Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Kesehatan Reproduksi ( Salpingitis )


“Disusun untuk memenuhi tugas farmakologi dalam asuhan kebidanan”

Dosen Mata Kuliah :


SITI HUSAIDAH. S.ST., M. Kes., CBMT., M. Keb

Disusun Oleh :
 Cevira ( 616080620007 )
 Faiqah Zahra J ( 616080620013
 Mutya Syifa Salsabilla ( 616080620020 )
 Rosiana ( 616080620031 )
 Trinita Mutiara U.H ( 616080620042 )

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM


PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN
PROFESI BIDAN
TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah “Farmakologi dalam asuhan
kebidanan” dengan judul “Kesehatan Reproduksi (Salpingitis)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar – besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batam, 24 Mei 2021


    
                                                                                             

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A. Pengertian Salpingitis............................................................................... 2
B. Gejala Salpingitis..................................................................................... 2
C. Pemeriksaan Yang Dilakukan........................................................................... 3

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 5


A. Kesimpulan.............................................................................................. 5
B. Saran......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih sangat rendah.
Tingginya angka kematian itu menunjukkan kesadaran masyarakat dalam menjaga
Kesehatan masih kurang . hal itu juga menunjukkan pelayanan Kesehatan di Indonesia
kurang maksimal.
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau
dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga
menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah
salpingitis . Sebagian besar wanita tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi
salpingitis. Biasanya Sebagian besar wanita menyadari apabila infeksi telah menyebar
dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.
Keterlambatan wanita memeriksakan dirinya menyebabkan infeksi ini menyebar
lebih luas dan akan sulit dalam penanganannya. Penyakit radang panggul (salpingitis ,
PID , pelvis inflammatory disease ) adalah suatu peradangan pada tuba fallopi ( saluran
yang menghubungkan indung telur dengan Rahim ). Peradangan tuba fallopi terutama
terjadi pada wanita yang secara seksuaktif. Resiko terutama ditemukan pada wanita
yang memakai IUD.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan salpingitis?
b. Apa saja gejala salpingitis?
c. Apa saja Tindakan pemeriksaan salpingitis?
d. Faktor resiko dan upaya pencegahan salpingitis?
C. Tujuan
a. Memberikan informasi mengenai salpingitis.
b. Mengetahui tanda awal / gejala salpingitis.
c. Mengetahui bagaimana Tindakan pemeriksaan salpingitis.
d. Mengetahui faktor resiko dan upaya pencegahan salpingitis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian salpingitis
Salpingitis akut adalah suatu infeksi tuba fallopi yang dapat gonore atau
piogenik. Salpingitis subakut adalah stadium infeksi pertengahan diantara salpingitis
akut dan kronis.salpingitis kronis adalah stadium infeksi tuba fallopi setelah stadium
subakut. Tipe ini dapat timbul dalam 4 bentuk yaitu piosalping , hidrosalping ,
salpingitis interstisialis kronis atau salpingitis ismika nodosa.
Salpingitis adalah inflamasi pada uterus,tuba fallopi,dan ovarium yang mengarah
ke perlukaan dengan perlengketan pada jaringan dan organ sekitar.terjadi dalam
trimester pertama kehamilan ,akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga
mencapai endosalping.begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga
menyumbat total kavum uteri alam trimester kedua,lintasan untuk penyebrangan bakteri
yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. (Meiner, 2004). Dengan
demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses
tubo-ovarium dapat terbentuk dalam struktur yang sebelumnya sudah mengalami
kerusakan.
Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mecapai tuba fallopi dan ovarium
yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah. Pada salah satu
dari dua kasu tuba ovarium yang menjadi komplikasi dalam pertengahan kehamilan dan
di rawat di rs dilakukan histerektomi di samping salpingo-ooforektomi bilatearal. Pasien
dapat disembuhkan setelah menjalani proses kesembuhan pasca bedah yang sangat
rumit. Walaupun terjadi perlekatan yang luas dalam rongga panggul akibat infeksi
pelvis sebelumnya , pasien biasanya tidak mengalami efek selama kehamilannya.
B. Gejala salpingitis
1. Nyeri abdomen
Nyeri abdomen bagian bawah merupakan gejala yang paling dapat
dipercaya dari infeksi pelvis akut. Pada mulanya rasa nyeri
unilateral,bilateral,atau suprapubik,dan sering berkembang sewaktu atau
segera setelah suatu periode menstruasi. Keparahannya meningkat secara
bertahap setelah beberapa jam sampai beberapa hari,rasa nyeri cendrung
menetap,bilateral pada abdomen bagian bawah,dan semakin berat dengan
adanya pergerakan.
2. Perdarahan pervaginam atau sekret vagina
Perdarahan antar menstruasi atau meningkatnya aliran menstruasi atau
kedua-duanya dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau
pengaruh tidak langsung dari perubahan-perubahan hormonal yang
berkaitan dengan ooforitis. Sekret vagina dapat disebabkan oleh servitis.

2
3. Gejala-gejala penyerta
Menggigil dan demam lazim ditemukan. Anoreksia,nausea dan vomitus
berkaitan dengan iritasi peritoneum. ysuria dan sering kecing
menunjukkan adanya keterkaitan dengan uretritis dan sistitis. Nyeri bahu
atau nyeri kuadran kanan atas mungkin merupakan gejala dari
perihepatitis gonokokus.
4. Riwayat menstruasi
Menstruasi dapat meningkat dalam jumlah dan lamanya. Salpingitis
dapat menjadi simptomatik pada hari keempat atau kelima dari siklus
menstruasi.
C. Pemeriksaan yang dilakukan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
Suhu biasanya meningkat,sering sampai 120oF atau 103oF. tekanan darah
biasanya normal, walaupun denyut nadi seringkali cepat. Pada saat
itu,pasien berjalan kedalam ruangan gawat darurat dengan postur tubuh
membungkuk.
b. Pemeriksaan abdomen
Nyeri maksimum pada kedua kuadran bawah,nyeri lepas,ragiditas
otot,defance muscular,usus menurun dan distensi merupakan tanda
peradangan peritoneum,nyeri tekan pada hepar dapat diamati pada 30%
pasien.
c. Pemeriksaan pelvis
Sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien merasa tidak nyaman
dan regiditas abdomen. Pada pemeriksaan dengan speculum,sekret
purulent akan terlihat keluar dari ostium uteri. Serviks sangat nyeri bila
digerakkan,uterus ukurannya normal,nyeri ( terutama bila digerakkan )
dan sering terfiksir pada posisinya. Adneksa bilateral sanagat nyeri.
Masa definitive jarang terpalpai kecuali telah terbentuk piosalping atau
abses tuboovarium.
2. Tes laboratorium
a. Hitung darah lengkap dan apusan darah
Hitung leukosit cendrung meningkat dan dapat sampai 20.000 dengan
peningkatan leukosit polimorfonuklear dan peningkatan leukosit
polimorfonuklear dan peningkatan rasio bentuk batang dengan segmen.
Kadar hemoglobin dan hemokrit biasanya dalam batas-batas normal.
Peningkatan kadarnya berkaitan dengan dehidrasis.
b. Urinalisis
Diplokokus gram-negatif intraseluler pada asupan pewarnaan gram baik
dari cairan serviks ataupun suatu AKDR dengan pasien dengan
salpingitis simptomatik merupakan penyokong adanya infeksi Neisseria

3
yang memerlukan pengobatan. Biakan bakteriologi diperlukan untuk
identifikasi positif Neisseria gonorhoae. Laparoskopi untuk melihat
langsung gambaran tuba fallopi. Pemeriksaan ini invasive sehingga
bukan merupakan pemeriksaan rutin. Untuk mendiagnosis penyakit
infeksi pelvis,bila antibiotic yang diberikan selama 48 jam tak memberi
respon,maka dapat digunakan sebagai Tindakan operatif.
Faktor resiko yang mudah tertular yaitu :
1. Mempunyai banyak pasangan seksual
2. Kurangnya penggunaan kontrasepsi yang aman
3. Golongan sosial ekonomi rendah
4. Melakukan hubungan seksual pada usia muda
Adapun upaya pencegahannya seperti :
1. Kurangi penggunaan IUD bila pasien menderita klamidia dan gonorea
2. Pemeriksaan terhadap wanita
3. Antibiotic profilaktik rutin pada penggunaan IUD jangan dilakukan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

4
Salpingitis adalah inflamasi pada uterus,tuba fallopi,dan ovarium yang mengarah
ke perlukaan dengan perlengketan pada jaringan dan organ sekitar. Yang disebabkan
oleh wanita dengan IUD asimptomatik,nyeri abdominal kuadran bawah, dyspareunia,
perdarahan vagina abnormal, vaginal discharge. Langkah pertama yang dilakukan ialah
1. Sediakan analgesic
2. Bila pasien menggunakan IUD maka stop penggunaan IUD,dengan catatan
pasien dapat mencegah kehamilan meski tanpa alat kontrasepsi minimal 7 hari
3. Segera rujuk ke bagian genitourinaria ( obgyn ),untuk pasien dengan Riwayat
STD agar manjalani skrining dan terapi untuk pasangan seksual pasien.
B. Saran
Kejadian salpingitis sangat mebahayakan bagi wanita karena dapat
menyebabkan kehamilan ektropik. Untuk itu diharapkan pada wanita untuk menjaga
kesehatannya terutama organ reproduksinya yang rentan terhadap kejadian infeksi. Dan
melakukan pemeriksaan secara dini kepada tenaga Kesehatan agar apabila terjadi
infeksi terutama salpingitis dapat segera diatasi. Dan untuk tenaga Kesehatan berupaya
untuk memberikan penyuluhan atau Pendidikan khususnya Kesehatan reproduksi pada
wanita dan pemerintah mampu memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung
terhadap pemeliharaan Kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, Winkosastro. 2002.Ilmu Kebidanan YBP-SP Edisi ketiga cetakan ke


enam.Jakarta :FKUI

5
Prawirohardjo, Sarwono. 200.Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Nurarif, AH & Hardhi, Kusuma. 201.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC- NOC.Yogjakarta: Mediaction
http://www.best-home-remedies.com/popular/salpingitis.htm 20

Anda mungkin juga menyukai