Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENYAKIT TROPIS

MALARIA

Di Susun Oleh :

Nama : Hady Apriyanto Samuda

Kelas : Progsus

Mata Kuliah : Penyakit Tropis


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan tugas makalah ini dapat dilaksanakan
dengan lancar, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan daripada pembuatan laporan tugas makalah ini adalah untuk
menambah wawasan, kreatifitas, ilmu pengetahuan mahasiswa dan untuk mempelajari
lebih dalam lagi tentang MALARIA.

Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini jauh untuk dikatakan sempurna baik
isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun bagi perbaikan laporan di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga tugas makalah tentang MALARIA ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
maupun semua pihak yang berkepentingan .

Ambon, 05 Oktober 2021


Penulis

Hady Apriyanto Samuda


DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................4

B. TUJUAN..................................................................................................................5

1. Tujuan Umum......................................................................................................5

2. Tujuan Khusus....................................................................................................5

BAB II................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.................................................................................................................6

A. Pengertian Malaria.................................................................................................6

B. Jenis –Jenis Malaria..............................................................................................7

C. Proses Kehidupan Plasmodium...........................................................................7

D. Siklus Hidup Plasmodium..................................................................................10

E. Gejala Malaria.......................................................................................................11

F. Pencegahan Penyakit Malaria............................................................................12

G. Pengobatan Penyakit Malaria.............................................................................13

H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria....................................................................14

BAB III.............................................................................................................................16

PENUTUP........................................................................................................................16

A. Kesimpulan...........................................................................................................16

B. Saran.....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti sangat
dikenal oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup
berdampingan, bahkan nyaris tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya
manusia dengan nyamuk bukan dalam makna positif. Banyak penyakit yang ditularkan
oleh nyamuk sebagai vektornya. Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah
Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang
memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak
dengan manusia dan menularkan parasit malaria.

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata
lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari
genus plasmodium. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di
mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk
Anopheles.

Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik.
Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena
penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.
Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan oleh
spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas
dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai
pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik.

Sampai saat ini, malaria masih mengancam kesehatan masyarakat. Berdasarkan


The World Malaria Report 2011, setengah dari penduduk dunia berisiko terkena
malaria. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menjadi transmisi malaria
atau berisiko malaria. Hingga tahun 2011, terdapat 374 kabupaten endemis malaria.
Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451
kasus suspect malaria yang diperiksa sampel darahnya dengan tingkat kejadian
tahunan 1,75 per 1000 penduduk. Artinya, setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang
terkena penyakit malaria.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah "Penyakit Tropis" Tentang
Malaria

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian penyakit malaria
b. Mengetahui macam-macam jenis penyakit malaria
c. Mengetahui proses dan siklus kehidaupan plasmodium
d. Mengetahui gejala yang timbul ketika terserang penyakit malaria
e. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan malaria
f. Mengetahui cara penyelidikan epidemioologi pada penyakit malaria
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Malaria
Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO) adalah penyakit
yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk
kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles SPP) betina.
Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen
tertentu yang infektif dengan perantara suatu vektor dan dapat disebarkan dari satu
sumber infeksi kepada host. Penyakit malaria adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium
vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat
menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan
umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria
biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air
yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan,
pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi


yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang menular,
penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk
malaria dari penderita malaria kepada orang lain, penyakit malaria dapat menyerang
kelompok umur dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari
genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah
malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan Area (udara) atau
udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan
bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma,
demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan
paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).

B. Jenis –Jenis Malaria


Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu
sebagai berikut :

 Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita


merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira
43% kasus malaria pada manusia
 Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan
demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
 Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria
yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini
adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat
seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut,
perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak
teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase
koma dan kematian yang mendadak.
 Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang
sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat. Seorang penderita
dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut
infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum
dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga
jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah
yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium
Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik.
Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum jarang
berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan demam
yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
C. Proses Kehidupan Plasmodium
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses
kehidupan yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses
hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari hemoglobin sel
darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang
terdapat dalam sitoplasma.
Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.
Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan
morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-
bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit
pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu,
sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu
dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan
stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada
lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda. Ketiga, pergerakan. Plasmodium
bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu
(pseudopodia).
Pada Plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang
berupa kepingankepingan sitoplasma.Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk
sitoplasma amuboit (tanpa bentuk). Keempat, berkembang biak. Berkembang biak
artinya berubah dari satu atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru. Ada dua
macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu :
1. Pembiakan seksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni.
Bila mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap
vektor bersama darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel
kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian
akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir
ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah
vektor.Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi
sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau
siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus
sporogoni, pada masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu:
Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan
siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsifarum: jumlah sporozoit
dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari.
Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan
siklus sporogoni selama 26-28 hari.

2. Pembiakan aseksual
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni
yang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit
dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu
tergantung pada spesies plasmodium.Bila pembelahan inti telah selesai,
sitoplasma sel induk dibagibagi kepada setiap inti dan terjadilah sel baru yang
disebut merozoit. Kelima, reaksi terhadap rangsangan.Plasmodium
memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai
upaya plasmodium untuk mempertahankan diri seandainya rangsangan itu
berupa ancaman terhadap dirinya.Misalnya, plasmodium bisa membentuk
sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan
penderita. Dengan adanya proses-proses pertumbuhan dan pembiakan
aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan
(stadium) plasmodium yaitu:
a) Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
b) Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.
c) Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel
kelamin

Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi
morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam
stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda, tropozoit
setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon muda, sizon tua, dan sizon
matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang. Untuk sizon
berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan
bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah
yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring form.
Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit
dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa.Pada saat
menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi
merozoit-merozoit baru.Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk
kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya
merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada
plasmodium falsifarum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak
32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga
kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi. Plasmodium vivax: jumlah merozoit di
dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya
reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoitpada darah sering
rendah. Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa
sebanyak delapan dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan
lebih lambat.Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.
Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre
paten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-
masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari,
Plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

D. Siklus Hidup Plasmodium


Pada Tubuh Manusia Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung
parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit
malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer).
Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit
membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk
troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar
merozoit. Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil
membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria
betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).

Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro
gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.Zigot berubah
menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi
ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah
ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia. Khusus Plasmodium
vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan)
sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel
eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosit. Bentuk hipnosit inilah
yang menyebabkan malaria relapse.

Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan
daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau
perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk
melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit
pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 sampai 2 tahun sebelumnya
pernah menderita Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila
kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali
sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan
pemeriksaan, akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.

Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh


lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang
mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falcifarum
dalam jaringan yang mengandung parasit tua, bila jaringan tersebut berada di dalam
otak, peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita malaria berat, sering tidak
ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami
sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20- 50% hampir
semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele)
pada orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.

E. Gejala Malaria
Gejala serangan malaria pada penderita yaitu:
1. Gejala klasik
biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis
malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas) atau yang
pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang
terdiri dari tiga stadium berurutan
a. Menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam
eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
b. Demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam
dengan suhu badan sekitar 37,5-40°C, pada penderita hiper parasitemia
(lebih dari 5 ℅) suhu meningkat sampai lebih dari 40 °C.
c. Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat
gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah.
Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh
seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa
sehat Kembali
2. Gejala malaria berat atau komplikasi
yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di
bawah ini:
a. Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).
b. Kejang, beberapa kali kejang.
c. Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran.
d. Mata kuning dan tubuh kuning.
e. Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan..
f. Jumlah kencing kurang (oliguri).
g. Warna urine seperti tua.
h. Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri).
i. Nafas sesak.
F. Pencegahan Penyakit Malaria
Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu langkah
yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari
ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat
setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dapat
dilakukan dengan cara :
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan
kelambu berinsektisida.
2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.
7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang
nyamuk.
8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
bergantungan serta genangan air.
9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk
abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops)
pemakan jentik.
10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau
sepanjang pantai.
G. Pengobatan Penyakit Malaria
Berikut adalah daftar obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria.
1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)
 Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah
epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam
jangka waktu yang lebih panjang)
 Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah epidemi
malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari setelah
perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain yang harus
digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi malaria.
 Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
 Mudah untuk dibeli di apotek.
2. Klorokuin
 Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria
karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
 Dapat digunakan oleh wanita hamil.
 Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
3. Doxycycline
 Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
 Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
 Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and
leptospirosis.
4. Mefloquine
 Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi
malaria karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.
 Dapat digunakan oleh wanita hamil.
5. Primakuin
 Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok
digunakan di daerah epidemi malaria vivax.
 Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
 Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.

H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria


Penyelidikan Epidemiologi malaria adalah pencarian penderita atau tersangka
malaria lainnya dan menemukan daerah endemik wabah penularan malaria serta
memeplajari segala aspek yang menunjang penyebaran penyakit. Langkah-langkah
penyelidikan epidemiologi Malaria adalah :
1. Melakukan kunjungan ke tempat daerah endemik atau pandemik dengan
melakukan perlindungan diri terlebih dahulu melihat kejadian yang ada. Misalnya
ada rumor penyebaran penyakit malaria di daerah ‘X’ sehingga dapat dihindari
dengan vaksin malaria atau menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh
dari nyamuk.
2. Melakukan survey terhadap penderita, sehingga diketahui bahwa seorang
tersebut menderita penyakit malaria. Ciri-ciri penderita malaria adalah :
 Serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi
oleh suatu periode bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya
merasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah. pada
pasien yang terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium, maka serangan
demam terus menerus.
3. Mencari tahu penyebab penyakit. Pathogen atau agent penyakit apa yang
menyebabkan terjadinya penyakit malaria. Malaria disebabkan oleh protozoa dari
genus Plasmodium. pada manusia Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu
Plasmodium falciparium, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plasmodium ovale.
4. Mencari tahu riwayat alamiah penyakit dengan mengetahui patogenesis virus
plasmodium serta dihubungkan dengan waktu atau musim pra, saat kejadian
berlangsung. Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang
berurutan yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage), stadium
berkeringat (sweating stage). Biasanya penularan terjadi saat malam hari dan
pada saat musim penghujan dimana banyak terdapat genangan air.
5. Mencari tahu mekanisme penularan penyakit malaria.  Malaria dapat ditularkan
melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan alamiah. Penularan secara
alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk Anopheles.  Penularan
bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu :
 Malaria bawaan, disebabkan adanya kelaianan pada sawar plasenta.
 Penularan secara mekanik terjadi melalui transfuse darah atau jarum suntik.
 Penularan secara oral.
6. Mencari batasan area penularan sehingga dapat ditetapkan daerah endemik
atau pandemik suatu penyakit. Misalnya daerah endemik malaria termasuk
daerah dengan letak Astronomi dan geografi yang seperti apa dan sehingga
aspek lingkungan masuk ke dalam penyelidikan epidemiologi yang cukup
penting.
7. Mencari tahu kegiatan atau pekerjaan, usia, kebiasaan, makanan serta tingkat
perekonomian penduduk sekitar. Sehingga diketahui area beraktivitas dan
kehidupan para penduduknya. Kemungkinan menjadi faktor-faktor penyakit dan
penularan.
8. Mencari tahu lokasi pemberian pelayanan kesehatan dan lokasi dari daerah
endemik. Karena hal ini erat kaitannya dengan kualitas kesehatan
masyarakanya. Apabila ditemui keluhan penderita bahawa jauhnya atau bahkan
terbatasanya pusat pelyanan kesehatan maka hal ini penyedia pelayanan
kesehatan dapat pula menjadi tersangka penularan penyakit malaria.
9. Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan, dapat dibuat semacam peta area
penyebaran penyakit. Serta prosentase penularan masing-masing daerah
dengan jumlah penduduk yang ada.
10. Lalu dapat disimpulkan bahawa area tersebut dengan letak astronomi, geografi,
jenis penduduk dengan segala macam karakteristik, kondisi lingkungan dan
pelayanan kesehatan serta sumber penyakit adalah penyebab terjadinya suatu
kejadian timbulnya penularan penyakit.
11. Dengan analisis yang sedemikian rupa, dibuat lah tindakan pengobatan dan
yang paling utama adalah pembatasan penularan dengan cara pencegahan bagi
warga yang belum terkena penyakit malaria.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk anopheles.
Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4
jenis plasmodium yaitu :
1. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna.
2. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna.
3. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.
4. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat,
progresif dan biasanya fatal.

Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita melakukan tindakan
pencegahan dari gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan
menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat.Menjaga kebersihan lingkungan
tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan
nyamuk yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh
kesadaran masyarakat setempat.

B. Saran
Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :
Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu
malaria, sehingga kita dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini, siklus hidup
penyakit ini, gejala, pencegahan serta pengobatan dari penyakit malaria.
DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/04/13/093105/1891503/763/
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-penyakit-malaria-
dancara.html http://porusia.blogspot.com/2010/11/penyelidikan-epidemiologi-
malaria.html http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria

Anda mungkin juga menyukai