Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yeni Eka Prasetya

Nim : 1814201264

Kelas : D/V S1 Keperawatan

Atresia Ani (Malformasi Anorektal/Anus Imperforața)

Definisi. · Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate
meliputi anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002) · Atresia ani atau anus
imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm
mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau
sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus fppt.com Klasifikasi. Anus imperforata
(atresia ani) lesi tinggi: rektum berakhir di atas suspensorium puborektal, kompleks otot
utama bertanggung jawab sebagai pengendali sfingter dan kontinensia feses. Anus
imperforata (atresia ani) lesi rendah: rektum melintasi Anomali Anorektal pada Wanita.

Ladd dan Gross (1996), membagi menjadi 4 golongan yaitu:

· Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar.
• Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus.

· Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantaral rectum denaan ane
fppt.com Cont. Pasien bisa diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 sub kelompok anatomi
yaitu :

- Anomali rendah / infralevator · Rektum mempunyai jalur desenden normal melalui otot
puborektalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi
normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius.

- Anomali intermediet · Rektum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalis, lesung
anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal.

- Anomali tinggi / supralevator (ppt.com Tiuna rortum di atas otot nuhorec*alic dan Etiologi.

Penyebab atresia ani belum diketahui secara pasti tetap ini merupakan penyakit anomaly
kongenital (Bets. Ed tahun 2002) Akan tetapi atresia juga dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain:
-Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur. pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan.

- Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum


bagian distal seda traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam
usia kehamilan.

Manifestasi Klinis.

Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam dan sejak lahir tidak ada defekasi mekonium.
Pemeriksaan fisik menunjukkan tidak adanya lubang anus eksternal. Mekonium tidak keluar
dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada
bayi. Mekonium keluar melalui fistula atau anus yang salah letaknya. Distensi bertahap dan
adanya tanda-tanda obstruksi usus bila tidak ada fistula. Perut kembung.

Diagnosis.

Pemeriksaan Fisis Anus tampak merah, usus melebar, kadang-kadang tampak ileus obstruksi.
Termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan. Pada auskultasi terdengar
hiperperistaltik. Pemeriksaan Colok Dubur . Pemeriksaan Penunjang:

1.Pemeriksaan Radiologis

2.USG (Ultrasonografi)

3.Pemeriksaan Sinar-X Lateral Inversi (Teknik Wangensteen-Rice)

Penatalaksanaan.

Pra-Pembedahan: "Memantau status hidrasi (tanda-tanda dehidrasi dan keseimbangan cairan).


Mempertahankan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan. Memantau berat badan.
Penatalaksanaan medis dalam rencana pembedahan dengan persiapan sebagai berikut:

kaji adanya distensi abdomen dengan mengukur lingkar perut;

observasi tanda vital setiap 4 jam:

pantau adanya komplikasi usus, sesti adanya perforasi; pantau respons bayi terhadap evakuasi
anus, yunakan- nasogastrik tube untuk dekompresi lambung: gunakan kateter untuk
dekompresi kandung kemih; pertahankan cairan (parenteral); dan panteu respons terhadap
pemberian antibiotik. fppt.com Cont. Pembedahan:
•Terapi pembedahan pada bayi baru lahir ber var iasi sesuai kepar ahan def ek. Semakin
tinggi lesi, semakin rumit prosedurA pengobat annya. Unt uk kelainan tinggi dilakukan kolost
omi beber apa har i set elah lahir.

•Penatalaksanaan pasca-pembedahan untuk klien ini adalah sebagai berikut:

•Melakukan pemantauan bising usus, apabila sudah mulai terdengar suaranya, berikan cairan.
•Memberikan diet lanjutan lengkap sesuai dengan toleransi.

•Memantau asupan parenteral, enteral, atau oral.

•Melakukan pemantauan berat badan.

•Melakukan penggantian pada balutan dan perhatikan adanya drainase, kemerahan, serta
inflamasi. •Membersihkan daerah anus untuk mencegah kontaminasi fekal.

Cont. Pasca-Pembedahan:

•Mengganti posisi bayi tiap 2 jam.

•Memantau tanda-tanda infeksi sistemik dan lokal.

•Melakukan pemberian antibiotik.

•Memberikan rendam duduk pasca-pembedahan 1 minggu lebih.

•Memberikan posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan pasien.

•Memberikan zinkum oksida pada daerah kulit yang mengalami iritasi.

•Pemberian analgetik.

Keperawatan: Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan
keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu
tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan operasi
tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan
untuk mencegah infeksi serta memperhatikan kesehatan bayi,

Komplikasi.

Asidosis hiperkloremik

• Infeksi saluran kemih yang terus-menerus Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah) To mp
lika si ja ng ka panjang
a) Eversi mukosa anus

b) Stenosis (akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis)

c) Impaksi dan konstipasi (akibat dilatasi sigmoid)

d) Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training

e) Inkontinensia (akibat stenosis anal atau impaksi)

f) Prolaps mukosa anorektal (menyebabkan inkontinensia dan rembesan persisten)

g) Fistula kambuhan (karena tegangan di area pembedahan dan infeksi)

Rencana Asuhan Keperawatan

Pengkajian:

"Lakukan pengkajian bayi baru lahir, terutama pada area perianal.

"Lakukan pengkajian area anus.

Observasi adanya pasase mekonium (perhatikan bila ada mekonium tampak pada orificium
yang tidak tepat). Observasi feses seperti karbon pada bayi yang lebih besar atau anak kecil
yang memiliki riwayat mengalami kesulitan detekasi atau distensi abdomen.

"Lakukan prosedur diagnostik seperti endoskopi atau radiografi.

Diagnosa--NANDA Pre Operasi

· Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual/muntah. · Konstipasi b.d
gangguan pasase feses, feses tidak transit lama di kolon.

· Ketidakefektifan pola nafas b.d distensi abdomen.

· Risiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif. · Mual b.d distensi lambung.

Risiko infeksi b.d pengeluaran fppt.com mekonium melalui caluran koncina

Post Operasi Nyeri akut b.d trauma jaringan post operasi.

•Gangguan rasa nyaman b.d trauma jaringan post operasi.

•Perubahan proses keluarga b.d perawatan anak dengan defek fisik, hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai