Disusun Oleh:
224110401
Tingkat 2A
Dosen Pembimbing:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Malaria Pada Wanita. Makalah
disusun guna memenuhi tugas dari dosen pembimbing pada mata kuliah Ilmu Penyakit
Tropis pada Wanita di Poltekkes Kemenkes Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang berjudul tentang Malaria Pada
Wanita.
Penulis
PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Pengertian Campak.....................................................................................................
2.2 Epidemiologi Campak.................................................................................................
2.3 Etiologi Campak..........................................................................................................
2.4 Cara Penularan Campak..............................................................................................
2.5 Tanda dan Gejala Campak..........................................................................................
2.6 Jenis-jenis Campak......................................................................................................
2.7 Komplikasi..................................................................................................................
2.8 Pengobatan Campak....................................................................................................
2.9 Pencegahan Campak...................................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................
3.2 SARAN.......................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................
PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB I
PENDAHULUAN
PAGE \* MERGEFORMAT 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Campak Pada Wanita?
2. Bagaimana epidemiologi Campak pada wanita?
3. Apa penyebab Campak pada wanita?
4. Bagaimana cara penularan Campak?
5. Apa saja tanda dan gejala Campak?
6. Apa saja jenis-jenis Campak?
7. Bagaimana Komplikasi Campak?
8. Bagaimana Pengobatan pada Campak?
9. Bagaimana Pencegahan pada Campak?
1.3 Tujuan
Agara pembaca mengetahui tentang apa itu Campak, epidemiologi dari
Campak pada wanita saat ini, penyebab Campak pada wanita, penularan
Campak pada wanita, tanda dan gejala Campak pada wanita, jenis-jenis
Campak, komplikasi Campak pada wanita, cara pengobatan Campak pada
wanita, serta cara pencegahan campak pada wanita.
PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB II
PEMBAHASAN
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh
virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini
ditularkan melalui droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki
masa inkubasi 8-13 hari. Campak ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek,
dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash).
1,7,8
Dampak penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare
berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom radang otak pada anak diatas 10
tahun, dan tuberkulosis paru menjadi lebih parah setelah sakit campak berat. 2)
berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000
dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih ditemukan di
negara maju. Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963 di Amerika serikat,
terdapat lebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus
campak menurun drastis dan hanya ditemukan kurang dari 100 kasus pada 1998.
utama pada bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporn SKRT tahun
1985/1986. KLB masih terus dilaporkan. Dilaporkan terjadi KLB di pulau Bangka
pada tahun 1971 dengan angka kematian sekitar 12%, KLB di Provinsi Jawa
Barat pada tahun 1981 (CFR=15%), dan KLB di Palembang, Lampung, dan
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Bengkulu pada tahun 1998. Pada tahun 2003, di Semarang masih tercatat terdapat
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan
ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel
raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat
dideteksi bila ruam muncul. Penyebaran virus maksimal adalah melalui percikan
ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal (stadium kataral). Penularan
terhadap penderita rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang
terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9- 10 sesudah pemajanan, pada beberapa
keadaan dapat menularkan hari ke 7. Tindakan pencegahan dengan melakukan isolasi
terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah
pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul.
1. Percikan Saliva: Saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus dapat
menyebar ke udara dan menginfeksi orang lain yang berada di dekatnya.
2. Kontak Langsung: Kontak langsung dengan cairan tubuh penderita bisa
menjadi sumber penularan.
3. Benda yang Terkontaminasi: Virus campak bisa bertahan hidup di permukaan
benda selama beberapa jam. Bayi atau balita yang menyentuh benda tersebut
kemudian memegang mulut atau hidungnya dapat terinfeksi.
Stadium kataral (prodormal). Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai
gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan
PAGE \* MERGEFORMAT 3
coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul
enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum
dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang berhadapan
dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan limfositosis.
Stadium erupsi Coryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah
di palatum durum dan palatum mole. Kadang – kadang terlihat bercak koplik.
Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara
macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang
telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal,
muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan
menghilang sesuai urutan terjadinya. 7 Terdapat pembesaran kelenjar getah
bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Sedikit terdapat
splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi yang biasa terjadi
adalah Black Measless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit,
mulut, hidung, dan traktus digestivus.
Stadium konvalesensi Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna
lebih tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan
akan hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik.
Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada
penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang
tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada
komplikasi
Umumnya, virus rubella ini baru akan berkembang usai 2-3 minggu sejak si
penderita terinfeksi.
Gejala campak pada bayi yang disebabkan oleh virus rubella ini biasanya
demam, nyeri otot, ruam merah di wajah dan kemudian menyebar ke tubuh
serta kelenjar getah bening yang membengkak
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Campak rubella sendiri biasanya juga menyerang anak yang lebih besar dan
juga dewasa.
Gejala campak pada bayi yang bernama roseola infantum ini hampir sama
dengan rubeola dan juga campak Jerman.
Meski demikian, campak roseola ini pada umumnya menular pada bayi yang
berusia 6 sampai 12 bulan. Moms pun tidak perlu khawatir karena jenis
campak ini tidak berbahaya selama ditangani dengan benar.
3. Campak Rubeola
Jenis campak terakhir ini ditularkan langsung melalui udara dan bisa juga
melalui sentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi.
Virus rubeola sendiri bisa hidup hingga dua jam meski berada di udara. Jadi,
ada kemungkinan Si Kecil tertular ketika sedang bermain di ruangan yang
sama meski si penderita sudah tak ada lagi di dalam ruangan.
Gejala campak pada bayi yang disebabkan oleh virus rubeola ini antara lain
seperti batuk, pilek, serta demam pada anak dengan suhu tubuh 40 derajat
Celsius. Campak ini akan berkembang setelah 10 sampai 12 hari sejak si
penderita terinfeksi.
Mata Si Kecil pun akan sensitif terhadap cahaya yang terang. Serta ruam
merah akan muncul setelah 15 hari dimulai dari belakang telinga, leher, dan
kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Perlu diingat, campak biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan
dapat sembuh dengan sendirinya. Kendati demikian, demam yang naik
dengan cepat dan ditambah udara serta air yang dingin bisa memicu kejang
demam.
Komplikasi yang diakibatkan campak yang serius pun akan muncul jika Si
Kecil memiliki daya tubuh atau imunitas yang rendah. Nah, komplikasi
tersebut yang bisa menimbulkan radang otak atau pneumonia.
2.7 Komplikasi
Pneumonia: Salah satu penyebab kematian utama dari campak.
Otitis Media: Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Ensefalitis: Peradangan pada otak.
Kerusakan Permanen pada Mata.
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Gangguan pada Sistem PencernaanPengobatan Campak
PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Agar semua yg kita takutkan selama ini tidak menimpa kita dan penduduk yg
lain, maka alangkah lebih baiknya kita sama-sama menjaga lingkungan hidup kita,
karena tidak ada yg membersihkannya kecuali dengan usaha kita agar tidak terjadi
penyakit yg dapat menular ke semua penduduk. Mari kita bersama-sama menjaga
hidup dan lingkungan hidup ini senantiasa selalu bersih dan terjaga dari hal-hal yg tak
diinginkan. Buanglah sampah pada tempatnya, agar tidak menimbulkan penyakit yg
dapat membahayakan hidup dan kehidupan kita serta masih banyak lagi hal-hal
positif yg dapat dilakukan unruk mencegah terjangkitnya penyakit yg menular pada
masyarakat kita.
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Daftar Pustaka
Fadli, d. R. (2020). Kesehatan. Retrieved from halodoc.com:
https://www.halodoc.com/kesehatan/campak
PAGE \* MERGEFORMAT 3