DOSEN :
OLEH :
OLEH :
ALDA RAHMADANI
FAHIRA SYARIF
IRGADEA DWI OKTAFERIZA
MIRDA KUSUMA WARDANI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MALARIA”.
Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................2
C. Manfaat teori......................................................................................3
BAB II...........................................................................................................4
KONSEP PENYAKIT...................................................................................4
A. Definisi................................................................................................4
B. Etiologi................................................................................................5
D. Patofisiologi........................................................................................7
E. Terapi.................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................9
A. Pengkajian..........................................................................................9
B. Perumusan diagnosa....................................................................13
C. Intervensi......................................................................................14
D. Implementasi....................................................................................18
E. Evaluasi............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
cenderung meningkat jumlah klien serta semakin luas
penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia terutama di negara–negara tropik dan sub
tropik, baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik.
Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa malaria
menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur
sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria
biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan
datangnya musim hujan, sehingga terjadi peningkatan
aktivitas nyamuk anopheles pada musim hujan yang dapat
menyebabkan terjadinya penularan penyakit malaria pada
manusia melalui gigitan nyamuk. (Sumarmo dkk, 2010).
Primus (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor
lingkungan juga dapat mempengaruhi peningkatan kasus
malaria yaitu dengan adanya penggundulan hutan terutama
hutan bakau di pinggiran pantai. Akibat rusaknya lingkungan
ini nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan dapat
berpindah ke pemukiman manusia.
Dalam era otonomi daerah, pemberdayaan dan
kemandirian merupakan salah satu strategi dalam
pembangunan kesehatan. Artinya bahwa setiap orang-orang
dan masyarakat bersama-sama pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung jawab untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,
1
masyarakat beserta lingkunganya. Menerapkan upaya
pencegahan malaria merupakan langkah ampuh untuk
menangkal penyakit. Namun dalam praktiknya, penerapan
upaya pencegahan malaria yang kesannya sederhana tidak
selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak
terbiasa. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang
upaya pencegahan malaria bagi keluarga (Nadesul, 2008).
Pada kenyataannya, kesadaran masyarakat untuk
melakukan upaya pencegahan masih belum seperti yang
diharapkan, walaupun beberapa kegiatan yang bertujuan
untuk mengupayakan pencegahan malaria telah
dilaksanakan dalam beberapa tatanan seperti tatanan rumah
tangga, tatanan masyarakat dan tatanan tempat-tempat
umum. Upaya pencegahan malaria dalam tatanan rumah
tangga mempunyai daya ungkit yang paling besar terhadap
perubahan perilaku masyarakat secara umum.
B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
penyakit malaria
2. Untuk mengetahui apa penyebab seseorang terkena
penyakit malaria
3. Untuk menetahui jenis-jenis dari penyakit malaria
4. Untuk mengetahui gejala-gejala seseorang terkena penyakit
malaria
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dan
pengobatan penyakit malaria
2
C. Manfaat teori
Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dilapangan tentang penyakit malaria dan mampu
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
malaria.
3
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae,
plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang
hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk
malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang semua
orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan
umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun
pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal
didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk
tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan,
pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).
4
B. Etiologi
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum protozoa, kelas
sporozoa. Terdapat empat spesies plasmodium pada manusia
yaitu:
1. Plasmodium falciparum : menyebabkan malaria falciparum atau
malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan
nama malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.
2. Plasmodium vivax: menyebabkan malaria vivax atau disebut
juga malaria tertiana benigna (demam terjadi pada hari ke tiga).
3. Plasmodium malariae : menyebabkan malaria kuartana atau
malaria malariae (demam tiap hari ke empat).
4. Plasmodium ovale : jenis ini jarang sekali dijumpai,
menyebabkan malaria ovale, umumnya banyak di Afrika dan
Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian,
memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh
spontan tanpa pengobatan.
a. Demam
Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu;
Menggigil (15 menit- 1 jam )
Pucat demam (2-6 jam)
Berkeringat (2-4 jam)
b. Kejang-kejang
Pasien/penderita malaria akan mengalami kejang karena suhu
yang tinggi (40-41 C)
5
c. Anemia
Pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropelesis
sementara penghambatan pengeluaran retikolosis dan
pengaruh sitoksin. Menyebabkan suplai darah berkurang.
d. Nafas sesak
Pada penderita malaria, adanya nyeri dada menyebabkan
nafas penderita menjadi sesak.
e. Gangguan kesadaran
Keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls aferen
dan impuls eferen.
6
3. Gejala malaria malariae (M.quartana)
Serangan menyerupai malaria vivax
Oedema
Selang waktu setiap 72 jam
Masa inkubasi 18-40 hari
4. Gejala malaria ovale
Masa inkubasi 11-16 hari
Pucat
D. Patofisiologi
Patofisiologi malaria adalah multifaktoral terutama
berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai
akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada
endothelium kapiler yang berhubungan dengan penghancuran
eritrosit, pelepasan mediator endotoksin makrofag, pelepasan TNF
dan sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi.
E. Terapi
Bila seseorang mengalami gejala malaria, dokter akan
menanyakan apakah ia tinggal atau baru saja bepergian ke daerah
yang banyak kasus malaria. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes
diagnostik cepat malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah
penderita di bawah mikroskop. Tujuan pemeriksaan darah di
bawah mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit
penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu
diketahui, pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari
7
sekali dan menunggu waktu demam muncul.
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko
komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan
dengan pemberian obat antimalaria. Obat-obatan ini perlu
disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat
keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah ditinggali
penderita.
8
BAB III
KONSEP TEORI ASKEP
A. Pengkajian
Identitas
9
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik
Keadaaan umum
1) Kesadaran
10
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah normal atau sedikit menurun.
Denyut perifer kuat dan cepat.
RR: takipnea dengan penurunan kedalaman
pernafasan
Demam 400 pada malaria berat (Kunoli, 2012, hal.
194)
Body system
1) Sistem pernafasan
2) Sistem kardiovaskuler
Palpasi: denyut perifer kuat dan cepat
Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit
menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)
3) Sistem persarafan
4) Sistem perkemihan
5) Sistem pencernaan
11
Inspeksi: anoreksia, mual dan muntah, diare atau
kontipasi.
Palpasi: distensi abdomen (Kunoli, 2012, hal. 195)
6) Sistem integument
Inspeksi: pendarahan (hematoma, petekie dan
purpura), pucat.
Palpasi: kulit hangat (Kunoli, 2012, hal. 195)
7) Sistem muskulokeletal
8) Sistem endokrin
9) Sistem reproduksi
10)Sistem pengindraan
11)Sistem imunitas
12
Pemeriksaan penunjang
B. Perumusan diagnosa
Setelah peneliti melakukan pengkajian langkah berikutnya
adalah merumuskan diagnosa keperawatan yang sering terjadi
pada asuhan keperawatan malaria yang terdiri dari masalah
kesehatan dan penyebab.
Menurut hasil penelitian bahwa semua informan dapat
menetapkan diagnosa keperawatan sesuai hasil wawancara
mendalam dan studi dokumentasi pada file pasien, antara lain:
13
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai
dengan : kulit terasa hangat, suhu tubuh >37,5 o C, kulit
kemerahan, kejang.
2. Nyeri kepala akut berhubungan dengan agen cedera biologis,
ditandai dengan : sakit kepala retroorbital, sakit punggung dan
mialgia parah (demam tulang)
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan diet kurang, ditandai dengan :
anoreksia, muntah, diare.
4. Defisiensi cairan berhubungan dengan kehilangan cairan hebat
melalui rute normal, ditandai dengan epitaksin.
C. Intervensi
1. Hipertermia
Tujuan
Pasien akan menunjukan termoregulasi, yang sibuktikan
oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5
gangguan ekstrem berat, sedang, ringan, atau tidak
gangguan)
Peningkatan suhu kulit, Hipertermia,Dehidrasi, Mengantuk
Kriteria hasil
1) Menunjukan metode yang tepat untuk mengukur suhu
2) Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau
meminimalakan peningkatan suhu tubuh
3) Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia
Intervensi (NIC)
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
1) Pantau aktivitas kejang
2) Pantau hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan
membran mukosa)
14
3) Pantau tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi
pernapasan
4) Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai
dengan suhu lingkungan
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
1) Ajarkan pasien/ keluarga dan mengukur suhu untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
(mislnya, sengatan panas, dan keletihan akibat panas)
2) Regulasi (NIC): ajarkan indikasi keletihan akibat panas
dan tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu.
Aktifitas kolaboratif
1) Regulasi suhu (NIC): Berikan obat antipiretik, jika perlu
Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk
mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu (Wilkinson,
2013)
2. Devisit nutrisi
Tujuan: memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan
cairan, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut
(sebutkan 1-5: tidak adekuat, sedikitadekuat, cukup adekuat,
adekuat, sangat adekuat): makanan oral, pemberian
makanan lewat selang, atau nutrisi pariental total
Kriteria hasil
1) Mempertahakan berat badan……kg atau
bertambah…..kg Pada….(sebutkan tanggal)
2) Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
3) Mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet
4) Menoleransi diet yang dianjurkan
5) Mempertahankan masa tubuh berat badan dalam masa
normal
Intervensi (NIC)
15
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Aktivitas kolaboratif
16
exterm, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):
Tekanan darah, Nadi perifer, Turgor kulit
Kriteria hasil :
Intervensi (NIC)
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
17
2. Pentingnya mematuhi program diet dan program
pengobatan
3. Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan pada dokter
4. Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri dan vena)
(NIC) : ajarkan pasien untuk melakukan perawatan
kaki yang tepat.
5. Pentingnya pencegahan statis vena (mis., tidak
menghilangkan kaki/mengangkat kaki tanpa menekuk
lutut, dan latihan fisik.
Aktifitas kolaboratif
D. Implementasi
Penelitian ini mengungkapkan bahwa pada langkah
implemnetasi ditemukan semua informan melaksanakan langkah
keempat adalah implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan (Hasdarini,M. 2011, Ilmu
Keperawatan Info. 2011, Noerdjianto. 2012, Putra P. 2013).
E. Evaluasi
Penelitian ini mengungkapkan bahwa semua informan
melakukan evaluasi berdasarkan kriteria rencana yang telah
disusun sehingga tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian dan
tujuan tidak tercapai.
18
proses keperawatan pada asuhan keperawatan malaria yang
dievaluasi adalah :
tidak ada keluhan nyeri kepala dan punggung atau tidak terasa
nyeri badan
19
DAFTAR PUSTAKA
Slamet suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.3.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
20