPM. 215130093P
4. RAHMAT WAHYU HIDAYAT NPM. 215130090P
5. RIYAN SAPUTRA NPM. 215130010P
6. YULIA ERNAWATI NPM. 215130020P

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN AJARAN 2021/2022


UNIVERSITAS MITRA INDONESIA LAMPUNG
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan, 19 Januari 2022

KELOMPOK 9

LAPORAN PENYELIDIKAN KLB SUSPEK CAMPAK WILAYAH


KERJA PUSKESMAS KESUMADADI KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH TAHUN 2016
xiv + 43 halaman dan 2 tabel + 1 gambar

ABSTRAK

Campak merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus dan
dapat mengakibatkan kematian. Kematian pada campak sebagian besar
disebabkan oleh komplikasi. Gejala klinis campak adalah demam dan ruam (rash)
maculopapular ditambah dengan salah satu atau lebih gejala batuk/pilek atau mata
merah (conjungtivitis). Masa inkubasi penyakit ini antara 7 – 18 hari, rata-rata 10
hari.
Komplikasi penyakit campak sering terjadi pada anak usia 20 tahun.
Komplikasi yang sering terjadi adalah diare dan bronchopneumonia. Penyakit
campak menjadi lebih berat pada penderita malnutrisi, defisiensi vitamin A dan
immune defisiency (HIV) serta karena penanganan yang terlambat. Sedangkan
pada penyakit rubela yang harus diwaspadai adalah komplikasi pada ibu hamil
trimester pertama yang dapat mengakibatkan anak yang dikandungnya menjadi
abortus, prematur, lahir mati atau lahir hidup dengan cacat kongenital (Congenital
Rubella Sindrome/CRS) berupa tuli, buta dan atau penyakit jantung bawaan
(Congenital Rubela Sindrom/CRS).
Pada tanggal 12 Agustus 2016 kasus pertama ditemukan suspek campak di
Desa Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi anak usia 3
tahun,dari hasil penyelidikan epidemiologi 1 minggu sebelumnya kasus
berpergian ke desa tetangga (desa trimulyo kabupaten Pesawaran) di mana di desa
tersebut sedang berlangsung KLB Campak. Pada tanggal 19 Agustus 2016 kasus
bertambah anak usia 4 tahun kasus ke 2 (dua), Dan kasus semakin bertambah
lebih dari 5 kasus dan mengelompok pada anak-anak Paud.Hal ini sesuai dengan
definisi operasional KLB Suspek Campak.

i
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK......................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................2
1.3 Metodologi Penyelidikan..............................................................3

BAB II PEMBAHASAN HASIL PENYELIDIKAN


EPIDEMIOLOGI
2.1 Kronologis Kejadian:....................................................................4
2.2 Hasil Penyelidikan epidemiologi..................................................4
2.3 Upaya Penanggulangan................................................................8

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan ..................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.3 LATAR BELAKANG

Campak merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus


dan dapat mengakibatkan kematian. Kematian pada campak sebagian besar
disebabkan oleh komplikasi. Gejala klinis campak adalah demam dan ruam
(rash) maculopapular ditambah dengan salah satu atau lebih gejala batuk/pilek
atau mata merah (conjungtivitis). Masa inkubasi penyakit ini antara 7 – 18
hari, rata-rata 10 hari.
Rubela adalah penyakit akut dan mudah menular yang sering menginfeksi
anak dan dewasa muda yang rentan. Penyakit ini mempunyai gejala klinis
yang ringan dan 50% tidak bergejala, akan tetapi yang menjadi perhatian
dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubela ini
menyerang pada wanita hamil terutama pada masa awal kehamilan. Gejala dan
tanda rubela ditandai dengan demam ringan (37,2°C) dan bercak merah (ruam
makulopapuler) disertai pembesaran kelenjar limfe di belakang telinga, leher
belakang dan sub occipital. Masa inkubasi penyakit rubela antara 4 – 21 hari.
Sumber penularan dari kedua penyakit tersebut adalah melalui percikan
ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi
hidung. Masa penularan penyakit campak adalah 4 hari sebelum ruam sampai
4 hari setelah timbul ruam, puncak penularan pada saat gejala awal (fase
prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Sedangkan masa penularan
penyakit rubela diperkirakan terjadi pada 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah
ruam.
Komplikasi penyakit campak sering terjadi pada anak usia 20 tahun.
Komplikasi yang sering terjadi adalah diare dan bronchopneumonia. Penyakit
campak menjadi lebih berat pada penderita malnutrisi, defisiensi vitamin A
dan immune defisiency (HIV) serta karena penanganan yang terlambat.
Sedangkan pada penyakit rubela yang harus diwaspadai adalah komplikasi
pada ibu hamil trimester pertama yang dapat mengakibatkan anak yang
2

