Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu-A

“PENGENDALIAN VEKTOR Culex sp.”

Tahun Ajaran 2020-2021

Dosen Mata kuliah :

Nugroho Budi Santoso, SKM., M.si

Drs. Pangestu,M.Kes

MOH Ichan Sudjarno, SKM.,M.Epid

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Bunga Sukma Cahyaningati(P21335118015)

Muhammad Yuda Syahjaya(P21335118038)

Putri Arvinanda (P21335118050)

Vivi Astuti Dwi Wahyuni (P21335118070)

2 STr A

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641,
7397643 Fax. 021-7397769 Website :www.Poltekkesjkt2.ac.id
Email :Info@Poltekkesjkt2.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat  dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PENGENDALIAN VEKTOR CULEX”.  Sebagai
tugas dan bahan diskusi, yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Pengendalian
Vektor dan Binatang Pengganggu-A. kami menyadari  bahwa makalah ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwah Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu
kami akan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.

Penyusun

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. TUJUAN................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. PENGERTIAN NYAMUK CULEX......................................................................3
B. MORFOLOGI NYAMUK CULEX.......................................................................3
C. TAKSONOMI NYAMUK CULEX.......................................................................4
D. SIKLUS HIDUP NYAMUK CULEX....................................................................4
E. PERAN NYAMUK CULEX DALAM BIDANG KESEHATAN..........................5
F. PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN NYAMUK CULEX...........................5
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
A. KESIMPULAN......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari
sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berartilalat kecil.
Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk
dikenal sebagai “gnats”.
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk
Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,
Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang
merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang
langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali
melebihi 15 mm.
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan
dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.
Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali
tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan
maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi
pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam
darah untuk berkembang.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu vector Culex.
2. Untuk mengetahui taksonomi nyamuk Culex.
3. Untuk mengetahui siklus hidup nyamuk Culex.
4. Untuk mengetahui peranan nyamuk Culex dalam bidang kesehatan.
5. Untuk mengetahui pencegahan dan pengendalian nyamuk Culex.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nyamuk Culex sp.
Culex quinquefasciatus. adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki
gajah (filariasis). Hal ini terjadi saat nyamuk Culex menghisap darah pengidap
filariasis sehingga larva cacing filaria masuk dan berkembang biak ditubuhnya
lalu nyamuk Culex menularkan larva tersebut kepada manusia dengan cara
menggigitnya. Kasus penyakit kaki gajah banyak ditemukan dibeberapa daerah di
Indonesia seperti Malang Selatan dan Kediri.
Nyamuk Culex memiliki kebiasaan yang berbeda dengan Aedes aegepty., bila
Aedes aegepty suka hidup pada air bersih maka Culex menyukai air yang kotor
seperi genangan air, limbah pembuangan mandi, got ( selokan ) dan sungai yang
penuh sampah. Culex, nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan ini
mampu berkembang biak disegala musim. Hanya saja jumlahnya menurun saat
musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Culex melakukan kegiatannya
dimalam hari.
B. Morfologi Culex sp.
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit
yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St
Louis encephalitis. Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci),
dalam morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum yaitu kepala,
dada, dan perut. Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis
Culex quinquefasciatus.
Ciri Secara Umum :
1. Bentuk telur lonjong seperti peluru
2. Larva sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang
3. Fase dewasa abdomen bagian ujung tumpul, warna cokelat muda tanpa tanda
khas
4. Sisik sayap sempit panjang dengan ujung runcing
5. Perilaku nyamuk mengisap darah pada malam hari
6. Habitat air jernih dan air keruh

2
C. Taksonomi Culex sp
Taksonomi Culex adalah sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta/ Hexapoda
Ordo : Diptera
Subordo: Nematocera
Famili : Culicidae
Genus : Culex
Species: Culex sp.

D. Siklus Hidup Culex


1. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies
nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp
meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu
membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.

2. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.
Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature,
tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum
waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5.

3
3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada
stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga
dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai
dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk,
dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva
menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.

4. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk
betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah
merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur.
Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12
hari.
d d

c c

a a
E. Peran Nyamuk Culex sp dalam bidang kesehatan
Nyamuk culex berperan sebagai vektor filariasis dan penyakit Japanese B.
Encephalitis. Culex quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan
penyakit kaki gajah (filariasis ). Hal ini terjadi saat nyamuk Culex menghisap
darah pengidap filariasis sehingga larva cacing filariasis masuk dan berkembang
biak ditubuhnya lalu nyamuk Culex menularkan larva tersebut kepada manusia
dengan cara menggigitnya. Kasus penyakit kaki gajah banyak ditemukan
dibeberapa daerah di Indonesia seperi Malang Selatan dan Kediri.

