Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYEHATAN TANAH

TANAH & KONSEP TANAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Agung Tri Nugraha P21345118004
Amanda Nadia Putri P21345118008
Fisabila Alifia Akbar P21345118029
Mohammad Hibban Fattah P21345118038

DOSEN PEBIMBING :
Catur Puspawati, ST, MKM

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT04 RW08, Gunung, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Telepon : (021) 7397641
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...……… i

PEMBAHASAN ...........………………………………………………………….………….. 1

A. Pengertian Tanah ………………………………………………………………... 1


B. Fungsi Tanah ……………………………………………………………………. 2
C. Komponen Tanah ……………………………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………...... 12

i
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanah
Menurut Henry D. Foth (1994), tanah berarti bagian permukaan yang terpisah dari bumi
dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. Tanah merupakan lapisan kulit bumi
yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi. Banyak orang, bila mereka
memikirkan kata tanah, membayangkan suatu bahan yang memberi makan dan mendukung
tumbuhan yang sedang tumbuh, dimana meliputi beberapa material yang tidak padat sebagai
media dan sarana produksi untuk menumbuhkan berbagai tanaman (Gambar 1.1.)

Gambar 1.1. Tanah (Sumber: www.google.com)

Kata tanah (soil) berasal dari bahasa Perancis Kuno yang merupakan turunan dari bahasa
Latin solum, yang berarti lantai atau dasar (Henry D. Foth, 1994).
Pada tahun 1860, E. W. Hilgard menyatakan bahwa tanah bukan hanya sekedar media
pertumbuhan tanaman, melainkan merupakan tubuh alam yang bersifat dinamis yang harus
selalu dipelajari dan dibuat klasifikasinya.
Ramann (1917) mengembangkan konsep tanah yang dilatarbelakangi oleh konsep
geologi yang menyatakan bahwa tanah merupakan lapisan atas kerak bumi yang melapuk; alam
hal ini tidak ada pengertian tanah sebagai alat produksi atau kegunaan lainnya. Konsep lain
dikemukaan oleh Joffee (1917) yang menyatakan bahwa tanah merupakan bangunan alami yang
tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral organik, bersifat galir (tidak padu),
dan mempunyai tebal yang tidak sama.

1
Berdasarkan empat definisi di atas, terdapat batasan cukup baik yang dikemukakan oleh
Glinka (1927), bahwa tanah adalah tubuh alam yang bebas memiliki ciri morfologi tertentu
sebagai hasil interaksi antara iklim, organisme, bahan induk, relief, dan waktu. Sehingga proses
pembentukkan tanah di pengaruhi oleh 5 faktor lingkungan (Gambar 1.2.)

Gambar 1.2. Lima faktor pembentuk tanah (Sumber: www.google.com)

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.
Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di
kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung
berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang
digunakan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah
tersebut.
Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena peranan tanah
memiliki keterkaitan yang begitu erat dengan kehidupan tumbuhan seperti menyediakan hara dan
air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
makhluk hidup seperti Manusia, mikroorganisme, dan juga bagi sebagian besar hewan darat,
tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

B. Fungsi Tanah
Membicarakan mengenai tanah, cara pandangan tentang konsep tanah memiliki
pandangan yang berbeda-beda diantaranya tanah sebagai mantel batuan yang lapuk, tanah

2
sebagai pijakan bumi, tanah sebagai campuran bahan, tanah sebagai medium untuk pertumbuhan
tanaman, tanah sebagai sistem tiga fase, tanah sebagai tubuh yang terorganisasi, tanah sebagai
sumber daya alam, dan tanah sebagai daerah peralihan tempat kita hidup. Berikut ulasan secara
menyeluruh dari fungsi-fungsi tanah dalam konteks konsep tanah.

1. Tanah sebagai mantel batuan yang lapuk


Tanah disebut sebagai mantel batuan yang lapuk (regolit) dikarenakan tanah
berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan
organisme seperti vegetasi atau hewan yang hidup diatasnya atau didalamnya. Ini terjadi
karena batuan yang lapuk dapat terkena erosi dan akhirnya diangkut ke samudra, tanah
dapat juga dianggap sebagai “batuan dalam perjalanan ke laut.” Akan tetapi, dalam
perjalanan, tanah bertindak sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman, dimana akan
dibahas lebih rinci lagi mengenai tanah sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman.

2. Tanah sebagai pijakan bumi


Manusia pertama di bumi tentu sudah menyadari bahwa tanah merupakan
landasan yang mendukung kegiatan dan tempat tinggal mereka, dimana akan terjadi
berbagai macam aktivitas-aktivitas dari makhluk hidup, sehingga adanya keterkaitan
yang begitu berat antara tanah sebagai pijakan bumi dengan makhluk hidup didalamnya.
Tanah telah dikenal sejak awal peradaban manusia terutama setelah manusia
menggunakan tanah untuk bercocok tanam dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada awal peradabannya, manusia telah mengenal berbagai kemampuan daerah yang
berbeda-beda untuk pertumbuhan tanaman dan hewan, tetapi bisa saja tidak terpikirkan
oleh mereka bahwa keadaan tersebut berhubungan dengan perbedaan tanah.

3. Tanah sebagai campuran bahan


Sudah sekitar 400 SM tanah dianggap sebagai satu diantara empat komponen
dasar semua benda, selain api, air, dan udara. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan,
orang-orang menjadi lebih sadar tentang komponen yang membentuk tanah. Konsep
tanah sebagai campuran bahan akan sangat berguna dan akan saling mempengaruhi tanah

3
sebagai bahan teknik, tanah sebagai system tiga fase, dan tanah sebagai produk buatan
pabrik.
a. Konsep Tanah Teknik
Tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang tak terkonsolidasi
(dikokohkan) yang tersusun dari partikel padat yang terpisah-pisah dengan cairan
dan gas yang menduduki ruangan-ruangan antarpartikel tersebut. Cara pandang
ahli pertambangan mengenai konsep tanah teknik menganggap tanah sebagai
sesuatu yang tidak berguna, karena menutupi barang-barang tambang yang
dicarinya. Semua bahan yang digali kecuali batu-batunya dinamakan tanah.
Sedangkan cara pandang ahli teknik sipil menganggap tanah sebagai bagian dari
permukaan bumi yang lembek, sehingga perlu dipasang batu-batu
dipermukaannya agar menjadi kuat.

b. Tanah sebagai Sistem Tiga Fase


Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem tiga fase dikarenakan tanah dapat
terdiri atas padatan, cairan, dan gas. Fase padatan terdiri atas partikel mineral
yang membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik
terabsorpsi. Ruangan pori terdapat di Antara partikel-partikel fase padat, dimana
ruangan pori secara bersama-sama diisi oleh cairan dan gas. Sedangkan fase
cairan merupakan air dari presipitasi yang terdapat sebagai lapisan yang
mengelilingi partikel fase padat dan menduduki ruangan pori yang lebih kecil.
Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan atmosfer.
Volume tanah yang terisi berbagai fase berubah-ubah dari waktu ke waktu dan
dari tempat ke tempat. Volume udara dan air mempunyai hubungan timbal balik
secara langsung satu sama lain. Masuknya air ke dalam tanah akan mengeluarkan
udara. Sementara begitu air dibuang, melalui drainase, penguapan atau
pertumbuhan tanaman, ruangan pori yang yang diduduki air menjadi terisi oleh
udara lagi.

c. Tanah sebagai Produk buatan Pabrik

4
Tanah yang digunakan di rumah kaca adalah buatan dalam arti tanah lapisan
atas, pasir, dan bahan organic dicampur menjadi satu untuk memberikan
perbandingan empat komponen yang diinginkan.
Tanah untuk tanaman bedengan dan pot gantung biasanya dibuat dengan
proporsi yang besar pada bahan organic sehingga tanah itu ringan serta mudah
dijual dan dipindahkan
Terdapat banyak contoh pembuatan tanah atau tanah “buatan manusia” di
dunia. Di Cina, lumpur kanal dikembalikan ke lading pertanian.

4. Tanah sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman


Dengan dimulainya pertanian sekitar 10.000 tahun yang lalu, kebudayaan manusia
sampai pada pandangan berburu tanah merupakan medium untuk pertumbuhan tanaman.
Pada dasarnya, tumbuhan yang tumbuh diatas lahan tergantung pada tanah karena
tanah merupakan tempat tersedianya air dan unsur-unsur hara. Sehingga, tanah harus
menyediakan lingkungan supaya akar dapat berfungsi. Lingkungan ini memerlukan
ruangan pori untuk perluasan akar. Oksigen harus tersedia untuk pernafasan akar dan
karbon dioksida yang dihasilkan harus didifusikan ke luar dari tanah agar tidak
berakumulasi. Akar yang mencekram tanah menahan tanaman agar tegak. Salah satu
fungsi yang menonjol dari tanah adalah menunjang tumbuhan. Akar yang mencekram
tanah memungkinkan tumbuhan yang sedang tumbuh tetap tegak.
Unsur-unsur hara yang esensial kini paling sedikit terdapat sekitar 16 unsur yang
dianggap perlu untuk pertumbuhan tanaman berpembuluh. Karbon, hidrogen, dan oksigen
yang digabungkan dalam reaksi fotosintesis, diperoleh dari udara dan air. Hara yang
diperlukan dalam jumlah cukup kecil disebut unsur mikro atau perunut (trace elements)
yang meliputi mangan, besi, boron, seng, tembaga, molibdemum, dan klor. Kebanyakkan
hara terdapat dalam mineral dan bahan organik dan dalam keadaan demikian tidak larut
dan tidak tersedia bagi tumbuhan. Hara menjadi tersedia melalui pelapukan mineral dan
penguraian bahan organik. Hara juga mengalamai penyerapan dari larutan tanah atau dari
permukaan koloid sebagai kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif.
Di muka bumi ini banyak sekali tumbuhan, mulai dari rerumputan, semak belukar,
tanaman pangan, tanaman perkebunan sampai hutan tidak bisa hidup tanpa dukungan

5
tanah. Secara umum, komponen yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan dapat dipenuhi. Sebagai medium tumbuh, sehingga tanah memiliki
beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut :
a. Penyangga secara fisik

b. Penyedia udara, air dan penyedia hara

c. Pengatur suhu

d. Pengendali bahan beracun (brady dan Weil, 2008).

Pemanfaatan tanah oleh tumbuhan sangat dipengaruhi oleh kepadatan dan


penyebaran akar. Tumbuh-tumbuhan bisa tegak karena adanya akar dimana secara fisik
harus dapat berjangkar sehingga tidak tumbang jika ada angin kencang. Faktor-faktor
penting yang mempengaruhi daya jangkar akar adalah kedalaman tanah dan jenis tanah.
Tanah yang dalam akan lebih kuat dalam menopang tumbuhan daripada tanah gambut.
Tanah yang padat akan mengurangi proses respirasi tanah sehingga akan mengganggu
pertumbuhan tumbuhan. Sebaliknya, tanah yang terlalu gembur akan memacu degradasi
tanah sehingga akan mengurangi bahan organik tanah dan meningkatkan emisi gas CO2.
Melalui ruang pori, tanah juga dapat menyerap air hujan, menahannya dalam pori
tanah atau meneruskannya ke akuifer (air bawah tanah). Melalui kemampuannya dalam
menahan air, tanah dapat mengkonservasi air dan memanfaatkan air tersedia untuk
pertumbuhannya. Tanah yang dalam dapat menyimpan air lebih banyak dari pada tanah
dangkal, dan tanah yang mengandung bahan organik tinggi juga mampu menyimpan air
lebih tinggi dari pada tanah berbahan organik rendah. Air tanah bukan hanya penting
dalam proses fisiologis tumbuhan, tetapi sebagai pengatur suhu tanah.

5. Tanah sebagai daerah peralihan tempat kita hidup


Konsep lain yang relevan dengan pendayagunaan tanah adalah konsep tanah
adalah konsep tanah sebagai daerah peralihan antara atmosfer dan litosfer. Disamping
sebagai sumber daya dasar untuk perduksi makanan, tanah menampung dan memurnikan
air serta membuang limbah. Di masa depan konsep baru pendayagunaan tanah perlu di

6
olah menjadi konsep yang mempertimbangkan dampak pendayagunaan tanah terhadap
semua segi kehidupan, termasuk mutu lingkungan.

C. Komponen Tanah
Tanah terbentuk dari pencampuran komponen penyusun tanah yang bersifat heterogen
dan beraneka. Ada empat komponen utama penyusun tanah mineral yang tidak dapat dipisahkan
dengan pengamatan mata telanjang, diantaranya :
a. Fase padat meliputi bahan mineral dan bahan organic

b. Fase cair meliputi lengas tanah dan air tanah; serta

c. Fase gas meliputi udara tanah

Komponen tanah terdiri atas empat komponen utama, diantaranya komponen mineral
tanah; komponen organik tanah; komponen air tanah; serta komponen udara tanah, dimana
empat komponen ini tersusun antara yang satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Berikut
ulasan lebih detail mengenai komponen penyusun tubuh.

1. Komponen Mineral Tanah


Komponen mineral adalah semua jenis bahan padat hasil pelapukan batuan induk,
termasuk mineral primer, mineral sekunder, dan bahan amorf yang mempunyai
bermacam-macam ukuran dan komposisi. Mineral sebagai salah satu komponen
penyusun tanah sangat perlu dipelajari karena beberapa hal diantaranya :
a. Untuk memahami asal-usul tanah
b. Untuk mengadakan evaluasi tingkat pelapukan dan potensi kesuburan tanah
c. Untuk mempelajari homogenitas bahan padat tanah
d. Untuk mempelajari sifat fisik dan mekanika tanah
e. Untuk sebagai kriteria pembeda kategpri famili dalam klasifikasi tanah

7
Bahan mineral tanah berasal dari hasil pelapukan bahan induk tanah (berupa
batuan baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi setelah mengalami
proses pelapukan), oleh karenanya susunan mineral didalam tanah berbeda-beda sesuai
dengan susunan mineral batuan yang dilapuknya. Kecuali tanah gambut, bahan mineral
mendominasi tubuh tanah mineral sebagai hasil pelapukan batuan, media tempat tumbuh
perakaran tanaman, dan penyedia unsur hara. Pelapukan memecah batuan dan mineral,
memodifikasi atau menghancurkan sifat fisik dan kimianya dan hancuran yang halus dan
terlarut dibawa ke hilir atau tetap. Pelapukan juga mensintesis mineral baru yang kelak
akan menjadi tanah. Sifat dan jenis batuan yang melapuk menentukan laju dan hasil dari
penghancuran dan sintesis tersebut.
Berdasarkan sifatnya, mineral dalam tanah (proses kejadiannya) terbagi atas
mineral primer dan mineral sekunder (hasil pembentukkan baru). Mineral tanah dapat
dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral
yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk, sementara mineral sekunder adalah
mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung.

2. Komponen Organik Tanah


Komponen penyusun tanah tidak hanya terdiri atas bahan mineral saja melainkan
bahan organik juga mempunyai kontribusi sebagai tubuh tanah organik seperti :
a. Sebagai sumber N tanah dan unsur hara lainnya, terutama S dan P

b. Berperan penting dalam pembentukkan struktur tanah

c. Mempengaruhi keadaan air, udara, serta temperatur dan tingkat kesuburan


tanah
Berdasarkan definisi konvensional bahan organik merupakan bahan tanaman yang
kasar (berdiameter sekitar > 2 cm) atau vertebrata tidak termasuk di dalamnya. Bahan
organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan fauna, perakaran
tanaman yang hidup dan mati yang sebagian terdekomposisi dan mengalami modifikasi,
serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan.
Bahan organik dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar dan bahan organik
halus (humus). Humus merupakan istilah yang cukup populer yang terbentuk dari bahan
yang sudah mengalami perubahan bentuk dan bercampur dengan bahan mineral tanah,
8
sedangkan bahan organik merupakan istilah yang lebih netral, karena istilah C-organik
digunakan untuk menghindarkan kesalahan karena diperlukan sebagai kriteria pembeda
horizon dan jenis tanah. Terdapat beberapa pengaruh pengaruh bahan organik terhadap
sifat-sifat tanah yang juga berakibat terhadap pertumbuhan tanamana, diantaranya :
a. Sebagai glanulator, sebuah kegiatan memperbaiki struktur tanah
b. Sebagai sumber unsur hara dan sumber energi bagi mikroorganisme
c. Sebagai suatu subjek terkait bertambahnya kemampuan tanah untuk menahan air dan
unsur-unsur hara dalam tanah, dimana unsur-unsur hara yang terlarut dalam air
diserap oleh akar tanaman dan larutan tersebut.
Hasil proses fotosintesis merupakan sumber utama bahan organik tanah, yaitu bagian atas
tanaman seperti daun, duri, serta sisa tanaman lainnya termasuk rerumputan, gulma, dan limbah
pascapanen (jerami, daun kentang).

3. Komponen Air Tanah


Tanah pada kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air tanah.
Air terdapat di tanah karena ditahan atau di serap masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap
air. Air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah dalam dan air tanah dangkal. Air
tanah dangkal terapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap
proses pembentukkan tanah. Bagi tanaman air sangat berguna, diantaranya :
a. Sebagai unsur hara tanaman, dimana tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2
dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses berfotosintesis
b. Sebagai pelarut unsur hara

Air mempunyai arti tersendiri yang sangat penting berdasarkan dua gatra utama, yakni
gatra ekologi dan gatra pedologi, berikut ulasan mengenai dua gatra utama air :

a. Gatra ekologi, dimana air di perlukan dalam pertumbuhan tanaman dan


pengangkutan unsur hara dalam bentuk larutan
b. Gatra pedologi, dimana air menjadi faktor penting dalam semua proses
pedogenesis yang meliputi pelapukan, pengayaan humus, mobilitas unsur,
pelindian, translokasi, perpindahan, dan lain-lain.

9
Neraca air di dalam tanah ditentukan berdasarkan curah hujan yang efektif (jumlah curah
hujan-semua bentuk kehilangan), termasuk intersepsi oleh tajuk tanaman; kehilangan melalui
kondensasi sangat kecil sehingga diabaikan; kehilangan bentuk aliran (limpasan permukaan
tanah dipengaruhi kondisi topografi); infiltrasi; kapasitas retensi air; serta kehilangan transpirasi
melalui tanaman disana evaporasi dari permukaan tanah.
Proses masuknya air dari permukaan tanah kedalam tanah disebut sebagai proses
infiltrasi, sedangkan gerakan air di dalam tanah karena gaya gravitasi yang disebut dengan
perlokasi. Sebagian air perlokasi diadsorbsi oleh partikel tanah dan berada dalam pori tanah
karena gaya kapiler. Air yang diikat partikel tanah dan air kapiler disebut sebagai lengas tanah
yang sebagian besar dapat dimanfaatkan untuk tanaman, dan sebagian lagi terus mengalir
sebagai air perlokasi yang selanjutnya akan bergabung dengan air tanah, dimana air tanah ini
dapat menjadi naik melalui gaya kapilaritas untuk mengisi pori tanah yang kehilangan lengas.

4. Komponen Udara Tanah


Udara tanah seperti halnya air tanah mempunyai peranan penting ditinjau dari aspek
ekologi (respirasi perkaran tanaman dan mikroorganisme) dan pedogenesis (proses oksidasi dan
reduksi). Kandungan air dan udara dalam pori tanah saling tergantung. Apabila tanah dijenuhi air
maka kandungan udara 0, kecuali udara yang larut dalam larutan tanah; pada kondisi tanah
kering seluruh ruang pori terisi udara. Kandungan udara pada kapasitas lapangan disebut
kapasitas udara, dan ini sesuai dengan bagian pori tanah yang tidak terisi air (pori > 10μm).
Kapasitas udara bervariasi tergantung pada volume pori dan kandungan air padakapasitas
lapangan dengan nilai rerata kurang lebih 40% untuk pasir, 20% persen untuk geluh dan debu,
dan 10% untuk lempung.
a. Komposisi Udara Tanah
Komposisi udara tanah berbeda dengan komposisi udara atmosfer karena respirasi
perakaran dan organisme tanah (memerlukan O2 dan melepaskan CO2 (Tabel dibawah
ini); kandungan CO2 udara di permukaan tanah kurang lebih 10 kali lebih besar daripada
CO2 atmosfer.
Tabel 2.14. Komposisi Udara Atmosfer dan Tanah (Tidak Termasuk H 2O; %
Volume)

10
O2 CO2 N
Atmosfer 20,95 0,03 79,0
Tanah < 20,6 > 0,2 = 79, 0

Apabila pertukaran gas terhambat, kandungan CO 2 udara di lapisan tanah


bawahan
dapat mencapai lebih dari 10% dengan O2 kurang dari 10% dan hal ini akan menghambat
pertumbuhan perakaran.
b. Pertukaran gas
Pertukaran gas terjadi secara difusi yang disebabkan oleh perbedaan tekanan
parsial O2 dan CO2 antara tanah dan atmosfer. Tekanan parsial oksigen cukup tinggi dan
CO2 lebih rendah di atmosfer sehingga oksigen bergerak ke dalam tanah dan CO2
mengalir keluar dari tanah. Proses ini dikenal sebagai respirasi tanah.
Besarnya pertukaran gas tergantung pada permeabilitas tanah ke udara yang
diukur berdasarkan frekuensi pori yang terisi udara dan kontinuitasnya, dan hal ini
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, struktur, dan kandungan air. Besarnya
pertukaran gas berturut-turut: tanah pasir > geluh > debu > lempung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Puspawati, Catur dan Haryono, P. 2018. Modul Penyehatan Tanah. Jakarta: Kemenkes.

Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Erlangga.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai