Dosen Pengampu :
Prehatin Trirahayu N, S.KM.,M.Kes.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya sehingga dalam
penulisan makalah ini penulis tidak mengalami hambatan yang berarti. Dalam
kesempatan ini pula, dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis juga ingin mengungkapkan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Ellyke, SKM.,M.KL. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengendalian Vektor dan Rodent yang telah memberikan materi kepada
penulis.
2. Orang tua dan rekan-rekan yang menempuh mata kuliah ini.
Penulis menyadari apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam
makalah ini, kami sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan
kritik dan juga sarannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
2.2 Klasifikasi.................................................................................................4
2.4 Epidemiologi............................................................................................7
ii
2.4.3 Kutu kemaluan (phthirus pubis).........................................................8
4.2. Pembahasan...........................................................................................17
4.2.2 Pencegahan.......................................................................................18
BAB 5. PENUTUP................................................................................................21
5.1. Kesimpulan............................................................................................21
iii
5.2. Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
dengan adanya globalisasi, orang dan barang dapat dengan mudah berpindah
dari satu tempat/negara ke tempat/negara lainnya. Mobilitas ini turut
memberikan kontribusi terhadap penyebaran kutu busuk ini ke seluruh dunia.
Indikasi ini dapat dilihat antara lain bahwa kutu busuk banyak ditemukan di
tempat orang datang dan pergi seperti hotel, losmen, apartemen dan asrama.
Kutu busuk (termasuk telurnya) dapat terbawa secara tidak sengaja beserta
pakaian, dalam koper/ransel, suitcase dan sebagainya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Mengetahui jenis spesies kutu beserta ciri dan
dampaknya bagi kesehatan manusia.
1.3.2 Untuk mengetahui cara pengendalian kutu.
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian kutu, klasifikasi,morfologi, bagian-
bagian tubuh kutu, epidemiologi, gejala klinik, diagnosis, dan
pengobatannya.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
jenggot, kumis, ketiak) Kutu ini juga termasuk pemakan darah manusia untuk
bertahan hidup, bianya menyebar melalui kontak seksual Global health
Division of Parasitic Diseases (2003).
Rudystina (2017) menyatakan Kutu kemaluan (Phthirus pubis) alias
kutu kelamin adalah serangga parasit kecil yang hidup di rambut kasar
manusia, termasuk rambut kemaluan. Meskipun kutu ini sering kali
ditemukan di daerah kemaluan, namun ia juga bisa ditemukan di bulu ketiak
dan kaki, rambut dada, perut, dan punggung, serta rambut wajah (seperti
janggut, kumis, bulu mata, dan alis). Tidak seperti kutu biasa, kutu kelamin
tidak tinggal di kulit rambut. Ia menyebar melalui kontak fisik yang
berdekatan, sering kali melalui kontak seksual.
2.2 Klasifikasi
2.2.1 Klasifikasi Kutu rambut (Pediculus humanus capitis)
Phylum : Artropoda,
Kelas : Insekta,
Ordo : Phthiraptera,
Sub Ordo : Anoplura
Famili : Pediculidae
Genus : Pediculus
Spesies : Pediculus humanus. Capitis.
4
Sub ordo : Anoplura
Family : Pediculidae
Genus : Pediculus
Spesies : phthirus pubis
5
Sumber : https://www.slideshare.net/siskafiany/kutu-busuk-kutu-
kepala-kutu-kelamin-dan-pengendaliannya
6
dan betina yang mana betina berukuran panjang 1,2 - 4,2 dan lebar kira – kira
setengah panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil (maharani)
Sumber : http://reskyandrina.blogspot.co.id/2012/06/kutu-kelamin.html
2.4 Epidemiologi
2.4.1 Kutu rambut (Pediculus humanus capitis)
Kutu rambut Pediculus humanus capitis biasanya sering terjadi pada
anak – anak usia dini, kutu kepala tidak diketahui menularkan penyakit
namun bisa menyebabkan infeksi bakteri sekunder pada kulit kepala yang di
akibatkan goresan pada kulit , kutu rambut disebarkan secara langsung dari
7
rambut orang yang mempunyai kutu kepada orang yang sehat, transmisi ini
bisa terjadi ketika meminjam pakaian topi, kerudung, sisir, handuk, bantal,
sprei.(CDC:2013)
8
handuk, sprei, kutu kemaluan ini tidak menyebarkan penyakit namun dapat
menyebabkan infeksi bakteri sekunder akibat goresan pada kulit (CDC: 2013)
Sumber : http://menjual-crystalx-asli.blogspot.co.id/2013/12/pengobatan-
kutu-kelamin-menggunakan-crystal-x.html
9
2.5.2 Kutu badan (pediculus humanus corporis)
Kutu badan ini di diagnosis dengan menemukan telur atau kutu badan
ini dalam jahitan pakaian, atau dilihat ketika merangkak ke kulit dalam hal ini
perlu akan kaca pembesar unutk melihat telur kutu tersebut (CDC.2013)
Sumber : http://www.heilsutorg.is/is/hreyfing-lifsstill/skemmtilegar-
stadreyndir-um-likaman-augnharin-okkar?cal_month=-110
10
Sumber : http://infokita-terkini.blogspot.co.id/2017/05/mengerikan-
ratusan-kutu-kelamin-singgah.html
a. Siklus hidup pada kutu kepala dimulai dengan adanya peletakan telur yang
ditempelkan pada rambut kepala. Telur diletakkan di dekat pangkal atau
akar rambut. Kutu betina akan meletakkan 6 telur/hari.
11
b. Sesudah 1-2 hari, telur menetas menjadi nimfa, mengalami tiga kali
pengupasan kulit. Pengupasan kulit pertama berlangsung 3-4 hari,
begitupun pengupasan kulit kedua dan ketiga.
d. Kutu rambut ini hanya mampu hidup selama kurang 48 jam tanpa
menghisap darah dan sedangkan telurnya mampu bertahan selama kurang
lebih 1 minggu di luar rambut atau kulit kepala manusia.
a. Siklus hidup dari kutu badan hampir sama dengan kutu rambut. Hanya saja
tempat hidup dari kutu ini adalah di sofa, kasur, sprei, dan baju.
b. Kutu ini dapat hidup tanpa darah kurang lebih selama 3 hari.
12
c. Kutu ini hanya menempel pada tubuh manusia ketika dia akan menghisap
darah. Kutu ini mampu bertahan hidup kurang lebih selama 18 hari, dan
selama waktu tersebut kutu tubuh dapat mengahsilkan 270 – 300 telur.
a. Siklus hidup kutu kemaluan berawal dari telur dari induk sebelumnya.
Kutu kemaluan memiliki telur yang berwarna putih dengan ukuran 0,6
hingga 0,8 mm.
b. Pada saat induk kutu meletakkan telurnya, telur tersebut diletakkan pada
rambut atau pada serabut-serabut pakaian.
c. Telur-telur ini akan menempel dengan erat pada rambut atau serabut
pakaian, sehingga tidak mudah jatuh atau terlepas.
d. Telur-telur ini dapat bertahan pada rambut atau pakaian selama berbulan-
bulan.
e. Untuk waktu menetasnya, telur-telur ini dapat menetas dalam waktu 5
hingga 11 hari dengan rentang suhu 21 hingga 36 derajat celcius. Embrio
dalam telur yang keluar nantinya disebut nimfa.
13
BAB 3. METODE KEGIATAN
ALAT BAHAN
Handscoon Kutu manusia
Masker Formalin
Gunting
Gelas air mineral
Plastik
Kertas
Bulpoin
penggaris
3.2 Prosedur Kegiatan
3.2.1 Pengamatan dan Pencarian Kutu rambut
a. Melakukan pengamatan pada tempat hidup kutu rambut.
b. Pencarian kutu rambut dilakukan pada pagi hari setelah melakukan
pengamatan pada tempat yang diduga menjadi tempat hidup kutu
rambut.
c. Penangkapan kutu rambut dilakukan dengan menggunakan handscoon
dan masker dengan menggunakan bantuan senter.
14
d. Setelah kutu rambut tertangkap, kutu rambut dimasukkan kedalam
wadah tertutup, bisa menggunakan plastik atau botol bekas.
15
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
16
Kutu rambut (Pediculus humanus capitis) merupakan parasit yang
menginvasi kulit kepala manusia, tergolong ke dalam famili pediculidae
hidup dengan menghisap darah manusia dan dapat menyebabkan lesi pada
kulit. Kutu rambut sangat mengganggu aktivitas manusia karena dapat
menyebabkan gatal pada kepala, kemerahan dan bahkan pada kondisi infeksi
berat, helaian rambut akan melekat satu sama lainnya dan mengalami
pengerasan, serta ditemukan adanya eksudat nanah akibat dari peradangan
gigitan parasit tersebut. Orang yang terinfestasi kutu rambut biasanya
mengalami iritasi, papul kemerahan dan luka pada kulit kepala.
4.2.2 Pencegahan
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat mencegah penyebaran
penularan kutu kepala :
a. Kutu Rambut
b. Kutu Tubuh
2) Cuci pakaian dan sprei yang terkontaminasi dg air panas (min 130°F
atau 54°C) & dikeringkan dg suhu tinggi. Pakaian dan barang lain yg
tidak dapat dicuci di dry-cleaned atau dibungkus dg plastik dan
disimpan selama 2 minggu.
c. Kutu Kelamin
17
2) Semua orang yang terinfeksi harus dirawat.
3) Pakaian atau barang yang diguankan oleh orang yang terinfeksi harus
direndam dalam air panas dengan suhu 130°F. Pakaian atau barang
yang tidak bisa dicuci dimasukkan dalam kantong plastik dan
disimpan selama 2 minggu.
6) Orang yang memiliki kutu pubis harus diperiksa dan diobati untuk
setiap penyakit menular seksual lainnya (PMS) yang mungkin ada.
18
rambut pada konsentrasi 10% dalam isopropanol {(Downs et al, 1999). dalam
artikel: aktivitas anti kutu rambut}
Selain minyak nimba dan minyak tanaman teh, tanaman saga rambat
Abrus precatorius juga dilaporkan memiliki khasiat sebagai insektisida. Efek
ekstrak biji Abrus precatorius terhadap Pediculus humanus capitis dewasa dan
nimfa menunjukkan bahwa pada 15% konsentrasi minyak biji dalam eter
petroleum mampu membunuh seratus persen kutu kepala manusia.
Tanaman srikaya annona squamosal L juga diketahui memiliki
aktivitas sebagai anti kutu rambut. daun dari tanaman asli Amerika tropis ini
mengandung saponin dan berifat insektisida, sehingga mampu membasmi
kutu rambut.
19
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kutu
merupakan parasit. Dan selama kutu tersebut masih dalam keadaan hidup
mereka akan sangat menganggu , kebiasaan mereka hanya menghisap darah
kecuali kutu beras. Kutu tidak bisa hidup tanpa darah, berikut merupakan
jenis-jenis kutu penghisap darah : Kutu Busuk, Kutu Kucing, Kutu Kepala,
dan kutu pubis. Sedangkan Kutu beras itu sendiri merupakan serangga kecil
yang gemar menghuni biji-bijian yang disimpan yang akan sangat merugikan
jika mereka memakan semua biji-bijian yang telah disimpan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai hasil kajian
makalah ini adalah
1. Bahwa seorang Calon Tenaga Analis Kesehatan yang sangat berperan
dalam membantu dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit, sudah
sepatutnya memiliki pengetahuan, Keterampilan/Skill dan Juga Kiat dalam
Kompetensinya, khususnya bidang parasitologi
2. Setelah mengetahui cara pengendalian yang tepat, hendaknya dapat
diterapkan di kehehidupan sehari-hari untuk menghindari serangan Parasit
ini yang dapat menyebabkan Penyakit ruam-ruam, alergi, dan anemia.
20
DAFTAR PUSTAKA
CDC. (2013, september 13). Parasites - Lice - Body Lice. Retrieved maret 17,
2018, from https://www.cdc.gov/parasites/lice/body/index.html
CDC. (2013, september 13). Parasites - Lice - Pubic Lice. Dipetik maret 21,
2018, dari https://www.cdc.gov/parasites/lice/pubic/biology.html
CDC. (2013, september 13). Parasites - Lice - Body Lice. Dipetik maret 17, 2018,
dari https://www.cdc.gov/parasites/lice/body/index.html
CDC. (2013, september 13). Parasites - Lice - Head Lice. Dipetik maret 2018,
2018, dari https://www.cdc.gov/parasites/lice/head/epi.html
InfectiusLandscape:Typhus.http://www.infectionlandscapes.org/2011/06/typhus.ht
ml
21
Rudystina, A. (2017, september 6). Ciri Ciri Anda memiliki kutu kemaluan .
Retrieved maret 17, 2018, from https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-
asmara/ciri-ciri-kutu-kemaluan-kutu-kelamin/
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56348/4/Chapter%20II.pdf di akses 17
maret 2018
Saraswati N., dkk. (t.thn.). Aktivitas Anti Kutu Rambut. Diambil kembali dari
jurnal.unpad.ac.id: jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/13337/pdf
ZA Rahman. http://eprints.undip.ac.id/44909/3/03.Bab_2.pdf
22