Anda di halaman 1dari 3

Stunting Jadi Tantangan Kesehatan di 2018

Rabu 27 Dec 2017 02:39 WIB

Rep: desy susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB)

Purwiyatno Haryadi mengatakan stunting masih menjadi tantangan pemerintah di bidang

kesehatan pada 2018 mendatang. Stunting adalah suatu kondisi yang merujuk pada tubuh pendek

karena kekurangan gizi kronis dalam waktu cukup lama.

Penyebab bayi mengalami stunting sangat kompleks mulai dari pemberian ASI yang tidak

cukup, pemberian MPASI yang tidak cukup, pengasuhan anak yang kurang tepat, faktor kondisi

rumah, faktor infeksi, keamanan pangan dan air yang tak terjaga serta mutu dan gizi pangan yang

buruk.
Menurutnya, sektor yang paling harus diintervensi pemerintah adalah kaitannya dengan

keamanan pangan. "Dari sisi kesehatan bagaimana bisa mengatasi stunting melalui bidang

keamanan pangan seperti kurangnya infrastruktur air bersih. Saya lihat perlu ada investasi

keamanan pangan, seperti pedagang bakso atau jajanan anak-anak," ujar Purwiyatno dalam

siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/12).

Ia menjelaskan melihat produksi pangan yang tidak sesuai kaidah Cara Produksi Pangan yang

Baik (CPBB) menjadi tantangan keamanan pangan di Indonesia. Masih banyak pedagang

makanan yang abai dengan kaidah ini dan melakukan penggunan bahan tambahan pangan yang

berlebihan.

"Pemerintah harus memastikan perlindungan kesehatan publik dengan pembenahan standar

keamanan pangan nasional," kata dia.

Ia menambahkan ketika aspek keamanan pangan diperhatikan, maka risiko anak-anak akan jatuh

sakit dan mengalami gizi buruk bisa dicegah.

Selain intervensi di bidang keamanan pangan, Ia juga melihat pentingnya dukungan multisektor

untuk merevitalisasi posyandu. Seperti kita tahu posyandu merupakan pusat kegiatan penyuluhan

di masyarakat yang turut mempengaruhi cakupan perbaikan gizi di suatu daerah.


"Stunting perlu melibatkan banyak kementerian. Justru saya kira perlu ada tim khusus untuk

menangani secara khusus darurat stunting ini. Seperti misalnya merevitalisasi posyandu,

dimonitor apakah penyuluhan untuk pemberian makanan pada bumil sudah tercapai. Bagaimana

mengajarkan masyarakat pentingnya pemberian makanan bergizi pada anak," kata dia.

Anda mungkin juga menyukai