dikandungnya menjadi abortus, prematur, lahir mati atau lahir hidup dengan
cacat kongenital (Congenital Rubella Sindrome/CRS) berupa tuli, buta dan
atau penyakit jantung bawaan (Congenital Rubela Sindrom/CRS).
Kepala dinas Kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi,
atau Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu
daerah memenuhi salah satu kriteria KLB. Kriteria KLB suspek Campak
adalah adanya 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut
yang terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi.
Pada tanggal 12 Agustus 2016 kasus pertama ditemukan suspek campak di
Desa Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi anak usia 3
tahun,dari hasil penyelidikan epidemiologi 1 minggu sebelumnya kasus
berpergian ke desa tetangga (desa trimulyo kabupaten Pesawaran) di mana di
desa tersebut sedang berlangsung KLB Campak. Pada tanggal 19 Agustus
2016 kasus bertambah anak usia 4 tahun kasus ke 2 (dua), Dan kasus semakin
bertambah lebih dari 5 kasus dan mengelompok pada anak-anak Paud.Hal ini
sesuai dengan definisi operasional KLB Suspek Campak.

1.4 TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Mengetahui gambaran Epidemiologi KLB suspek campak di Desa Binjai
Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi.

b. Tujuan Khusus:
1. Menetapkan diagnosa etiologi Kejadian Luar Biasa
2. Mengetahui gambaran epidemiologi berdasarkan waktu, orang dan
tempat.
3. Mengetahui gejala klinis pada peristiwa KLB.
4. Mengetahui sumber penularan.
5. Mencegah meluasnya KLB
3

1.4 METODOLOGI PENYELIDIKAN


a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap penderita
suspek campak, sementara data sekunder diperoleh dari laporan mingguan
SKDR.
b. Definisi Operasional
KLB suspek Campak adalah adanya 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu
4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya
hubungan epidemiologi.
BAB II

PEMBAHASAN

HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

2.1 Kronologis Kejadian:


1. Kasus pertama bernama Habib usia 3 tahun, tanggal mulai demam tanggal
12 Agustus 2016 dan timbul rash tanggal 14 Agustus 2016, status imunisasi
campak 1 kali dan sudah mendapatkan pengobatan dan di rawat inap di
Rumah Sakit. Habib merupakan anak dari bidan desa setempat, dari hasil
penyelidikan epidemiologi 1 minggu sebelumnya kasus berpergian ke desa
tetangga (desa trimulyo kabupaten Pesawaran) di mana di desa tersebut
sedang berlangsung KLB Campak . Asumsi penularan telah terjadi dari
desa trimulyo ke desa Binjai Ngagung.
2. Pada tanggal 19 Agustus 2016 kasus bertambah an. Kevin usia 4 tahun
kasus ke 2 (dua), tanggal mulai demam 19 Agustus 2016 dan timbul rash
23 Agustus 2016, status imunisasi 1 kali. Dan kasus semakin bertambah
lebih dari 5 kasus dan mengelompok pada anak-anak Paud.
3. Semua kasus telah mendapatkan pengobatan dan pemberian vitamin A.
Jumlah total kasus KLB suspek campak adalah 28 kasus.

2.2 Hasil Penyelidikan epidemiologi.


Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi maka dapat diketahui analisa
kasus KLB suspek Campak di desa Binjai Ngagung Kecamatan Bekri
Puskesmas Kesumadadi kabupaten Lampung Tengah, sebagai berikut :
1. Distribusi Kasus Menurut Waktu
Kasus 1 (pertama) muncul pada minggu ke 32 tanggal 12 Agustus
2016 dengan gejala klinis adanya demam dan rash. Sedangkan ditetapkan
KLB suspek Campak pada minggu ke 37, tanggal 13 September 2016
dimana kasus telah meningkat sebanyak 5 kasus dan mengkluster di Paud.
Hal ini sesuai dengan definisi operasional KLB Suspek Campak.
5

Grafik. 1. Distribusi Kasus Suspek Campak Berdasarkan Waktu di desa Binjai


Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi Kab. Lampung Tengah

Provinsi Lampung tahun 2016


6

5 5 Di tetapkan KLB

3 3
2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
16 16 16 16 16 16 6 6 6 16 6 6 6 6 6 6 6
20 20 20 20 20 20 2 01 2 01 2 01 20 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01 2 01
8/ 8/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 9/ 0/ 0/
/0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /0 /1 /1
12 19 08 12 13 15 16 17 18 19 20 21 25 27 30 01 11

Kasus

Dari tabel diatas berdasarkan munculnya demam dan rash dari


kasus klinis campak, dapat dilihat bahwa KLB ditetapkan pada tanggal 13
September 2016 di minggu 37, dan pemantauan penambahan kasus masih
dilakukan surveilans ketat selama 2x masa inkubasi ( masa inkubasi
campak rata-rata 10 hari).
2. Distribusi Kasus Menurut Tempat
Distribusi kasus berdasarkan tempat kejadian adalah di desa Binjai
Ngagung kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi Kab. Lampung
Tengah di lokasi Paud.
3. Distribusi Kasus Menurut Orang
a. Distribusi menurut umur
Kasus KLB suspek campak terbanyak/tertinggi pada golongan umur
anak-anak balita (5- 6 tahun) sebanyak 27 kasus dan terendah (1 tahun
9 bulan).
6

Grafik. 2. Distribusi Kasus Suspek Campak Berdasarkan Umur di desa Binjai


Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi Kab. Lampung Tengah
Provinsi Lampung tahun 2016

27 kss (96%)

0- 11 bl 1-4 th 5-9 th 10-14 th > 15 th

b. Distribusi menurut jenis kelamin


Distribusi kasus KLB suspek campak berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik. 3. Distribusi Kasus Suspek Campak Berdasarkan Jenis Kelamin di desa


Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi Kab. Lampung Tengah
Provinsi Lampung tahun 2016

11 kss (39%)

17 kss
(61%)

Laki-laki Perempuan

c. Distribusi menurut status imunisasi campak.


Berdasarkan hasil wawancara pada ibu kasus rata-rata status
imunisasi semua kasus suspek campak telah mendapatkan imunisasi
campak (100%) sebanyak 1 dosis pada usia 9 bulan.
7

Grafik. 4. Distribusi Kasus Suspek Campak Berdasarkan Status Imunisasi di desa


Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Puskesmas Kesumadadi Kab. Lampung Tengah
Provinsi Lampung tahun 2016

imunisasi Tdk Imunisasi

d. Attack Rate (AR) dan CFR

Golongan Populasi Jumlah CFR Attack AR (Age


Umur teresiko Kasus (%) Rate Spesific
(AR) % Attack
Rate)

1- 4 th 296 1 0 0,34

5 – 9 th 312 27 0 8,65

total 608 28 0 4,60

Jika dilihat dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka kejadian
kasus campak sudah meluas sebesar 4,60%. Tidak ada kematian pada
KLB tersebut (CFR : 0%).
8

2.3 Upaya Penanggulangan


1. Melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari faktor resiko,
sumber penularan dan kasus tambahan bila ada.
2. Melakukan pengobatan dan memberi vitamin A.
3. Mengambil sampel berupa serum darah sebanyak 5 orang dan urine 3
orang dan mengirimkan sampel ke laboratorium kesehatan Kementerian
RI di Jakarta untuk mengetahui jenis virolugis( jenis virus yang
menyebabkan sakit).
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
1. Telah terjadi KLB suspek campak di Desa Binjai Ngagung Kecamatan
Bekri Kab. Lampung Tengah pada tanggal 13 September 2016 ddengan
jumlah kasus sebanyak 28 kasus.
2. Untuk penegakan diagnosis hasil dari laboratorium dari Labkes Jakarta
masih PENDING

3.2 RENCANA TINDAK LANJUT


1. Memantau kesehatan disekitar rumah yang terkena kasus suspek campak
2. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi di masyarakat.
3. Melakukan pemantaukan kasus (surveilans ketat) dalam waktu 2 kali masa
inkubasi campak (20 hari) dari kasus terakhir di temukan

Bandar Lampung, 8 Oktober 2016

Tim Penyelidikan Epidemiologi :

1. Yuni Nirmala, SKM : 1. .........................


NIP. 19780615 200212 2 008

2. Mheri Arsila, SKM : 2. ..........................


NIP. 1973215 199303 2 002

3. Tigoch Sanjaya, S.ST : 3. ........................


NIP. 19860906 200902 1 001
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI, 2020, Buku Pedoman Penyelidikan dan


Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
(Pedoman Epidemiologi Penyakit) Revisi III tahun 2020, Jakarta : Kementerian
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai