Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

(NYAMUK)

BIOMEDIK II

DOSEN PENGAMPUH: Ahmad Syaiful,SKM,M.Sc

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. RIZAT EFENDI (K202201059)


2. FITRI RAHMADANI (K202201060)
3. SINDI SEPTIANINGSIH (K202201061)
4. DEWI FITRIYANTI (K202201063)
5. FITROH AMALIA (K202201064)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

UNVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alllah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya juga kami dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini disusun sebagai pendukung proses belajar mengajar
(perkuliahan) dan membuka wawasan mahasiswa pada jurusan Kesehatan masyarakat.

Kami mengharapkan laporan ini dapat di gunakan sebagai pedoman dalam mempelajari
mata kuliah BIOMEDIK II. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang di pelajari ,agar kami semua
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Namun,kami sadar bahwa laporan ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu,kami
sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaan laporan ini.Demikian,semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya kami dan para pembaca laporan ini. Terima
kasih, wassalamu’alaikum.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 .Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusanmasalah ........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 .Perkembangbiakan nyamuk ....................................................................................... 2

2.2 Tempat perkebangbiakan nyamuk .................................................................................................................. 7

2.3 Proses pencegahan ............................................................................................................................................ 8

BAB III KEGIATAN PRATIKUM


3.1 Alat dan bahan ........................................................................................................... 9
3.2 Prosedur kerja ............................................................................................................ 9
3.3 Hasil dan pembahsan ................................................................................................. 9
3.3.1 Hasil Pengamatan..................................................................................................... 9
3.3.2 Pembhasan ............................................................................................................. 12
3.3.3 Kesimpulan ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13


LAMPIRAN................................................................................................................... 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan oleh
serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk. Nyamuk merupakan
salah satu vector penyakit yang dapat di katakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk
yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampakkan kematian pada manusia.

Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat
perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Telah banyak penyakit-penyakit
yang di temukan pada manusia yang di sebabkan oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah
demam berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan
sangat menggangu kesehatan manusia sendiri

Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada di pemukiman
warga dengan mengidentifikasi nya dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh
nyamuk tersebut, penyakit apa saja yang dapat di bawanya terhadap manusia dan bagaimana
siklus hidupnya serta cara untuk mengendalikannya.

Diindonesia sendiri sebagai daerah tropis merupakan tempat yang sangat baik untuk
perindukan nyamuk,hal ini dikarenakan suhu,cuaca serta musim diindonesia sangat
mendukung dalam proses perkembang biakan nyamuk.sehingga,populasi nyamuk diindonesia
tinggi.nyamuk yang berkembang didaerah Indonesia antara lain nyamuk anopheles yang
menyebabkan penyakit malaria dan aegdes aegypti yang menyebabkan penyakit DBD.

1.2 Rumusan Penelitian

Bagaimana jentik dari spesies nyamuk.


Bagaimana proses perkembang biakan nyamuk
Tempat perkembang biakan nyamuk

1.3.Tujuan penulisan

Untuk mengetahui atau mengidentifikasi jentik dari spesies nyamuk.


Untuk mengetahui bagaimana proses perkembang biakan nyamuk
Untuk mengetahui dimana tempat nyamuk berkembang biak

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembanga biakan nyamuk

Nyamuk adalah hewan golongan serangga yang termasuk dalam ordo Diptera (lalat),
dan tergolong dalam famili Culicidae; genus yang berada dalam kelompok ini mencakup
Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan
Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 negara yang merangkum 2700 spesies.
Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang;
antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris,
nyamuk dikenal sebagai "mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau
bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata mosquito bermula sejak tahun 1583.
Di Britania Raya, nyamuk juga dikenal sebagai gnats.

1. Proses perkembangbiakan nyamuk

Siklus hidup nyamuk, sejak dari telur hungga menjadi nyamuk dewasa sama
dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus
hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu :

Stadium dewasa → telur → pupa / kepompong

a. Stadium Telur
Aedes aegypti betina mampu bertelur sebanyak 80-100 butir setiap kali bertelur. Pada
waktu dikeluarkan, telur Aedes aegypti berwarna putih, dan berubah menjadi hitam
dalam kisaran waktu 30 menit. Gambar 2.1 Telur Aedes aegypti berbentuk lonjong,
berukuran kecil dengan panjang sekitar 6,6 mm dan berat 0,0113 mg, mempunyai
2
torpedo, dan ujung telurnya meruncing. Jika dilihat dibawah mikroskop, pada dinding
luar (exochorion) akan tampak garis-garis membentuk gambaran sarang lebah.

b. Stadium Larva
Telur akan menetas menjadi larva, larva Aedes aegypti terdiri dari 4 stadium yaitu
larva instar I, instar II, instar III dan instar IV. Larva akan menjadi pupa dalam waktu
sekitar 7-9 hari. Tubuh larva terdiri dari kepala, dada dan perut. Terdapat beberapa
bagian tubuh yang menjadi ciri khas dari larva Aedes aegypti, salah satunya terdapat
pada bagian perut larva, bagian perut larva tersusun atas 8 segmen. Pada segmen ke
VIII dari perut larva, akan didapatkan adanya duri sisir, duri sisir yang terdapat pada
larva Aedes aegypti memiliki duri samping sementara pada Aedes albopictus sisir
tidak memiliki duri samping.

Larva Aedes aegypti memiliki sifon, sifon terletak pada akhir segmen perut.
Sifon berfungsi sebagai alat pernafasan, sifon Aedes sp berbeda dengan sifon Culex
sp. Sifon pada Aedes sp memiliki ukuran yang lebih pendek jika dibandingkan
dengan sifon Culex sp. Selain itu, sifon pada Aedes sp hanya memiliki sebuah siphon
hair sementara Culex sp memiliki lebih dari satu siphon hair. Masing- masing stadium
larva juga miliki perbedaan dari ukuran tubuhnya. Larva instar I akan memiliki
panjang sekitar 1-2 mm. Larva instar II akan memiliki panjang sekitar 2,5-3,9 mm
sementara untuk larva instar III dan IV masing-masing memiliki panjang sekitar 4-5
mm dan 5-7 mm. Bagian-bagian tubuh larva pun akan berkembang seiring
perkembagan larva tersebut. Bagianbagian tubuh larva pada instar III dan IV akan
lebih terlihat jika dibandingkan dengan larva instar I dan II (Barat dkk., 2013). Larva
Aedes aegypti dapat begerak-gerak lincah aktif serta sangat sensitif terhadap
rangsangan getar dan cahaya, saat terjadi rangsangan, larva akan segera menyelam ke
permukaan air dalam beberapa detik dan memperlihatkan gerakangerakan naik

3
kepermukaan air dan turun kedasar wadah secara berulang. Larva mengambil
makanan di dasar wadah, oleh karena itu, Larva Aedes aegypti disebut pemakan
makanan di dasar (bottom feeder). Makanan larva berupa alga, protozoa, bakteri, dan
spora jamur. Pada saat larva mengambil oksigen ke udara, larva menempatkan corong
udara (siphon) pada permukaan air seolah badan larva berada pada posisi membentuk
sudut dengan permukaan air (Setyowati, 2013).

c. Pupa (kepompong)
Pupa nyamuk Aedes aegypti tubuhnya berbentuk bengkok, dengan bagian kepala-
dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan dengan perutnya, sehingga
tampak seperti tanda baca ‘’koma’’. Pada segmen ke-8 terdapat alat bernafas (siphon)
berbentuk seperti terompet berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara maupun
dari tumbuhan. Pada segmen perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang
berguna untuk berenang, dan dua segmen terakhir melengkung ke ventral yang terdiri
dari brushes dan gills. Posisi pupa pada waktu istirahat sejajar dengan bidang
permukaan air (Susanna, 2011). Stadium pupa lebih tahan terhadap kondisi kimia
maupun suhu (lingkungan). Tahap pupa, lebih sering berada di permukaan air sebab
mempunyai alat apung di bagian toraks dan lebih tenang serta tidak makan (Susanna,
2011).

4
d. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki tubuh yang kecil terdiri dari 3 bagian, yaitu
kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdoman). Nyamuk jantan pada umumnya
memiliki ukuran lebih kecil dibanding dengan nyamuk betina dan terdapat rambut-
rambut tebal pada antena nyamuk jantan, tubuh berwarna dominan hitam kecoklatan
dengan bercak putih di bagian badan dan kaki. Kedua ciri ini dapat diamati doleh
mata telanjang. Umur nyamuk jantan kurang lebih 1 minggu, dan umur nyamuk
betina dapat mencapai 2-3 bulan. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka hinggap di
tempat yang gelap dan pakaian yang tergantung, Pada saat hinggap, posisi abdomen
dan kepala tidak dapat satu sumbu. dan biasa menggigit/menghisap darah pada siang
dan sore hari sebelum gelap. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka menggigit manusia
dan hewan lain (anthropophilik) dan memilki jarak terbang nyamuk (flight range)
kurang lebih 100 meter (Putri, 2015).

2.2 Tempat perkembang biakan nyamuk

 Bak mandi
 Tempayan
 Sumur
 Ember
 Drum
 Vas bunga
 Ban bekas
 Botol bekas
 Kaleng bekas
 Ember bekas
 Tempurung kelapa
 Lubang pepohonan

5
2. 3 Proses mencegah perkembang biakan nyamuk agar tidak berkembang

a. Buanglah semua sampah yang dapat menampung air hujan dihalaman rumah
b. Secara rutin mengosongkan piring pot bunga dari genangan air
c. Pastikan tidak ada sampah yang menumpuk pada talang air
d. Simpan kolam renang anak didalam ruangan jika tidak digunakan
e. Pastikan bahwa air kolam ikan atau kolam renang terus bergerak
f. Perbaiki pipa dan keran yang bocor
g. Pastikan untuk selalu menutup tempat sampah diarea luar rumah
h. Kosongkan magkuk minum hewan peliharaan diluar ruangan

6
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM

3.1 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini,antara lain:

a. Alat
 Senter
 Tissu
 Pipet
 pulpen
 buku
b. Bahan
 Nyamuk
 Larva
 Pupa

Dalam praktikum ini digunakan tiga jenis yaitu mulai dari Larva,Pupa dan nyamuk
dewasa.Kami melakukan pengamatan ditempat-tempat genangan air serta lokasi yang berada
diarea kampus.

3.2 Prosedur Kerja

 Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


 melakukan pengamatan menggunakan senter pada tempat penampungan atau genagan
air
 Jentik nyamuk pada bak penampung diambil menggunakan pipet.
 Tuang air bersama jentik dalam wadah.

3.3 Hasil dan Pembahasan


3.3.1 Hasil Pengamatan
Tempat : Kamar mandi kampus
Jenis container : Bak air =1
Tempayan = 2
Kondisi air : warna = Tidak berwarna
Jernih / keruh = Keruh

7
Dasar bak = Agak Berlumut.
Jumlah jentik/larva, Pupa , nyamuk selama 7 Hari pengamatan dapat di lihat pada Tabel. 1

Tempat : Ruangan kelas,gudang,rauang rapat


Jenis container : bak air =-
Tempayan =-
Kondisi ruangan : Pencahayaan = cukup terang
Jumlah nyamuk selama 7 Hari pengamatan dapat di lihat pada Tabel. 1

Tempat : Tong Sampah


Jenis container : bak air =-
Tempayan =1
Kondisi Tong sampah : kotor,dan terdapat sisa air pada bekas minuman
Jumlah jentik/larva, Pupa nyamuk selama 7 Hari pengamatan dapat di lihat pada Tabel. 1

8
Tabel 1.1 Laporan Hasil Pengamatan

GEDUNG.A GEDUNG.B GEDUNGD.C


TGL TPA
Larva Pupa Nyamuk Larva Pupa Nyamuk Larva Pupa Nyamuk
9 Des
Ember 16 2 - 9 4 - 8 2 -
2022
Kamar
18 4 22 8 3 12 10 7 8
mandi
kelas - - 13 - - 7 - - 6
Tong sampah - - 8 - - 11 - - 5
12 Des Kamar
mandi 16 3 9 7 3 23 12 6 14
2022
Kelas - - 5 - - 10 - - 13
Tong
- - 4 - - 12 - - 9
sampah
13 Des Kamar
9 3 12 11 6 18 10 2 9
2022 mandi
Ruang rapat - - 22 - - 17 - - 12
Kelas - - 13 - - 15 - - 7
Tong
- - 5 - - 11 - - 18
sampah
15 Des Kamar
13 4 15 9 2 8 15 3 22
2022 mandi
Kelas - - 16 - - 15 - - 28
Tong
- - 7 - - 13 - - 11
sampah
16 Des Kamar
5 2 10 9 - 12 3 1 14
2022 mandi
Gudang - - 32 - - - - - 17
Kelas - - 8 - - 16 - - 12
Tong
- - 7 - - 5 - - 18
sampah
19 Des Kamar
22 - 12 - - 9 15 8 20
2022 mandi
Kelas - - 18 - - 10 - - 13
Tong
- - 5 - - 8 - - 17
sampah
20 Des Kamar
14 2 18 16 - 24 - - 18
2022 mandi
Kelas - - 7 - - 17 - - 12
Tong
- 5 - - 18 - - 4
sampah -
TOTAL 113 17 273 69 18 400 73 32 307

9
3.3.2 Pembahasan

Pada praktikum pengamatan jentik,larvanyamuk pada TPA dan ruangan, praktikan


menemukan jentik,larva dan nyamuk pada tempat – tempat yang praktikan Amati
seperti pada bak mandi yang ada pada kamar mandi kampus 7 hari , praktikan
menemukan terdapat banyak jentik nyamuk dan larva pada tempat- tempat yang
terdapat genangan air, kemudian terdapat naymuk dewasa di beberapa Ruangan yang
dijadikan sebgaia objek pengamatan oleh pratikum.

3.3.3 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan untuk mengethaui perkembangabiakan nyamuk yang di Amati


dari bak mandi kampus, tong sampah, ruagan kelas, disimpulkan bahwa jenis yang
ditemukan antara lain Larva, Pupa, dan nyamuk.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk antara lain:


a. Iklim
Nyamuk Indonesia sudah beradaptasi terhadap lingkungan dan iklim dengan
kelembaban tinggi. Nyamuk tumbuh optimum pada suhu 25-270C. Pertumbuhan
terhenti pada suhu 400C. Umumnya nyamuk tidak dapat bertahan lama bila suhu
lingkungannya meningkat 5-60C. Kelembaban kurang dari 60% dapat memperpendek
umur nyamuk
b. Hujan
Hujan mempengaruhi perkembangan nyamuk melalui 2 cara yaitu meningkatkan
kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk.
Curah hujan yang lebat akan membersihka nyamuk, sedangkan curah hujang sedang
tetapi jangka waktunya lama dapat memperbesar kesempatan nyamuk
berkembangbiak
c. Angin
Angin mempengaruhi evaporasi air dan suhu udara. Nyamuk mulai masuk perangkap
pada kecepatan kurang dari 5,4 m/detik
d. Tumbuhan
Tumbuhan sebagai tempat peletakkan telur.

10
Daftar pustaka
http://lacunata.blogspot.co.id/2012/10/identifikasi-nyamuk_9530.html

11
LAMPIRAN
Pengamatan bak mandi kampus

12
Pengamatan pada tong sampah

13
pengamatan pada

14
15

Anda mungkin juga menyukai