AEDES AEGYPTI
DOSEN PEMBIMBING
- Aji
- Ira Riswana
- A.Indah Salsabilah Alam
Bismillahi Rahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
ini Alhamdulillah tepat pada waktunya berjudul “Aedes Aegypti”
Makalah ini berisikan tentang informasi dasar mengenai nyamuk aedes aegypti
yakni salah satu vektor pembawa penyakit DBD. Saya harap makalah ini dapat
memberikan informasi kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt. Selalu meridhai
usaha kita.
Makassar, 4 Maret 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
2.5. Kesimpulan.......................................................................................13
2.6. Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang membawa penyakit
demam berdarah dengue. Nyamuk ini dapat tumbuh pesat di Indonesia karena Indonesia
termasuk negara tropis yang menjadi tempat subur bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Oleh karena itu, Indonesia telah menjadi negara endemis penyakit demam berdarah
oleh curah hujan, dimana air hujan dapat menggenangi wadah/ media yang aman dan
cukup bersih (misalnya cekungan di pagar bambu, pepohonan, kaleng bekas, ban bekas,
atap atau talang rumah) yang dapat menjadi tempat nyamuk bertelur (Anonim, 2010 a).
nyamuk dewasa dan siklus kedua bertujuan untuk membunuh nyamuk yang masih
nyamuk (PSN) dapat dilakukan dengan cara “3M-Plus”, dengan “3M” yang dimaksud
yaitu menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc,
drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1), menutup rapat-rapat tempat penampungan air,
seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2), dan mendaur ulang barang-barang
yang dapat menampung air hujan (M3). Dan “plus” yang dimaksud adalah cara lain
selain “3M”, seperti memelihara ikan pemakan jentik di kolam, memasang kawat kasa,
menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, dan lain-lainnya (Anonim, 2010 a).
4
Dari beberapa cara diatas, penggunaan obat nyamuk merupakan salah satu cara yang
masyarakat menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia dalam jangka waktu
panjang dapat menyebabkan mual dan muntah jika tertelan atau terhirup dalam dosis
yang kecil dan dalam dosis yang lebih tinggi dapat membuat hipertensi, kejang, tremor,
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi nyamuk aedes aegypti
5
BAB II
DASAR TEORI
1. Telur
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang
dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel
pada dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm.
Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari
apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air). Telur nyamuk Ae. aegypti di
alam tidak mudah dilihat/tidak nampak dengan jelas, dikarenakan telur-telur ini
menempel pada dinding bejana. Tetapi akan tampak lebih jelas bila telur
menempel pada "ovitrap" yang terbuat dan kain dan dilihat dibawah sinar yang
terang.
2. Larva
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu
sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan
6
perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa
disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat
kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax)
belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik
instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan
corong pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur
anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa
duri- duri, dan alat- alat mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian dada tampak
paling besar dan terdapat bulu- bulu simetris. Perut tersusun atas delapan ruas.
Pada ruas perut kedelapan, ada alat untuk bernafas yang disebut corong. Corong
pernafasan tanpa duri- duri, berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft).
Ruas kedelapan juga dilengkapi dengan seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian
ventral dan gigi- gigi sisir (comb) yang berjumlah 15 – 19 gigi yang tersusun
Gigi- gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi. Jentik ini
tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, waktu
istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang permukaan air.
Larva/jentik nyamuk Ae.aegypti lebih senang hidup pada air jernih seperti air
dalam pot bunga dan bak mandi tetapi tidak begitu senang pada penampung air
seperti bak meteran PAM sekalipun airnya jernih, ternyata pada tempat seperti ini
lebih sering ditemukan larva/jentik dari nyamuk culex. Sepintas bentuk luar jentik
sukar untuk dibedakan dengan jentik-jentik lain yang ditemukan, bagi yang sudah
7
ahli ukuran, warna serta gerakkannya dapat dipakai untuk mengidentifikasi larva
tersebut. Sebab jentik Aedes lebih kecil dan lebih transparan bila dibandingkan
3. Pupa
Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala
sehingga tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada
terdapat alat bernafas seperti terompet. Pada ruas perut kedelapan terdapat
sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut
berjumbai panjang dan bulu di nomor tujuh pada ruas kedelapan tidak bercabang.
Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila
dibandingkan dengan jentik. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang
permukaaan air.
8
4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada
dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang
berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk/pengisap dan termasuk lebih
lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong
Dada nyamuk ini tersusun dari tiga ruas porothorax, mesothorax dan
metathorax. Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri dari femur
(paha), tibia (betis), dan tarsus (tampak). Pada ruas- ruas kaki terdapat gelang-
gelang putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang putih. Pada
bagian dada juga terdapat sepasang sayap tanpa noda- noda hitam. Bagian
punggung (mesontuim) ada gambaran garis- garis putih yang dapat dipakai untuk
berupa sepasang garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang garis submedian
di tengahnya.
9
Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik- bintik
putih. Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini tubuhnya sejajar dengan
berbeda dengan nyamuk jenis lainnya, sebab warna dari nyamuk ini lebih hitam
bila dibandingkan warna nyamuk jenis lain, misalnya culex. Dan bisa diketahui
dengan cepat dari kaki belakangnya. Dimana kaki belakang nyamuk ini jelas
sekali belang hitam putih. Dari pengalaman pengamatan, populasi nyamuk ini
tidak begitu padat, bila dibandingkan dengan nyamuk culex, walaupun di daerah
itu endemis DBD. Sekalipun nyamuk ini tergolong "gesit" tapi sering hinggap
10
11
2.2 Ciri – Ciri Nyamuk Aedes Aegypti
12
2.3 Pengaruh Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Kesehatan
Nyamuk aedes aegypti terkenal sebagai media penyebaran dari virus demam
berdarah. Namun tidak hanya virus demam berdarah, nyamuk aedes aegypti juga
dapat menularkan beragam virus, berikut adalah beberapa penyakit yang dapat
Nyamuk aedes aegypti identik sebagai pelaku dari penyakit demam berdarah.
Saat seseorang digigit nyamuk aedes aegypti yang terinfeksi virus demam
berdarah, maka gejala demam berdarah akan muncul dalam 4-7 hari setelahnya..
tinggi, serta nyeri persendian dan otot. Namun, gejala lain yang dapat timbul
Penyakit demam berdarah yang makin parah dapat memicu kerusakan dan
pecahnya pembuluh darah, serta mampu mengancam nyawa. Pada derajat yang
belum berat, penanganan demam berdarah hanya terapi suportif berupa cairan
demam berdarah sebaga upaya pencegahan sudah ada untuk dewasa dan anak usia
di atas 9 tahun. Tanyakan ke dokter Anda apakah vaksin ini dapat Anda peroleh.
13
Penyakit chikungunya
nyamuk aedes aegypti. Gejala utama dari penyakit chikungunya adalah nyeri
Namun, terdapat beberapa gejala lainnya, seperti ruam, nyeri otot dan
persendian, serta sakit kepala. Sampai saat ini, belum terdapat vaksin ataupun
Penyakit Zika
Virus Zika tidak menimbulkan infeksi yang membahayakan. Namun, infeksi virus
Zika dapat berakibat fatal bagi wanita yang sedang hamil. Infeksi virus Zika
berisiko menyebabkan kecacatan pada janin, seperti mikrosefalus atau kepala bayi
Saat terinfeksi virus Zika melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, orang yang
terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala apapun. Gejala yang timbul juga tidak
terlalu parah dan dapat hilang sekitar dua sampai tujuh hari.
Gejala yang umumnya dirasakan adalah demam, nyeri persendian dan otot,
ruam, mata merah, gatal-gatal, sakit di belakang mata dan punggung bagian
14
2.4 Cara Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti
Selain itu, tindakan pencegahan tambahan juga perlu Anda lakukan untuk
mencegah penyebaran virus melalui nyamuk ini, antara lain dengan:
15
BAB III
PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Nyamuk Aedes aegypti dianggap sebagai salah satu spesies vektor nyamuk yang
paling penting di dunia karena mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap infeksi virus.
Hal tersebut menyebabkan Aedes aegypti dapat menimbulkan penyakit epidemi pada
manusia, termasuk demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning. Salah satu
metode pengendalian Aedes aegypti tanpa insektisida yang berhasil menurunkan densitas
vektor nyamuk Ae. Aegypti juga dapat dilakukan dengan menggunakan lingkungan,
2.6 Saran
Dalam pengendalian vektor nyamuk disarankan agar masyarakat dapat melaksanakan metode
pengendalian yang secara tepat,yaitu dilakukan pengendalian secara fisik dengan metode PSN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://dwiiwinarti.blogspot.com/2016/01/binomik-nyamuk-aedes-aegypty.html
https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-nyamuk-aedes-aegypti-penyebab-dbd
17