Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYAKIT-PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH


SERANGGA DI INDONESIA
MALARIA

Oleh Kelompok 2 :

 Rima Melati (K202301103))


 Dian Ratna Ode Runa (K202301059)
 Tiara Rizky Amalia (K202301056)
 Tiara Natasya Ramadahny M (K202301057)
 Ira Maya Hi.Ali (K202301058)
 Muh. Ma’ruf Nur (K202301079)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas berkah dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Penyakit-Penyakit Yang Disebabkan Oleh
Serangga Di Indonesia, salah satunya Malaria”.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Pancasila. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum
kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Kendari, 14 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
1. Definisi Penyakit Malaria......................................................................5
2. Jenis-Jenis Parasit Penyebab Malaria....................................................5
3. Siklus Hidup Nyamuk (Anopheles).......................................................6
4. Gejala Yang Timbul Akibat Malaria.....................................................8
5. Cara Pencegahan Dan Pengobatan Malaria.........................................10
BAB III KESIMPULAN......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria saat ini merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi didengar
oleh siapapun terutama di daerah Papua. Karena malaria merupakan penyakit
yang sangat berbahaya. Walaupun sangat berbahaya, tetapi sebagian besar
masyarakat masih acuh dan malas tau terhadap penyakit malaria. Contoh kecil
saja kita lihat disekitar kita masih banyak orang-orang yang membuang sampah
sembarangan. Hal ini bisa membahayakan bagi kita bukan Cuma orang tersebut,
tetapi bagi hampir semua penduduk yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
Karena jika membuang sampah sembarangan dapat menjadikannya sarang tempat
berkembangnya nyamuk malaria (Anopheles). Mereka tidak akan sadar sampai
mereka sendiri yang menderita karena terkena panyakit berbahaya tersebut. Dan
kalau ini dibiarkan terus-menerus, akan membahayakan karena penyakit ini dapat
menular kepada siapa saja yang tidak memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Tidak
membedakan tua muda, besar kecil ataupun kaya dan miskin.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan agar memberikan informasi kepada
pembaca tentang bahaya penyakit malaria, cara mencegah dan cara mengobatinya.
Sehingga dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari penyakit malaria?
2. Jelaskan jenis-jenis parasit penyebab penyakit malaria?
3. Bagaimana siklus hidup nyamuk anopheles?
4. Apa saja gejala yang timbul akibat penyakit malaria?
5. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan penyakit malaria?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit malaria
2. Untuk mengetahui jenis-jenis parasit penyebab penyakit malaria
3. Untuk mengetahui siklus hidup nyamuk anopheles
4. Untuk mengetahui gejala yang timbul akibat penyakit malaria
5. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit malaria
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama
Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi
parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang
biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah.Pasien yang terinfeksi
oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun
bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit
Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk
Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania
merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi. Berdasarkan
data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-
500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini
setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak. Untuk
penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis Charles Louis
Alphonse Laveran mendapatkan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis
pada 1907. Hingga kini, penyakit malaria masih menjadi ancaman di sejumlah
daerah di indonesia. Menurut data kemenkes, pada tahun 2021 terdapat lebih dari
90 ribu kasus malaria. Meski begitu, angka tersebut telah mengalami penurunan
secara signifikan dari tahun 2020 yang mencapai lebih dari 200 ribu kasus.

2. Jenis-Jenis Parasit Penyebab Penyakit Malaria


Parasit Plasmodium merupakan salah satu genus dari parasit darah penyebab
penyakitmalaria. Ada sekitar 156 spesies dengan nama Plasmodium yang
menginfeksi spesies vertebrata, namun hanya empat spesies yang dapat menjadi
parasit bagi manusia karena memanfaatkan manusia sebagai inangnya. Jenis
Plasmodium tersebut adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae. Namun, berdasarkan laporan
berkala ditemukan parasit malaria simian pada manusia yang mayoritas
menyertakan Plasmodium knowlesi. Hingga saat ini, Plasmodium tersebut
belum dapat
dipastikan apakah penularan dilakukan tanpa inang perantara alami, seperti
monyet makaka dari genus Makaka, sehingga masih dianggap sebagai malaria
zoonosis (Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2019).

a. Plasmodium vivax menyebabkan malaria vivax/tertian


Plasmodium vivax dapat menyebabkan penyakit malaria yang juga disebut
sebagai malaria tertian benigna. Ciri khusus dari serangan Plasmodium vivax ini
adalah demam yang terjadi setiap 48 jam atau setiap hari ketiga terutama pada
siang dan sore hari. Pembengkakan limpa juga terjadi pada pasien yang terkena
Plasmodium ini. Masa inkubasi Plasmodium ini antara 12-17 hari.
b. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria falciparum/tropika
Plasmodium falciparum merupakan penyakit malaria akut yang dapat
menyerang cerebral dan beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya gagal
ginjal. Gejala yang muncul dari serangan plasmodium falcifarum ini: gejala nyeri
kepala, dan nyeri pada semua persendian. Masa inkubasi dari Plasmodium ini
adalah 12 hari.
c. Plasmodium malariae menyebabkan malariae quartana
Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium malariae biasanya
menimbulkan demam yang terjadi setiap 72 jam dan kadang tidak menimbulkan
gejala pada penderitanya. Daerah yang menjadi wilayah persebaran nyamuk ini
berada di wilayah daerah tropis baik pada daerah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Masa inkubasi dari Plasmodium ini adalah 14-40 hari.
d. Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale
Serangan Plasmodium ovale merupakan penyakit malaria yang paling
ringan diantara ke-empat Plasmodium yang lainnya. Penyakit ini dapat sembuh
dengan sendirinya meskipun hanya dilakukan pengelolaan pada masukan cairan
dan pengelolaan demamnya. Demam pada serangan Plasmodium ovale biasanya
terjadi setiap 48 jam. Masa inkubasi serangan Plasmodium ini terjadi pada 12-17
hari.
3. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
Parasit malaria melibatkan dua inang dalam siklus hidupnya, yaitu manusia
dan nyamuk Anopheles. Ketika nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi malaria
menghisap darah manusia terjadi inokulasi sporozoit ke manusia sebagai
inangnya. Sporozoit yang masuk ke manusia melalui sirkulasi darah merah akan
menuju sel hati dan menginfeksinya. Kemudian, parasit akan terus berkembang
dan matang menjadi skizon. Skizon matang akan pecah dan melepaskan
merozoite. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale tahap dorman
(hipnozoit) dapat bertahan di hati jika tidak diobati dan dapat menyebabkan
kekambuhan dengan menyerang aliran darah dalam waktu berminggu-minggu
atau hingga bertahun-tahun kemudian. Proses awal di hati ini disebut dengan
skizogoni eksoeritrositik. Setelah itu, parasit akan mengalami multiplikasi
aseksual di dalam sel darah merah (eritrosit) yang disebut proses skizogoni
eritrositik. Pada tahap inilah terbentuknya fase tropozoit tahap cincin yang akan
matang menjadi skizon dan melepaskan merozoit. Setelah lepasnya merozoit,
beberapa parasit yang berdiferensiasi akan menjadi tahap eritrositik seksual atau
yang dikenal dengan gametosit. Parasit pada tahap eritrosit yang bertanggung
jawab atas manifestasi klinis penyakit malaria (Centers for Disease Control and

Prevention (CDC), 2019).


Morfologi Stadium Parasit Plasmodium Ovale
Perbedaan morfologi dari tiga stadium parasit Plasmodium Ovale, sebagai berikut

4. Gejala Yang Timbul Akibat Penyakit Malaria


Gambaran khas dari penyakit malaria ialah adanya demam yang periodik,
pembesaran limpa (splenomegali), dan anemia (turunnya kadar hemoglobin dalam
darah).
A. Demam
Sebelum timbulnya demam biasa penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit
kepala, nyeri tulang dan otot, kurang nafsu makan, rasa tidak enak di bagian perut,
diare ringan, dan kadang-kadang merasa dingin pada punggung. Umumnya
keluhan ini muncul pada penderita dengan malaria jenis P.vivax dan P.ovale,
sedangkan pada malaria karena P.falciparum dan P.malariae, keluhan-keluhan
tersebut tidak jelas. Serangan demam yang khas pada malaria terdiri dari tiga
stadium yaitu:
1. Stadium Mengigil
Di mulai dengan perasaan kedinginan hingga menggigil. Pada saat
menggigil seluruh tubuh bergetar, denyut nadi cepat tetapi lemah, bibir
dan jari-jari tangan biru, serta kulit pucat. Pada anak-anak seing disertai
kejang-
kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit - 1 jam dan dengan
meningkatnya suhu badan
2. Stadium Puncak Demam
Penderita berubah menjadi panas tinggi. Wajah memerah, kulit kering dan
terasa panas seperti terbakar, frekuensi napas meningkat, nadi penuh dan
berdenyut keras, sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah, kesadaran
menurun, sampai timbul kejang (pada anak-anak). Suhu badan bisa
mencapai 41oC. Stadium ini berlangsung selama 2 jam atau lebih diikuti
dengan keadaan berkeringat.
3. Stadium Berkeringat
Seluruh tubuh berkeringat banyak, sehingga timpat tidur basah. Suhu
badan turun dengan cepat, penderita merasa sangat lelah, dan sering
tertidur. Setelah bangun tidur penderita akan merasa sehat dan dapat
melakukan tugas seperti biasa. Meskipun secara teoritis, penyakit ini
masih bersarang dalam tubuhnya. Stadium ini berlangsung 2-4 jam.

B. Pembesaran Limpa
Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis. Limpa
menjadi bengkak dan terasa nyeri. Pembengkakan tersebut diakibatkan oleh
adanya penyumbatan sel-sel darah merah yang mengandung parasit malaria.
Lama-lama konsistensi limpa menjadi keras karena bertambahnya jaringan ikat.
Dengan pengobatan yang baik, limpa dapat berangsur-angsur normal kembali.

C. Anemia
Anemia atau penurunan kadar hemoglobin darah sampai di bawah normal
disebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria.
Selain itu, anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah pada
sum- sum tulang. Gejala anemia berupa bandan lemas, pusing, pucat, penglihatan
kabur, jantung berdebar-debar, dan kurang nafsu makan.
5. Cara Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Malaria
Penelitian yang dilakukan oleh Sandy.S (2019), pencegahan yang
dilakukan masyarakat dalam mencegah malaria menggunakan kelambu penelitian
ini sama hasilnya dengan yang dilakukan oleh Darmiah (2017) dari 58 responden
yang ada 28 diantaranya menggunakan kelambu pada saat tidur dimalam hari dan
ada juga responden yang menggunakan kawat kasa yang dipasang pada ventilasi
rumah sama hal yang digunakan oleh masyarakat yang diteliti oleh Lumenta.A
(2019) masyarakat memasang kawat kasa pada ventilasi dan memilih berada
dirumah pada malam hari.
Adapun penelitian yang dilakuan Tamgno.A (2021) di wilayah kamerun,
masyarakat kamerun mencegah malaria juga dengan menggunakan kelambu. Dari
10 jurnal yang dianalisis penulis berpendapat ada 9 jurnal penelitian yang hasilnya
masyarakat mencegah malaria dengan menggunakan kelambu dan memasang
kawat kasa pada ventilasi bahkan ada juga menggunakan otion anti nyamuk. Dari
3 jurnal penelitian yang hasilnya masyarakat memilih beraktivitas dirumah saja
pada malam hari dan jika keluar rumah menggunakan baju berlengan panjang.
Penanggulangan dan pencegahan penyakit tersebut diutamakan pada pemutusan
rantai penularan melalui pengendalian nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus.
Dilakukan dengan cara mencegah nyamuk agar tidak menjadi dewasa yaitu
dengan membasmi nyamuk stadium pradewasa (jentik dan pupa). Strategi
pengendalian yang dianggap paling tepat yang dapat dilakukan adalah melalui
pembersihan sarang nyamuk (PSN) yang menuntut peran serta masyarakat dalam
pelaksanannya. menetap dalam beberapa hari dan berinteraksi dengan pengunjung
lain atau penduduk lokal.
Hasil utama penelitian adalah kepatuhan terhadap pedoman pengobatan
yang direkomendasikan WHO untuk malaria berat didefinisikan sebagai sebagian
kecil dari resep pasien yang memenuhi rekomendasi WHO tentang pengobatan
malaria berat. Pedoman WHO menetapkan bahwa obat anti-malaria harus
diberikan secara parenteral selama minimal 24 jam dan diganti dengan obat oral
segera setelah dapat ditoleransi (Ampadu et al., 2019). Kepatuhan berobat
merupakan sejauh mana usaha yang dilakukan seseorang untuk mematuhi
petunjuk, aturan yang diberikan oleh dokter untuk mendukung kesembuhan
(Kathirvel et al. 2017). Kepatuhan
berobat merupakan perilaku pasien mencakup minum obat, mengikuti diet atau
mengubah gaya hidup. Agar seseorang patuh, diperlukan komitmen dan
partisipasi semua pemangku kepentingan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan masalah multidimensi yang
membutuhkan strategi inovatif yang berbeda, tergantung pada ketersediaan
sumber daya di lingkungan dan kerjasama serta dukungan dari petugas kesehatan,
konselor, masyarakat dan anggota keluarga (Rodrigo et al., 2020).
Malaria diobati dengan obat sesuai resep, menurut jenis malaria. Jenis obat
dan lama pengobatan bervariasi tergantung jenis parasit, keparahan, usia dan
kehamilan. Obat yang paling umum meliputi klorokuin fosfat yang merupakan
pengobatan pilihan untuk setiap parasit yang sensitif terhadap obat. Terapi
kombinasi berbasis artemisinin (ACTs). Adalah kombinasi dua atau lebih obat
untuk melawan parasit malaria. pengobatan ini merupakan pengobatan pilihan
untuk malaria yang resistan terhadap klorokuin (World Health Organization,
2015). Kepatuhan pengobatan malaria ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya
adalah pengetahuan, sikap, tindakan, dukungan tenaga kesehatan, dukungan
keluarga dan ketersediaan obat malaria (Tesfahunegn et al., 2019),
(Wahyuningsih, 2020), (Ibrahim et al., 2017), (Elbands et al., 2022).
BAB III
KESIMPULAN
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan
hewan lain yang disebabkan oleh protozoa dalam tipe plasmodium.malaria
menyebabakan gejala yang biasanya termasuk demam,kelelahan,muntah,dan sakit
kepala.Dalam Khasus yang parah dapat menyebabkan kulit
kuning,kejang,koma,atau kematian.Gejala biasanya muncul 10-15 hari setalah
digigit.Jika tidak diobati,penyakit mungkin kambuh beberapa bulan
kemudian.Pada mereka yang baru selamat dari infeksi,infeksi ulang biasanya
menyebabkan gejala ringan.Imunitas parasite ini menghilang beberapa bulan
hingga beberapa tahun jika orang tersebut terpapar terus-menerus dengan
malaria.Penayakit ini lebih sering ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang
terinfeksi.

Gigitan nyamuk dimasukan parasite dari air liur nyamuk kedalam darah
seseorang.Berdasarkan jenisnya malaria dibedakan menjadi empat yaitu,Malaria
Tropika (Plasmodium Palcifarum )Malaria kwartana (Plasmodium Malariae)
,(plasmodium ovale),Malaria tersiana( Plasmodium vivax) Malaria ovale
(Plasmodium ovale).Penyebab Penyakit Malaria disebabkan oleh parasit
plasmodium yang disebarkan oleh gigitan nyamuk nyamuk Anopheles betina.
Melalui gigitan nyamuk penyebaran parasite Malaria juga dapat terjadi karena
terpapar darah penderita malaria. Kondisi seseorang terkena malaria adalah:Janin
yang Terinfeksi dari Ibunya, Menerima Transfusi Darah, Menerima Donor Organ.

Gejala Malaria akan muncul 10-15 hari setelah gigitan nyamuk. Namun
pada beberapa khasus,gejala baru timbul setelah beberpa bulan karna parasite
penyebab malaria dapat bertahan dalam keadaan tidak aktif didalam tubuh.Geajala
yang dirasakan penderita malaria antara lain : Demam, Menggigil,Sakit
Kepala,Berkeringat Banyak,Lemas,Pegal Linu,Gejala Anemia Atau Kurang
Darah,Mual atau Muntah,Nyeri Perut,Diare,dan BAB berdarah.

Pencegahan Pada Penyakit Malaria Menghindari gigitan nyamuk adalah


cara terbaik untuk mencegah infeksi parasite malaria.Caranya anatara lain
dengan:Menutup kulit dengan celana panjang dan baju berlengan panjang; Tidur
dengan tempat tidur berkelambu, memakai cream pelindung dari gigitan nyamuk.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa kepatuhan pengobatan malaria bervariasi,
ada yang dalam tingkat patuh dan masih ada juga yang tidak patuh. Kepatuhan
pengobatan malaria ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah
pengetahuan, sikap, tindakan, dukungan tenaga kesehatan, dukungan keluarga dan
ketersediaan obat malaria.
DAFTAR PUSTAKA

Sodik, M. A., & Nahak, T. (2018). Incidence of Malaria, Prevention behavior and
Nutritional Status: Analysis Of Factors That Cause Malaria Diseases In
Umalor Village District Of West Malacca. Indonesian Journal of
Nutritional Epidemiology and Reproductive, 1(1), 11-20.

Kahigwa, E., Schellenberg, D., Sanz, S., Aponte, J. J., Wigayi, J., Mshinda, H., ...
& Menendez, C. (2002). Risk factors for presentation to hospital with
severe anaemia in Tanzanian children: a case–control study. Tropical
medicine & international health, 7(10), 823-830.

Bates, I., Fenton, C., Gruber, J., Lalloo, D., Lara, A. M., Squire, S. B., ... &
Tolhurst,
R. (2004). Vulnerability to malaria, tuberculosis, and HIV/AIDS
infection and disease. Part 1: determinants operating at individual and
household level. The Lancet infectious diseases, 4(5), 267-277.

Idro, R., Carter, J. A., Fegan, G., Neville, B. G., & Newton, C. R. (2006). Risk
factors for persisting neurological and cognitive impairments following
cerebral malaria. Archives of disease in childhood, 91(2), 142-148.

Senbanjo, I. O., Oshikoya, K. A., Odusanya, O. O., & Njokanma, O. F. (2011).


Prevalence of and risk factors for stunting among school children and
adolescents in Abeokuta, southwest Nigeria. Journal of health,
population, and nutrition, 29(4), 364.

Tolentino, K., & Friedman, J. F. (2007). An update on anemia in less developed


countries. The American journal of tropical medicine and hygiene,
77(1), 44-51.

Isanaka, S., Nombela, N., Djibo, A., Poupard, M., Van Beckhoven, D.,
Gaboulaud, V., ... & Grais, R. F. (2009). Effect of preventive
supplementation with ready-to-use therapeutic food on the nutritional
status, mortality, and morbidity of children aged 6 to 60 months in
Niger: a cluster randomized trial. Jama, 301(3), 277-285.

Stevens, G. A., Finucane, M. M., De-Regil, L. M., Paciorek, C. J., Flaxman, S. R.,
Branca, F., ... & Nutrition Impact Model Study Group. (2013). Global,
regional, and national trends in haemoglobin concentration and
prevalence of total and severe anaemia in children and pregnant and
non- pregnant women for 1995–2011: a systematic analysis of
population- representative data. The Lancet Global Health, 1(1), e16-
e25.
Becher, H., Müller, O., Jahn, A., Gbangou, A., Kynast-Wolf, G., & Kouyaté, B.
(2004). Risk factors of infant and child mortality in rural Burkina
Faso. Bulletin of the World Health Organization, 82, 265-273.

Anda mungkin juga menyukai