Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistem sanitasi demi
menjaga hiegien industri dan lingkungan di sekitar industri.Berdasarkan modal uang digunakan
industri,dapat dikelompokkan menjadi industri dasar (industri besar), industri menengah (aneka
industri), dan industri kecil. Industri kecil dengan tekhnologi sederhana atau tradisional dan
dengan jumlah modal yang relatife terbatas merupakan industri yang banyak bergerak disektor
informal. Hampir 80 % dari semua tenaga kerja di perlukan disektor ini (Depkes RI,1992).

Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat ini var hominis (S. scabiei) yang
membentuk terowongan pada lapisan stratum korneum dan stratum granulosum pejamu. S.
scabiei termasuk parasit obligat pada manusia. Skabies menjadi masalah yang umum di dunia,
mengenai hampir semua golongan usia, ras, dan kelompok sosial ekonomi. Kelompok sosial
ekonomi rendah lebih rentan terkena penyakit ini (Stone et al., 2008 ).

Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terkena skabies. Prevalensi
cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan terutama di daerah yang padat penduduk. Skabies
mengenai semua kelas sosial ekonomi, perempuan dan anak-anak mengalami prevalensi lebih
tinggi. Prevalensi meningkat di daerah perkotaan dan padat penduduk. Pada musim dingin
prevalensi juga cenderung lebih meningkat dibandingkan musim panas (Stone et al., 2008). Di
Brazil Amerika Selatan prevalensi skabies mencapai 18 % (Strina et al., 2013), di Benin Afrika
Barat 28,33 % (Salifou et al., 2013), di kota Enugu Nigeria 13,55 % (Emodiet al., 2013), di Pulau
Pinang Malaysia 31 % (Zayyid et al., 2013).Di indonesia prevalensi skabies masih cukup tinggi.

Menurut Departemen Kesehatan RI 2008 prevalensi skabies di Indonesia sebesar 5,60-


12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit. Tiyakusuma dalam
penelitiannya di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta, menemukan prevalensi skabies 56,67 %
pada tahun 2010.,

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Skabies ?
2. Bagaimana Epidemiologi Skabies ?
3. Bagaimana Tanda Dan Gejala Skabies ?
4. Bagaimana Etologi Skabies ?
5. Bagaimana Jurnal Penelitian Yang Berhubungan Dengan Skabies ?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Kesehatan Kerja Pada Kasus Skabies ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Definisi Skabies ?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Epidemiologi Skabies ?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Tanda Dan Gejala Skabies ?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Etiologi Skabies ?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Jurnal Penelitian Yang Berhubungan Dengan Skabies ?
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas Kesehatan Kerja Pada
Kasus Skabies

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang
termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat
dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.
Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia
ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara
langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju,
seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan
dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.
Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan.
Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang
kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang
mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada
suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara
serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang
scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular
kembali penyakit scabies.

B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Kulit atau Skabies menduduki peringkat ke 4 dari 1 besar penyakit dengan jumlah
sekitar 1.369.359 kasus.
Di Indonesia prevalensi scabies tiap daerah bervariasi, di pulau Jawa ditemukan di daerah
kumuh dan pesantren sedangkan di daerah Nusa tenggara ditemukan pada keluarga miskin dan
lembaga permasyarakatan. Penularan terjadi melalui kontak langsung dan tidak langsung melalui
alas tempat tidur dan pakaian penderita juga dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

C. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya
muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. gejala lain adalah munculnya garis
halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali
Sarcoptes betina. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit.

D. ETIOLOGI

Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundardan mempunyai
empat pasang kaki . Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati batas badan
dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati batas badan. Sarcoptes betina yang berada
di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di
dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut
menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang
digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita

2
mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga terjadi infeksi
ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir.

2. TABEL REVIEW JURNAL

NO 1 2
Judul Kajian Aspek Epidemiologi Faktor-Faktor Yang
Skabies Pada Manusia Berhubungan Dengan
Kejadian Skabies Di Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk
Buaya Kota Padang Tahun
2015
Introduction Penyakit scabies Penyakit scabies ini
memerlukan bantuan dalam memerlukan bantuan
penanganan masalah penanganan masalah
kesehatannya terutama kesehatannya terutama di
tingkat kebersihan yang lingkungan seperti asrama,
rendah, keterbatasan akses kelompok anak sekolah,
air bersih, kepadatan hunian antar anggota keluarga pada
dan kontak fisik antar rumah yang padat penghuni
individu memudahkan bahkan antar warga di suatu
transmisi dan infentasi perkampungan yang
tungau skabies berperan sebagai
pemberhentian penularan
scabies dari satu ke satu
lainnya.
Method Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan
metode meta analisis. Meta penelitian yang bersifat
analisis merupakan suatu analitik dengan rancangan
metode penggabungan penelitian case control study
berbagai hasil studi sejenis untuk mengetahui faktor-
yang diperoleh dari berbagai faktor yang berhubungan
artikel atau publikasi ilmiah, dengan kejadian scabies.
kajian ini akan diperoleh
suatu panduan data dan
informasi.
Results Hasil dari penelitian ini, Hasil dari penelitian ini dari
menunjukkan bahwa usia 17-25 tahun dan
distribusi kasus scabies di banyaknya pada kaum laki-
Indonesia sangat tinggi laki memiliki personal
karena tingkat higiene, hygiene artinya dimana
sanitasi dan ekonomi yang masyarakat
relatif rendah. yang memiliki personal
hygiene kurang baik berisiko
5kali menderita scabies

3
dibandingkan dengan
masyarakat yang memiliki
personal hygiene baik.
Discussions Tindakan preventif seperti Media promosi kesehatan
penyuluhan tentang skabies, atau penyuluhan mengenai
penemuan dan pengobatan factor-faktor yang
penderita serta menjaga mempengaruhi kejadian
personal hygiene dan sanitasi scabies bagi semua
rumah dan lingkungan sangat masyarakat sebagai
diperlukan dalam pencegah atau penularan
pencegahan penularan scabies ini akan memberikan
skabies. dampak yang positif.

4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KESEHATAN KERJA DI TEMPAT
PENGUMPULAN BARANG RONGSOKAN MILIK Tn. X

Sekelompok mahasiswa keperawatan melakukan kegiatan praktik keperawatan


komunitas untuk kesehatan kerja di komunitas pekerja di Di Tempat Pengumpulan Barang
Rongsokan Milik Tn. X Kabupaten Tasikmalaya. Kami melakukan kegiatan pengkajian kepada
para pekerja yang berjumlah 5 orang. Berdasarkan data dari para pekerja pengumpul barang
bekas didapatkan data sebagai berikut:

No. Karakteristik Frekuensi/ jumlah


Jenis kelamin
1. a. Laki-laki 3 orang
b. Perempuan 2 orang

Jenis pekerjaan

a. Pengepul 2 orang
2. b. Penyortir
c. Penimbang 2 orang

1 orang

Usia

a. 25-35 tahun 2 orang


3. b. 36-46 tahun
c. 47 tahun 2 orang

1 orang

Tingkat pendidikan

4. a. Tamat SD 3 orang
b. Tamat SMP
2 orang

Lama bekerja

a. 5-10 tahun
5. 2 orang
b. 11-15 tahun
3 orang

5
A. PENGKAJIAN
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Perusahaan rongsok yang di miliki oleh tn X berada di wilayah Kabupaten
Tasikmalaya dengan luas bangunan sekitar +/- 50 meter persegi. Perusahaan ini
berada tepat di tepi jalan raya yang merupakan jalanan protokol Kabupaten
Tasikmalaya. Terdapat beberapa macam pekerja yang ada pada perusahaan ini
diantaranya yaitu sebagai pengepul, penyortir dan penimbang. Tn X
mempekerjakan 5 orang karyawan diantranya 3 orang laki laki dan 2 orang
perempuan. Hampir keseluruhan pekerja bertempat tinggal di dekat perusahaan
rongsok.

b. Status kesehatan komunitas


Dari pengkajian (anamnesa) dan kuesioner yang dilakukan perawat
langsung kepada para pekerja diruangan sektor pengumpulan rongsokan
didapatkan hasil:

1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas


3 orang pekerja (60%) mengeluhkan gatal gatal, berbau dan kulit nya
mengeluarkan cairan seperti borokan.
2 orang (40%) pekerja tidak mengeluhkan apapun.
2. Tanda-tanda vital*
TD:
< 110/70 mmHg : 1 orang (20%)
110/70mmHg-130/90mmHg : 4 orang (80%)
>130/90 mmHg : 0 orang (0%)
3. Nadi:
60-80x/menit : 3 orang (60%)
80-100x/menit : 2 orang (40%)
4. RR:
16-24x/menit : 5 orang (100%)
>24x/ menit : 0 orang (0%)
5. Suhu tubuh:
36,5°C-37°C : 100 orang (100%)

c. Kejadian penyakit
1. Skabies : 3 orang (60 %)
2. Sisanya tidak ada laporan keluhan penyakit 2 orang (40 %)

d. Riwayat penyakit komunitas


Data diambil dari 3 orang pekerja (60%) yang mengeluhkan sering gatal-
gatal dan mengalami borokan, kami melakukan pengkajian dengan memberikan
kuesioner kepada 3 orang pekerja tersebut, dengan hasil:

6
No. Karakteristik Frekuensi Presentase
%

1. Menderita gatal gatal 3 orang 100%

2. Menderita borokan dibagian kaki 3 orang 100%

3. Menderita borokan dibagian tubuh 1 orang 33,3%

4. Menderita borokan dibagian tangan 2 orang 50%

Kurang memperhatikan kebersihan


5. 3 orang 100%
badan

Jarang langsung mengganti pakaian


6. 3 orang 100%
setelah bekerja

7. Memiliki riwayat kudap/kurap 1 orang 33,3%

Jarang memperhatikan kebersihan


8. 2 orang 50%
tempat tidur

Pernah memeriksakan ke tempat


9. Tidak Ada 0%
layanan kesehatan

10. Pernah merasa aktifitas terganggu 3 orang 100%

e. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi komunitas


Para pekerja mendapat istirahat makan dari Tempat bekerja,
dilaksanakan tiap pukul 12.00 s/d 13.00 WIB dan pukul 15.00 s/d 15.30 WIB.

f. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit


Selama bekerja kebutuhan cairan pekerja didapat dari minuman yang
dibawa oleh para pekerja dari rumah dan disediakan pula oleh tempat mereka
bekerja.

g. Pola istirahat tidur


Para pekerja mengatakan bahwa istirahat tidur mereka biasanya
dilakukan pada malam hari sekitar pukul 21.00 malam. Dan beristirahat saat
pulang bekerja mulai pukul 5 sore.

h. Pola eliminasi
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja Sebanyak 5 orang
semuanya mengatakan tidak pernah mengalami keluhan pada pola eliminasi
baik BAK maupun BAB.

7
i. Pola aktivitas gerak
Saat dilakukan anamnesa kepada para pekerja sebanyak 5 orang dari 5
orang (100%) jumlah pekerja tidak mengalami hambatan dalam bergerak
karena mereka bekerja pun tidak terlalu diburu buru oleh waktu, jadi jika
mereka merasakan pegal maka mereka bisa untuk memutuskan istirahat
sebentar.

j. Pola pemenuhan kebersihan diri


Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 2 orang dari 2 orang
pekerja dibagian pengepul (100%) jarang membersihkan diri dan mengganti
baju setelah bekerja sisanya 1 orang dari 2 orang penyortir (50%)
membersihkan badan tapi dengan prosedur yang kurang benar, sedangkan
sisanya sebanyak 2 orang lainnya 1 pekerja dibagian penyortiran (50%) dan
penimbangan (100%) membersihkan badan dan mengganti baju rutin dengan
baik.

k. Status psikososial
Antar kelompok pekerja tidak pernah mengalami pertengkaran atau
perselisihan karena mereka menganggap semua pekerja saling bersaudara
karena sudah bekerja bersama dalam waktu yang lama, antar pekerja saling
membantu dan memberikan dukungan bila ada masalah.

l. Status pertumbuhan dan perkembangan


a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Berdasarkan data dari pekerja langsung mengatakan bahwa tempat bekerja
tidak memberikan asuransi kesehatan apapun sehingga para pekerja
sendiri tidak pernah memeriksakan diri pada pelayanan kesehatan.

No. Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Pekerja yang memeriksakan 0%


0 orang
1. kesehatan secara rutin ke klinik
Pekerja yang memeriksakan 40 %
2 orang
2. kesehatannya saat sakit saja
Pekerja yang tidak pernah/ belum
pernah datang ke klinik untuk 3 orang 60%
3.
memeriksakan kesehatannya

b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

Setelah dilakukan pengkajian melalui observasi langsung kepada 5 pekerja


didapatkan hasil:

8
Jenis
No. Karakteristik Frekuensi Presentase(%)
pekerjaan

1. Menggunakan a. Pengepul 0 orang 0%


sepatu but saat b. Penyortir
bekerja c. Penimbang 1 orang 20%

0 orang 0%

2. Menggunakan a. Pengepul 0 orang 0%


sarung tangan saat b. Penyortir
bekerja c. Penimbang 2 orang 40%

0 orang 0%

c) Hasil tidak sehat dalam komunitas


Saat dilakukan observasi didapatkan data sebanyak 2 orang dari 2 orang
pekerja dibagian pengepul (100%) jarang membersihkan diri dan mengganti
baju setelah bekerja sisanya 1 orang dari 2 orang penyortir (50%)
membersihkan badan tapi dengan prosedur yang kurang benar, sedangkan
sisanya sebanyak 2 orang lainnya 1 pekerja dibagian penyortiran (50%) dan
penimbangan (100%) membersihkan badan dan mengganti baju rutin dengan
baik.

2. DATA LINGKUNGAN FISIK

Luar perusahan rongsokan ini +/- 50 meter persegi terdiri dari beberapa
tempat pekerja yaitu di antaranya tempat untuk menimbang, menyortir, dan
pengepulan barang bekas selain itu sedikit ruang untuk pemilik perusahaan. Jenis
bangunan ini adalah bangunan semi permanen yang hanya memiliki atap dan dinding
yang terbuat dari anyaman bambu, dengan lantai hanya sebagian yang di semen atau
pelesteran (40%) dan selebihnya tanah biasa (60%). Tidak ada akses jendela pada
bangunan ini karna pencahayaan siang hari bisa langsung terpapar sinar matahari,
namun bila menjelang sore menerangan bangunan ini menggunakan lampu neon yang
berapa di 3 titik. Untuk kebersihan di bangunan ini sangat kurang karena banyak nya
barang barang bekas yang tentunya kotor apalagi untuk kawasan yang tidak memiliki
lantai plesteran bila hujan tiba maka akan banyak genangan air.

3. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL

Di perusahaan rongsokan milik Tn.X tidak di sediakan pelayanan kesehatan


apapun, sehingga jika terjadi penurunan kesehatan para pekerja harus pergi ke
pelayanan kesehatan sendiri yang jaraknya lumayan cukup jauh sekitar 30 menit
menggunakan kendaraan umum

9
4. EKONOMI

Rata-rata para pekerja mendapatkan pengasilan sekitar 900 s/d 1,2jt


perbulan, baik itu untuk bagian pengepulan, penyortiran, ataupun penimbangan,
karena pada saat bekerja sering kali mereka saling membantu.

5. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

Sistem keamanan perusahaan kurang baik karena pemilik tempat usaha hanya
menggunakan pagar kayu untuk membantu pengamanan dan tidak terdapat CCTV,
selain itu pemilik perusahaan juga tidak memberikan transportasi kepada
karyawannya.

6. POLITIK DAN KEAMANAN

Perusahaan rongsokan merupakan perusahaan milik pribadi yang di miliki


oleh Tn.X. Tidak terdapat pengaruh politik yang mempengaruhi karyawannya.

7. SISTEM KOMUNIKASI

Sarana komunikasi yang di gunakan oleh para perkerja di lungkungan kerja


tidak menggunakan alat komunikasi apapun, dan bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh para pekerja adalah bahasa sehari hari yaitu bahasa sunda.

8. PENDIDIKAN

Data tingkat pendidikan pekerja di perusahan rongsokan milik tn X adalah


sebagai berikut:

Tingkat pendidikan

a. Tamat SD 3 orang
b. Tamat SMP 2 orang
c. Tamat SMA 0 orang

Saat dilakukan pengkajian dengan kuesioner tentang pengetahuan pekerja


terhadap pentingnya penggunaan standart keselamatan kerja di perusahaan
rrongsokan terhadap kesehatan pekerja, di dapatkan data:

1. 3 orang (60%) dari pekerja tidak mengetahui


2. 2 orang (40%) dari pekerja mengetahui

9. REKREASI

10
Berdasarkan data yang didapat dari tempat bekerja, Hari libur untuk pegawai
dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu. Di akhir tahun biasanya juga
diadakan rekreasi bersama yang di fasilitasi oleh Pemilik Tempat usaha.

A. ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI PROBLEM

DS: 1.Pola hidup /kebiasaan Pemeliharaan


yang kurang sehat dan kesehatan tidak
1. Pekerja mengatakan sering masih kurangnya efektif pada pekerja
merasa gatal gatal pengetahuan tentang dengan resiko
2. Pekerja mengatakan jarang Scabies, penularan, meluasnya Penyakit
membersihkan diri dan pengobatan dan Scabies.
mengganti baju setelah pencegahan.
bekerja
3. Pekerja mengatakan tidak
pernah memeriksakan dirinya
ke pelayanan kesehatan

DO:

1. 3 dari 5 pekerja tampak kotor


dan kurang menjaga
kebersihan dirinya

DS: Kurang pengetahuan Resiko terjadinya


pekerja tentang peningkatan
1. Pekerja mengatakan tidak pentingnya K3 bagi penyakit / infeksi
mengetahui apa itu skabies kesehatan dan akibat kurangnya
keselamatan pekerja pengetahuan
2. Pekerja mengatakan tidak
peketja tentang
terlalu memeperhatikan
pentingnya
pentingnya penggunaan
kesehatan dan
sarung tangan
keselamatan kerja.
DO:

1. 3 dari 5 pekerja mengalami


gatal gatal dan borokan di
beberapa bagian tubuh seperti
tangan dan kaki.

B. DIAGNOSA MENURUT SDKI


1. Manajemen kesehatan tidak efektif
a. Definisi

11
Pola pengetahuan dan pengintegrasian penanganan maslaah kesehatan ke
dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status
kesehatan yang diharapkan.
b. Penyebab
1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/ pengobatan
3. Konfilik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi\
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntutan berlebihan (mis. Individu,keluarga)
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif

a. Mengungkapkan a. Gagal melakukan tindakan


kesulitan menjalani program untuk
mengurangi faktor
perawatan/pengobatan risiko
b. Gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan dalam
kehidupan seharo-hari
c. Aktivitas hidup sehari-hari tidak
efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan.
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif

(tidak tersedia) (tidak tersedia)

e. Kondisi klinis terkait


1. Kondisi kronis (mis kanker, penyakit paru obstruktif kronis, sklerosis
multipel, arthritis, gagal ginjal, hati atau jantung kronis)
2. Diagnosis baru yang mengharuskan perubahan gaya hidup

2. Defisit pengetahuan tentang (spesifikkan)


a. Definsi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
b. Penyebab
1. Keteratasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Keketiruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidaktauan menemukan sumber informasi
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif

12
a. Menanyakan masalah yang a. Menunjukan perilaku tidak
dihadapi sesuai anjuran
b. Menunjukan persepsi yang
keliru terhadap masalah

d. Gejala dan tanda minor


Subjektif Objektif

(tidak tersedia) a. Menjalani pemeriksaan yang tidak


tepat
b. Menunjukan perilaku berlebihan
(miss apatis,
bermusuhan,agitasi,histeria)
e. Kondisi klinis terkait
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis
f. Keterangan
Diagnosis ini dispesifikan berdasarkan topik tertentu, yaitu :
1. Gaya hidup sehat
2. Keamanan fisik anak
3. Keamanan diri
4. Kehamilan dan persalinan
5. Kesehatan maternal pasca persalinan
6. Kesehatan maternal prekonsepsi
7. Keterampilan psikomotroik
8. Konsen/asi energi

C. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No DIAGNOSA PEMBOBOTAN
KEPERAWATAN
A B C D E F G H I J K JUMLAH

1 Pemeliharaan kesehatan 4 3 5 3 3 2 4 3 2 3 2 34
tidak efektif pada pekerja
dengan resiko meluasnya
Penyakit Scabies.

2 Resiko terjadinya 4 3 5 3 3 2 3 3 2 3 2 33
peningkatan penyakit /
infeksi akibat kurangnya
pengetahuan peketja
tentang pentingnya
kesehatan dan keselamatan
kerja.

13
Keterangan Pembobotan:

1. Sangat rendah A. Resiko Terjadi


2. Rendah B. Resiko parah
3. Cukup C. Potensial Penkes
4. Tinggi D. Minat Mnasyarakat
5. Sangat Tinggi E. Kemungkinan diatasi
F. Sesuai Program Pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Pasilitas Kesehatan
K. Sumber Daya

D. DIAGNOSA PERAWATAN BERDASARKAN SKORING /PRIORITAS :


1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada pekerja berhubungan dengan resiko
meluasnya Penyakit Scabies.
2. Resiko terjadinya peningkatan penyakit / infeksi akibat kurangnya pengetahuan pekerja
tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja.

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PARA PEKERJA DI TEMPAT


PENGUMPULAN BARANG RONGSOKAN MILIK Tn. X

RENCANA KEGIATAN EVALUASI


No DX KEP KOM TUJUAN
STRATEGI INTERVENSI KRITERIA STANDAR

1. DS: Tujuan Umum

1. Pekerja 1. Setelah
mengatakan intervensi
sering merasa keperawatan
gatal gatal selama 3 hari,
2. Pekerja Penatalaksan
mengatakan aan
jarang pemeliharaan
membersihkan kesehatan
diri dan menjadi
efektif.

14
mengganti baju
setelah bekerja Pendidika Melaksanakan Terlaksanaya Tersedianya
3. Pekerja n kegiatan penyuluhan media
kesehatan pendidikan kesehatan pendidikan
mengatakan
kesehatan tentang kesehatan
tidak pernah pada pekerja Scabies
memeriksakan tentang Terjadinya
dirinya ke Scabies, peningkatan
pelayanan penyebab, pengetahuan
kesehatan penularan sebesar 20%
serta pada
4. Pekerja
pengobatan masyarakat
mengatakan dan
tidak pencegahan.
Tujuan
mengetahui apa
Khusus:
itu skabies Pembuatan Terbentukny 75% leaflet
1. Meningkatny media untuk a leaflet, terdistribusi
5. Pekerja
a pengetahuan pendidikan lembar balik kepada para
mengatakan pekerja tentang dengan bentuk dan flif chart pekerja
tidak terlalu Penyakit leaflet, lembar tentang
memeperhatika Scabies, balik, dan Scabies.
n pentingnya penyebab dan flipchart
penggunaan penularan serta
sarung tangan pengobatan
dan
Menyebarkan/ Terlaksanaya Terjadinya
pencegahan
DO: mendistribusi n penyuluhan peningkatan
1. 3 dari 5 pekerja kesehatan pengetahuan
kan kembali
tampak kotor tentang sebesar 50%
informasi Scabies pada
dan kurang dalam bentuk masyarakat
menjaga media (leaflet) setelah
kebersihan pada kegiatan kegiatan
dirinya yang ada di promosi
2. 3 dari 5 pekerja masyarakat
mengalami Terjadi
dan kemauan dan
gatal gatal dan lingkungan kemapuan
borokan di kerja seperti dalam
beberapa posbindu, mengatasi
bagian tubuh goting royong masalah
seperti tangan Scabies.
membersihkan
dan kaki.
lingkungan

15
Melakukan Tersebarnya Terjadinya -
promosi leaflet pada peningkatan
kesehatan kegiatan kesehatan
terkait masyarakat sebesar >50%
pencegahan maupun pada pekerja
dan lingkungan setelah
penanganan kerja kegiatan
Scabies. promosi.

Memberikan
penyuluhan
tentang
bagaimna cara
hidup sehat
dan bersih

Memberikan
penyuluhan
agar terhindar
dari penyakit
menular
skabies

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang di tujukan kepada
masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial. Kegunaannya untuk mencapai
derajat keaehatan dan kesejahteraan tenaga kerja serta meningkatkan produksi yang
berlandeaskan pada meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia
dalam produksi. Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat industri
meliputi kesehatan lingkungan kerja, kesehatan pekerjadan keselamatan kerja.

B. Saran
Bagi para pekerja
Kesehatan merupakan hal yang paling penting dan utama. Diharapkan dengan
adanya Asuhan Keperawatan dan penyuluhan tentang Skabies ini para pekerja lebih
memperhatikan kebersihan diri dan dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan.
Bagi para pembaca
Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan
mengenai asuhan keperawatan komunitas khususnya para pekerja diharapkan para
pembaca dapat menyempurnakan makalah ini lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok,Wahit Iqbal,dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Soeripto. 2009. Hiegiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Djuanda A, (2009), Ilmu penyakit kulit dan tas Kedokteran Universitas Indonesia ed.5.

Harahap, (2011), Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta, : Hipokrates.

https://www.academia.edu/13395600/ASUHAN_KEPERAWATAN_SCABIES

Diakses pada 05 April

https://dokumen.tips/documents/contoh-askep-komunitas-570e07a0312ee.html

Diakses pada 05 April

http://digilib.unila.ac.id/2439/8/BAB%20II.pdf

Diakses pada 05 April,

http://uilis.unsyiah.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=7143

Diakses pada 05 April

https://www.academia.edu/22283856/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_PASIEN_DENGAN_SC
ABIES

Diakses pada 05 April

https://www.academia.edu/6211163/Askep_komunitas_kesehatan_kerja

Diakses pada 05 April

18

Anda mungkin juga menyukai