Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PENANGANAN MALARIA RINGAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV

1. Depsiana Keke Radja : (1738010001)


2. Dedi Heru Laitabun : (1707010368)
3. Ermelinda Wea Oja : (1707010087)
4. Igniosa Erlince Nubabi : (1707010326)
5. Imel Lodo : (1707010196)
6. Lidya E. C. Tadja : (1707010067)
7. Linda Aryanti Mahoklory : (1707010144)
8. Mikha Edison Pinga : (1707010306)
9. Maria Lisa Diani : (1627010020)
10. : (1707010306)

PRODI ILMU KESESHATAN MASYARAKAT

JURUSAN FAKULTAS KESEHATAN MASARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Penanganan Malaria Ringan”ini berisi kan tentang defenisi malaria,
etiologi, daur hidup parasit, pathogenesis dan patologis, gejala klinis, diagnose
dan pengobatan dan penanganan malaria.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum begitu sempurna. Oleh
karena itu, perlu nya kritik dan saran dari para pembimbing serta teman-teman
yang sifatnya membangun demi lebih baiknya makalah ini. Akhir kata,semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, Oktober 2019

Kelompok
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...

1.1 LatarBelakang……………………………………………………………..
1.2 RumusanMasalah………………………………………………………….
1.3 Tujuan………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………

2.1 Defenisi Malaria……………………………………………………………


2.2 Etiologi Malaria dan Cara Penularan………………………………………
2.3 Daur Hidup Parasit Malaria………………………………………………...
24 GejalaKlinis Malaria………………………………………………………
2.5 Diagnosa Malaria………………………………………………………......
2.6 Pengobatan dan Penanganan Malaria………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria saat ini merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi
didengar oleh siapapun.Karena malaria merupakan penyakit yang sangat
berbahaya.Walaupun sangat berbahaya, tetapi sebagian besar masyarakat
masih acuh dan malas tau terhadap penyakit malaria.Contoh kecil saja kita
lihat disekitar kita masih banyak orang-orang yang membuang sampah
sembarangan.Hal ini bisa membahayakan bagi bukan Cuma orang tersebut,
tetapi bagi hampir semua penduduk yang bertempat tinggal di daerah
tersebut.Karena jika membuang sampah sembarangan dapat menjadikannya
sarang tempat berkembangnya nyamuk malaria (Anopheles). Mereka tidak
akan sadar sampai mereka sendiri yang menderita karena terkena panyakit
berbahaya tersebut. Dan kalau ini dibiarkan terus-menerus,
akan membahayakan karena penyakit ini dapat menular kepada siapa saja
yang tidak memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Tidak membedakan tua
muda, besar kecil ataupun kaya dan miskin.

Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini dengan tujuan agar
memberikan informasi kepada pembaca tentang bahaya penyakit malaria, cara
mencegah, mengobati dan cara penanganannya. Sehingga dapat terhindar dari
penyakit yang berbahaya ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi Malaria ?
2. Apa Etiologi dan Cara Penularan Malaria ?
3. Bagaimana Daur Hidup Parasit Malaria ?
4. Apa Gejala Klinis Malaria ?
5. Bagaiman Diagnosa Malaria ?
6. Bagaiamana Pengobatan dan Penanganan Malaria ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Defenisi Malaria
2. Untuk Mengetahui Etiologi Malaria
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Daur Hidup Parasit Malaria
4. Untuk Mengetahui Apa Gejala Klinis Malaria
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Diagnosa Malaria
6. Untuk Mengetahui Bagaiamana Pengobatan dan Penanganan Malaria
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi parasit plasmodium yang menyerang


eritrosit, dapat berlangsung secara akut atau kronik, tanpa komplikasi atau
mengalami komplikasi sistemik . Biasanya kondisi orang yang terkena
malaria adalah badan demam, menggigil dan cenderung mengeluarkan
keringat banyak dan disertai dengan gejala-gejala lainnya.

2.2 Etiologi Malaria dan Cara Penularan

Penyebab malaria adalah protozoa plasmodium intraseluler yang


dipindahkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles beina.Penyakit
malaria dapat disebabkan oleh beberapa spesies plasmodium.Yang pertama
adalah malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika atau biasa
disebut demam rimba (jungle fever), disebabkan oleh P. Falciparum.

Malaria ini adalah penyebab sebagian besar kematian akibat


malaria.Parasit ini menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma,
mengigau, serta kematian.Kedua, malaria kuartana yang disebabkan oleh P.
Malariae, plasmodium ini dapat memicu erjadinya malaria ringan.Jenis
malaria ketiga adalah, malaria tertiana yang disebabkan oleh P. Vivax.Jenis
keempat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan
adalah malaria ovale, disebabkan oleh P. Ovale.

Plasmodium vivax dan ovale keduanya merupakan spesies yang


menyebabkan malaria kronis. Alasannya tidak lain karena ‘telur’ Plasmodium
dapat tidur di dalam sel-sel hati selama bertahun-tahun dan dapat menetas
kapan saja. Yang terakhir P.knowlesi, parasit ini dapat menular dari kera yang
terinfeksi ke manusia melalui gigitan nyamuk. Jenis plasmodium yang
banyak ditemukan di Indonesia adalah P. Falciparum dan P.vivax sedangkan
P.malariae dapat ditemukan dibeberapa provinsi antara lain Lampung, Nusa
Tenggara Timur dan Papua. P.ovale pernah ditemukan di NTT dan
Papua.Pada tahun 2010 Kalimantandilaporkan adanya P.knowlesi yang dapat
menginfeksi manusia yang dimana sebelumnya hanya menginfeksi hewan
primata/monyet.

Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria sebenarnya


merupakan suatu penyakit ekologis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang
biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan
parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu,
kelembaban, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian. Air merupakan
faktor esensial bagi perkembang-biakan nyamuk.Karena itu dengan adanya
hujan bisa menciptakan banyak tempat perkembangbiakan nyamuk, yaitu
akibat genangan air yang tidak dialirkan di sekitar rumah atau tempat tinggal.
Nyamuk dan parasit malaria juga sangat cepat berkembang biak pada suhu
sekitar 20-27 derajat C, dengan kelembaban 60-80 %.

Cara Penularan

Penyakit malaria dapat ditularkan melalui gigitannyamuk dari orang


yang sakit kepada orang yang sehat. Bibit penyakit malaria dalam darah
manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di dalam tubuh
nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk
tersebut. Cara penularan lainmelalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik
yang terkontaminasi maupun penularan malaria dari ibu ke bayinya.
2.3 Daur Hidup Parasit Malaria

Siklus hidup plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni (siklus


seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus aseksual)
yang terdapat pada manusia siklus ini dimulai dari siklus sporogoni yaitu
apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung
gametosit, di dalam tubuh nyamuk gamet jantan dan gamet betina melakukan
pembuahan menjadi zigot.zigot berkembang menjadi ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar lambung nyamuk
ookinet akan menjadi ookista. Ookista ini akan membentuk ribuan sporozoit
yang nantinya akan pecah dan sporozoit keluar dari ookista. Sporozoit ini
akan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, salah satunya dikelenjar ludah
nyamuk. Sporozoit ini bersifat intektif dan siap ditularkan ke manusia ketika
nyamuk menghisap darah manusia.Dengan ini siklus sporogoni telah selesai.
Siklus skizogoni terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus eksoeritrostik dan
siklus eritrostik. Dimulai ketika nyamuk anopheles terinfeksi menghisap
darah manusia sehat, sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan
masuk ke dalam peredaran darah selama kurang lebih setengah jam.
Sporozoit akan mengikuti aliran darah menuju ke hati, sehingga kemudian
berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merizoit hati
(tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus eksoeritrostik yang
berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Merozoit yang berasal dari
skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran darah dan menginfeksi sel
darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari
stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit, tergantung spesiesnya).

Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya


eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.Pada
plasmodium falcifarum dan plasmodium malariae hanya mempunyai satu
siklus eksoeritrostik, sedangkan pada plasmodium vivax dan plasmodium
ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon,
tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit.Hipnozoit
tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi
aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh). Pada P. Falciparum
setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel
darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit jantan dan
betina).xPada spesies lain siklus ini terjadi secara bersamaan.

Hal ini terkait dengan waktu dan jenis pengobatan untuk


eradikasi.Siklus P. Knowlesi pada manusia masih dalam penelitian.Reservoar
utama plasmodium ini adalah kera ekor panjang (Macaca sp).
Masa inkubasi penyakit malaria

Plasmodium Masa inkubasi (hari) Rata-rata (hari)


P. falciparum 9-14 12
P. vivax 12-17 15
P. ovale 16-18 17
P. malariae 18-40 28
P. knowlesi 10-12 11

2.5 Gejala Klinis Malaria Ringan

Gejala umum

Penderita malaria biasanya menunjukan gejala utama demam tinggi


yang bersifat paroksismal disertai menggigil, berkeringat, dan nyeri
kepala.Selain itu, sering ditemukan kelelahan, anoreksia, nyeri punggung,
mialgia, pucat, dan muntah.

Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria


proxym) secara berurutan yang disebut trias malaria, yaitu:

a. Stadium dingin (cold stage)


Stadium ini berlangsung ± 15 menit sampai dengan 1 jam.Dimulai dengan
menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi
lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan
kadang disertai muntah.

b. Stadium demam (hot stage)


Stadium ini berlangsung ± 2-4 jam.Penderita merasa kepanasan.Muka
merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah.Nadi menjadi
kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga
41 ºC atau lebih.Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat
menimbulka kejang-kejang.
c. Stadium berkeringat (sweating stage)
Stadium ini berlangsung ± 2-4 jam.Penderita berkeringat sangat
banyak.Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai dibawah
normal.Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur.

Tanda dan gejala malaria ringan pada pemeriksaan fisik yaitu demam
(>37,5 ºC aksila), konjungtiva atau telapak tangan pucat, pembesaran limpa
(splenomegatif), pembesaran hati (hepatomegali).

2.6 Diagnosis Malaria

1. Diagnosa Malaria Ringan

Manifestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sapai


membahayakan jiwa. Gejala utama demam sering didiagnosis dengan infeksi
lain. Seperti demam typoid, demam dengue, leptospirosis, chikungnya, dan
infeksi saluran napas. Adanya thrombositopenia sering didiagnosis dengan
leptospirosis, demam dengue, dan typhoid. Apabila ada demam dengan ikterik
bahkan sering diintrepretasikan dengan diagnosa hepatitis dan leptospirosis.
Penurunan kesadaran dengan demam sering juga didiagnosa sebagai infeksi
otak atau bahkan stroke. Mengingat bervariasinya manivestasi klinis malaria
maka anamnesis riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria pada setiap
penderita dengan demam harus dilakukan. Diagnosis malaria harus ditegakkan
seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan laboratorium.

Anamnesis
Diagnosis pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dalam darah

Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, berkeringat


dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot, atau pegal-
pegal. Pada anamnesis juga perlu ditanyakan: 1). Riwayat berkunjung ke
daerah endemic malaria; 2). Riwayat tinggal di daerah endemic malaria; 3).
Riwayat sait malaria/riwayat demam; 4). Riwayat minum obat malaria satu
bulan terakhir; 5). Riwayat mendapat transafusi dara
Pemeriksaan Fisik

1. Demam (>37,5 ºC aksila)

2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat

3. Pembesaran limpa (splenomegali)

4. Pembesaran hati (hepatomegali)

Pemeriksaan Laboratorium

Untuk mendapatkan kepastian diagnosis malaria harus dilakukan


pemeriksaan sediaan darah. Pemeriksaan tersebut dapatvdilaukan melalui ara
berikut :

1. Pemeriksaan dengan Mikroskop

Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan gold standar (standar


baku) untuk diagnosis pasti mlaria. Pemeriksaan mikroskop dilakukan dengan
membuat sediaan darah tebal dan tipis. Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal
dan tipis di rumah sakit/puskesmas/lapangan untuk menentukan: a). ada
tidaknya parasit malaria (positif atau negatif); b). spesies dan stadium
plasmodium; c). kepadatan parasit.

1) Semi kuantitatif

(-) = negative (tidak ditemukan parasit dalm 100 LPB/lapangan


pandangbesar)

(+) = positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dlam 100 LPB)

(++) = positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalamLPB)

(+++) = positif 3 (ditemukan 1-100 parasit dalam 1 LPB)

(++++) = positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB)

Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu :


a) kepadatan parasit < 100.000 / ul, maka mortalitas < 1%
b) kepadatan parasit >100.000 / ul, maka mortalitas > 1%
c) kepadatan parasit > 500.000 /ul, maka mortalitas > 5%

2) Kuantitatif

Jumlah parasit di hitung per mikro liter darah pada sediaan darah
tebal (leukosit ) atau sediaan darah tipis (eritrosit). Contoh : jika di jumpai
1500 parasit per 200 leukosit, sedangkan jumlah lekosit 8000/Ul maka
hitung parasit = 8000/200 × 1500 parasit = 60.000 parasit/uL. Jika
dijumpai 50 parasit per 1000 eritrosit = 5%. Jika jumlah eritrosit
4.500.000/uL maka hitung parasit = 4.500.000/1000 × 50 = 225.000
parasit/uL.

2. Pemeriksaan dengan tes diagnostic cepat (Rapid Diagnostic


Test/RDT)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria,


dengan menggunakan metode imunokromatografi. Tes ini digunakan pada
unit gawat darurat, pada saat terjadi KLB, dan di daerah terpencil yang tida
tersedia fasilitas laboratorium mikroskopis. Hal yang penting yang perlu
diperhatikan adala sebelum RDT dipakai agar terlebih dahulu membaca cara
penggunaannya pada etiket yang tersedia dalam kemasan RDT untuk
menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Saat ini yang digunakan oleh Program
Pengndalian Malaria adalah yang dapat menggantikan P. fallcifarum dannon.
P. falcifarum

3. Pemeriksaan dengan polymerase Chain Reation (PCR) dan


Sequensing DNA

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada fasilitas yang


tersedia.Pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara re-infeksi dan
rekrudensi pada P. falcifarum.Selain itu dapat digunakan untuk identifikasi
spesies Plasmodium yang jumlah parasitnya rendah atau dibawah batas
ambang mikroskopis.Pemeriksaan dengan menggunakan PCR juga sangat
penting dalam eliminasi malaria karena dapat membedakan antara parasit
impor atau indigenous.

ALUR PENEMUAN PENDERITA MALARIA

Pasien datang dengan gejala klinis atau riwayat demam dalam 3 hari
terakhir (dapat disertai nyeri kepala, mual, muntah, diare, nyeri ottt dan
pegal-pegal)

Periksa Darah Malaria dengan


mikroskop atau RDT

POSITIF ULANG PEMERIKSAAN


NEGATIF
DARAH MALARIA
SETIAP 24 JAM- 48 JAM
MALARIA
CARI ETIOLOGI
DEMAM YANG LAIN
POSITIF

TERAPI SESUAI
MALARIA
ETIOLOGI

2.7 Pengobatan dan Penanganan Malaria

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan


membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh
manusia.Termasuk stadium gametosit.Adapun tujuan pengobatan radikal
untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan
rantai penularan.Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam
keaadaan perut kosong karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu
penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria.
Dosis pemberian obat seharusnya berdasarkan berat badan.Pengobatan
malaria di Indonesia menggunakan obat anti malaria (OAM) kombinasi.
Yang dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaan
dua atau lebih obat anti malaria yang farmakodinamik dan farmakokinetiknya
sesuai, bersinergi, dan berbeda caraterjadinya resistensi. Tujuan terapi
kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan mencegah
terjadinya resistensi plasmodium terhadap obat anti malaria.

Pengobatan kombinasi malaria harus :

a. Aman dan toleran untuk semua umur;


b. Efektif dan cepat kerjanya;
c. Resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi; dan
d. Harga murah dan terjangkau.

Saat ini yang di gunakan program nasional adalah derivate artemisin


dengan golongan aminokuinolin, yaitu :

1. Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang bterdiri atas


Dihydroartemisinin dan piperakuin (DHP). 1 (satu) tablet FDC
mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperakuin. Obat ini
diberikan per-oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian
sebagai berikut : Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; piperakuin
dosis 16-32mg/kgBB
2. Artesunat – Amodiakuin kemasan artesunat – amodiakuin yang ada pada
program pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri atas
4 tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.

Pengobatan malaria tanpa komplikasi atau malaria ringan.

1. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks.

Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan


ACT ditambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama
dengan malaria vivaks, sedangkan obat primakuin untuk malaria
falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,75
mg/kgBB dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25
mg/kgBB. Lini pertama pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks
adalah seperti yang tertera di bawa ini :

a. Lini pertama ACT + primakuin

Table 1. Pengobatan Linbi pertama malaria falsiparum menurut


berat badan dengan DHP dan Primakuin

Hari Jenis obat Jumlah table per hari menurut berat badan
‹5 kg 6-10 11- 18- 31- 41- ≥60
kg 17 30 40 59 kg
kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10- ›15 ›15
bulan bulan tahun tahun 14 tahun tahun
tahun
1-3 DHP 1⁄ 1⁄ 1 1 2 3 4
4 2
1⁄
2
1-14 Primakuin - - 3⁄ 11⁄2 2 2 3
4

Table 2. Pengobatan Lini pertama malaria vivaks menurut berat


badan dengan DPH dan Primakuin

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut badan


≤5 6-10 11- 18- 31- 41- ≥60
kg kg 17 30 40 59 kg
kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10- ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun 14 tahun tahun
tahun
1-3 DHP 1⁄ 1⁄ 1 11⁄2 2 3 4
4 2
1-14 Primakuin - - 1⁄ 1⁄ 3⁄ 1 1
4 2 4

Dosis obat : Dihydroartemisinin = 2-4 mg/kgBB

Piperakuin = 16-32 mg/kgBB

Primakuin = 0,75 mg/kgBB(P. falciparum untuk hari I)

Primakuin = 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)

Keterangan : sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ brdasarkan berat


badan.Apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka
pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur.

1. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (padatabel


pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
2. Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 dan 3.
3. Apabila pasien P.falciparun dengan BB ›80 kg datang kembali dalam
waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan sediaan Darah
masih posistif P.falciparum, maka diberikan DHP dengan dosis
ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.

ATAU

Table 3. Pengobatan Lini pertama malaria falsiparum menurut berat badan


dengan Artesunat +

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut berat badan
≤5 kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 ≥60 kg
kg kg kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 Artesunat 1⁄ 1⁄ 1 11⁄2 2 3 4 4
4 2
Amodiakuin 1⁄ 1⁄ 1 11⁄2 2 3 4 4
4 2
1 Primakuin - - 3⁄ 11⁄2 2 2 2 3
4

Table 4. Pengobatan Lini pertama malaria vivaks menurut berat badandengan


Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut berat badan
≤5 6-10 11- 18- 31- 41- 50- ›60
kg kg 17 kg 30 kg 40 kg 49 kg 59 kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10- ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun 14 tahun tahun tahun
tahun
1-3 Artesunat 1⁄ 1⁄ 1 11⁄2 2 3 4 4
4 2
Amodiakuin 1⁄ 1⁄ 1 11⁄2 2 3 4 4
4 2
1-14 Primakuin - - 1⁄ 1⁄ 3⁄ 1 1 1
4 2 4

Dosis obat : Amodiakuin basa = 10mg/kgBB dan

Artesunat = 4 mg/kgBB

Primakuin = 0,75 mg/kgBB(P. falciparum untuk hari I)

Primakuin = 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)

b. Lini kedua untuk malaria falsiparum

Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum debrikan jika pengobatan ini


pertama tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk
tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi).

Table 5. Pengobatan Lini kedua untuk malaria falsiparum (dengan obat


kombinasi kina dan Dosisiklin)

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
≤5 kg 6-10 kg 11-17 18-30 31-33 kg 34-40 41-45 46-60 kg ›60 kg
kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1-7 Kina Sesuai 3x 1⁄ 3x1 3x1 3x1 1⁄2 3x2 3x2 3x2 1⁄2 3x3
2
BB 1⁄ 1⁄
2 2
1 Primakuin - - 3⁄ 1 1⁄2 2 2 2 3 3
4

Table dosis Doksisiklin

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
≤5 kg 6-9 kg 20-29 30-44 45-59 ≥60 kg
kg kg kg
0-1 2 ›8 tahun 10-14 10-14 ≥15
bulan bulan-8 tahun tahun tahun
tahun
1-7 Dosisiklin - - 2x25 2x50 2x75 2x100
mg mg mg mg

Catatan : Dosis kina diberikan sesuai BB (3x10kgBB/hari) dosis dosisiklin


3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (›15 tahun)

Dosis Dosisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari (8-14 tahun)


Table 6. Pengobatan Lini kedua untuk malaria Falsiparum (dengan obat
kombinasi kina dengan Tetrasiklin)

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
≤5 kg 6-10 11-17 18-30 31-33 34-40 41-45 46-60 ›60
kg kg kg kg kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1-7 Kina sesuai 3x 3x1 3x1⁄2 3x 1⁄2 3x2 3x2 3x2 3x3
BB 1⁄ 1⁄ 1⁄
2 2 2
1 Primakuin - - 3⁄ 1 1⁄2 2 2 2 3 3
4

Table dosis Tetrasiklin

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut berat badan
≤5 6-10 11- 18- 31-40 E 50-59 ≥60
kg kg 17 30 kg kg kg
kg kg
0-1 2-11 1-4 5-8 ›8-14 ≥15 ≥15 ≥15
bula bula tahu tahu tahun tahun tahun tahun
n n n n
1-7 Tetrasikli - - - - 4x12 4x12 4x25 4x25
n 5 mg 5 mg 0 mg 0 mg

Catatan : Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali deberikan 4 x sehari tidak


diberikan pada anak umur ‹8 tahun.

Oleh karena Doksisiklin dan Tetrasiklin tidak dapat diberikan pada ibu
hamil maka sebagai penggantinya dapat dipakai klindamisin yanhg tersedia
di puskesmas
Table 7. Dosis kindamisin pada anak

Har Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut berat badan
i
≤5 6-10 11- 18- 31-33 34- 41- 46-
kg kg 17 30 kg 40 45 60
kg kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10- 10- ≥15 ≥15
bula bula bula tahu 14tahu 14 tahu tahu
n n n n n tahu n n
n
1-7 Klindamisi 2x* 2x* 2x* 2x* 2x* 2x* 2x* 2x*
n
Dosis anak-anak 10 mg/kg bb/hari diberikan 2 x sehari

perkapsul klindamisisn basa 150 mg dan 300 mg

c. Lini kedua untuk malaria vivaks

Kina + Primakuin

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang


tidak respon terhadap pengobatan ACT.

Table 8. Pengobatan Lini kedua malaria vivaks

Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok berat badan
≤5 kg 6-10 kg 11-17 18-30 31-33 34-40 41- 46-60 ›60 kg
kg kg kg kg 45 kg
kg
0-1 bulan 2-11 1-4 5-9 10-14 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1-7 Kina Sesuai 3x1⁄2 3x1 3x1⁄2 3x1⁄2 3x2 3x2 3x2 3x3
BB 1⁄ 1⁄
2 2
1-14 Primakuin - - 1⁄ 1⁄ 3⁄ 2⁄ 1 1 1
4 2 4 4

d. Pengobatan malaria vivaks yang reiaps

Dugaan Relaps psds malaria vivaks adalah apabila pemberian primakuin


dosis 0,25 mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita
sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai
3 bulan setelah pengobatan.

Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan lagi regimen


ACT yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5
mg/kgBB/hari.

Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dicurigai melalui


anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah
minum obat (golongan sulfa, primakuin kina, klorokuin dan lain-lain ), maka
pengobatan diberikan secara mingguan selama 8-12 minggu dengan dosis
mingguan 0.75mg/kgBB. Pengobatan malaria pada penderita dengan
defisiensi G6PD segera dirujuk ke rumah sakit dan dikonsultasiakn kepada
dokter ahli.

Pengobatan malaria ovale

a. Lini pertama untuk malaria ovale


Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan Artemisinin
Combination Therapy (ACT), yaitu Dihydroartemisinin piperakuin
(DHP) atau Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya
sam,a dengan untuk malaria vivaks.
b. Lini kedua untuk malaria ovale pengobatan lini kedua untuk malaria ovale
sama dengan untuk malaria vivaks.
Pengobatan malaria malariae

Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali per hari selama 3 hari,
dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidakdiberikan
primakulin.

Pengobatan infeksi campur p. falciparum + p. vivaks /P.ovale

Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivaks /P. ovale dengan ACT. Pada
penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta primakuin
dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.

Table 9.pengobatan infeksi campur p. falciparum p. vivax/p. ovale dengan DHP

Hari jenis obat Jumlah table per hari menurut berat badan
‹5kg 6-10 kg 11-17 18-30 31-40 41-59 ≥60 kg
kg kg kg kg
0-1 bulan 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 DHP 1⁄ 1⁄ 1 1⁄ 2 3 4
4 2 2
1-14 Primakuin - - 1⁄ 1⁄ 3⁄ 1 1
4 2 4

ATAU
TABEL 10.Pengobatan infeksi campur p. Falciparum + p. Vivax/p. Ovale dengan
Artesunat + Amodiakuin.

Hari jenis obat Jumlah table per hari menurut berat badan
‹5kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 ≥60
kg kg kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 Artesunat 1⁄ 1⁄ 1 2 3 4 4
4 2
Amodiakuin 1⁄ 1⁄ 1 2 3 4 4
4 2
1-14 Primakuin - - 1⁄ 1⁄ 3⁄ 1 1
4 2 4

Pengobatan infeksi campur p. falciparum + p. malariae

Infeksi campur antara p. falciparum dengan p. malariae diberikan regimen ACT


selama 3 hari dan primakuin pada hari I.
PENATALAKSANAAN KASUS MALARIA TANPA KOMPLIKAS

Pasien datangan dengan gejala malaria : -


Demam – Menggigil – Berkeringan – Gejala
lainnya seperti : Diare, batuk, pilek, mialgia,
sakit kepala, mual, muntah

Periksa Sediaan Darah

Mikroskop/ Rapid
Diagnostic Test (RDT)

(RDT)

Plasmodium falciparum (+) Lini 1 : Plasmodium vivaks (+) Lini 1:


Dihydroartemisinin-piperakuin Dihydroartemisinin – Piperakuin
ATAU Artesunat – Amodiakuin selama 3 hari + Primakuin hari 1-
selama 3 hari + Primakuin hari 1 14 Dosis Dihydroartemisinin : 2-
Dosis Dihydroartemisinin : 16- 32 4mg/kgbb, Dosis Amodiakuin : 10
mg/kgBB ѐ dalam 1 dosis Dosis mg/kgbb primakuin 0,25 mg/kgbb
Artesunae : 4 mg/kgbb primakuin diberikan pada hari 1-14
0,75 mg/kgbb diberikan pada hari 1.

Lini I : kina + Doxyciclin / Lini II : kina selama 7 hari +


Tetracylin selama 7 hari + primakuin selama 14 hari Dosis
primakuin hari 1 Dosis Doksisiklin kina : 10 mg/kgbb Dosis primakuin
: - Dosis Dewasa : 3,5 mg/kgbb/hari : 0,25 mg/kgbb
(2x1) – Dosis 8-14 th : 2,2
mg/kgbb/hari (2x1)

Malaria mix (P. falciparum + P. vivax)


Dihydroartemisinin – piperakuin ATAU Artesunate –
Amodiakuin (selama 3 hari) + primakuin (selama 14 hari)
Dosis Dihydroartemisinin 2-4 mg/kgBB, Dosis
piperakuin : 16-32 mg/kgBB, Dosis Artesunat : 4
mg/kgbb, Dosis Amodiakuin : 10 mg/kgBB primakuin
hari 1-14 :0,25mg/kgBB
Keterangan : untuk prophylaksis gunakan Doxycyclin 1 kapsul/hari,
diminum 2 hari sebelum bepergian, selama tinggal sampai dengan 4 minggu
setelahkeluar dari daerah emdemis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Malaria adalah penyakit infeksi parasit plasmodium yang menyerang


eritrosit, ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah.
Penyebab malaria adalah protozoa plasmodium intraseluler yang dipindahkan
ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Saat ini, diketahui
terdapat 5 spesies plasmodium yang dapat menyebebkan malaria pada
manusia, yaitup. Falciparum , p. malariae, p. vivaks, p. ovale, p. knowlesi.
Siklus hidup plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklud sporogoni (siklud seksual)
yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (sikluis aseksual) yang
terdapat pada manusia.

Penderita malaria biasanya menunjukan gejala utama demam tinggi


yang bersifat paroksismal disertai menggigil, berkeringat, dan nyeri kepala.
Selain itu, sering ditemukan kelelahan , anoreksia, nyeri punggung, mialgia,
pucat, dan muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan demam (›37,5 °c
aksila), konjungtiva atau telapak tangan pucat, pembesaran limpa
(splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali).

Diagnosa pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dalam darah.


Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mikroskop yang merupakan gold
standard (standar baku) untuk diagnosis pasti malaria, pemeriksaan dengan tes
diagnosik cepat (Rapid Diagnostic )Test diagnostic cepat rapid diagnostic
test/RDT).
DAFTAR PUSTAKA

Fitriany, Julia & Sabiq, Ahmad, 2018, ‘MALARIA’, jurnal Averrous, vol. 4, no.
2, hh. 9-11

Effendy, Acep. DKK. 2015. Malaria Kia Dan Imunisasi. Dinas Kesehatan
Provinsi Ntt-Ppni-Unicef. Kupang
SOAL PILIHAN GANDA

1. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk memastikan plasmodium


adalah ?
A. pemeriksaan darah tipis ( tetes tebal dan tetes tipis)
B. pemeriksaan darah vena( tetes tebal dan tetes tipis)
C. ELISA ( tetes tebal dan tetes tipis)
D. PCR
E. pemeriksaan darah tipis dan darah vena

Jawaban : A

2. Di bawah ini yang merupakan jenis obat anti malaria yang digunakan program
nasional adalah...
A. A.cefadroxil dan amoxicillin
B. Amoxicillin dan piperakuin
C. Cefadroxil dan paracetamol
D. dihyroartemisinin dan paracetamol
E. Dihydroartemisinin dan piperakuin

Jawaban : E

3. Terdapat dua siklus hidup plasmodium malaria yaitu ?


A. Siklus eksoeritrostik dan siklus skizogoni
B. Siklus gametosit dan siklus eritrostik
C. Siklus eksoeritrostik dan siklus eritrostik
D. Siklus skizogoni dan siklus sporogoni
E. Siklus hipnozoit dan siklus gametosit

Jawaban : D
4. Berikut ini plasmodium malaria yang hanya mempunyai 1 siklus
eksoeritrostik yaitu?
A. Plasmodium vivax
B. Plasmodium ovale
C. Plasmodium malariae dan plasmodium knowlesi
D. Plasmodium falsifarum dan plasmodium vivax
E. Plasmodium falsifarum dan plasmodium knowlesi

Jawaban : E

5. Jenis plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah ?


A. P. Falciparum dan P.vivax
B. P.vivax dan P.malariae
C. P. Falciparum dan p. Malariae
D. P. Knowlesi dan p. Malariae

Jawaban : A

6. Apa penyebab Malaria ?


A. Virus Dengue, P. falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, P. knowlesi
B. Parasit P. falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, P. knowlesi
C. Bakteri plasmodium P. falcifarum, P. vivax, P.malariae, P. ovale, P,
knowlesi
D. Virus plasmodium P. falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, P.
knowlesi
E. Jamur plasmodium P. falcifarum, P. vivax, P. ovale, P. malariae, P.
knowlesi

Jawaban : B
7. Apakah jenis plasmodium penyebab penyakit malaria tropika ?
A. Vivax
B. Malariae
C. Falcifarum
D. Ovale
E. Knowlesi

Jawaban : C

8. Plasmodium apa yang sporozoitnya membentuk hipnosis dalam hati sehingga


dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens ?
A. P. falcifarum dan P. malariae
B. P. falcifarum dan P. ovale
C. P. ovale dan P. malariae
D. P. vivax dan P. ovale
E. P. malariae dan P. knowlesi

Jawaban : D

9. Apa penyakit yang disebabkan Plasmodium malariae ?


A. Kuartana
B. Benigna Tertiana
C. Maligna Tertiana
D. Tertian
E. Tertian dan Kuartana

Jawaban : A
10. Apa penyebab anemia pada penyakit malaria ?
A. Kejadian proses hemolitik dan defisiensi asam folat
B. Defisiensi zat besi dan vitamin
C. Mual muntah berlebihan akibat parasitemia
D. Parasitemia dan kekurangan vitamin
E. Semua jawaban benar

Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai