(NYAMUK)
BIOMEDIK II
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alllah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya juga kami dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini disusun sebagai pendukung proses belajar mengajar
(perkuliahan) dan membuka wawasan mahasiswa pada jurusan Kesehatan masyarakat.
Kami mengharapkan laporan ini dapat di gunakan sebagai pedoman dalam mempelajari
mata kuliah BIOMEDIK II. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang di pelajari ,agar kami semua
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Namun,kami sadar bahwa laporan ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena itu,kami
sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaan laporan ini.Demikian,semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya kami dan para pembaca laporan ini. Terima
kasih, wassalamu’alaikum.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan oleh
serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk. Nyamuk merupakan
salah satu vector penyakit yang dapat di katakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk
yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampakkan kematian pada manusia.
Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat
perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Telah banyak penyakit-penyakit
yang di temukan pada manusia yang di sebabkan oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah
demam berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan
sangat menggangu kesehatan manusia sendiri
Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada di pemukiman
warga dengan mengidentifikasi nya dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh
nyamuk tersebut, penyakit apa saja yang dapat di bawanya terhadap manusia dan bagaimana
siklus hidupnya serta cara untuk mengendalikannya.
Diindonesia sendiri sebagai daerah tropis merupakan tempat yang sangat baik untuk
perindukan nyamuk,hal ini dikarenakan suhu,cuaca serta musim diindonesia sangat
mendukung dalam proses perkembang biakan nyamuk.sehingga,populasi nyamuk diindonesia
tinggi.nyamuk yang berkembang didaerah Indonesia antara lain nyamuk anopheles yang
menyebabkan penyakit malaria dan aegdes aegypti yang menyebabkan penyakit DBD.
1.3.Tujuan penulisan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nyamuk adalah hewan golongan serangga yang termasuk dalam ordo Diptera (lalat),
dan tergolong dalam famili Culicidae; genus yang berada dalam kelompok ini mencakup
Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan
Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 negara yang merangkum 2700 spesies.
Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang;
antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris,
nyamuk dikenal sebagai "mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau
bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata mosquito bermula sejak tahun 1583.
Di Britania Raya, nyamuk juga dikenal sebagai gnats.
Siklus hidup nyamuk, sejak dari telur hungga menjadi nyamuk dewasa sama
dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus
hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu :
a. Stadium Telur
Aedes aegypti betina mampu bertelur sebanyak 80-100 butir setiap kali bertelur. Pada
waktu dikeluarkan, telur Aedes aegypti berwarna putih, dan berubah menjadi hitam
dalam kisaran waktu 30 menit. Gambar 2.1 Telur Aedes aegypti berbentuk lonjong,
berukuran kecil dengan panjang sekitar 6,6 mm dan berat 0,0113 mg, mempunyai
2
torpedo, dan ujung telurnya meruncing. Jika dilihat dibawah mikroskop, pada dinding
luar (exochorion) akan tampak garis-garis membentuk gambaran sarang lebah.
b. Stadium Larva
Telur akan menetas menjadi larva, larva Aedes aegypti terdiri dari 4 stadium yaitu
larva instar I, instar II, instar III dan instar IV. Larva akan menjadi pupa dalam waktu
sekitar 7-9 hari. Tubuh larva terdiri dari kepala, dada dan perut. Terdapat beberapa
bagian tubuh yang menjadi ciri khas dari larva Aedes aegypti, salah satunya terdapat
pada bagian perut larva, bagian perut larva tersusun atas 8 segmen. Pada segmen ke
VIII dari perut larva, akan didapatkan adanya duri sisir, duri sisir yang terdapat pada
larva Aedes aegypti memiliki duri samping sementara pada Aedes albopictus sisir
tidak memiliki duri samping.
Larva Aedes aegypti memiliki sifon, sifon terletak pada akhir segmen perut.
Sifon berfungsi sebagai alat pernafasan, sifon Aedes sp berbeda dengan sifon Culex
sp. Sifon pada Aedes sp memiliki ukuran yang lebih pendek jika dibandingkan
dengan sifon Culex sp. Selain itu, sifon pada Aedes sp hanya memiliki sebuah siphon
hair sementara Culex sp memiliki lebih dari satu siphon hair. Masing- masing stadium
larva juga miliki perbedaan dari ukuran tubuhnya. Larva instar I akan memiliki
panjang sekitar 1-2 mm. Larva instar II akan memiliki panjang sekitar 2,5-3,9 mm
sementara untuk larva instar III dan IV masing-masing memiliki panjang sekitar 4-5
mm dan 5-7 mm. Bagian-bagian tubuh larva pun akan berkembang seiring
perkembagan larva tersebut. Bagianbagian tubuh larva pada instar III dan IV akan
lebih terlihat jika dibandingkan dengan larva instar I dan II (Barat dkk., 2013). Larva
Aedes aegypti dapat begerak-gerak lincah aktif serta sangat sensitif terhadap
rangsangan getar dan cahaya, saat terjadi rangsangan, larva akan segera menyelam ke
permukaan air dalam beberapa detik dan memperlihatkan gerakangerakan naik
3
kepermukaan air dan turun kedasar wadah secara berulang. Larva mengambil
makanan di dasar wadah, oleh karena itu, Larva Aedes aegypti disebut pemakan
makanan di dasar (bottom feeder). Makanan larva berupa alga, protozoa, bakteri, dan
spora jamur. Pada saat larva mengambil oksigen ke udara, larva menempatkan corong
udara (siphon) pada permukaan air seolah badan larva berada pada posisi membentuk
sudut dengan permukaan air (Setyowati, 2013).
c. Pupa (kepompong)
Pupa nyamuk Aedes aegypti tubuhnya berbentuk bengkok, dengan bagian kepala-
dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan dengan perutnya, sehingga
tampak seperti tanda baca ‘’koma’’. Pada segmen ke-8 terdapat alat bernafas (siphon)
berbentuk seperti terompet berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara maupun
dari tumbuhan. Pada segmen perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang
berguna untuk berenang, dan dua segmen terakhir melengkung ke ventral yang terdiri
dari brushes dan gills. Posisi pupa pada waktu istirahat sejajar dengan bidang
permukaan air (Susanna, 2011). Stadium pupa lebih tahan terhadap kondisi kimia
maupun suhu (lingkungan). Tahap pupa, lebih sering berada di permukaan air sebab
mempunyai alat apung di bagian toraks dan lebih tenang serta tidak makan (Susanna,
2011).
4
d. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki tubuh yang kecil terdiri dari 3 bagian, yaitu
kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdoman). Nyamuk jantan pada umumnya
memiliki ukuran lebih kecil dibanding dengan nyamuk betina dan terdapat rambut-
rambut tebal pada antena nyamuk jantan, tubuh berwarna dominan hitam kecoklatan
dengan bercak putih di bagian badan dan kaki. Kedua ciri ini dapat diamati doleh
mata telanjang. Umur nyamuk jantan kurang lebih 1 minggu, dan umur nyamuk
betina dapat mencapai 2-3 bulan. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka hinggap di
tempat yang gelap dan pakaian yang tergantung, Pada saat hinggap, posisi abdomen
dan kepala tidak dapat satu sumbu. dan biasa menggigit/menghisap darah pada siang
dan sore hari sebelum gelap. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka menggigit manusia
dan hewan lain (anthropophilik) dan memilki jarak terbang nyamuk (flight range)
kurang lebih 100 meter (Putri, 2015).
Bak mandi
Tempayan
Sumur
Ember
Drum
Vas bunga
Ban bekas
Botol bekas
Kaleng bekas
Ember bekas
Tempurung kelapa
Lubang pepohonan
5
2. 3 Proses mencegah perkembang biakan nyamuk agar tidak berkembang
a. Buanglah semua sampah yang dapat menampung air hujan dihalaman rumah
b. Secara rutin mengosongkan piring pot bunga dari genangan air
c. Pastikan tidak ada sampah yang menumpuk pada talang air
d. Simpan kolam renang anak didalam ruangan jika tidak digunakan
e. Pastikan bahwa air kolam ikan atau kolam renang terus bergerak
f. Perbaiki pipa dan keran yang bocor
g. Pastikan untuk selalu menutup tempat sampah diarea luar rumah
h. Kosongkan magkuk minum hewan peliharaan diluar ruangan
6
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini,antara lain:
a. Alat
Senter
Tissu
Pipet
pulpen
buku
b. Bahan
Nyamuk
Larva
Pupa
Dalam praktikum ini digunakan tiga jenis yaitu mulai dari Larva,Pupa dan nyamuk
dewasa.Kami melakukan pengamatan ditempat-tempat genangan air serta lokasi yang berada
diarea kampus.
7
Dasar bak = Agak Berlumut.
Jumlah jentik/larva, Pupa , nyamuk selama 7 Hari pengamatan dapat di lihat pada Tabel. 1
8
Tabel 1.1 Laporan Hasil Pengamatan
9
3.3.2 Pembahasan
3.3.3 Kesimpulan
10
Daftar pustaka
http://lacunata.blogspot.co.id/2012/10/identifikasi-nyamuk_9530.html
11
LAMPIRAN
Pengamatan bak mandi kampus
12
Pengamatan pada tong sampah
13
pengamatan pada
14
15