Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MALARIA

DOSEN :

Ns. Resqi Wahyu Susanti, S.Kep., M.Kep

OLEH :

OLEH :

 ALDA RAHMADANI
 FAHIRA SYARIF
 IRGADEA DWI OKTAFERIZA
 MIRDA KUSUMA WARDANI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MALARIA”.
Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna


bagi orang yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan
makalah ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun. Serta semoga makalah ini tercatat
menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik
dan bermanfaat.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................1

B. Tujuan................................................................................................2

C. Manfaat teori......................................................................................3

BAB II...........................................................................................................4

KONSEP PENYAKIT...................................................................................4

A. Definisi................................................................................................4

B. Etiologi................................................................................................5

C. Tanda dan Gejala...............................................................................5

D. Patofisiologi........................................................................................7

E. Terapi.................................................................................................7

BAB III..........................................................................................................9

KONSEP TEORI ASKEP.............................................................................9

A. Pengkajian..........................................................................................9

B. Perumusan diagnosa....................................................................13

C. Intervensi......................................................................................14

D. Implementasi....................................................................................18

E. Evaluasi............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
cenderung meningkat jumlah klien serta semakin luas
penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh
belahan dunia terutama di negara–negara tropik dan sub
tropik, baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik.
Hasil studi epidemiologik menunjukkan bahwa malaria
menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur
sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria
biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan
datangnya musim hujan, sehingga terjadi peningkatan
aktivitas nyamuk anopheles pada musim hujan yang dapat
menyebabkan terjadinya penularan penyakit malaria pada
manusia melalui gigitan nyamuk. (Sumarmo dkk, 2010).
Primus (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor
lingkungan juga dapat mempengaruhi peningkatan kasus
malaria yaitu dengan adanya penggundulan hutan terutama
hutan bakau di pinggiran pantai. Akibat rusaknya lingkungan
ini nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan dapat
berpindah ke pemukiman manusia.
Dalam era otonomi daerah, pemberdayaan dan
kemandirian merupakan salah satu strategi dalam
pembangunan kesehatan. Artinya bahwa setiap orang-orang
dan masyarakat bersama-sama pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung jawab untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,

1
masyarakat beserta lingkunganya. Menerapkan upaya
pencegahan malaria merupakan langkah ampuh untuk
menangkal penyakit. Namun dalam praktiknya, penerapan
upaya pencegahan malaria yang kesannya sederhana tidak
selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak
terbiasa. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang
upaya pencegahan malaria bagi keluarga (Nadesul, 2008).
Pada kenyataannya, kesadaran masyarakat untuk
melakukan upaya pencegahan masih belum seperti yang
diharapkan, walaupun beberapa kegiatan yang bertujuan
untuk mengupayakan pencegahan malaria telah
dilaksanakan dalam beberapa tatanan seperti tatanan rumah
tangga, tatanan masyarakat dan tatanan tempat-tempat
umum. Upaya pencegahan malaria dalam tatanan rumah
tangga mempunyai daya ungkit yang paling besar terhadap
perubahan perilaku masyarakat secara umum.

B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
penyakit malaria
2. Untuk mengetahui apa penyebab seseorang terkena
penyakit malaria
3. Untuk menetahui jenis-jenis dari penyakit malaria
4. Untuk mengetahui gejala-gejala seseorang terkena penyakit
malaria
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dan
pengobatan penyakit malaria

2
C. Manfaat teori
Untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dilapangan tentang penyakit malaria dan mampu
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
malaria.

3
BAB II
KONSEP PENYAKIT

A. Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh parasit plasmodium antara lain plasmodium malariae,
plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang
hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk
malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang semua
orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan
umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun
pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang tinggal
didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk
tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan,
pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria


adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit
plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah
satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel
darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari
penderita malaria kepada orang lain, penyakit malaria dapat
menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium


dan ditularkan kepada manusia melalui vector nyamuk anopheles.
(Harijanto, 2000).

4
B. Etiologi
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum protozoa, kelas
sporozoa. Terdapat empat spesies plasmodium pada manusia
yaitu:
1. Plasmodium falciparum : menyebabkan malaria falciparum atau
malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan
nama malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.
2. Plasmodium vivax: menyebabkan malaria vivax atau disebut
juga malaria tertiana benigna (demam terjadi pada hari ke tiga).
3. Plasmodium malariae : menyebabkan malaria kuartana atau
malaria malariae (demam tiap hari ke empat).
4. Plasmodium ovale : jenis ini jarang sekali dijumpai,
menyebabkan malaria ovale, umumnya banyak di Afrika dan
Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian,
memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh
spontan tanpa pengobatan.

C. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari penyakit malaria adalah:

a. Demam
Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu;
 Menggigil (15 menit- 1 jam )
 Pucat demam (2-6 jam)
 Berkeringat (2-4 jam)

b. Kejang-kejang
Pasien/penderita malaria akan mengalami kejang karena suhu
yang tinggi (40-41 C)

5
c. Anemia
Pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropelesis
sementara penghambatan pengeluaran retikolosis dan
pengaruh sitoksin. Menyebabkan suplai darah berkurang.

d. Nafas sesak
Pada penderita malaria, adanya nyeri dada menyebabkan
nafas penderita menjadi sesak.

e. Gangguan kesadaran
Keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls aferen
dan impuls eferen.

f. Hilangnya nafsu makan


Gejala malaria berdasarkan jenis malaria:
1. Gejala malaria vivax (M.benigna/tertiana)
 Demam ringan
 Keringan dingin dan menggigil
 Masa inkubasi 12-1 hari
 Limfa akan terasa pada minggu ke dua
 Oedema tungkai
 Terjadinya relaps
2. Gejala malaria falcifarum (M.tropica)
 Demam tinggi
 Anemia
 Suhu tubuh naik bertahap
 Inkubasi 9-14 hari
 Nyeri tungkai
 Lesu

6
3. Gejala malaria malariae (M.quartana)
 Serangan menyerupai malaria vivax
 Oedema
 Selang waktu setiap 72 jam
 Masa inkubasi 18-40 hari
4. Gejala malaria ovale
 Masa inkubasi 11-16 hari
 Pucat

D. Patofisiologi
Patofisiologi malaria adalah multifaktoral terutama
berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai
akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada
endothelium kapiler yang berhubungan dengan penghancuran
eritrosit, pelepasan mediator endotoksin makrofag, pelepasan TNF
dan sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi.

E. Terapi
Bila seseorang mengalami gejala malaria, dokter akan
menanyakan apakah ia tinggal atau baru saja bepergian ke daerah
yang banyak kasus malaria. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes
diagnostik cepat malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah
penderita di bawah mikroskop. Tujuan pemeriksaan darah di
bawah mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit
penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu
diketahui, pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari

7
sekali dan menunggu waktu demam muncul.
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko
komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan
dengan pemberian obat antimalaria. Obat-obatan ini perlu
disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat
keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah ditinggali
penderita.

8
BAB III
KONSEP TEORI ASKEP

A. Pengkajian

 Identitas

Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria,


terutama pada anak dengan gizi buruk. Infeksi akan
berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat muda
karena belum matangnya sistem imun sedangkan pada usia tua
disebabkan ole penururnan daya tahan tubuh. Selain itu semua,
malaria juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan,
pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan
mobilisasi penduduk yang cukuo tinggi dan trasportasi yang
semakin cepat memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di
semua daerah yang sudah tereliminasi malaria. (Setiati, 2014,
hal. 595)

 Status kesehatan saat ini


 Keluhan utama

Biasanya klien dengan penyakit malaria datang


kerumah sakit dengan keluhan demam, tidak mau makan,
kepala tersa pusing, perut bagian kanan terasa sakit, terasa
mual dan ingin muntah. (Wijaya, 2013, hal. 190)

 Alasan masuk rumah sakit

Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali


dengan gejala badan terasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu
makan dan mual muntah. (Marnia, 2016, hal. 121)

9
 Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada


saat dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan oleh
pasien dalah masih terasa demam, lemas, mual, tidak mau
makan. (Wijaya, 2013, p. 190)

 Riwayat kesehatan terdahulu


 Riwayat penyakit sebelumnya

Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria


mempunyai riwayat pernah mengalami penyakit malaria
sebelumnya dan pernah dirawat dirumah sakitatau berobat
dengan gejala atau penyakit yang sama. (Wijaya, 2013, p.
190)

 Riwayat penyakit keluarga

Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di


dalam keluarganya juga ada yang menderita penyakit
malaria. (Wijaya, 2013, p. 190)

 Riwayat pengobatan

Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya


dan apakah pernah mendapatkan trasfusi darah sebelunya.
(Marnia, 2016, hal. 126)

 Pemeriksaan fisik
 Keadaaan umum
1) Kesadaran

Gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientas,deliriu atau


koma (Kunoli, 2012, hal. 195).

10
2) Tanda-tanda vital
 Tekanan darah normal atau sedikit menurun.
 Denyut perifer kuat dan cepat.
 RR: takipnea dengan penurunan kedalaman
pernafasan
 Demam 400 pada malaria berat (Kunoli, 2012, hal.
194)
 Body system
1) Sistem pernafasan

Ispeksi : Takipnia dengan penurunan kedalam


pernafasan,nafas pendek pada istirahat dan
aktivitas. (Kunoli, 2012)pada malaria berat frekuensi
nafas pada balita >40 kali/menit sedangkan frekuensi
nafas pada anak berusia dibawah satu tahun >50
kali/menit. (Marnia, 2016, hal. 122)

2) Sistem kardiovaskuler
 Palpasi: denyut perifer kuat dan cepat
 Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit
menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)
3) Sistem persarafan

Kesadaran: Gelisah, ketakutan, kacau mental,


disorientas, delirium atau koma. (Kunoli, 2012, hal. 195)

4) Sistem perkemihan

Inspeksi: penurunan haluaran urin dan kosentrasi


urin. (Kunoli, 2012, hal. 195)

5) Sistem pencernaan

11
 Inspeksi: anoreksia, mual dan muntah, diare atau
kontipasi.
 Palpasi: distensi abdomen (Kunoli, 2012, hal. 195)
6) Sistem integument
 Inspeksi: pendarahan (hematoma, petekie dan
purpura), pucat.
 Palpasi: kulit hangat (Kunoli, 2012, hal. 195)
7) Sistem muskulokeletal

Kelemahan otot dan penurunan kekuatan (Kunoli, 2012,


hal. 194)

8) Sistem endokrin

Pada sistem kardiovaskular dan endokrin dan


Metabolisme tidak “tertulari” parasit sehingga penyakit
parasit pada organ-organ tubuh ini tidak dibahas.
(Natadisatra, 2010, hal. 66)

9) Sistem reproduksi

Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester 1


dan 2 dibandingkan pada wanita yang tidak hamil.
(Setiati, 2014, hal. 605)

10)Sistem pengindraan

Konjungtiva anemis, sklera ikterik (Zainuddin, 2014, hal.


27)

11)Sistem imunitas

Respon imunitas selluler dan humoral normal terhadap


antigen. (Setiati, 2014, hal. 606)

12
 Pemeriksaan penunjang

Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya


penyakit malaria yaitu pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk
mengidentifikasi tebal tipisnya, serta positif atau negatif; dan
pemeriksaan atau tes dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang
digunakan untuk mendeteksi antigen parasit malaria. Uji deteksi
ini berkangsung cepat, tetapi dapat melewatkan parasitemia
rendah serta tidak dapat menghitung jumlah parasitemia
(Marnia, 2016, hal. 124)

Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb


yang cepat pada malaria akut, sedangkan pemeriksaan
hemotokrit, leukosit, dan trombosit menunjukan trobisipenia

Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan


SGOT; kadar glukosa dan alkalin fosfatase menurun, albunin
menurun, dan globulin meningkat. Selain itu, dapat juga
dilakukan pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium,
dan analisis gas darah  (Marnia, 2016, hal. 124)

B. Perumusan diagnosa
Setelah peneliti melakukan pengkajian langkah berikutnya
adalah merumuskan diagnosa keperawatan yang sering terjadi
pada asuhan keperawatan malaria yang terdiri dari masalah
kesehatan dan penyebab.
Menurut hasil penelitian bahwa semua informan dapat
menetapkan diagnosa keperawatan sesuai hasil wawancara
mendalam dan studi dokumentasi pada file pasien, antara lain:

13
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai
dengan : kulit terasa hangat, suhu tubuh >37,5 o C, kulit
kemerahan, kejang.
2. Nyeri kepala akut berhubungan dengan agen cedera biologis,
ditandai dengan : sakit kepala retroorbital, sakit punggung dan
mialgia parah (demam tulang)
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan diet kurang, ditandai dengan :
anoreksia, muntah, diare.
4. Defisiensi cairan berhubungan dengan kehilangan cairan hebat
melalui rute normal, ditandai dengan epitaksin.

C. Intervensi
1. Hipertermia
 Tujuan
Pasien akan menunjukan termoregulasi, yang sibuktikan
oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5
gangguan ekstrem berat, sedang, ringan, atau tidak
gangguan)
Peningkatan suhu kulit, Hipertermia,Dehidrasi, Mengantuk
 Kriteria hasil
1) Menunjukan metode yang tepat untuk mengukur suhu
2) Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau
meminimalakan peningkatan suhu tubuh
3) Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia
 Intervensi (NIC)
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
1) Pantau aktivitas kejang
2) Pantau hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan
membran mukosa)

14
3) Pantau tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi
pernapasan
4) Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai
dengan suhu lingkungan
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
1) Ajarkan pasien/ keluarga dan mengukur suhu untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
(mislnya, sengatan panas, dan keletihan akibat panas)
2) Regulasi (NIC): ajarkan indikasi keletihan akibat panas
dan tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu.
Aktifitas kolaboratif
1) Regulasi suhu (NIC): Berikan obat antipiretik, jika perlu
Gunakan matras  dingin dan mandi air hangat untuk
mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu (Wilkinson,
2013)

2. Devisit nutrisi
 Tujuan: memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan
cairan, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut
(sebutkan 1-5: tidak adekuat, sedikitadekuat, cukup adekuat,
adekuat, sangat adekuat): makanan oral, pemberian
makanan lewat selang, atau nutrisi pariental total
 Kriteria hasil
1) Mempertahakan berat badan……kg atau
bertambah…..kg Pada….(sebutkan tanggal)
2) Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
3) Mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet
4) Menoleransi diet yang dianjurkan
5) Mempertahankan masa tubuh berat badan dalam masa
normal

Intervensi (NIC)

15
Aktifitas keperawatan

Pengkajian

1. Tetukan motifasi pasien untuk mengubah kebiasaan


makan.
2. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin,
dan elektrolit

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

1. Ajakarkan metode untuk perencanaan makan


2. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi
dan tidak mahal

Aktivitas kolaboratif

1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan


kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidak
adekuatan asupan protein atau kehilangan protein
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu
makan, maknan pelengkap, pemberian makan melalui
selang, atau nutrisi pariental total agar asupan kalori
yanga dekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk pada dokter untuk menentukan penyebab
gangguan nutrisi

Rujuk program gizi di komunitas yang tepat, jiak pasien tidak


dapat membeli atau menyiapkan maknan yang
adekuat (Wilkinson, 2013, hal. 391)

3. Perfusi perifer tidak efektif


 Tujuan : menunjukkan keseimbangan cairan, yang
dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan

16
exterm, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):
Tekanan darah, Nadi perifer, Turgor kulit
 Kriteria hasil :

1. Pasien akan mendeskripsikan rencana perawatan


dirumah
2. Extremitas bebas dari lesi

Intervensi (NIC)

Aktifitas keperawatan

Pengkajian

1. Kaji ulkus statis dan gejala selulitis (yaitu, nyeri,


kemerahan, dan pembengkakan pada extremitas).
2. Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri vena) (NIC) :

 Lakukan pengkajian konprehensif terhadap sirkulasi


perifer (misalnya, kaji nadi perifer, odema, pengisian
ulang kapiler, warna, dan suhu (extremitas).
 Pantau tingkat ketidaknyamanan nyeri saat
melakukan latihan fisik, pada malam hari, atau saat
istirahat (arterial).
 Pantau status cairan, termasuk asupan dan haluaran.

Manajemen sensasi perifer NIC : Pantau perbedaan


ketajaman/ketumpulan atau panas atau dingin (pada
perifer).

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

1. Menghindari suhu yang extrem pada extremitas

17
2. Pentingnya mematuhi program diet dan program
pengobatan
3. Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan pada dokter
4. Perawatan sirkulasi (insufisiensi arteri dan vena)
(NIC) : ajarkan pasien untuk melakukan perawatan
kaki yang tepat.
5. Pentingnya pencegahan statis vena (mis., tidak
menghilangkan kaki/mengangkat kaki tanpa menekuk
lutut, dan latihan fisik.

Aktifitas kolaboratif

1. Beri obat nyeri, beritahu dokter jika nyeri tidak


kunjung reda
2. Perawatan sirkulasi (insufiensi arteri dan vena) (NIC) :
berikan obat anti trombosit atau antikoagulan, jika
diperlukan.(Wilkinson, 2013, hal. 506)

D. Implementasi
Penelitian ini mengungkapkan bahwa pada langkah
implemnetasi ditemukan semua informan melaksanakan langkah
keempat adalah implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan (Hasdarini,M. 2011, Ilmu
Keperawatan Info. 2011, Noerdjianto. 2012, Putra P. 2013).

E. Evaluasi
Penelitian ini mengungkapkan bahwa semua informan
melakukan evaluasi berdasarkan kriteria rencana yang telah
disusun sehingga tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian dan
tujuan tidak tercapai.

Penelitian ini menunjukkan bahwa langkah terakhir dari

18
proses keperawatan pada asuhan keperawatan malaria yang
dievaluasi adalah :

 suhu dalam batas normal

 tidak ada keluhan nyeri kepala dan punggung atau tidak terasa
nyeri badan

 tidak adanya tanda-tanda kekurangan cairan; terpenuhinya


kebutuhan nutrisi

 pasien memehami dan dapat mengungkapkan tentang penyakit


malaria, pengobatan dan pencegahannya (Hasdarini,M. 2011,
Ilmu Keperawatan Info. 2011, Noerdjianto. 2012, Putra P.
2013).

19
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.


Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit, Jakarta.

Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis & Penanganan. Ed.


P.N.Harijanto. Hal: 166- 182. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Harijanto P.N., 2000. Gejala Klinik Malaria Berat. Dalam Malaria.

Medicafarma, (2008), Ekstraksi, http://medicafarma.blogspot.com, diakses


30/03/12.

Nadesul, H. 2008. Tangkal Penyakit dengan PHBS.


www.psppkdepkes.org/berita/pemberantasan nyamuk demam berdarah
dimasyarakat.pdf. Diunduh tanggal 20 April 2010.

Noerdjianto. 2012. Asuhan Keperawatan Malaria.


Nearsy23.blogspot.com/2012/09 /25/askep-malaria.html

Primus, P (2008). Kasus Malaria di Papua. Seminar Dinas Kesehatan


Papua dalam Rangka menyambut Peringatan HUT RI Ke-63.

Slamet suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.3.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa,


dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Artikel pada FPMIPA
UPI Bandung.

20

Anda mungkin juga menyukai