Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMIAH

PENYAKIT MENULAR TROPIS (MALARIA) DI


PUSKESMAS ENAROTALI KAB. PANIAI PROV. PAPUA
TENGAH

HADAWIAH ANWAR
B1D122227
KELAS A.J 2022

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
banyak nikmat nya kepada saya. Sehingga saya mampu menyelesaikan ini sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Penularan Penyakit Tropis. Penyusunan makalah
ini tidak berniat untuk mengubah materi yang telah tersusun. Namun, hanya lebih
pendekatan study banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari
berbagai referensi. Yang bisa menambahkan pada hal yang terkait dengan Malaria
(Puskesmas Enarotali, Papua tengah).
Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang
lainnya akan menyatu dalam satu makalah saya. Sehingga tidak ada perombakan total
dari buku aslinya atau sumber- sumber lain nya. Saya sebagai penyusun makalah ini,
yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala
kekurangannya.

Makassar, 19 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan ..................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Malaria.....................................................................................3
B. Jenis –jenis Parasit Penyebab Penyakit Malaria........................................4
C. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles.............................................................6
D. Mekanisme Penularan...............................................................................7
E. Gejala Yang Timbul Akibat Penyakit Malaria...........................................8
F. Pencegahan dan Pengobatan......................................................................10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil...........................................................................................................11
B. Pembahasan ..............................................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit berbasis vector yang menjadi


permasalahan kesehatan masyarakat secara global. WHO mengestimasikan
sebanyak 228 juta kasus malaria terjadi di seluruh dunia, dimana angka
kematian mencapai 627.000 dari 241 juta kasus di tahun 2020. Indonesia
dilaporkan berkontribusi sekitar 1% dari total kematian akibat malaria. Papua
merupakan wilayah endemis malaria dengan jumlah penderita malaria
tertinggi, yaitu hampir mencapai 90% dari total laporan kasus malaria secara
nasional.

Tingginya malaria di Papua disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi


karakteristik individu, sosiodemografi hingga kondisi secara geografis, dimana
secara natural masih banyak ditemukan lokasi yang berpotensi menjadi
breeding site vektor malaria, seperti area pertambangan, semak, wilayah
pegunungan, serta area pemukiman yang berdekatan dengan hutan. Perilaku
proteksi diri dari gigitan nyamuk, seperti penggunaan repellent, pemakaian
obat nyamuk, menggunakan kasa nyamuk pada jendela/ventilasi rumah, dan
kelambu masih rendah. Berbagai studi literatur membuktikan bahwa perilaku
mencegah kontak antara manusia dan nyamuk dapat menurunkana risiko
terjadinya malaria.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya studi


determinan faktor risiko malaria secara kontinyu dengan terfokus pada
wilayah endemik, yaitu Papua. Hal ini penting dilakukan dikarenakan adanya
kemungkinan faktor risiko di suatu wilayah akan mengalami perubahan tren
berdasarkan periode waktu observasi. Akan tetapi, sejauh pengetahuan
peneliti, studi serupa mengungkapkan bahwa Kab. Paniai bukan termasuk
daerah endemik malaria seperti Jayapura, Timika dan Nabire namun banyak

1
kasus malaria import, Malaria impor merupakan salah satu klasifikasi malaria
positif yang penularannya berasal dari luar daerah. Tingginya faktor kasus
malaria adalah mobilitas penduduk yang semakin tinggi, perubahan
lingkungan yang mengakibatkan meluasnya lahan nyamuk Anopheles,
perubahan iklim, perilaku masyarakat, dan terbatasnya akses terhadap
pelayanan Kesehatan. Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari 2010-2018.

B. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui pengertian dari Penyakit Malaria
2. Mengetahui jenis-jenis parasit penyebab penyakit malaria
3. Mengetahui siklus hidup nyamuk anopheles
4. Mengetahui mekanisme penularannya
5. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatannya
6. Mengetahui penyakit tropis malaria dan jumlah data di Puskesmas
Enarotali Kab. Paniai Prov. Papua tengah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang bersifat
akut maupun kronik, menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual di dalam darah. Plasmodium protista eukariotik yang
ditularkan oleh nyamuk adalah penyebab utama dari penyakit malaria.
Didalam tubuh manusia penyakit ini bersembunyi dan berkembang biak
didalam hati (liver). Menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan
gejala Seperti demam, menggigil, anemia, sakit kepala dan pembesaran limpa.
yang mana pada kasus yang parah akan mengarah ke koma (tidak sadarkan
diri) dan kematian. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi
ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit malaria yang merupakan
golongan Plasmodium. Parasit protozoa penyebab penyakit malaria ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Protozoa parasit jenis ini
banyak sekali tersebar di wilayah tropis dan subtropis, terutama di daerah yang
berhutan dan mempunyai iklim basah, seperti di Amerika, Asia dan Afrika.
Malaria sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Seorang ilmuan
Hippocrates (400-377 SM) Sudah membedakan jenis-jenis malaria. Alphonse
Laveran (1880) menemukan plasmodium sebagai penyebab malaria, dan Ross
(1897) menemukan perantara malaria adalah nyamuk anopheles.Penyakit
malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh plasmodium falsifarum,
plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan yang mix
atau campuran yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina
(Kemenkes,2011).
Menurut Hiswani (2004) Penyakit malaria adalah salah satu penyakit
yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Berdasarkan
survai unit kerja SPP (serangga penular penyakit) telah ditemukan di

3
Indonesia ada 46 species nyamuk anopheles yang tersebar diseluruh Indonesia.
Penyakit malaria yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit
P vivax dan P ovale (Wilson, 2001).
Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun,
dengan angka kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit
malaria adalah daerah papua, akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia
tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua,
termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro,2008).

B. Jenis –jenis Parasit Penyebab Penyakit Malaria


Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family
plasmodiidae dan ordo coccidiidae. Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4
macam parasit malaria yaitu:
a. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina
Masa Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20
hari biasanya tanpa gejala. Simptomatis Didahului dengan gejala nyeri
kepala, nyeri pinggang, mual dan muntah, Badan lesu, rasa ngantuk
karena ada gangguan oksigen di otak, demam ( mula-mula demam tidak
teratur kemudian demam mulai teratur setiap 48 jam sekali, timbul setiap
hari ke tiga. Demam timbul waktu siang atau sore hari dan suhu badan
dapat mencapai 41°C). pada perabaan limpa mulai dapat membengkak,
manifestasi klinik Pada malaria vivax dapat berlangsung secara berat
tetapi kurang membahayakan. Malaria tersiana di Indonesia tersebar
hampir diseluruh pulau. Ini merupakan jenis malaria terbanyak yang
ditemukan di daerah-daerah berjangkitnya malaria.
b. Plasmodium malaria penyebab malariae quartana
Malaria ini banyak dijumpai didaerah Afrika, Amerika Latin,
tetapi jarang ditemui di Indonesia. Penyebarannya tidak seluas P. vivax
dan P. falciparum. Masa inkubasi 18-40 hari. Manifestasi klinik seperti
pada malaria vivax hanya berlangsung lebih ringan. Biasanya tanpa
gejala, sering ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan darah dan

4
dalam sel darah merah ditemukan parasit malaria. Demam teratur setiap
hari ke empat (72 jam sekali), penyakit ini dapat menggangu ginjal dan
berlangsung menahun. Semakin lama kerusakan maka ginjalnya semakin
parah, sehinga sel dan jaringan ginjal rusak dan mati, Gejala gangguan
ginjalnya lebih berat dari pada penyakit lainnya. Limpa membengkak
sangat besar.
Prognosa umumnya baik, namun penyakit ini dapat kambuh
kembali sepuluh tahun kemudian. Orang yang pernah terkena penyakit
ini sewaktu muda, suatu waktu mengalami demam Seperti gejala
penyakit malaria, maka perlu pemeriksaan darah untuk menemukan
parasit malarianya.
c. Plasmodium ovale
Merupakan bentuk yang paling ringan dari semua jenis
malaria dan dapat sembuh dengan sendirinya serta jarang kambuh. Masa
inkubasi 11-16 hari, Apabila terjadi infeksi campuran dengan
plasmodium lain, maka P.ovale tidak akan tampak di darah tepi tetapi
plasmodium yang lain yang akan ditemukan. Gejala klinis hampir sama
dengan malaria vivax.
d. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering
menyebabkan malaria yang berat.
Jenis malaria ini tersebar luas di semua pulau di Indonesia. Masa
inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat
(ganas), diitandai dengan sakit kepala, pegal linu dan sakit pinggang,
lengan dan tungkai dingin, mual dan muntah, kadang-kadang disertai
diare, demam ringan, limpa dan hati membengkak, gangguan pada
ginjal.
Jika tidak diobati penyakit ini akan berlanjut terus dan semakin
parah. Dan ketika sudah menyerang otak akan timbul kejang dan
lumpuh, serta kesadaran menurun bahkan dalam kondisi tertentu
penderita bisa sampai meninggal. Tetapi penyakit ini masih bisa
disembuhkan dengan cara penambahan takaran dan pengobatan, Seperti

5
penambahan antibiotic atau campuran berbagai anti malaria.

C. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles

Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya


mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang
satu dengan tingkatan berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan
tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
a. Tingkatan di dalam air.
b. Tingkatan di luar temp at berair (darat/udara).
Untuk kelangsungan hidup nyamuk diperlukan air, Jika tidak ada air
maka siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di
dalam air ialah : telur, jentik dan kepompong. Setelah satu atau dua hari telur
berada didalam air maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang
baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum. Dalam
pertumbuhannya jentik anopheles mengalami pelepasan kulit sebanyak empat
kali.
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari
tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Dari jentik
akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau
stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan
waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan
keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian
nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan
berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara. Dalam meneruskan
keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan kawin satu kali selama hidupnya.
Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari
kepompong.

6
D. Mekanisme Penularan

Sebagian besar nyamuk anopheles akan mengigit pada waktu senja, atau
pada waktu malam hari. Pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya
adalah tengah malam sampai fajar. Plasmodium akan mengalami dua siklus,
siklus aseksual (skizogoni) terjadi pada tubuh manusia. Sedangkan siklus
seksual (sporogoni) terjadi pada nyamuk.
Parasit berkembang biak secara aseksual dalam tubuh manusia, Dimulai
dengan bersatunya gamet jantan dan betina untuk membntuk ookinet dalam
perut nyamuk. Ookinet akan menembus dinding lambung untuk membentuk
kista di selaput luar lambung nyamuk. Waktu yang diperlukan sampai pada
proses ini adalah 8-35 hari, tergantung dari situasi lingkungan dan jenis
parasitnya. Pada tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit yang
terlepas dan kemudian tersebar ke seluruh organ nyamuk termasuk kelenjar
ludah nyamuk.
Pada kelenjar inilah sporozoit menjadi matang dan siap ditularkan,
Nyamuk anopheles yang didalam tubuhnya mengandung parasit menggigit
manusia. Sporozoit masuk kedalam darah melalui gigitan tersebut. Manusia
yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah
sporozoit, kualitas plasmodium dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan
memulai stadium eksoeritrositer dengan masuk ke sel hati. Di hati sporozoit
matang menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan.
Merozoit akan memasuki aliran darah dan menginfeksi aliran darah untuk
memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan mengalami
perubahan morfologi yaitu : merozoit bentuk cincin trofozoit merozoit
proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari. Diantara merozoit-
merozoit tersebut akan ada yang berkembang membentuk gametosit untuk
kembali memulai siklus seksual menjadi mikrogamet (jantan) dan

7
mikrogamet (betina). Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah yang
bermanifestasi pada gejala klinis. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia
yang terinfeksi ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan
terhisap oleh nyamuk.
Penularan malaria dapat terjadi secara alamiah melalui gigitan nyamuk
anopheles atau malaria bawaan (congenital) yang Terjadi pada bayi yang
baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui
tali pusat atau placenta.
Secara mekanik Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui
jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan
terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita
yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan
alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat
suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).

E. Gejala Yang Timbul Akibat Penyakit Malaria

Gejala klinis dengan gejala utama demam mengigil secara berkala dan
sakit kepala kadang-kadang dengan gejala klinis lain sebagai berikut:
a. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan
berkeringat.
b. Nafsu makan menurun.
c. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
d. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan
plasmodium Falciparum.
e. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran
limpa.
f. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan
penurunan
g. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi
yang menonjol adalah diare dan pucat, karena anemia serta berasal dari
daerah malaria.

8
Gejala klasik malaria, biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu:
a. Stadium dingin (cold stage)
Menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan
penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian
dan selimut yang tersedia, nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari pucat
kebiru- biruan, kulit kering. Penderita mungkin muntah dan pada anak-
anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit
sampai 1 jam.
b. Stadium demam (Hot stage)
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa
kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti
terbakar, sakit kepala dan muntah, nadi menjadi kuat lagi. suhu badan
dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara
2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison darah yang
telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.
Pada plasmodium vivax dan P. ovale sison-sison dari setiap
generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul
setiap tiga hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama
malaria tertiana bersumber dari fenomena ini. Pada plasmodium
malariaa, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P.
ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam di ikuti
oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan
parasit dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.
c. Stadium berkeringat (sweating stage).
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-
sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat,
kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat
tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada
gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala-gejala
yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita,
tergantung pada species parasit dan umur dari penderita, gejala klinis

9
yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh
plasmodium falciparum.

F. Cara Pencegahan dan Pengobatan

Cara pencegahan, pemahaman tentang kebiasaan dan perilaku nyamuk


Anopheles betina sangat berguna dalam pencegahan penyakit. Tempat-
tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat mendukung
perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindari tempat yang dipenuhi
nyamuk dan membersihkan tempat perindukannya dapat mengurangi
kemungkinan gigitan nyamuk. Tindakan pencegahan untuk menghindarkan
diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara tidur menggunakan kelambu,
pemasangan kasa nyamuk pada ventilasi rumah, Kulit dibaluri obat anti
nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dll.

Pengobatan malaria bertujuan untuk pencegahan terhadap pemindahan


parasit (pemutusan rantai penularan). cara pengobatan dapat dilakukan
dengan cara pemberian obat anti malaria (dengan resep dokter), memberikan
obat tambahan Seperti analgetik dan antipiretik. Jika terjadi gangguan fungsi
hati, ginjal, otak maka pasien membutuhkan perawatan rumah sakit.

Dalam pengobatan malaria terapi antiplasmodium dan perawatan


suportif sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Klorokuin merupakan obat anti malaria yang efektif terhadap P. falciparum
yang sensitive terhadap klorokuin. Keuntungannya tidak menyebabkan
hipoglikemi dan tidak mengganggu kehamilan. Namun, dengan meluasnya
resistensi terhadap klorokuin, maka obat ini sudah jarang dipakai untuk
pengobatan malaria berat. Kona merupakan obat anti-malaria yang sangat
efektif untuk semua jenis plasmodium dan dipilih sebagai obat utama untuk
menangani malaria berat karena masih berefek kuat terhadap P.falciparum

10
yang resisten terhadap klorokuin. Meskipun kona dapat digunakan pada
masa kehamilan, tetapi dapat menyebabkan kontraksi uterus dan
memberikan kontribusi untuk hipoglikemia (Wilson,2001).

11
DAFTAR PUSTAKA

Widoyono, Penyakit Tropis Epid. Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya,


Penerbit Erlangga, Semarang. 2005
Supartini,N,T,Ilmu Penyakit Untuk Siswa Sekolah Pengatur Rawat Gigi, Depkes
RI, Tasikmalaya. 1996
Sutawanir. D., Metode Survei Sampel. Penerbit Karunika, UT, Jakarta. 1986

Depkes RI. Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan pemberantasan Penyakit


Menular dan Lingkungan Pemukiman, Jakarta. 1995

12

Anda mungkin juga menyukai