Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan saat ini diarahkan untuk menekan angka kematian yang
disebabkan oleh berbagai penyakit yang jumlahnya semakin meningkat. Masalah umum yang
dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka
pertumbuhan yang cukup tinggi dan penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan lingkungan
fisik dan biologis yang tidak memadai sehingga memungkinkan berkembang biaknya vektor
penyakit (Menkes, 2010).
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya
dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lainnya. Vektor juga merupakan anthropoda
yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada
induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok
vektor dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga
sebagai perantara penularan penyakit seperti yang sudah di jelaskan di atas (Nurmaini,2001).
Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat
menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan
masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor tersebut
(Menkes, 2010).
Adapun dari penggolongan binatang yang dapat dikenal dengan 10 golongan yang
dinamakan phylum diantaranya ada 2 phylum yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara
penularan penyakit malaria, demam berdarah, dan phylum chodata yaitu tikus sebagai
pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal Xenopsylla cheopis
yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping nyamuk sebagai vektor dan tikus
binatang pengganggu masih banyak binatang lain yang berfungsi sebagai vektor dan binatang
pengganggu (Nurmaini,2001).
Namun kedua phylum tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, untuk itu
keberadaan vektor dan binatang penggangu tersebut harus ditanggulangi, sekalipun demikian
tidak maungkin membasmi sampai keakar-akarnya melainkan kita hanya mampu berusaha
mengurangi atau menurunkan populasinya kesatu tingkat tertentu yang tidak mengganggu
ataupun membahayakan kehidupan manusia. Dalam hal ini untuk mencapai harapan tersebut
perlu adanya suatu managemen pengendalian dengan arti kegiatan-kegiatan/proses pelaksanaan
yang bertujuan untuk menurunkan densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak
membahayakan.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Arthros yang berarti berbuku-buku atau
beruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda adalah binatang yang kakinya beruas-ruas
termasuk juga bagian perut (abdomen) dan dada (toraks) yang beruas-ruas, contoh : nyamuk,
lalat, kecoak, kutu, udang, kaki seribu. Arthropoda berpengaruh bagi kesehatan manusia yaitu
sebagai vektor (penular) penyakit dan sebagai penyebab penyakit. Arthropoda sebagai vektor
(penular) penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang yang
sakit terhadap orang yang sehat. Dalam hal ini arthropoda secara aktif menularkan
mikroorganisme penyakit dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai hospes
intermedier dari mikroorganisme tersebut, contoh : nyamuk dan lalat. Arthropoda juga dapat
sebagai penyebab penyakit atau menimbulkan gangguan seperti entomophoby, annoyance,
kehilangan darah, kerusakan alat indera, racun serangga, dermathosis, alergi, dan miyasis.
Nyamuk
Nyamuk termasuk dalam kelas insekta (hexapoda) dan ordo diphtera. Kelas ini disebut kelas
hexapoda karena mempunyai 6 kaki. Pada prinsipnya morfologi dan susunan tubuh kelas insekta
ini sesuai dengan ciri-ciri umum dari filum arthropoda yaitu kepala, toraks, abdomen dengan
bagian tubuhnya mempunyai batas batas yang jelas. Contoh nyamuk aedes aegypti, anopheles,
culex dan mansoni.
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud percobaan
Adapun maksud maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi nyamuk
dewasa.

I.2.2. Tujuan percobaan
1. untuk mengetahui marfologi Antropoda nyamuk dewasa.
2. Agar bisa menyebutkan,menggambarkan,dan menjelaskan morfologi antropoda nyamuk
dewasa.

I.3. Prinsip Percobaan

Mengidentifikasi nyamuk guna mengetahui morfologi dari telur nyamuk,larva/pupa
maupun nyamuk dewasa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing
serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin
pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat
pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih
sedikit disebut pilose (Lestari, 2009). Palpus dapat digunakan sebagai kunci identifikasi karena
ukuran dan bentuk palpus masing-masing spesies berbeda.
Sepasang palpus terletak diantara antena dan proboscis. Palpus merupakan organ
sensorik yang digunakan untuk mendeteksi karbon dioksida dan mendeteksi tingkat
kelembaban. Proboscis merupakan bentuk mulut modifikasi untukmenusuk. Nyamuk betina
mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk serta memiliki bagian
tepi sayap yang bersisik (Lestari, 2009). Menurut Thielman dan Hunter (2007) dalam Lestari
(2009), dada terdiri atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian
dada yang terbesar dan pada bagian atas disebut scutum yang digunakan untuk menyesuaikan
saat terbang. Sepasang sayap terletak pada mesotoraks. Nyamuk memiliki sayap yang panjang,
transparan dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisik. Kaki
terdapat pada setiap segmen dan dilengkapi dengan sisik. Perut nyamuk tediri atas sepuluh
segmen, biasanya yang terlihat segmen pertama hingga segmen ke delapan, segmen-segmen
terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang
lengkap, akan tetapi segmen 9 dan 10 biasanya tidak terlihat dan memiliki cerci yang melekat
pada segmen ke 10. Beberapa jenis nyamuk, seperti Culex dan Mansonia memiliki ujung perut
yang tumpul (Lestari, 2009). Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1:1, nyamuk
jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyarnuk betina, dan nyamuk jantan
tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong,
setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum
mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur
tergantung kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta species dari
nyamuk (Lestari, 2009). Bagian mulut pada nyamuk betina, membentuk probosis panjang untuk
menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus, burung atau juga reptilia dan amfibi untuk
menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan kebanyakan
nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk
jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap
darah (Lestari, 2009).
a. Nyamuk aedes aegepti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam
kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian
punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan
yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok
atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua (Nursakinah, 2008).
Nyamuk ini hidup di dalam dan di sekitar rumah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia
(anthropophilic) daripada darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menghisap darah pada
jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini
dilakukan berpindah-pindah dari individu satu ke individu lain (Gandahusada, 1998).
Nyamuk Aedes albopictus
Nyamuk A. albopictus memiliki kesamaan morfologi dengan A.aegypti. Perbedaan keduanya
terletak pada garis putih yang terdapat pada bagianscutumnya. Scutum A.albopictus berwarna
hitam hanya berisi satu garis putih tebal di bagian dorsalnya (Gandahusada, 1998). Nyamuk
betina aktif di luar ruangan yang teduh dan terhindar dari angin. Nyamuk ini aktif menggigit
pada siang hari. Puncak aktivitas menggigit ini bervariasi tergantung habitat nyamuk meskipun
diketahui pada pagi hari dan petang hari (Lestari, 2009).

b. Nyamuk Anopheles
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit
malaria. Ciri nyamuk ini adalah hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut
Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih.
Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari (Gandahusada, 1998).
Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles di dalam rumah terjadi peningkatan pada pukul
23.00 WIB kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan
aktivitas menggigit di luar rumah terjadi peningkatan pada pukul 24.00 WIB dan kemudian turun
dan meningkat lagi pada pukul 05.00 dini hari.(Rosa, 2009)

c. Nyamuk Culex
Nyamuk C. quinquefasciatus memiliki tubuh berwarna kecokelatan,proboscis berwarna gelap
tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih pucat pada bagian
bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna emas dan keperakan di sekitar sisiknya.
Sayap berwarna gelap, kaki belakang memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki
berwarna gelap kecuali pada bagian persendian. (Lestari, 2009). Nyamuk C.
quinquefasciatus bisa hidup baik di dalam maupun luar ruangan (Russel, 1996). Spesies ini
sering ditemukan di dalam rumah dan nyamuk betina merupakan nyamukyang aktif pada malam
hari. Nyamuk ini lebih menyukai menggigit manusia setelah matahari terbenam (Lestari, 2009).
d. nyamuk mansonia
Warna kuning, palpus maxilaris tidak sama panjang dengan proboscis
Waktu istirahat sejajar dengan tumbuhan yang dihinggapi
Scutellum trilobi












BAB III
METODE KERJA
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat Dan Bahan
Alat :
1. Botol Sekrup (Ukuran Kecil)
2. Jarum Pentul
3. Objek Glass
4. Deck Glass
5. Lup
6. Mikroskop
Bahan :
1. Nyamuk Anopheles, Aedes Aegypti, Culex dan Mansonia
2. Alkohol 60%, 70% dan 90%
3. Formalin 10%
4. Lem Alteco
5. Gabus




III.2 Cara Kerja
1. Siapkan nyamuk yang akan diawetkan
2. Siapkan alkohol 60%, 70% , 90% dan formalin masukkan kedalam wadah
3. Rendam nyamuk Anopheles, Aedes Aegypti, Culex dan Mansonia di alkohol 60%, 70% dan
90% masing-masing selama 30 menit
4. Keringkan
5. Siapkan jarum pentul, kemudian lem nyamuk pakai dinding jarum pentul













BAB IV
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Pengamatan



(Jarot Marcel S.Si)












IV.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kelompok kami menemukan tiga jenis nyamuk yaitu nyamuk
Culex,Aedes,dan nyamuk mansonia.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam
kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian
punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan
yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok
atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua (Nursakinah, 2008).
Nyamuk ini hidup di dalam dan di sekitar rumah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia
(anthropophilic) daripada darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menghisap darah pada
jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Kebiasaan menghisap darah ini
dilakukan berpindah-pindah dari individu satu ke individu lain (Gandahusada, 1998).
Nyamuk Anopheles
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit
malaria. Ciri nyamuk ini adalah hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut
Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih.
Waktu menggigit biasanya dilakukan malam hari (Gandahusada, 1998).
Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles di dalam rumah terjadi peningkatan pada pukul
23.00 WIB kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan
aktivitas menggigit di luar rumah terjadi peningkatan pada pukul 24.00 WIB dan kemudian turun
dan meningkat lagi pada pukul 05.00 dini hari.(Rosa, 2009)


Nyamuk Culex quinquefasciatus
Nyamuk C. quinquefasciatus memiliki tubuh berwarna kecokelatan,proboscis berwarna gelap
tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih pucat pada bagian
bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna emas dan keperakan di sekitar sisiknya.
Sayap berwarna gelap, kaki belakang memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki
berwarna gelap kecuali pada bagian persendian. (Lestari, 2009). Nyamuk C.
quinquefasciatus bisa hidup baik di dalam maupun luar ruangan (Russel, 1996). Spesies ini
sering ditemukan di dalam rumah dan nyamuk betina merupakan nyamukyang aktif pada malam
hari. Nyamuk ini lebih menyukai menggigit manusia setelah matahari terbenam (Lestari, 2009).
Setelah diidentifikasi nyamuk akan dimsukkan ke dalam alkohol,untuk digunakan
sebagai preparat sediiaan nyamuk dewasa,dengan langkah awal nyamuk akan direndam dalam
alkohol 60 %70%,80%,90% kemudian dimasukkan dalam formalin 10 % untuk mengawetkan.
Nyamuk yang direndam dalam cairan alkohol biasa disebut dengan tahap
dehidrasi, Tujuan Dehidrasi adalah untuk menarik air yang terdapat dalam jaringan setelah
fiksasi atau Dehidrasi juga memiliki fungsi mencuci (washing) dan bias membuat jaringan
menjadi kokoh dan menjadi keras dan rapuh. Bahan yang digunakan untuk pendehidrasi
Alkohol, Dioksan(Kombinasi Dehidrasi dan Infiltrasi) dan n-Butil Alkohol (Kombinasi dehidrasi
dan penjernihan).
Dehidrasi dilakukan secara bertahap (seri,dengan persentasi yang meningkat) yang
terbaik adalah dengan alcohol 50% dan meningkat menjadi Alkohol 60%,70%,dan 80%. Pada
saat jaringan berada dalam alcohol 80% dehidrasi dapt dihentikan dalm waktu yang lama hingga
jaringan siap untuk diproses selanjutnya.
Waktu yang dibutuhkan dalm setiap persentasi alcohol tergantung pada besarnya dan
karakteristik jaringan. Pada umumnya setiap alkohol direndam selama 30- 45 menit. Setelah
jaringan melewati alcohol 80% ,maka dehidrasi berikutnya di alm alcohol 90% dan 100%.tidak
boleh melebihi beberapa jam ( tidak terlalu lama karena alkohol100% sangat mengeraskan
/merapuhkan jaringan).





















BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
o Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan.
Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung
(dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi
ciri dari spesies ini.
o Ciri nyamuk anopheles adalah hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut Warnanya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu
menggigit biasanya dilakukan malam hari.
o Nyamuk C. quinquefasciatus memiliki tubuh berwarna kecokelatan,proboscis berwarna gelap
tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih pucat pada bagian
bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna emas dan keperakan di sekitar sisiknya.
Sayap berwarna gelap, kaki belakang memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki
berwarna gelap kecuali pada bagian persendian.
o Nyamuk yang direndam dalam cairan alkohol biasa disebut dengan tahap dehidrasi, Tujuan
Dehidrasi memiliki fungsi mencuci (washing) dan bias membuat jaringan menjadi kokoh dan
menjadi keras dan rapuh.




DAFTAR PUSTAKA :
http://lacunata.blogspot.com/2012/10/identifikasi-nyamuk_9530.html
http://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/kelas-insekta/
http://caramencegah.com/gambar-nyamuk#.UWfulmeMG9s
http://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk
http://beny-ardianto.blogspot.com/2011/12/survey-jenis-jenis-nyamuk.html
http://lacunata.blogspot.com/2012/10/identifikasi-nyamuk_9530.html
http://zoel-kifli.blogspot.com/2011/05/kajian-biologi-larva-nyamuk.html
http://zonaikan.wordpress.com/2012/05/18/siklus-hidup-nyamuk/
http://lacunata.blogspot.com/2012/10/identifikasi/nyamuk

Anda mungkin juga menyukai