DOSEN :
DARJATI, SKM.,M.Pd
OLEH :
SITI AMINATUS S. (P27833320033) ZHAFIRA NUR H. (P27833320037)
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana prosedur kerja pengambilan sampel tanah yang benar?
• Bagaimana cara menganalisa kadar air yang terdapat dalam tanah?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari diadakannya penelitian pengukuran kadar air adalah :
• Mahasiswa dapat mengetahui prosedur kerja pengambilan sampel tanah.
• Mahasiswa dapat menganalisa kadar air yang terdapat dalam tanah.
• Mahasiswa dapat menyelesaikan dan memenuhi tugas laporan praktikum PTPSP-A.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah tidak bisa terlepas dalam kegiatan kehidupan sehari-hari. Makhluk hidup
bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara
makhluk hidup menggunakannya. Tanah menjadi sangat penting karen a tanah sebagai media
tumbuh dan berkembang bagi makhluk hidup dan menyediakan unsur hara, seperti mineral,
bahan organik, air, dan udara.
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai proses pelapukan, yaitu proses pemecahan atau
penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari batuan induk menjadi bahan induk tanah,
diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh
mikroorganisme. Dipengaruhi pula oleh gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah, dan lamanya waktu pertumbuhan.
Karena adanya faktor-faktor tersebut,maka tanah suatu tempat pasti berbeda dengan
tempat lainnya. Perbedaan tersebut ada pada ciri-ciri morfologi tanah bai itu dari
warna,tekstur, struktur, hingga menyangkut masalah unsur-unsur pembentukannya.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka dapat diketahui profil tanah yang merupakan petunjuk
proses-proses yang dialami oleh suatu tanah selama pelapukan dan perkembangannya.
Perbedaan intensitas faktor-faktor pembentuk tanag dapat digunakan untuk menentukan suatu
jenis tanah.
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah
kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan
persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan
persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut
mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan
kelembaban tanah (Sutanto 2005).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci
dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin
terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam
tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati
3
(Sutanto, 2005). Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan praktikum pengamatan
Kadar Air dalam langkah awal penelitian dan pengamatan, karena kita ingin mengatahui
kandungan air pada suatu jenis tanah. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh pada
konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup,
sehingga sangat essensial.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-
istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang
kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang
menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud
dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu
105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi
maka air tanah dibedakan menjadi :
1. Air Higroskopis
Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak
tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang
menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan
antara 31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang
lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya
kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan
antara 1/3 – 15 atm (pF 2,52 – 4,20). Air kapiler dibedakan menjadi:
a) Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun
semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat
tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada
kondisi kapsitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena
pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air
pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.
b) Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan
tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini
4
dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada
tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien
layu tanaman.
3. Air Gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah
meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan
membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara
(Hardjowigeno, 1993)
Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh
proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air dalam
kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga,
pertanian, ransportasi bahkan sampai industri. Air sebagai pelarut universal, memiliki
kemampuan ntuk melarutkan berbagai zat, mulai fasa gas dari udara, fasa cair dari berbagai
larutan, asa padat dan juga mikroorganisme. Oleh karena itu air banyak sekali mengandung
berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut, sehingga air sangat sukar diperoleh dalam
keadaan murni. Apabila kandungan berbagai zat tersebut tidak mengganggu kesehatan
manusia, maka air dianggap bersih. Air dikatakan tercemar apabila terdapat gangguan
terhadap kualitas air, dimana kandungan berbagai zat sudah melebihi ambang batas. Ambang
batas kadar zat dalam air berbeda-beda untuk jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar
zat untuk air minum berbeda ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri
(Saridevi et all, 2013).
Menurut Hanafiah, 2007 bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang
menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi dimana seluruh ruang pori tanah terisi
oleh air.
b. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai
menipis sehingga tegangan antar air-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya
gravitasi.
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya
sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan
mempertahankan turgornya.
d. Koefisien higroskopis adalah kondisi dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya
matrik tanah.
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
• Coolbox • Penggaris
• Cetok
• Sendok
• Timbangan
6
Bahan :
• Plastik Klip • Kertas Label
7
6. Memindahkan tanah dari thief kedalam plastik klip menggunakan sendok
7. Menimbang plastik klip yang telah terisi tanah dengan berat 250 gram
8
3.5 ALAT DAN BAHAN
Alat :
• Timbangan • Cawan Petri
• Mortal Alu
• Tang Penjepit
• Krus
• Tanur (Oven)
• Sendok
• Saringan
Bahan :
• Sampel Tanah
9
3.6 PROSEDUR KERJA
1. Timbang terlebih dahulu Cawan Petri yang belum terisi sampel tanah didalamnya.
2. Kemudian pindahkan sampel tanah yang masih didalam plastic klip ke cawan petri
hingga padat dan memenuhi cawan tersebut, lalu timbang berat cawan petri tersebut
yang sudah berisi sampel tanah basah.
3. Pindahkan sampel tanah basah yang sudah ditimbang ke dalam mangkok dengan
menggunakan sendok secara perlahan.
4. Kemudian masukan mangkok yang berisi sampel tanah basah tersebut ke dalam tanur
atau oven selama 30 menit dengan suhu 100°C
5. Setelah 30 menit. Ambil mangkok sampel yang berada didalam tanur atau oven
dengan menggunakan tang penjepit, lalu diamkan sebentar hingga dingin.
10
6. Tahap selanjutnya Penumbukan sampel tanah yang telah mengering dengan
menggunakan mortal alu sampai halus.
7. Setelah itu saring sampel tanah dengan menggunakan saringan ke dalam cawan petri.
8. Selanjutnya timbang cawan petri yang berisikan sampel tanah kering yang sudah
disaring halus, kemudian hitung hasil kadar airnya dengan menggunakan rumus
pengukuran kadar air.
11
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
Untuk mengukur kadar air didalam tanah yaitu menggunakan Rumus sebagai berikut :
𝑀2 − 𝑀3
𝑤= × 100%
𝑀3 − 𝑀1
Keterangan:
W = Kadar Air (%)
M1 = Berat cawan kosong (gr)
M2 = Berat cawan + Tanah basah (gr)
M3 = Berat cawan + Tanah kering (gr)
12
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kadar air yang terdapat di
dalam 5 sampel tanah yaitu sebesar 1,51%
5.2 SARAN
Pengamatan dalam praktikum ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengetahui kadar air tanah maka diperlukan timer untuk perendaman dan pengovenan agar
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selain itu juga untuk peralatan praktikum agar segera
diperbaharui untuk penunjang praktikan dan asisten dalam praktikum kedepannya agar
tercapai hasil praktikum yang maksimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rezky, Zidny. Laporan Pengambilan Sampel Tanah. [Laporan Praktik]. Diakses dari
https://www.academia.edu/9542760/laporan_pengambilan_sampel_tanah
Pratama, Marta Wira. 2015. Laporan dasar-dasar ilmu tanah. [Laporan Praktikum]. Diakses
dari
https://www.academia.edu/12269113/Laporan_Praktikum_Pengamaran_Profil_tanah
Faishal, Muhammad. 2018. Laporan dasar-dasar ilmu tanah. [Laporan Praktikum]. Diakses
darihttps://www.academia.edu/37964487/PRAKTIKUM_DASAR_DASAR_ILMU_
TANAH
14