4
F. Pengendalian dan Pencegahan Culex sp
1. Kimia
Penggunaan insektisida kimia merupakan cara yang efektif dalam
pengendalian vektor penyakit karena bekerja dan memberikan efek toksik
secara langsung. Cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry. Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga. Titik tangkap pada serangga biasanya
berupa enzim atau protein.
Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih dari satu titik
tangkap pada serangga. Apabila penggunaan insektisida kimia melebihi
dari dosis yang disarankan atau terpapar terlalu lama akan menimbulkan
berbagai efek samping bagi manusia seperti mual, muntah, sesak napas,
dan tanda-tanda intoksikasi lainnya sehingga menimbulkan masalah yang
serius bagi manusia dan lingkungannya. penyemprotan dinding rumah
dengan insektisida (IRS/Indoors Residual Spraying) merupakan salah satu
aplikasi pengendalian vektor secara kimia (Kemenkes RI, 2012).
2. Fisika
Metode pengendalian secara fisik dilakukan dengan pemakaian
kelambu atau menggunakan kelambu berinsektisida, kawat kassa di
ventilasi, jendela dan pintu serta raket elektrik (Kemenkes RI, 2012).
3. Biologis
Penggunaan predator vektor alami seperti bakteri, protozoa, jamur,
ikan, katak, dan predator lain untuk membunuh telur, larva
dan pupa nyamuk (Kemenkes RI, 2012).
4. Radiasi
Melakukan sterilisasi dengan bahan radioaktif tertentu terhadap
nyamuk dewasa merupakan salah satu alternatif untuk upaya pengendalian
vektor. Radiasi gamma dan neutron dapat dimanfaatkan untuk
pengendalian vektor penyakit melalui teknik TSM (Teknik Serangga
Mandul). Faktor yang berpengaruh terhadap proses kemandulan pada
nyamuk ialah terjadinya infekunditas (tidak dapat menghasilkan telur),

5
inaktivasi sperma, mutasi letal dominan, aspermia, dan ketidakmampuan
kawin dari serangga betina atau jantan. Radiasi dapat mengurangi produksi
telur yang disebabkan karena tidak terjadinya proses oogenesis sehingga
tidak terbentuk oogenia atau telur.
Aspermia dapat menyebabkan kemandulan karena radiasi merusak
spermatogenesis sehingga tidak terbentuk sperma. Inaktivasi sperma juga
dapat menyebabkan kemandulan karena sperma tidak mampu bergerak
untuk membuahi sel telur. Faktor penyebab kemandulan yang lain ialah
ketidakmampuan kawin, hal ini karena radiasi merusak sel-sel somatik
saluran genetalia interna sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur.
Irradiasi gamma menyebabkan penurunan yang sangat drastis terhadap
presentase penetasan telur, dosis 90 Gy mampu menurunkan persentase
penetasan telur hingga lebih dari 50%, bahkan untuk dosis 110 Gy mampu
menurunkan persentase penetasan telur hingga 96%
Pencegahan terutama adalah memberantas atau memutus mata
rantai penularan dengan cara mencegah gigitan nyamuk Culex sp. dan
mencegah berkembangnya nyamuk Culex sp. dan larvanya. Gunakan
kelambu saat tidur untuk mencegah terjadinya gigitan oleh nyamuk
Culex, selain itu gunakan repellan, atau memakai obat untuk membasmi
nyamuk.Selain itu disarankan untuk melakukan Gerakan Pemberansan
Sarang Nyamuk (PSN) oleh warga / masyarakat sekitar

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peranan nyamuk culex dalam bidang kesehatan adalah Nyamuk culex berperan
sebagai vektor filariasis dan penyakit Japanese B. Encephalitis.

Pencegahan dan pengendalian nyamuk culex yaitu sebagai berikut:


memberantas atau memutus mata rantai penularan dengan cara mencegah gigitan
nyamuk Culex dan mencegah berkembangnya nyamuk Culex dan larvanya

7
DAFTAR PUSTAKA

https://narunilif1.wordpress.com/materi-entomology/ciri-ciri-nyamuk/
http://arrumbum. /2013/04/makalah-parasitologi nyamuk.htmlhttp://lab
anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.html
https://eprints.umm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai