Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH PENYEHATAN TANAH

PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI TANAH

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Ajeng Nurulliza (P21345118007)

Bias Pijar Islami (P21345118015)

Diah Ayu Nastiti (P21345118018)

Ina Handayani (P21345118034)

2 D3-A

Dosen Pembimbing :

Catur Puspawati, ST, MKM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jalan Hang Jebat III Blok F No.3, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru, RT.4/RW.8,
Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1220

2019
DAFTAR ISI
COVER

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

PEMBAHASAN 1

1.1 Pengaruh Tanah Terhadap Kesehatan 1

1.2 Jenis Penyakit Yang Ditularkan Melalui Tanah ........ 4

1.3 Mekanisme Penularan Penyakit 22

1.4 Penanggulangan Penyakit Yang Ditularkan Melalui Tanah ...........................28

DAFTAR PUSTAKA 35

i
PEMBAHASAN
1.1 Pengaruh Tanah Terhadap Kesehatan
Kondisi tanah yang ada dapat memperngaruhi kesehatan, misalnya adanya
zat-zat yang tidak dapat diuraikan dalam tanah yang menyebabkan terjadinya
perubahan fungsi tanah sehingga tanah tidak dapat melakukan fungsi sesuai
dengan seharusnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan. Menurut
Soemirat, Juli, 2014 pengaruh tanah terhadap kesehatan dapat terjadi secara
langsung maupun secara tidak langsung.
1. Pengaruh Langsung
Pengaruh tanah terhadap kesehatan secara langsung digolonglan kepada
penyakit-penyakit yang menyebar lewat tanah. Zat-zat yang terkandung dapat
berasal dari tanah itu sendiri maupun berasal dari luar tanah, sebagai akibat
dari pencemaran tanah. Aktivitas manusia yang membutuhkan lahan atau
tanah untuk melakukan kegiatannya jika tidak dikelola dengan baik akan
berdampak bagi kesehatan. Adanya pembuangan sampah pada lahan terbuka
menyebabkan tanah permukaan dipenuhi oleh sampah-sampah yang ada di
atasnya. Masih terdapat tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang
melakukan peletakan sampah pada suatu bidang tanah. Sampah yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat berupa sampah organik, anorganik
bahkan sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Sampah-sampah organik
yang di diamkan begitu saja akan membusuk dan mengeluarkan air sampah
(lindi). Air sampah jika tidak diolah atau didiamkan begitu saja akan masuk ke
dalam tanah. Air sampah banyak mengandung bakteri-bakteri patogen dari
bahan organik yang terdegradasi tidak sempurna, bakteri tersebut yang akan
menyebabkan kesehatan manusia menjadi terganggu jika masuk ke dalam
tubuh manusia.
Apabila kondisi cemaran tanah didiamkan begitu saja akan mempengaruhi
kesehatan manusia secara langsung. Masuknya zat-zat pencemar ke dalam
tubuh manusia akan menyebabkan ketidak seimbagan metabolisme pada tubuh

1
manusia yang akan menyebabkan penyakit pada manusia. Penyakit-penyakit
yang dapat ditularkan melalui tanah dikenal dengan penyakit bawaan tanah
atao soil-borne diseases. Penyakit bawaan tanah ini dapat berupa penyakit
menular dan tidak menular. Penyakit menular dapat disebabkan oleh bakteri,
jamur dan cacing.
Penyakit Bawaan Tanah
NO JENIS PENYAKIT PENYEBAB
1 Penyakit Menular
a. Penyakit Tetanus Clostridium tetani
b. Penyakit Antrax Bacillus anthracis
c. Histoplasmosis Histoplasma capsulatum
d. Aspergillosis Aspergillus fumigatus
e. Oxyuriasis Enterobius vermikularis
f. Ancylostomiasis Ancylostoma duodenale

2 Penyakit Tidak Menular


a. Penyakit Itai-itai Keracunan Cd
b. Fuorosis Keracunan Plour

Sumber : Beneson, A dan Waldbott G ditulis oleh Juli Soemirat, 2019


2. Pengaruh Tidak Langsung
Bagaimana orang memanfaatkan tanah sangat berpengaruh terhadap
kesehatan. Pengaruh tanah secara tidak langsung terjadi karna adanya aktivitas
manusia dalam menggunakan tanah. Manusia menggunakan tanah untuk
keperluannya sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk bermukim, pertanian,
peternakan, Industri dan tempat pembuangan limbah baik padat maupun cair.
Pengaruh Tidak Langsung Terhadap Kesehatan
Tata Guna Lahan/Tanah Pengaruh Terhadap Kesehatan
Lingkungan
Kehutanan Reservoir, Agent
Taman Kesehatan Lingkungan Rekreasi
Bercocok tanam Keselamatan makanan, air

2
Tanah berair, danau, rawa, teluk Perkembang biaklan vektor
Tempat tinggal Kesehatan lingkungan permukiman
Perkotaan Kesehatan lingkungan bangunan,
Industri persampahan
Transportasi Kesehatan & Keselamatan
Lingkungan Kerja
Kesehatan Lingkungan transportasi,
pariwisata
Eksplorasi Mineral Kesehatan & Keselamatan
Lingkungan Kerja
Sumber : Miller Jr, seperti ditulis Juli Soemirat, 2019
Pengaruh tidak langsung pada kesehatan terjadi karena aktivitas manusia
pada saat melakukan kegiatnnya. Pembukaan lahan hutan untuk keperluan
manusia agan menggu habitat ekosistem dalam hutan, yang akan
menyebabkan perubahan lingkungan dan merubah habitat di dalamnya, hal ini
akan menyebabkan loncatat inang (host) terjadi karena perubahan lingkungan.
Bermunculanya industri-industri sebagai dampak dari majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat merubah lingkungan disekitarnya, tanah-
tanah yang awalnya digunakan untuk perkebunan dapat berubah fungsi
menjadi lahan industri baik ringan maupun berat.
Kebutuhan manusia akan berpindah dari satu tempat yang satu ke tempat
yang lainnya memaksa lahan kosong atau hutan menjadi sarana lalu lintas
sebagai sarana transportasi bagi manusia. Adanya jalan-jalan yang diaspal
menyebabkan berubahnya fungsi tanah. Eksplorasi minyak yang terus
menerus menyebabkan banyaknya kandungan kimia yang ada dalam
lingkungan sekitarnya.
( Sumber : Catur Puspawati, Haryono, Modul Penyehatan Tanah, 2018)
1.2 Jenis Penyakit Yang Ditularkan Melalui Tanah
Dampak pencemaran terhadap tanah dapat digolongkan menjadi tiga
bagian penting, yaitu dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap ekosistem
dan dampak terhadap pertanian. Pada umumnya dampak yang langsung
dirasakan pada pencemaran tanah adalah dampak kesehatan. Dimana dampak

3
yang menyebabkan kesehatan manusia menjadi tergangu terhadap pencemaran
tanah adalah dampak yang langsung dirasakan oleh tubuh manusia. Berbicara
mengenai dampak kesehatan sangat berhubungan dengan penyakit yang
menyebabkan daya tubuh manusia mengalami gangguan.
Reaksi tubuh yang berubah karena pengaruh penyakit yang diderita
manusia sangat terlihat langsung dan dirasakan oleh manusia. Tanah dapat
menularkan bibit penyakit melalui berbagai macam cara, diantaranya bisa
dengan kontak langsung terhadap tubuh manusia, bisa melalui air tanah atau
bisa juga dengan cara memakan tanaman dari tanah yang tercemar. Mari kita
pelajari lebih dalam satu persatu penyakit tersebut.
1. Penyakit Menular
Jenis penyakit menular yang dapat terjadi karna media tanah disebabkan
adanya bakteri, jamur dan cacing di dalam tanah, ketiga komponen tersebut
yang ada dalam tanah yang dapat menularkan penyakit ke dalam tubuh
manusia. Mari kita ulas satu persatu jenis penyakit tersebut.
A. Penyakit Tetanus
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan racun (toksin)
bakteri Clostridium tetani, dengan gejala kejang otot secara proksimal, diikuti
kekakuan otot seluruh badan (termasuk rahang), menyakitkan dan dapat
menyebabkan kegagalan pernafasan bahkan kematian (Zulkoni, Akhsin,
2011). Bakteri penyebab tetanus adalah Clostridium tetani, yang secara alami
ditemukan di tanah, debu dan kotoran hewan. Merupakan sejenis bakteri yang
hanya dapat tumbuh dan berkembang pada situasi lingkungan yang kurang
oksigen. Ketika bakteri ini memasuki luka yang dalam (miskin oksigen), spora
bakteri dapat menghasilkan toksin yang kuat, yang disebut tetanospasmin.
Secara aktif toksin ini akan mengganggu neuron motorik, yaitu saraf yang
mengendalikan pergerakan otot manusia. Efek racun pada neuron motorik
yaitu menyebabkan kekakuan otot dan kejang yang menjadi tanda-tanda utama
dan gejala tetanus.
Gambar Clostridium tetani

4
( Sumber : medical.actu pada November 2019 )

Gejala penyakit tetanus dapat muncul kapan saja mulai dari beberapa hari
sampai beberapa minggu setelah bakteri penyebab tetanus masuk ke dalam
tubuh manusia melalui luka. Dengan rata-rata masa inkubasi tujuh sampai
delapan hari gejala tetanus baru muncul. tanda-tanda dan gejala tetanus secara
berurutan adalah sebagai berikut: Spasme dan kaku pada otot rahang dikuti
kekakuan pada otot leher Kesulitan menelan Otot perut menjadi kaku Kejang
tubuh yang menyakitkan sampai tulang punggung melengkung (epistotonus),
berlangsung selama beberapa menit. Kejang ini biasanya dipicu oleh kejadian
kecil, seperti suara keras, sentuhan fisik atau cahaya Kematian dapat terjadi
karena kesulitan bernafas, lantaran otot-otot pernafasan tidak berfungsi
normal. Tanda dan gejala tetanus lainnya yang mungkin menyertai antara lain:
Demam, berkeringat, tekanan darah tinggi, denyut nadi atau jantung cepat.
B. Penyakit Antraks
Penyakit antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang
disebabkan bakteri Bacillus anthracis. Antraks paling sering menyerang
herbivora liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang
berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan
ke sesama manusia. Antraks berarti “batubara” (bahasa Yunani), dan istilah ini
digunakan karena kulit para penderita akan berubah hitam (Zulkoni, Akhsin,
2011). Anthrax adalah penyakit serius dan langka yang disebabkan oleh
bakteri Bacillus anthracis. Biasanya bakteri ini menjangkiti hewan ternak dan

5
hewan-hewan yang dipakai dalam permainan, seperti rodeo, karapan sapi, atau
adu domba. Bakteri B. anthracis memproduksi spora yang dapat menyebarkan
infeksi. Penularan kepada manusia dapat terjadi dengan menghirup spora
anthrax atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit anthrax. Orang yang
sehat memiliki kemungkinan tertular jika dia memiliki luka di kulit yang
bersentuhan secara langsung dengan luka yang ada pada kulit penderita
anthraks.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
terinfeksi anthraks adalah:
1) Bersentuhan dengan kulit atau bulu hewan di kawasan berisiko
anthraks.

2) Melakukan studi yang berkaitan dengan anthraks di laboratorium.

3) Mengurusi hewan-hewan permainan (rodeo, karapan sapi, adu domba).

4) Menggunakan narkoba suntik, seperti heroin.

5) Memiliki pekerjaan sebagai dokter hewan, khususnya yang menangani


hewan ternak.

6) Beraktivitas di kawasan yang berisiko tinggi terpapar anthrax.


Jika tidak segera diobati, anthraks dapat menyebabkan komplikasi serius
seperti peradangan membran dan cairan otak serta tulang belakang
(meningitis), yang kemudian menimbulkan perdarahan hebat, lalu berujung
pada kematian.
Gambar Bacillus anthracis

( Sumber : Youtube.com pada November 2019 )

6
Pada kebanyakan kasus anthraks, gejala penyakit akan terlihat kurang
lebih 7 hari setelah penderita terpapar bakteri. Namun apabila penularan
melalui udara, maka gejala biasanya baru akan terlihat beberapa minggu
setelah spora bakteri terhirup. Gejala anthrax dibedakan berdasarkan cara
penularannya, yaitu:
1) Anthraks kulit. Pada anthraks jenis ini, bakteri menginfeksi tubuh
penderita melalui luka sayatan atau luka lainnya di kulit. Anthraks kulit
merupakan jenis yang paling sering terjadi, dan paling ringan. Dengan
pengobatan yang benar, jarang sekali menyebabkan kematian. Gejalanya
berupa benjolan gatal seperti gigitan serangga pada daerah yang terinfeksi.
Benjolan ini kemudian menjadi borok yang tidak nyeri, dengan bagian
tengah berwarna hitam. Selain itu, dapat terjadi pembengkakan pada
kelenjar getah bening di dekat lokasi luka.

2) Anthraks gastrointestinal. Bakteri anthraks masuk ke dalam tubuh


penderita melalui konsumsi hewan yang terinfeksi anthraks, yang tidak
dimasak sampai matang. Gejala anthraks gastrointestinal adalah mual dan
muntah, nyeri perut, sakit kepala, nafsu makan menurun, demam, diare
parah dengan kotoran bercampur darah, radang tenggorokan dan kesulitan
menelan, serta pembengkakan leher.

3) Anthraks inhalasi. Anthraks jenis ini berkembang saat penderita


menghirup spora anthraks. Anthraks inhalasi merupakan jenis paling
mematikan. Gejala awal anthrax jenis ini menyerupai gejala penyakit flu,
seperti demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan lelah. Lalu muncul rasa
tidak nyaman pada dada,
napas menjadi pendek, mual, batuk darah, nyeri saat menelan, demam
tinggi, kesulitan bernapas, syok, serta terjadi meningitis.

4) Anthraks injeksi. Biasanya bakteri masuk ke tubuh melalui injeksi obat-


obatan terlarang. Jenis ini merupakan cara penularan paling baru yang
ditemukan. Gejalanya berupa kemerahan pada lokasi suntikan,
pembengkakan hebat, syok, kegagalan multi organ, dan meningitis.

7
 Penyebab Anthraks
Spora anthraks dihasilkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang terdapat di
tanah. Spora ini dapat hidup tidak aktif tanpa inang selama beberapa tahun.
Pada salah satu fase hidupnya, bakteri ini dapat terpendam puluhan tahun di
tanah seperti fosil batu bara.
Hewan ternak seperti kambing, biri-biri, sapi, atau kuda umumnya menjadi
inang spora anthraks. Dan kebanyakan manusia tertular anthrax dari kulit atau
daging hewan yang terinfeksi anthraks. Anthraks tidak ditularkan antara satu
orang ke orang lainnya. Maka dari itu, seseorang yang melakukan kontak
dengan penderita anthrax tidak perlu diimunisasi ataupun diobati. Namun,
seseorang perlu waspada apabila berada di wilayah penyebaran anthrax yang
sama dengan penderita, atau terpapar oleh sumber infeksi (hewan ternak,
hewan permainan) yang sama.
Dalam mendiagnosa anthraks, pemeriksaan awal adalah untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit-penyakit lainnya yang memiliki gejala
serupa, misalnya flu atau pneumonia dengan gejala yang mirip anthrax
inhalasi. Setelah itu, dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan,
seperti:
1) Pemeriksaan patologi. Cairan dari luka yang dicurigai atau sampel
jaringan kulit pada daerah yang terinfeksi akan diambil untuk diperiksa.

2) Pemeriksaan darah. Memeriksa ada-tidaknya bakteri anthraks dalam


darah pasien.

3) Pemeriksaan kotoran. Kotoran pasien diperiksa untuk memastikan


diagnosa anthraks gastrointestinal.

4) Pemindaian. Foto rontgen atau CT-scan dada, dilakukan pada pasien


yang dicurigai menderita antraks inhalasi.

5) Pungsi lumbal (spinal tap). Pengambilan sampel cairan otak dari area
tulang belakang pasien untuk diperiksa lebih lanjut, guna mengonfirmasi
diagnosis meningitis yang disebabkan oleh antraks.

8
Pengobatan antraks akan efektif jika dilakukan sesegera mungkin,
dan seringkali dengan menggunakan kombinasi sejumlah antibiotik.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
pengobatan, adalah:
1) Usia penderita.
2) Kondisi kesehatan penderita secara umum.
3) Luas bagian tubuh yang terinfeksi.
Penderita anthraks inhalasi seringkali tidak merespon pengobatan
dengan baik, karena bakteri sudah terlanjur memproduksi banyak racun
yang tidak dapat dihilangkan seluruhnya oleh obat-obatan. Sedangkan
pada anthrax injeksi, beberapa kasus dapat disembuhkan dengan
mengangkat jaringan tubuh yang terinfeksi melalui pembedahan.
C. Penyakit histoplasmosis
Penyakit histoplasmosis merupakan infeksi oportunistik (IO) yang umum
pada penderita HIV-positif. Infeksi ini disebabkan oleh jamur Histoplasmosis
capsulatum. Jamur ini berkembang dalam tanah yang tercemar dengan kotoran
burung, kelelawar dan unggas, sehingga ditemukan dalam kandang
burung/unggas dan gua. Infeksi menyebar melalui spora (debu kering) jamur
yang dihirup saat bernapas, dan tidak dapat menular dari orang yang
terinfeksi. Jamur ini dapat tumbuh dalam aliran darah orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang rusak, biasanya dengan jumlah CD4 di bawah 150,
walau gejala ringan dapat timbul dengan jumlah CD4 lebih tinggi. Setelah
berkembang, infeksi dapat menyebar pada paru, kulit, dan kadang kala pada
bagian tubuh yang lain.
Kurang lebih separuh penderita mengalami masalah paru. Hasil rontgen
dada dapat menunjukkan tanda yang khas pada paru. Penyakit paru akibat
histoplasmosis serupa dengan TB dan dapat semakin berat selama bertahun-
tahun. Histoplasmosis juga dapat berpengaruh pada susunan saraf pusat (SSP),
dengan sampai 20% pasien mengalami gejala kejiwaan. Untuk ODHA dengan
jumlah CD4 di atas 300, gejala histoplasmosis umumnya dibatasi pada saluran
napas, yaitu batuk, sesak napas dan demam.

9
Gambar Histoplasma capsulatum

( Sumber : liv escience.com pada November 2019 )


Ada tes antigen untuk infeksi dengan jamur H. capsulatum. Contoh air
seni maupun darah. Histoplasmosis juga dapat didiagnosis dengan
membiakkan jamur dari contoh sumsum tulang, tetapi proses ini
membutuhkan waktu beberapa minggu. Cara terbaik untuk mencegah
histoplasmosis adalah dengan memakai terapi antiretroviral (ART).
Itrakonazol dapat dipakai untuk mencegah munculnya penyakit akibat infeksi
jamur termasuk histoplasmosis, namun penggunaannya umumnya tidak
diusulkan. Profilaksis terhadap histoplasmosis dapat dipertimbangkan untuk
Odha dengan jumlah CD4 di bawah 150 dengan pekerjaan berisiko tinggi
(misal bertani, berkebun, buruh bangunan).
Histoplasmosis diobati dengan dua tahap yaitu induksi (terapi awal untuk
infeksi akut), dan profilaksis sekunder (terapi secara terus-menerus untuk
mencegah kambuh). Bila infeksinya ringan atau sedang, terapi induksi
dilakukan dengan itrakonazol, versi sirup paling baik. Bila penyakit berat,
amfoterisin B dapat dipakai pada awal terapi. Amfoterisin B adalah obat yang
sangat manjur. Obat ini diinfus secara perlahan, dan dapat mengakibatkan efek
samping yang berat. Ada versi amfoterisin B yang baru, dengan obat dilapisi
selaput lemak menjadigelembung kecil yang disebut liposom. Versi ini
mungkin menyebabkan lebih sedikit efek samping. Terapi amfoterisin B
biasanya dilakukan selama dua minggu atau lebih, dan pasien umumnya
dirawat di rumah sakit selama ini. Histoplasmosis biasanya harus diobati pada
awal dengan obat yang cukup manjur, amfoterisin B, yang juga menimbulkan

10
efek samping yang berat. Untuk mencegah infeksi kambuh kembali, sebaiknya
ODHA mulai ART bersamaan dengan pengobatan untuk histoplasmosis.
Tanda dan gejala Histoplasmosis yang mungkin timbul:
1) Batuk berdarah (hemoptisis)

2) Batuk kering

3) Demam, Anoreksia

4) Keringat yang berlebihan

5) Leher kaku

6) Nyeri otot (mialgia)

7) Panas dingin atau menggigil

8) Penurunan berat badan yang tidak diinginkan

9) Rasa sakit di dada

10) Rasa sakit pada persendian

11) Ruam kulit

12) Sesak nafas

Gejala awal muncul serupa dengan penyakit flu yang ringan, dan
berkembang dengan berbagai gejala, demam, kelelahan, kehilangan berat
badan, hepatosplenomegali (pembengkakan pada hati atau limpa) dan
limfadenopati (pembengkakan pada kelenjar getah bening). Kurang lebih 50%
pasien mengalami batuk kering, sakit dada dan sesak napas, sementara
sejumlah yang lebih kecil mengalami masalah perut,usus dan kulit. Kurang
lebih 10% mengalami renjatan dan kegagalan beberapa organ tubuh
Histoplasmosis juga dapat berpengaruh pada sumsum tulang, dengan akibat
anemia, leukopenia dan trombositopenia.
D. Penyakit aspergillosis
Penyakit aspergillosis adalah infeksi yang disebabkan oleh suatu jenis
jamur. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi aspergillosis yang biasanya
mempengaruhi sistem pernapasan, namun tanda-tanda dan keparahannya

11
sangat bervariasi. Penyakit yang disebabkan oleh aspergillus umumnya
memengaruhi sistem pernapasan, namun juga dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya, seperti kulit, mata, atau sinus. Jamur yang memicu penyakit
aspergillus terdapat di mana-mana baik di dalam ruangan maupun di luar
ruangan. Kebanyakan strain jamur ini tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat
menyebabkan penyakit serius pada orang-orang dengan sistem imun lemah,
penderita penyakit paru atau asma yang dipicu karena menghirup spora. Pada
beberapa orang, spora dapat memicu reaksi alergi dan menyebabkan infeksi
ringan hingga serius. Bentuk yang paling serius dari aspergillosis atau disebut
juga aspergillosis invasif terjadi ketika infeksi menyebar ke pembuluh darah.
Tergantung pada jenis aspergillosis, pengobatan mungkin melibatkan
observasi, obat anti-jamur dan bahkan operasi jika kasus sudah sangat parah.
Gambar Aspergillus fumigatus

( Sumber : mycology.adelaide.edu,au pada November 2019 )


E. Penyakit 0xyuriasis (Penyakit cacing kremi)
Cacing merupakan salah satu masalah utama pada kesehatan anak-anak di
Indonesia. Sanitasi yang buruk dan masih kurangnya kesadaran terhadap pola
hidup yang bersih merupakan penyebab utama tingginya jumlah penderita
penyakit ini. Seseorang dikatakan menderita cacing jika didalam tubuhnya
(perutnya) terdapat cacing. Penyakit cacing yang dapat ditularkan melalui
tanah ada dua yaitu penyakit yang disebabkan cacing kremi dan penyakit yang
disebabkan cacing tambang.

12
Penyakit cacing kremi (oxyuruasis atau enterobiasis) merupakan salah
satu penyakit penyakit yang ditularkan melalui tanah. Infeksi cacing kremi
adalah suatu infeksi parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana
Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembang biak di dalam usus
(Zulkono, Akhsin, 2011).
Gambar Enterobius vermicularis

( Sumber : parasitesforpennies.weebly.com )

Penularan cacing ini langsung dapat terjadi bila telur cacing dari tepi anal
masuk ke dalam mulut tanpa pernah berkembang sebelumnya di tanah.
Penyebab penyakit cacing kremi adalah Oxyuris vermicularis atau Enterobius
vermicularid atau cacing kremi atau pinworm. Penyakit ini sudah tersebar di
seluruh dunia. Di Indonesia saja sudah memiliki frekuensi yang tinggi
terutama pada Anak-anak.
F. Penyakit ancylostomiasis (Penyakit cacing tambang)
Infeksi cacing tambang adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
cacing tambang di dalam usus kecil. Ada dua jenis cacing tambang yang
sering menyerang manusia, yaitu Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus. Kasus infeksi cacing tambang banyak ditemukan di negara-negara
berkembang yang beriklim lembab dan memiliki sistem sanitasi yang buruk.
Beberapa negara itu kebanyakan berada di wilayah di Afrika dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.

13
Infeksi cacing tambang ditandai dengan kemunculan beberapa
gejala berikut ini:
1) Alergi berupa rasa gatal dan ruam.

2) Sakit perut, mual, dan kram usus.

3) Demam dan kehilangan nafsu makan.

4) Diare dan terdapat darah bercampur dengan feses.

5) Batuk-batuk dan pernapasan terganggu.

6) Berat badan menurun.


Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, infeksi cacing tambang
bisa memicu masalah kesehatan lainnya, seperti:
1) Anemia.

2) Malanutrisi.

3) Kelahiran prematur.

4) Bayi kekurangan berat badan.

5) Pertumbuhan anak terhambat.


 Penyebab Infeksi Cacing Tambang
Telur cacing tambang hidup di tanah yang terkontaminasi feses. Dalam 1-
2 hari, telur itu akan menetas dan melepaskan larva. Larva akan tumbuh
menjadi filariform dalam waktu 5-10 hari, dan bisa menempel di kulit
manusia.
Seseorang bisa terinfeksi cacing tambang jika kulit mereka
bersentuhan langsung dengan tanah yang menjadi tempat hidup larva
cacing tambang. Misalnya saat seseorang berjalan tanpa alas kaki atau
ketika anak-anak bermain tanah.
Larva cacing tambang juga bisa masuk ke dalam perut jika
seseorang mengonsumsi makanan mentah atau sayur-sayuran yang
terkontaminasi telur-telur cacing tambang. Apalagi jika makanan dan
sayur itu tidak dicuci bersih sebelum dikonsumsi.

14
Setelah masuk ke dalam tubuh, larva cacing tambang akan terbawa
aliran darah ke dalam tenggorokan, jantung, paru-paru, lalu tumbuh dan
berkembang di dalam usus kecil. Mereka menempel di dinding usus dan
mulai mengganggu kesehatan manusia.
Cacing tambang akan bertelur dan berkembang biak di dalam usus
kecil sebelum keluar dari tubuh manusia melalui feses. Telur-telur itu akan
kembali menetas di tanah yang terkontaminasi dan siklus hidup cacing
tambang terus berputar.

Gambar Ancylostoma duodenale

( Sumber : sv.wikipedia.org pada November 2019 )


Untuk mendiagnosis infeksi cacing tambang, dokter akan
mengambil sampel feses pasien dan memeriksanya di laboratorium. Dari
pemeriksaan itu, dokter akan mencari kemungkinan adanya telur-telur
cacing tambang. Tingkat keparahan infeksi bisa dilihat dari berapa banyak
jumlah telur-telur tersebut. Infeksi cacing tambang umumnya dapat diatasi
dengan obat-obatan anthelmintik (anti cacing), misalnya albendazole dan
mebendazole. Dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan ini untuk
dikonsumsi selama 1-3 hari. Kedua obat ini bekerja dengan cara mencegah
penyerapan glukosa oleh cacing, sehingga cacing kehabisan energi dan
pada akhirnya mati.
2. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular merupakan salah satu atau masalah kesehatan
dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam

15
dunia kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje
& Samodra 2012).
Penyakit tidak menular biasa disebut juga dengan penyakit kronik,
penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan penyakit degeneratif.
Karakteristik penyakit tidak menular adalah Penularan tidak melalui rantai
penularan tertentu, masa inkubasi yang panjang dan latent, perlangsungan
penyakitnya yang berlarut-larut (kronik), Sulit untuk didiagnosa, biaya
pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi, mempunyai variasi yang
cukup luas, faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor).

A. Penyakit Itai-itai
Penyakit itai-itai adalah kasus massal keracunan kadmium yang
didokumentasikan di Prefektur Toyama, Jepang. Keracunan kadmium ini
menyebabkan pelunakan tulang dan gagal ginjal. Nama penyakit ini
berdasarkan kata dalam bahasa Jepang yaitu nyeri (itai) yang disebabkan pada
persendian dan tulang belakang. Istilah penyakit itai-itai ini diciptakan oleh
penduduk setempat. Kadmium ini dicemarkan ke sungai oleh pertambangan
perusahaan-perusahaan di pegunungan. Perusahaan pertambangan tersebut
telah dituntut atas kerusakan dan kerugian yang terjadi.
Penyakit itai-itai ini dikenal sebagai salah satu dari Empat Besar Penyakit
akibat Pencemaran Jepang. Penyakit itai-itai disebabkan oleh keracunan
kadmium akibat pertambangan di Prefektur Toyama. Pertambangan emas di
daerah ini merupakan catatan pertambangan awal pada 710. Pertambangan
reguler unuk perak dimulai pada tahun 1589, dan tidak lama kemudian,
pertambangan untuk timah, tembaga, dan seng pun juga dimulai.
Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang Rusia-Jepang
dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari Eropa,
meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan Kamioka
Pertambangan di Toyama terkenal pada pertambangan kelas atas.
Gambar Penderita itai-itai

16
( Sumber : slideplayer.info pada November 2019 )
Salah satu efek utama yang ditimbulkan dari keracunan kadmium adalah
lemah dan rapuh tulang. Umumnya tulang belakang dan kaki sakit, dan gaya
berjalan pincang karena cacat tulang yang disebabkan oleh kadmium. Rasa
sakit kemudian melemahkan, dengan patah tulang yang lebih umum
dibandingkan tulang yang melemah. Komplikasi lain yang tejadi adalah batuk,
kanker, anemia, dan gagal ginjal, yang kemudian menyebabkan kematian.
Penderita penyakit ini banyak terjadi pada wanita pascamenopause.
Penyebabnya belum sepenuhnya dapat dipahami, dan kemudian diselidiki.
Hingga penelitian akhirnya menemukan bahwa hal ini berhubungn dengan
gizi umum, serta metabolisme kalsium yang miskin yang berkaitan dengan
usia perempuan. Penelitian terhadap hewan telah menunjukkan bahwa
keracunan kadmium saja tidak cukup untuk menimbulkan gejala penyakit itai-
itai. Penelitian ini menunjukkan kerusakan mitokondria sel ginjal oleh
kadmium sebagai faktor kunci dari penyakit ini
B. Penyakit Fluorosis
Pada dasarnya, fluorosis bukanlah sebuah penyakit karena ini merupakan
kondisi yang berpengaruh pada tampilan gigi seseorang yang dipicu oleh
paparan berlebihan terhadap fluoride pada jangka panjang. Ketika gigi
seseorang terkena paparan fluoride pada 8 tahun pertama di mana saat itulah
pembentukan gigi paling permanen, terjadilah fluorosis ini. Pada kasus-kasus
umum yang terjadi, fluorosis tidaklah berpengaruh buruk atau berbahaya bagi
kesehatan gigi dengan penampakan garis putih tipisnya yang bisa dilihat di

17
bagian enamel gigi. Efek dari kondisi fluorosis ini pun terbilang ringan,
namun hanya para ahli saja yang mampu menyadari keadaan fluorosis ini
sewaktu dilakukan pemeriksaan pada pasien.
Fluorosis sendiri mulai muncul kira-kira di awal abad ke-20 dan pada
waktu itu pun keadaan ini cukup menarik perhatian banyak orang. Karena
prevalensi yang dikenal dengan sebutan Colorado Brown Stain pada gigi para
penduduk asli yang lahir di Colorado Springs, para periset pun banyak yang
terkejut karena hal ini. Noda yang disebut dengan istilah Colorado Brown
Stain tersebut dipicu terutama oleh kadar fluoride yang tinggi pada pasokan
air di wilayah tersebut. Orang-orang yang terkena noda ini biasanya akan
mengalami resistansi tinggi terhadap bentuk penyakit gigi seperti gigi
berlubang yang otomatis tidak akan gampang sakit gigi. Untuk lebih
mengetahui apa itu fluorosis, kenali apa saja penyebab, gejala hingga cara-
cara tepat untuk menanganinya. Fluorosis atau noda yang menjadikan
tampilan gigi kurang menarik adalah kondisi yang tak terjadi begitu saja.
Gambar Penderita Fluorosis

( Sumber : jurnal.unsiah.ac.id pada november 2019 )


Untuk gejala utama yang sering dialami pada kasus fluorosis ini, antara
lain adalah:
1) Muncul bintik-bintik putih yang berukuran kecil atau bisa juga seperti
coretan yang tak begitu terlihat.

2) Muncul noda yang berwarna coklat tua dan akan sulit untuk
dibersihkan.

3) Bandingkan dengan gigi yang sama sekali tidak terkena fluorosis karena
gigi yang sehat sangat halus ketika disentuh dan juga mengkilap. Warna

18
gigi yang tak mengalami fluorosis biasanya tampak berwarna putih pucat
juga.
Pada kasus-kasus fluorosis yang ada, sebenarnya kondisi fluorosis
sendiri tergolong ringan dan oleh karena itu tak ada perawatan khusus
yang dibutuhkan. Pada umumnya pun, fluorosis hanya berpengaruh pada
gigi yang ada di belakang saja sehingga tak akan nampak dan mampu
dilihat oleh orang lain. Ada beberapa kasus memang di mana tampilan gigi
bisa cukup membuat turun rasa percaya diri seseorang yang artinya
kondisi fluorosis pada orang tersebut telah cukup parah.
Efek Racun dari Beberapa Senyawa Kimia Pada Tanah
Senyawa Kimia Efek Akut Efek Kronis
Aliphatic hydrocarbon Kerusakan sistem Belum diketahui
• Alkene saraf pusat

Monocyclic aromatic
hydrocarbon  Depresi dan  Kerusakan
 Toluene koma pusat syaraf
 Xylene  Keracunan  Minimal
hati (liver),
necrosis sel
hati)

Pestisida
 Aldrin & Dieldrin  Tremor,  Karsinogenesis
 DDT koma  Minimal
 Hydrogen cyanide  Pusing,
 Pentachlorophenol nausea,  Minimal
muntah dan  Keracunan
tremor hati, termasuk
 Pemblokiran jaringan lemak
sistem dann gangguan
pernafasan

19
sel kerja enzim
 Menggangu tubuh
metabolisme
sel

Bahan Industri
 Phenol  Gangguan  Hanya
 Chlorinated jantung, karsinogen
benzene drmal pada tikus
necrosis dan  Anamia dan
peningkatan leukemia
enzim hati
 Pusing dan
dizziness

Polychorinated biphenyl
 PCB  Minimal  Peningkatan
enzim hati,
gangguan
opada
reproduksi,
chloracne dan
karsinogenik

Dioxin dan Furan


 PCDD/PCDF  Chloracne,  Gangguan pada
pusing dan enzim
kerusakan microsomal,
pada sistem gangguan pada
saraf metabolisme
hati dan
penyebab

20
kanker (sebagai
promotor)

Sumber : Watts (1977) seperti ditulis oleh Notodarmojo, Suprihanto (2005)


Tabel di atas disampaikan beberapa sifat toksin dari senyawa
organik yang banyak terdapat dalam limbah yang dibuang ke tanah dan
mencemari tanah Notodarmojo, Suprihanto (2015). Beberapa senyawa
kimia memberikan efek karsinogenetik (menyebabkan kanker). Terjadinya
kanker biasanya memerlukan waktu paparan yang lama, sehingga
mempersulit identifikasi sebab akibat dari senyawa kimia. Hampir semua
kanker yang disebabkan oleh senyawa kimia terjadi karena perubahan
genetis yang disebut mutasi. Sehingga senyawa kimia yang dapat
menyebabkan kanker disebut senyawa karsinogen.Walaupun sifat racun
dan mekanismenya berbeda untuk setiap senyawa organik, namun dalam
beberapa hal ada sifat umum yang sama.
Tanah yang telah tercemar oleh pestisida, polutan dan zat kimia
berbahaya lainnya jika hasil bumi tersebut dikonsumsi oleh manusia
akibatnya adalah lama kelaman di dalam tubuh manusia terkandung zat
karsinogen yang beresiko memicu timbulnya kanker. Salah satu kanker
yang bisa ditimbulkan oleh pestisida dan juga timbal di dalam tanah yang
tercemar itu adalah leukemia. Hal itu dikarenakan kandungan timbal dan
zat berbahaya di dalam pestisida bisa meningkatkan sel darah putih di
dalam tubuh sehingga mengakibatkan leukemia.
( Sumber : Catur Puspawati, Haryono, Modul Penyehatan Tanah, 2018
2.3 Mekanisme Penularan Penyakit
Mekanisme penularan penyakit adalah berbagai mekanisme
dimana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai
penjamu yang potensial. Mekanisme penularan penyakit dapat terjadi
melalui 4 mekanisme penularan :
1. Kontak Jasmani Langsung
2. Melalui Makanan Minuman

21
3. Melalui udara
4. Melalui vektor
1. Melalui Kontak Jasmani (Personal Contact)
Cara-cara penularana ini dibagi 2 (dua) yaitu: pertama kontak langsung
(Direct contact) yaitu cara penularan penyakit karena kontak antara badan
dengan badan, antara penderita dengan orang yang ditulari, misalnya:
penyakit kelamin dan lain-lain. Kedua kontak tidak langsung (indirect
contact) yaitu cara penularan dengan perantara benda-benda kontaminasi
karena telah berhubungan dengan penderita. misalnya : pakaian dan lain-
lain.
Gambar Mekanisme Penularan Penyakit Tetanus

( Sumber : Youtube.com pada november 2019 )


Cara penularan cacing tambang melalui larva cacing yang ada di
tanah masuk ke kaki manusia yang tidak menggunakan alas kaki dan
menembus kulit kaki lalu masuk ke paru paru melalui sirkulasi darah
(Zulkoni, Akhsin, 2011). Larva kemudian bergerak ke saluran udara
menuju tengorokan dan tertelan lalu menuju ke usus kecil, melekap pada
dinding usus dan berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa ini
akan menghisap darah dari dinding usus sehingga menyebabkan
pendarahan di usus yang ditempati. Saat usia lima bulan cacing bertina
mulai bertelur, cacing ini akan dikeluarkan dari tubuh pendferita lewat
tinja. Jika tinja jatuh ke tanah dan cuaca hangat, telur cacing akan menetas

22
menjadi larva dalam waktu sekitar dua hari. Larva kemudian menjadi
dewasa dalam seminggu dan dapat bertahan untuk waktu yang lama jika
kondisi mendukung. Gejala spesifik infeksi cacing tambang yaitu anemia
dan keluhan terkait peradangan usus seperti mual, sakit perut, kembung
dan diare.
Cara penularan cacing kremi, penularanya melalui tangan yang
memegang benda seperti baju, ksur, bantal, uang, peralatan makan,
peralatan mandiyang telah tercemar telur cacing kremi (Anies, 2006).
Kemudian telur cacing yang menempel di tanagn tersebut masuk ke dalam
tubuh ketika orang tadi memasukan tangannya ke mulut. Telur cacing lalu
menetas dalam usus kecil, bergerak turun ke usus besar dan melekat disana
sampai menjadi dewasa. Cacing dewasa lalu bergerak ke sekitar dubur dan
bertelur, telur ini dapat bertahan hidup selama tiga minggu. Saat itulah
penderita akan mulai merasakan gatal-gatal disekitar anus yang biasanya
intens di malam hari sehingga menyebabkan gelisah dan sukar tidur.

Gambar Mekanisme penularan penyakit Cacing kremi

( Sumber : Pionas.pom.go.id pada november 2019 )


Dari gambar diatas dapat dilihat siklus hidup cacing kremi:

23
A. Telur cacing terletak pada lipatan perianal. Larva dalam telur berkembang
dalam 4 sampai 6 jam.
B. Telur berembrio tertelan.
C. Larva menetas dalam usus halus.
D. Cacing dewasa hidup di lumen usus buntu.
E. Gravid betina bermigrasi ke area perianal pada malam hari untuk bertelur.

Gambar Mekanisme Penularan Penyakit Cacing Tambang

( Sumber : medlab.id pada november 2019 )

Pada gambar diatas dapat dilihat siklus hidup cacing tambang:


a. Telur cacing terdapat pada tinja.

b. Larva Rhabditiform menetas.

c. Larva berkembang menjadi larva Filariform.

d. Larva filaform menembus kulit.

e. Cacing dewasa hidup di usus halus.

2. Melalui Makanan dan Minuman


Mekanisme penularan melalui makanan dan minuman yaitu cara
penularan suatu penyakit melalui perantara makanan dan minuman yang
telah terkontaminasi. Penyakit yang menular dengan cara ini biasanya
penyakit saluran pencernaan. Cara penularan ini juga disebut sebagai

24
"water borne diseases" dimana kebanyakan masyarakat menggunakan air
yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk keperluan rumah tangga.
Tanah-tanah yang tercemar oleh bahan pencemar, misalnya kotoran
manusia atau sampah-sampah organik yang membusuk akan masuk ke
dalam tanah, jika sumber air untuk konsumsi manusia sangat dekat maka
bahan pencemar tanah tersebut akan larut dalam air tanah dan masuk ke
dalam air yang akan dikonsumsi oleh manusia. Kemudian air tersebut
digunakan untuk keperluan minum bagi manusia, dalam kondisi tertentu
walaupun air tersebut telah di didihkan (dimasak), tapi masih ada zat-zat
terlaurt yang tidak dapat hilang atau mati dengan cara pemnasan tersebut,
sehingga masuk ke dalam tubuh manusia dan akan menganggu
metabolisme tubuh manusia, jika kekebalan tubuh manusia sedang
menurun maka dengan cepatnya zat-zat tersebut menggangu kesehatan
tubuh dan menyebabkan suatu penyakit.
Penularan lain terjadi jika seseorang memakan makanan yang
mengandung bakteri atau kuman patogen. Mekanisme penularan penyakit
yang ditularkan melalui tanah dapat terjadi melalui makanan, hal ini terjadi
jika tanah yang telah tercemar zat pencemar baik pencemar organik,
anorganik maupun logam berat masuk ke dalam tanah atau menempel
pada tanaman yang terletak di atas tanah. Salah Salah satunya jika
penggunaan pestisida yang berlebihan maka pestisida yang memilki
konsentrasi tertentu menempel dalam tanaman atau pestisida tersebut
masuk ke dalam tanah. Jika akar tanaman menyerap unsur-unsur yang
terdapat di dalam tanah, maka akan menyebabkan tanaman tersebut
terkontaminasi dengan zat pencemar tersebut. Atau adalah penyakit
antraks, mekanisme terjadinya adalah jika seseorang mengkonsumsi
daging hewan yang sudah tertular antraks. Walaupun daging telah
dimasak, tetapi dalam daging tersebut masih terdap antraks, sehingga
apabila seseorang memakan daging tersebut, maka antrax akan pindah ke
tubuh melalui pencernaan makanan.

25
3. Melalui Vektor
Mekanisme penularan penyakit melalui vektor yaitu cara penularang
penyakit dengan perantara vektor penyakit. vektor tersebut bisa sebagai
hospes ataupun transmitter saja. Misalnya penyakit malaria yang
disebabkan oleh parasit Palsmodium sp. yang ditularkan oleh nyamuk.
4. Melalui Udara
Mekanisme penularan penyakit melalui udara yaitu cara penularan
penyakit melauli udara terutama pada penyakit saluran pernafasan. Seperti
melalui debu diudara yang sangat banyak mengandung bibit penyakit,
seperti pada penularan penyakit Tuberculosa. Dan melaui tetes ludah halus
(Droplet infections), penularan penyakit dengan percikan ludah seperti
pada pederita yang sakit batuk atau sedang berbicara misalnya pada
penyakit Diphtheri.
Beberapa jenis penyakit mempunyai mekanisme penularannya
lebih dari satu, misalnya bisa kontak langsung, bisa melalui makanan
ataupun bisa melalui udara dengan menghirup bakteri penyebab penyakit.
“Ada tiga penyebaran antraks, yakni melalui kulit karena infeksi luka,
melalui pernapasan, dan melalui pencernaan karena makan daging hewan
yang terkena antraks,” kata I Ketut Diarmita selaku Dirjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementan kepada wartanasional.com di Jakarta.

Gambar Mekanisme Penularan Penyakit Antraks

26
( Sumber : id.wikipedia.org pada november 2019 )

Penyebaran antraks melalui media kulit bisa terjadi karena


adanya infeksi luka pada manusia. Dan untuk penyebaran antrack melalui
pernapasan terjadi karena spora antracks terbang di udara menyerang
sistem pernapasan paru-paru karena terhirup oleh manusia. Infeksi luka
pada manusia bisa menjadi media penyebaran antraks ke kulit. Sementara
itu, paru-paru akan terserang jika spora antraks terhirup ke saluran
pernapasan.

Pada intensitas sinar matahari yang berkurang karna musim


hujan membuat spora antraks dengan bakteri “bacillus anthracis” sebagai
penyebab penyakit itu, naik ke permukaan dan dengan mudah menyebar
melalui hewan yang lebih sering adalah sapi. Jika sapi tersebut makan
rumput dan tidak ada kekebalan, sapi terkena antraks. Sapi yang terkena
antraks jangankan dipotong, dibuka saja tidak boleh karena sporanya akan
terbang dan jika kita hirup terkena paru-paru.

( Sumber : Catur Puspawati, Haryono, Modul Penyehatan Tanah, 2018)


2.4 Penanggulangan Penyakit Yang Ditularkan Melalui Tanah
Penanggulangan penyakit yang ditularkan melalui tanah adalah kegiatan
pengobatan pada manusia yang telah mengidap penyakit yang ditularkan
melalui tanah. Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi
menghilangkan cara transmisi penyakit, maka penyakit seringkali
dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk
mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Di sinilah
pentingnya peran kesehatan lingkungan, yakni mencegah menyebarnya
penyakit lewat lingkungan.
Menurut noto atmodjo, soekidjo, 2003 untuk mencegah dan
penanggulangan penyakit menular ada 3 (tiga) pendekatan yang bisa
dilakukan :
1. Eliminasi Sumber Penyakit (Resevoir).

27
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit daapt
dilakukan dengan :
A. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
B. Karantina, adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus di desain
untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama.
2. Memutus Mata Rantai Penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan adalah
merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata
rantai penularan penyakit menular.
3. Melindungi Orang-Orang (Kelompok yang Rentan)
Bayi dan anak balita adaalh merupakan kelompok usia yang rentan
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan
khusus dengan imunisasi, meningkatkan gizi anak.
Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Besih dan Sehat) merupakan
salah satu upaya pencegahan dan penaggulangan penyakit menular dari
tanah. Dengan selalu menjaga kebersihan perorangan maka seseorang akan
terlindungi dari kuman penyakit yang dapat menghampiri tubuh. Mencuci
tangan denagn sabun salah satunya yang akan memutus rantai penularan
penyakit dari telur cacing yang mungkin menempel pada tangan. Buang
Air Bersih (BAB) pada tempatnya (Jamban) menyebabkan memutuskan
rantai penyakit yang memungkinkan tertular dari tinja manusia.
Manusia mempunyai daya tahan tubuh (imunitas), imunitas atau
daya tahan tubuh dibedakan menjadi imunitas alamiah dan acquaired
immunity (Lucas, Alexander, 2016). Imunitas alamiah dimana seseorang
karena rasnya memiliki kekebalan alamiah terhadap penyakit tertentu,
imunitas didapat karna keturunan sejak bayi dari kromosom orang tuanya
atau imunitas yang diperoleh seorang bayi dari kandungan ibunya melalui
peredaran plasenta yang masih dipertahankan setelah lahir untuk waktu
yang singkat. Sementara acquaired immunity imunitas yang diperoleh

28
kemudian setelah lahir bisa dengan dua cara yaitu active acquired
immunity dan passive acquired immunity.

Gambar Imunisasi Tetanus

( Sumber : aldokter.com pada november 2019 )


Imunisasi berasal dari kata imun yang berati kebal, seseorang diberikan
imunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Program
imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, diantaranya disentri, tetanus,
campak, polio, tubercoluse.
Pencegahan untuk jenis penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan cara
pengendalian penggunaan bahan yang berlebihan, atau pencegahan penggunaan
logam berat yang berlebihan. Misalnya karena menggunakan pupuk secara
berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan pembuangan limbah yang
tidak dapat dicernakan seperti plastik. Pencemaran dapat juga melalui air. Air

29
yang mengandung bahan pencemaran (polutan) akan mengubah susunan kimia
tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
Pencemaran juga dapat melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan
hujan yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar juga.
Tindakan pencegahan pencemaran tanah yang dapat berakibat pada kesehatan
manusia baik langsung maupun tidak langsung dapat dilakukan dengan
membedakan jenis pencemar yang ada di dalam tanah. Di bawah ini ada beberapa
langkah yang dapat digunakan untuk pencegahan terjadinya penyakit yang
menggungu kesehatan manusia.
1. Melakukan pemilahan sampah anorganik dengan organik. Hal ini
sangatlah penting untuk dilaksanakan. Caranya dengan meletakan pada
wadah yang terpisah antara sampah yang termasuk jenis anorganik dan
sampah yang jenisnya organik.
Gambar Pemilahan Sampah

( Sumber : wordpress.com pada november 2019 )

2. Melakukan minimasi sampah dengan pengolahan sampah organik menjadi


kompos, biogas sementara untuk sampah anorganik baiknya anda
kumpulkan terlebih dahulu setelah itu bisa bekerjasam dengan pihak lain
agar sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali atau dimusnahkan
secara aman (3R).

30
Gambar Pengolahan Sampah Menjadi Kompos

( Sumber : nasional.republika.co.id pada november 2019 )


3. Jenis limbah padat maupun cair bisa menggunakan cara pengolahan
terlebih dahulu agar kadar zat kimia yang terkandung didalamnya aman
dan tidak mencemari tanah. Biasanya hal ini sudah diatur dalam undang-
undang negara tentang permasalahan pembuangan limbah. Limbah cair
yang berasal dari rumah tangga tidak boleh langsung dibuang ke badan air.
Limbah cair yang dihasilkan dari limbah industri harus dilakukaj
pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air.
Pada industri-industri baik berat maupun ringan, limbah-limbah cair yang
dihasilkan harus dilakukan proses pengolahan yang sempurna dari mulai
pengolahan primer, pengolahan secunder sampai pengolahan tersier.
Sehingga zat-zat bahaya yang ada dalam limbah tidak bisa masuk ke
dalam tanah.
4. Bagi para petani yang memakai zat kimia peptisida atau pupuk baiknya
menggunakannya sekedarnya saja tidak berlebihan melebihi batas normal.
Hal ini penting untuk dilakukan sebab dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran tanah yang sangat berbahaya karena tingginya kandungan zat
kimia pada peptisida dan pupuk.
5. Mendidik anak sedini mungkin tentang pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan,
mengajarkan kepadanya tentang bahaya yang ditimbulkan jika membuang
sampah tidak pada tempatnya.

31
6. Menegakan aturan yang ada dengan cara menerapkan sanksi kepada orang
atau badan yang menyalahi aturan yang dapat membuat tanah tercemar
dan menggangu kesehatan.

( Sumber : Catur Puspawati, Haryono, Modul Penyehatan Tanah, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Catur Puspawati, Haryono, 2018 , Modul Penyehatan Tanah, Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai