Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN IDEOPATIK TROMBOSITOPENIA


PURPURA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Anak
Yang dibina oleh Ibu Dr.Nurul Pujiastuti, S.Kep, Ns, M.Kes
Ibu Hurun Ain, S.kep, Ns, M.Kep

Oleh

Khilda Habsyiyyah (P17220192024)


Farhah Nahdia Kamilah (P17220193026)
Sumikatul Zannah (P17220193030)
Risky Rahma Sari Putri (P17220193031)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
Oktober 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas berkatnya
limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak dengan Ideopatik
Trombositopenia Purpura” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , Oleh karena itu,
kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami untuk membuat makalah yang lebih baik
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu bagi pembaca .

Malang, 4 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................1

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN


2.1 Pengertian ITP...................................................................................................2
2.2 Etiologi ITP........................................................................................................2
2.3 Manifestasi Klinis ITP.......................................................................................3
2.4 Patofisiologi ITP ...............................................................................................3
2.5 Pathway ITP.......................................................................................................5
2.6 Penatalaksanaan ITP..........................................................................................5
2.7 Preventif.............................................................................................................6
2.8 Komplikasi ITP.................................................................................................6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................7

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................26

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Diopathic Thrombocytopenic Purpura atau ITP adalah penyakit yang menyebabkan tubuh


mudah memar atau berdarah, karena rendahnya jumlah sel keping darah.ITP dapat terjadi pada
anak-anak dan dewasa. Kondisi ini tidak menular, sehingga interaksi langsung dengan
penderita tidak menyebabkan seseorang tertular.Sel keping darah atau trombosit adalah sel
darah yang berperan dalam proses penggumpalan darah untuk menghentikan perdarahan.
Ketika jumlah trombosit rendah, seseorang akan mudah mengalami memar atau perdarahan.
Jika ITP sudah parah dan obat-obatan tidak lagi efektif dalam mengatasi gejala yang muncul,
dokter akan melakukan operasi pengangkatan organ limpa atau splenektomi.Prosedur
splenektomi bertujuan untuk mencegah penghancuran trombosit di organ limpa. Meskipun
demikian, prosedur operasi ini jarang sekali dilakukan karena berisiko menimbulkan infeksi.
Oleh karena itu ITP harus dimengerti oleh tenaga media yang menangani anak.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan ITP ?


2. Bagaimana Etiologi ITP ?
3. Bagaimana Manifestasi klinik ITP ?
4. Bagaimana Patofisiologi ITP ?
5. Bagaimana Gambaran Path way ITP ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan ITP ?
7. Apa saja Preventif ITP ?
8. Apa saja Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita ITP ?

1.3. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengerti yang dimaksud dengan ITP


2. Mahasiswa memahami Bagaimana Etiologi ITP
3. Mahasiswa memahami tentang Manifestasi klinik ITP
4. Mahasiswa memahami Bagaimana Patofisiologi ITP
5. Mahasiswa mengetahui Bagaimana Gambaran Path way ITP
6. Mahasiswa memahami Bagaimana Penatalaksanaan ITP
7. Mahasiswa mengetahui Preventif ITP ?
8. Mahasiswa mengetahui Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita ITP ?

1
BAB II
TEORI dan PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ITP


ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari penghancuran
trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000). Trombositopenia adalah suatu
kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah. ITP adalah jenis
trombositopenia berat yang dapat mengancam kehidupan dengan jumlah trombosit <
10.000 mm3 yang ditandai dengan mudahnya timbul memar serta perdarahan subkutaneus
yang multiple. Biasanya penderita menampakkan bercak-bercak kecil berwarnan ungu.
Karena jumlah trombosit sangat rendah, maka pembentukan bekuan tidak memadai dan
konstriksi pembuluh yang terlukan tidak adekuat.
ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie/ekimosis di kulit maupun
selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab
yang tidak diketahui. Purpura Trombositopenia Idiopatika adalah suatu kelainan yang
didapat, yang ditandai oleh trombositopenia, purpura, dan etiologi yang tidak jelas. ITP
adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak
diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki
keping darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak
(berlebihan). Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic
Purpura. (Family Doctor, 2006).
2.2 Etiologi ITP
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi melalui
pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel trombosit mati.(Imran,
2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan
antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah
respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi
untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri.
(Family Doctor, 2006). Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat,
persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada
sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri.
Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. (ana

2
information center,2008). ITP kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi
virus, intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas),
kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata
(KID), autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan
sekunder. Berdasarkan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama
dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan
(umunnya terjadi pada orang dewasa). (ana information center, 2008) Selain itu, ITP juga
terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan obat-obatan seperti heparin, minuman keras,
quinidine, sulfonamides juga boleh menyebabkan Rombositopenia. Biasanya tanda-tanda
penyakit dan faktor-faktor yang berkatan dengan penyakit ini adalah seperti yang berikut :
purpura, pendarahan haid darah yang banyak dan tempo lama, pendarahan dalam lubang
hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi virus yang terkini, penyakit virus yang terkini
dan calar atau lebam.

2.3 Manifestasi Klinis ITP


Pada purpura trombositopenik idiopatik yang akut, gejalanya dapat timbul secara
mendadak. Sementara pada stadium kronis gejala akan timbul secara perlahan. Pendarahan
biasanya terjadi bila jumlah trombosit < 50. 000/ mm3, dan perdarahan spontan terjadi jika
jumlah trombosit <10.000/mm3. Gejala klinis pada klien dengan ITP yaitu (Wiwik dan
Sulistyo, 2008) :
 Ptekie, ekimosis, dan purpura
 Keletihan, kelemahan, demam dan anoreksia
 Vesikel atau bulae yang bersifat hemoragik
 Epitaksis dan pendarahan gusi
 Menometroraghia
 Hematuri
 Melena
 Pendarahan intrakranial (merupakan penyulit berat, terjadi 1% pada kasus)
 Tidak ada limfadenopati
 Splenomegali ringan, pembesaran limfa dua kali ukuran normal

2.4 Patofisiologi ITP


Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat
(seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi

3
yang bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit
sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –
gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, palling sering menyerang
unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit
ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes.
Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan
lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit
yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh
makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi
utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae.
Petechiae ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran
trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan
pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit
yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada
proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan.
Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan
pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang menunjukkan
kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum ITP. Trombositopenia
sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP, juga sesuai
dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta.
ITP dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering
timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.

4
2.5 Pathway ITP

2.6 Penatalaksanaan ITP


 Pengobatan
Terapi untuk mengurangi proses imun sehingga mengurangi perusakan trombosit
sebagai berikut:
 ITP Akut
Ringan: observasi tanpa pengobatan akan sembuh spontan.

5
Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan
kortikosteroid. Terapi awal prednison dosis 0,5-1,2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.
Respon terapi prednisone terjadi dalam 2 minggu dan pada umumnya terjadi dalam minngu
pertama,bila respon baik dilanjutkan sampai satu bulan.
Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV.
Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selama 2-3 hari berturut- turut digunakan bila
terjadi pendarahan internal, saat AT (antibodi trombosit) <5000/ml meskipun telah
mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau adanya purpura yang progresif.
Bila keadaan gawat, maka diberikan transfuse suspensi trombosit.
 ITP Kronis
Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Misal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon
terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV).
- Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral
- Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
- Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral
2.7 Preventif
Tindakan preventif ini untuk mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatnya
tingkat keparahan.
- Membatasi gerakan fisik
- Mencegah pendarahan akibat trauma
- Melindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan
- Menghindari obat – obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat mempengaruhi
platelet dan meningkatkan risiko pendarahan
- Menghindari obat penekan fungsi trombosit
- Melakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang
- Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini penting
bagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa.
2.8 Komplikasi ITP
Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :
Hemorrhages
Penurunan kesadaran
Splenomegali

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
SMRS (usia 10 tahun) An.T di diagnosa SN di RSUD Pasuruan (keluhan waktu itu
bengkak di seluruh badan dirawat inap selama 7 hari kemudian pindah rawat di RSUD
Pasuruan ditangani oleh dokter anak selama 2 tahun, mendapat terapi tablet hijau yang
dosisnya makin lama makin berkurang, orang tua merasakan tidak ada perbaikan, anak justru
bertambah gemuk sehingga beralih obat ke dokter spesialis anak yang lain di diagnosa SN
diterapi mulai 2015- juli 2017. Dari spesialis anak dosis prednisolon 2-2-2 dosis terakhir 2 x
½ , evalusi proteinuria (+), tidak ada keluhan bengkak, moonface menurun, anak bisa
bertambah tinggi. 4 SMRS muncul bintik lebam dikulit, periksa ke SPPP diagnosa SN. AT
1000, AL 12170, Hb 13,5.pada saat MRS (15 tahun),didiagnosa ITP, rambut rontok. SMRS
muncul lebam-lebam, kulit Pasien kemerahan dan gusi berdarah. Pasien merasa lemas.

Pengkajian
Identitas diri klien
Nama : An.T
Umur : 15 tahun
JenisKelamin :Laki-laki
Alamat : Pasuruan
Status Perkawinan: Belum kawin
Agama: Islam
Suku : Jawa
Pendidikan :SMP
Pekerjaan :Pelajar
Lama bekerja:-

Tanggalmasuk RS :29 September 2020


TanggalPengkajianawal : 29 September 2020
SumberInformasi : Pasien, Keluarga, Dokumentasi Pasien
RiwayatPenyakit
 Keluhan utama masuk RS : Lebam-lebam, kulit Pasien kemerahan dan gusi berdarah.
Pasien merasa lemas.

7
 Riwayat penyakit sekarang: SMRS (usia 10 tahun) An.T di diagnosa SN di RSUD
Pasuruan (keluhan waktu itu bengkak di seluruh badan dirawat inap selama 7 hari
kemudian pindah rawat di RSUD Pasuruan ditangani oleh dokter anak selama 2 tahun,
mendapat terapi tablet hijau yang dosisnya makin lama makin berkurang, orang tua
merasakan tidak ada perbaikan, anak justru bertambah gemuk sehingga beralih obat ke
dokter spesialis anak yang lain di diagnosa SN diterapi mulai 2015- juli 2017.Ternyata
tidak ada perubahan kemudian masuk RS di diagnosa ITP.

 Riwayat Penyakit Dahulu: Umur 7 tahun anak di diagnosa SN ( bengkak di seluruh


badan)

Diagnosa medic padasaat MRS, pemeriksaanpenunjangdantindakan yang


telahdilakukan,mulaidaripasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan
 Masalah atau Dx medis pada saat MRS : Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP)
 Tindakan yang telahdilakukan di poliklinikatau UGD
 Cek darah lengkap
 Catatanpenanganankasus (Dimulaisaatpasien di rawat di ruan grawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Prenatal :
Selama hamil ibu kontrol rutin waktu hamil di bidan, tidak teratur
minum vitamin selama hamil
Perinatal dan post natal :
Ibu melahirkan sewktu berusia 25 tahun pervaginam di bidan, anak T
langsung menangis. BBL 3100 gr. Anak T mendapatkan imunisasi
lengkap di bidan
Penyakit yang pernah diderita :
Umur 7 tahun anak di diagnosa SN ( bengkak di seluruh badan)
Hospitalisasi/tindakan operasi :
Anak belum pernah diopersi sebelumnya
Injuri/kecelakaan :
An.T mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan sebelumnya
Alergi :
Anak tidak mempunyai alergi makanan maupun obat
Imunisasi dan tes laboratorium :

8
Ibu mengatakan An. T sudah mendapatkan imunisasi lengkap di
Puskesmas.
Imunisasi-jenis vaksin Diberikan berapa kali Umur pemberian
BCG 1X 1 bulan
Hepatitis B 1X 2 bulan
Polio 6X 0,2,4,6 bulan
DPT 5X 2,3,4 bulan
Campak 1X 9 bulan

Pengobatan :
An.T didiagnosa SN sejak usianya 10 tahun, anak selalu berobat rutin
pada dokter spesialis anak.
Riwayat Keluarga
Sosial ekonomi :
Pasien berasal dari keluarga yang cukup, ibu sebagai guru SMP
penghasilan ± 2 juta perbulan, ayah sebagai karyawan swasta
(percetakan) dengan penghasilan ± 1,5 juta perbulan
Lingkungan rumah :
Pasien mengatakan lingkungan disekitar rumah bersih, rumah
berlantai keramik, beratap genteng, dinding tembok, kamar mandi di
dalam rumah, sumber air dari sumur
Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang sama (ITP) dalam
kelurga,tidak ada riwayat penyakit hipertensi.

Pengkajian Pola Kesehatan Klien Saat Ini


Nutrisi
Sebelum masuk RS: anak makan 2 kali sehari, mengatakan tidak
menyukai sayur dan lauk,porsi sedikit.
Selama di rumah sakit: anak makan habis 1 porsi, 3kali sehari diit
rumah sakit.
Cairan
Sebelum masuk RS: anak minum 4-5 gelas belimbing sehari berupa air
putih.
Selama di rumah sakit: anak minum ±1,5 L air mineral.

9
Kebutuhan cairan pada pasien yang seharusnya adalah :
Kebutuhan cairan:
BB = 49 kg
Kebutuhan cairan untuk 20 kg pertama 1500cc
Jadi kebutuhan cairan dalam 24 jam adalah 1500+( (49-20)x 20
ml/kgBB/hr)= 2080 cc/24 jam
Aktivitas
Sebelum masuk rumah sakit pasien sekolah sampai siang kemudian
bermain dengan teman-temannya.
Selama di rumah sakit: anak lebih banyak berbaring di tempat tidur
karena merasa lemas, namun anak terkadang terlihat duduk dan bisa ke
kamar mandi sendiri dengan didampingi keluarganya.
Eliminasi
BAB : sebelum masuk RS: BAB setiap 2 kali sehari, feses padat,
berwarna kuning.
BAK : baik sebelum maupun selama di rumah sakit tidak ada
perubahan, BAK 5-6 kali sehari, BAK lancar, urin berwarna
kekuningan
Kognitif dan Persepsi
 Pendengaran : anak dapat mendengarkan suara gesekan jari
 Penglihatan : dapat melihat dengan baik tanpa menggunakan alat bantu
 Penciuman : tidak ada masalah dalam penciuman
 Taktil dan pengecapan : anak dapat merasakan sentuhan, dan bisa membedakan rasa
asin, manis maupun pahit.
Pengkajian Fisik
Keadaaan umum :
Tingkat kesadaran : compos menti.
0
Nadi ; 90 X/mnt suhu; 38 C RR ; 26 X/mnt TD:125/90 mmHg
Respon nyeri : Berespon terhadap nyeri
BB; 49 kg ,TB:168 cm, LLA ; 20 cm LK: 54 cm
 Kulit : Warna sawo matang, kulit teraba hangat, terlhat bintik-bintik merah, turgor kulit
kembali saat 5 detik.
 Kepala : bentuk kepala mesosepal, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat luka, rambut
Nampak tampak bersih berwarna hitam tersebar merata.

10
 Mata :
pupil : reaksi cahaya +/+, isokor kanan/kiri
conjunctiva : anemis
sclera : tidak ikterik
 Telinga : kedua telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada luka, tidak ada cairan yang
keluar dari kedua telinga
 Hidung : pernafasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada mimisan, tidak ada
gangguan penciuman
 Mulut : mukosa bibir lembab,terdapat luka sariawan, tidak ada gangguan menelan,
keadaan mulut bersih
 Leher : tidak ada benjolan, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada nyeri menelan.
 Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak antara dada kanan dan kiri.
Tidak ada luka, tidak ada nyeri, tidak terdapat penggunaan otot-otot tambahan
pernafasan
 Paru-paru :
I: simetris kanan/kiri
P: fremitus kanan/kir.
P: sonor,
A: vesikuler di kedua paru
 Jantung :
Suara jantung reguler
 Abdomen : tidak ada luka maupun bekas luka tidak ada nyeri tekan, warna kulit merata,
peristaltic 10x/menit
 Genetalia : anak tidak terpasang kateter, genitalia bersih.
 Anus dan rektum : bersih, tidak terdapat hemoroid
 Muskuleskeletal : akral hangat, nadi teraba, tidak terdapat pitting odema. Tidak ada nyeri,
 Kekuatan otot:

5 5
5 5
 Neurologi :
GCS E4V5M6
Tidak ada kejang, tidak ada tremor, pasien dapat menyebutkan tempat,
waktu orang (orientasi baik)

11
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERI 13/08/201 14/08/101 15/08/201 16/08/201 17/08/201 Rujukan Satuan


KSAAN 2 2 2 2 2
LABOR
ATORIU
M Hasil
HEMATOLOGI
Hemoglob 10,8 8,9 8,4 8,5 7,5 11,0-14,0 g/dl
in
Leukosit 18,7 - - - 35,0 4,0-10,5 /ul
rb
Eritrosit 3,80 - - - 2,82 4,5-6,00 Juta/ul
Hematokr 32,4 28 25,8 27,4 24,8 35,0-47,0 Vol%
it
Trombosit 11,0 13 19 14,0 20,0 150-450 Ribu/ul
LED 65 - - - 0-20 mm/jam
MCV,MCH,MCHC
MCV 85,2 - - - 88,0 80-97 Fl
MCH 28,5 - - - 26,6 27-32 Pg
MCHC 33,4 - - - 30,2 32-38 %
HITUNG JENIS
- Basofil 0,6 - - - 0-1 %
- Eosinofil 0,1 - - - 1-4 %
- Netrofil 72,7 - - - 78,1 36,0-66,0 %
- Limfosit 23,8 - - - 16,4 25-40 %
- Monosit 2,8 - - - 2-8 %
HEMOSTASIS
PT 13 - - - 10-15 Detik
APTT 25 - - - 24-36 Detik

12
PENGELOMPOKAN DATA SENJANG

Data Subjektif Data Objektif


Pasien mengatakan badan terasa Kulit Lebam-lebam
lemas Kulit Pasien kemerahan
Ibu pasien mengatakan selama hamil Gusi berdarah
tidak sering mengkonsumsi vitamin. Umur 7 tahun anak di diagnosa
Pasien mnengatakan minum 4-5 SN
gelas belimbing sehari berupa air Kulit teraba hangat
putih Terlhat bintik-bintik merah
Paien mengatak dirumah makan 2x conjunctiva: anemis
sehari, tidak menyukai sayur dan Hemoglopbin 7,5 g/dl
lauk,porsi sedikit. Leukosit 35,0 /ul
Pasien mengayakan badan tersa Eritrosit 2, 82 juta/ul
hangat. Hematokrit 24,8 vol %
Trombosit 20,o ribu/ul
MCHC 30,2 %
Nitrofil 78,1 %
Limfosit 16,4 %
BB; 49 kg ,TB:168 cm
Suhu :38 oC
Turgor kulit kembali selama 5
detik

13
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : An T
NO.REKAM MEDIK: : 00123-44
RUANG RAWAT : R.Mawar 01……………………….
UMUR : 15 tahun………………………….

TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

Selasa, 29 DS: anoreksia yang ditandai Gangguan


septemper
Pasien mengatakan dengan kelemahan, pemenuhan nutrisi
2020
badan terasa lemas berat badan menurun, dan cairan kurang
Pasien mnengatakan intake makanan kurang, dari kebutuhan tubuh
minum 4-5 gelas kongjungtiva
belimbing sehari berupa
air putih
Paien mengatak
dirumah makan 2x
sehari, tidak menyukai
sayur dan lauk,porsi
sedikit.
DO:
conjunctiva: anemis
BB; 49 kg ,TB:168 cm
DS:
Gangguan
Factor imunologis
pasien mengatkan
pemenuhan nutrisi
ditandai dengan
badan terasa hangat
dan cairan kurang
immobilisasi,
DO:
dari kebutuhan tubuh
kelemahan, hipertermi,
Kulit Lebam-lebam
perubahan turgor kulit.
Kulit Pasien kemerahan
Kulit teraba hangat
Terlhat bintik-bintik
merah
Suhu 38 OC
Turgor kulit kembali
saat 5 detik

14
DS: salah interpretasi Kurang pengetahuan
informasi pada keluarga
Pasien mengatakan
tentang kondisi dan
tidak mengetahui kebutuhan
pengobatan dengan
tentang penyakin klien
Keluarga belum tahu
tentang pengambilan
darah.
DO:-

DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia yang ditandai dengan kelemahan, berat badan menurun, intake
makanan kurang, kongjungtiva.
 Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor imunologis
ditandai dengan immobilisasi, kelemahan, hipertermi, perubahan turgor kulit.
 Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi

15
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An T…………


NO.REKAM MEDIK: : 00123-44
RUANG RAWAT : R.Mawar 01…………………………
UMUR : 15 Tahun

TGL.
NO TGL.
MASALAH/DIAGNOSA TERATASI
DX. DITEMUKAN TTD

1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan Selasa, 29 Rabu, 30


cairan kurang dari kebutuhan tubuh September September
berhubungan dengan anoreksia. 2020 2020

2. Resiko tinggi kerusakan integritas Selasa, 29 Rabu, 30


kulit berhubungan dengan factor September September
imunologis 2020 2020

3. Kurang pengetahuan pada keluarga Selasa, 29 Rabu, 30


tentang kondisi dan kebutuhan September September
pengobatan berhubungan dengan 2020 2020
salah interpretasi informasi.

16
RENCANA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An T…………


NO.REKAM MEDIK: : 00123-44
RUANG RAWAT : R.Mawar 01…………………………
UMUR : 15 Tahun………………………

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA TT


TGL INTERVENSI RASIONAL
DX KEPERAWATAN STANDART D
Sela 1. Gangguan  Berikan makanan dalam  Porsi lebih kecil dapat
sa, pemenuhan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 2x24 porsi kecil tapi sering meningkatkan
29 dan cairan kurang jam diharapkan pemenuhan nutrisi pemasukan yang
septe dari kebutuhan klien terpenuhi dengan  Pantau pemasukan makanan sesuai dengan kalori
mbe tubuh berhubungan Tujuan: dan timbang berat bandan
r dengan anoreksia. Menghilangkan mual dan muntah setiap hari  Anoreksia dan
2020 Criteria hasil: kelemahan dapat
Menunjukkan berat badan stabil  Lakukan konsultasi dengan mengakibatkan
ahli diet penurunan berat
badan dan malnutri
 Libatkan keluarga pasien yang srius
dalam perancanaan makan
sesuia dengan indikasi  Sangat bermanafaat
dalam perhitungan
dan menyesuaian diet
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien

 Meningkatakan rasa
ketrelibatnya,
memberikan infrmasi

17
kepada keluarga
untuk memahami
Resiko tinggi kebutuhan nutrisi
kerusakan integritas pasien
2. kulit berhubungan
dengan factor
imunologis  Kaji integritas kulit untuk  Memberikan
Setelah dilakukan tindakan 2x24 melihat adanya efek informasi untuk
jam diharapkan kerusakan bisa samping therapi kanker, perencanaan asuhan
berkurang dengan amati penyembuhan luka. dan mengembangkan
Tujuan : identifikasi awal
Klien dapat terhadap perubahan
mengidentifikasi intervensi  Anjurkan klien untuk tidak integritas kulit.
yang berhubungan dengan menggaruk bagian yang
kondisi spesifik gatal.  Menghindari
Berpartisipasi dalam perlukaan yang dapat
pencegahan komplikasi dan  Ubah posisi klien secara menimbulkan infeksi.
percepatan penyembuhan teratur.
 Menghindari
penekanan yang terus
 Berikan advise pada klien menerus pada suatu
untuk menghindari daerah tertentu.
pemakaian cream kulit,
minyak, bedak tanpa  Mencegah trauma
berlanjut pada kulit
rekomendasi dokter
dan produk yang
kontra indikatif

3. Setelah dilakukan tindakan 1x24


Kurang pengetahuan
pada keluarga jam diharapkan keluarga mengerti
tentang kondisi dan akan penyakit klien dengan  memberikan dasar
kebutuhan Tujuan: pengetahuan sehingga

18
pengobatan Pemahaman dan penerimaan  Berikan informasi tntang keluarga / pasien
berhubungan terhadap program pengobatan yang ITP. Diskusikan kenyataan dapat membuat
dengan salah diresepkan. bahwa terapi tergantung pilihan yang tepat.
interpretasi Criteria hasil: pada tipe dan beratnya ITP.
informasi. -Menyatakan pemahaman proses  ketidaktahuan
penyakit.  Tinjau tujuan dan persiapan meningkatkan stress.
-Faham akan prosedur dagnostik untuk pemeriksaan
dan rencana pengobatan. diagnostic.  merupakankekwatiran
yang tidak
diungkapkan yang
 Jelaskan bahwa darah yang dapat memperkuat
diambil untuk ansietas pasien
pemeriksaanlaboratorium /keluarga.
tidak akan memperburuk
ITP.

19
CATATAN TINDAKAN ( IMPLEMENTASI)

NAMA PASIEN : An T…………


NO.REKAM MEDIK: : 00123-44
RUANG RAWAT : R.Mawar 01
UMUR : 15 Tahun ………………………….

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN DAN


TGL PARAF
KEPERAWATAN HASIL
Selasa, 29 Gangguan Tindakan :
September pemenuhan nutrisi
08:10
2020 dan cairan kurang
dari kebutuhan Memberikan makan pagi, dan memberi tau
tubuh
pasien dan keluarga untuk makan makanan
berhubungan
dengan anoreksia. yang sedikit tetapi sering. Dan banyak
minum
Hasil :

-pasien mau melakukan yang diberitahu


perawat

-Pasien mau makan banyak dan minum


banyak.
-Makanan habis 1 porsi

Tindakan :

20
09:00
Melakukan penimbangan berat badan.

Hasil :

-berat badan 49,5 kg

Tindakan :
Resiko tinggi 08.10
kerusakan Mengkaji integritas kulit.
integritas kulit
berhubungan Hasil :
dengan factor 1. turgor kulit kembali 5 detik
imunologis
2. Terlihat masih terdapat bintik-bintik
merah diseluruh badan

Tindakan :

11.30
-Meganjurkan klien untuk tidak menggaruk
bagian yang gatal.
-Merubah posisi klien miring kanan dan
miring kekiri
Hasil :

1. klien terlihat masih lemah


2. masih terdapat bintik-bintik merah pada

21
kulit

Kurang Tindakan :
pengetahuan pada
keluarga tentang 12.10
kondisi dan Memberikan informasi kepada pasien
kebutuhan tentang penyakit pasien dan
pengobatan memberitahukan bahwa terapi tergantung
berhubungan
beratnya ITP
dengan salah
interpretasi Hasil :
informasi
-pasien dan keluarga tampak mengerti
dengan apa yang di jelaskan oleh perawat.

Tindakan :

13.30

Menjelaskan darah yang diambil untuk


pemeriksaan untuk pemeriksaan labotarium
tidak akan memburuk ITP

HASIL :

1. Pasien terlihat mengangguk tanda


bahwa ia telah mengerti tentang apa
yang dijelaskan oleh perawat

22
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : An T
NO.REKAM MEDIK: : 00123-44
RUANG RAWAT : R.Mawar 01
UMUR : 15 Tahun

DIAGNOSA EVALUASI / SOAP


TGL PARAF
KEP.
Rabu, 30 Gangguan pemenuhan nutrisi S:
September dan cairan kurang dari
Klien mau melakuakan yang diberitahu perawat.
2020 kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia. Klien mengatakan akan makan dan minum
banyak.
O:
Makanan habis 1 porsi
Berat badan 49,5 kg
A:
Masalah gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
teratasi

P:

Intervesi di hentikan

23
Resiko tinggi kerusakan S:
integritas kulit berhubungan klien mengatakan tidak nyaman
dengan factor imunologis
O:
-klien terlihat masih lemah
-masih terdapat bintik-bintik merah pada kulit
A:
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan factor imunologis belum teratasi
P:
-Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping
therapi kanker, amati penyembuhan luka.

-Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.

-Ubah posisi klien secara teratur.

-Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian


cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter

I:

Setelah dilakukan tindakan tersebut klien merasakan


nyaman, tidak terlihat lemah dan bintik-bintik merah pada
kulit klien mulai memudar

24
E:

Intervensi di hentikan

Kurang pengetahuan pada S:


keluarga tentang kondisi dan
kebutuhan pengobatan Klien mengerti tentang penjelasan perawat
berhubungan dengan salah
interpretasi informasi O:

Klien dan keluarga terlihat mengangguk tanda bahwa


mereka telah mengerti tentang penjelasan perawat

A:

Masalah kurang pengetahuan pada keluarga tentang


kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
salah interpretasi informasi teratasi

I:

Intervensi dihentikan

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma megakariosit.
Jumlah normal trombosit yaitu 150.000-450.000 keping, sedangkan umur trombosit berkisar
antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis karena trombosit
membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka.
Trombositopenia yaitu keadaan dimana jumlah dalam sirkulasi kurang dari normal
trombosit, hal ini disebabkan oleh produksi trombosit berkurang, destruksi trombosit
meningkat, dan abnormal pooling trombosit.
Trombositopenia adalah suatu keadaan jumlah trombosit dalam sirkulasi darah dibawah
batas normal. Dalam hal ini,  trombositopenia secara khusus  didefinisikan sebagai  jumlah
trombosit  kurang dari 100.000  trombosit/uL.
Jumlah trombosit yang rendah ini dapat merupakan akibat
berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit, trombosit dapat juga
dihancurkan oleh produksi antibodi yang diinduksi oleh obat, seperti yang ditemukan
pada qunidin dan emas atau oleh auto antibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringannya
sendiri), trombositopenia dapat timbul akibat perusakan atau penekanan
pada sumsum tulang, (misalnya, karena keganasan atau beberapa macam obat) yang
berakibat kegagalan pembentukan trombosit, trombositopenia juga bisa disebabkan oleh
kemoterapeutik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang, sehingga produksi trombosit
mengalami penurunan.
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan terapi suportif dan terapi farmakologis.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/865/2/BAB%20II.pdf

http://alayyalaya.blogspot.com/2018/01/asuhan-keperawtan-trombositopenia.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/147340115/Asuhan-Keperawatan-ITP-docx

27

Anda mungkin juga menyukai