Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CAMPAK PADA WANITA

Disajikan Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Penyakit Tropis pada Wanita

Disusun Oleh:

Afifah Rahma Putri

224110401

Tingkat 2A

Dosen Pembimbing:

Dr. Winanda, MARS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

DIII KEBIDANAN PADANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Malaria Pada Wanita. Makalah
disusun guna memenuhi tugas dari dosen pembimbing pada mata kuliah Ilmu Penyakit
Tropis pada Wanita di Poltekkes Kemenkes Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang berjudul tentang Malaria Pada
Wanita.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibuk selaku dosen


pembimbing mata kuliah Ilmu Penyakit Tropis pada wanita. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 29 Januari 2024

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Pengertian Campak.....................................................................................................
2.2 Epidemiologi Campak.................................................................................................
2.3 Etiologi Campak..........................................................................................................
2.4 Cara Penularan Campak..............................................................................................
2.5 Tanda dan Gejala Campak..........................................................................................
2.6 Jenis-jenis Campak......................................................................................................
2.7 Komplikasi..................................................................................................................
2.8 Pengobatan Campak....................................................................................................
2.9 Pencegahan Campak...................................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................
3.2 SARAN.......................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh
virus golongan Paramyxovirus. Pada tahun 2013, di dunia terdapat 145.700
orang meninggal akibat campak, sedangkan sekitar 400 kematian setiap hari
sebagian besar terjadi pada balita (WHO, 2015).

Menurut Kemenkes RI (2015),campak merupakan penyakit endemik di


negara berkembang termasukIndonesia. Di Indonesia, campak masih
menempati urutan ke-5 penyakit yang menyerang terutama pada bayi dan
balita. Pada tahun 2014 di Indonesia ada 12.943 kasus campak. Angka ini
lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013 sebanyak 11. 521 kasus. Jumlah
kasus meninggal sebanyak 8 kasus yang terjadi di 5 provinsi yaitu Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur. Incidence
rate (IR) campak pada tahun 2014 sebesar 5,13 per 100.000
penduduk.Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,64
per 100.000 penduduk. Kasus campak terbesar pada kelompok umur 5-9
tahun dan kelompok umur 1- 4 tahun sebesar 30% dan 27,6

Campak confirm merupakan penyakit campak yang cara diagnosisnya


dengan menggunakan tes serologi di laboratorium. Angka kejadian campak
confirmdi Jawa Tengah cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data tiap
tahun mengalami peningkatan yang drastis. Dari tahun 2013 ke 2014 kasus
campak terjadi peningkatan sebanyak 276 kasus. Tahun 2014 di Jawa
Tengah terdapat 308 kasus campak confirm, sedangkan pada tahun 2013
hanya terdapat 32 kasus. Kasus campak confirmdari tahun 2013 sampai
tahun 2014 mengalami peningkatan secara drastis. Tahun 2014 Kabupaten
Sukoharjo menduduki peringkat ke lima kasus campak terbanyak di Jawa
Tengah yang berjumlah 308 kasus (Dinkes Jateng, 2014).

PAGE \* MERGEFORMAT 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Campak Pada Wanita?
2. Bagaimana epidemiologi Campak pada wanita?
3. Apa penyebab Campak pada wanita?
4. Bagaimana cara penularan Campak?
5. Apa saja tanda dan gejala Campak?
6. Apa saja jenis-jenis Campak?
7. Bagaimana Komplikasi Campak?
8. Bagaimana Pengobatan pada Campak?
9. Bagaimana Pencegahan pada Campak?

1.3 Tujuan
Agara pembaca mengetahui tentang apa itu Campak, epidemiologi dari
Campak pada wanita saat ini, penyebab Campak pada wanita, penularan
Campak pada wanita, tanda dan gejala Campak pada wanita, jenis-jenis
Campak, komplikasi Campak pada wanita, cara pengobatan Campak pada
wanita, serta cara pencegahan campak pada wanita.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Campak

Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh

virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

ditularkan melalui droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki

masa inkubasi 8-13 hari. Campak ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek,

dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rash).
1,7,8
Dampak penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare

berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom radang otak pada anak diatas 10

tahun, dan tuberkulosis paru menjadi lebih parah setelah sakit campak berat. 2)

2.2 Epidemiologi Campak


Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di negara

berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000

dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih ditemukan di

negara maju. Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963 di Amerika serikat,

terdapat lebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus

campak menurun drastis dan hanya ditemukan kurang dari 100 kasus pada 1998.

Di Indonesia, campak masih menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit

utama pada bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporn SKRT tahun

1985/1986. KLB masih terus dilaporkan. Dilaporkan terjadi KLB di pulau Bangka

pada tahun 1971 dengan angka kematian sekitar 12%, KLB di Provinsi Jawa

Barat pada tahun 1981 (CFR=15%), dan KLB di Palembang, Lampung, dan

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Bengkulu pada tahun 1998. Pada tahun 2003, di Semarang masih tercatat terdapat

104 kasus campak dengan CFR 0%.

2.3 Etiologi Campak

Campak disebabkan oleh virus RNA dari famili paramixoviridae, genus


Morbillivirus. Selama masa prodormal dan selama waktu singkat sesudah ruam
tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat aktif
sekurangkurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan
ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel
raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat
dideteksi bila ruam muncul. Penyebaran virus maksimal adalah melalui percikan
ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal (stadium kataral). Penularan
terhadap penderita rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang
terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9- 10 sesudah pemajanan, pada beberapa
keadaan dapat menularkan hari ke 7. Tindakan pencegahan dengan melakukan isolasi
terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah
pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul.

2.4 Cara Penularan Campak


Penularan campak sangatlah cepat dan mudah melalui:

1. Percikan Saliva: Saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus dapat
menyebar ke udara dan menginfeksi orang lain yang berada di dekatnya.
2. Kontak Langsung: Kontak langsung dengan cairan tubuh penderita bisa
menjadi sumber penularan.
3. Benda yang Terkontaminasi: Virus campak bisa bertahan hidup di permukaan
benda selama beberapa jam. Bayi atau balita yang menyentuh benda tersebut
kemudian memegang mulut atau hidungnya dapat terinfeksi.

2.5 Tanda dan Gejala Campak


Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi
dalam 3 stadium, yaitu:

 Stadium kataral (prodormal). Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai
gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan

PAGE \* MERGEFORMAT 3
coryza. Menjelang akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul
enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum
dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang berhadapan
dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan limfositosis.
 Stadium erupsi Coryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah
di palatum durum dan palatum mole. Kadang – kadang terlihat bercak koplik.
Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara
macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang
telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal,
muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan
menghilang sesuai urutan terjadinya. 7 Terdapat pembesaran kelenjar getah
bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Sedikit terdapat
splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi yang biasa terjadi
adalah Black Measless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit,
mulut, hidung, dan traktus digestivus.
 Stadium konvalesensi Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna
lebih tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan
akan hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik.
Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada
penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang
tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila ada
komplikasi

2.6 Jenis-jenis Campak


1. Campak Jerman atau Rubella
Campak Rubella ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh batuk
dan juga bersin dari si penderita. Gejala campak pada bayi ini cenderung
ringan sehingga sulit untuk dikenali.

Umumnya, virus rubella ini baru akan berkembang usai 2-3 minggu sejak si
penderita terinfeksi.

Gejala campak pada bayi yang disebabkan oleh virus rubella ini biasanya
demam, nyeri otot, ruam merah di wajah dan kemudian menyebar ke tubuh
serta kelenjar getah bening yang membengkak

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Campak rubella sendiri biasanya juga menyerang anak yang lebih besar dan
juga dewasa.

2. Campak Bayi atau Roseola Infantum


Campak jenis ini pun menular melalui udara.

Gejala campak pada bayi yang bernama roseola infantum ini hampir sama
dengan rubeola dan juga campak Jerman.

Meski demikian, campak roseola ini pada umumnya menular pada bayi yang
berusia 6 sampai 12 bulan. Moms pun tidak perlu khawatir karena jenis
campak ini tidak berbahaya selama ditangani dengan benar.

3. Campak Rubeola
Jenis campak terakhir ini ditularkan langsung melalui udara dan bisa juga
melalui sentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi.

Virus rubeola sendiri bisa hidup hingga dua jam meski berada di udara. Jadi,
ada kemungkinan Si Kecil tertular ketika sedang bermain di ruangan yang
sama meski si penderita sudah tak ada lagi di dalam ruangan.

Gejala campak pada bayi yang disebabkan oleh virus rubeola ini antara lain
seperti batuk, pilek, serta demam pada anak dengan suhu tubuh 40 derajat
Celsius. Campak ini akan berkembang setelah 10 sampai 12 hari sejak si
penderita terinfeksi.

Mata Si Kecil pun akan sensitif terhadap cahaya yang terang. Serta ruam
merah akan muncul setelah 15 hari dimulai dari belakang telinga, leher, dan
kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Perlu diingat, campak biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan
dapat sembuh dengan sendirinya. Kendati demikian, demam yang naik
dengan cepat dan ditambah udara serta air yang dingin bisa memicu kejang
demam.

Komplikasi yang diakibatkan campak yang serius pun akan muncul jika Si
Kecil memiliki daya tubuh atau imunitas yang rendah. Nah, komplikasi
tersebut yang bisa menimbulkan radang otak atau pneumonia.

2.7 Komplikasi
 Pneumonia: Salah satu penyebab kematian utama dari campak.
 Otitis Media: Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
 Ensefalitis: Peradangan pada otak.
 Kerusakan Permanen pada Mata.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
 Gangguan pada Sistem PencernaanPengobatan Campak

2.8 Pengobatan Campak


1. Pemberian Cairan: Untuk mencegah dehidrasi.
2. Penggunaan Antipiretik: Seperti parasetamol untuk menurunkan demam.
3. Vitamin A: Pada beberapa kasus, terutama jika terdapat risiko kekurangan
vitamin A, suplemen ini dapat membantu mengurangi keparahan penyakit.
4. Istirahat: Membantu pemulihan lebih cepat.

2.9 Pencegahan Campak


 Imunisasi aktif. Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15
bulan tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit
terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain
Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan
menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Dianjurkan untuk
memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 – 15 bulan karena
sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi
secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula
agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak
tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada
umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin
morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas.
Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap
telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu
sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif
yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati,
penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan
imunosupresif.
 Imunisasi pasif. Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa,
kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin
kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak.
Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan
dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah
pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi sempurna terindikasi
untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal rumah
sakit anak.
 Isolasi Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena
penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi
penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari
penularan lingkungan sekitar.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi


penyebab utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak
disebabkan oleh virus RNA dari famili paramixoviridae, genus Morbillivirus, yang
ditularkan secara droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium
kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan
melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi penderita. Insidens Rate Campak
dari data rutin selama tahun 1992 – 1998 di Indonesia cenderung menurun untuk
semua kelompok umur. Penurunan paling tajam pada kelompok umur.

3.2 SARAN
Agar semua yg kita takutkan selama ini tidak menimpa kita dan penduduk yg
lain, maka alangkah lebih baiknya kita sama-sama menjaga lingkungan hidup kita,
karena tidak ada yg membersihkannya kecuali dengan usaha kita agar tidak terjadi
penyakit yg dapat menular ke semua penduduk. Mari kita bersama-sama menjaga
hidup dan lingkungan hidup ini senantiasa selalu bersih dan terjaga dari hal-hal yg tak
diinginkan. Buanglah sampah pada tempatnya, agar tidak menimbulkan penyakit yg
dapat membahayakan hidup dan kehidupan kita serta masih banyak lagi hal-hal
positif yg dapat dilakukan unruk mencegah terjangkitnya penyakit yg menular pada
masyarakat kita.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Daftar Pustaka
Fadli, d. R. (2020). Kesehatan. Retrieved from halodoc.com:
https://www.halodoc.com/kesehatan/campak

Fiona, D. (2021). magazine. Retrieved from orami.co.id:


https://www.orami.co.id/magazine/penyakit-campak-pada-bayi

KlikDokter, T. C. (n.d.). Topik Kesehatan. Retrieved from ayosehat.kemkes.go.id:


https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/penyakit-kulit--subkutan/campak

PAGE \* MERGEFORMAT 3

Anda mungkin juga menyukai