Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN TANAH : KELEMBAPAN TANAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 REGULER 2

Cindi Oktaria 1913451052

Renny Apriyanti 1913451054

Andini Agustina 1913451058

Mitha Dwi Pratiwi 1913451067

Anggi Ikromah 1913451068

Ahmat Arif 1913451073

Aang Juni Puspitasari 1913451076

Merida Kurniasari 1913451077

Miranti Intan Alya 1913451082

Rindiana Rahmasari 1913451100

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


PRAKTIKUM II
KELEMBAPAN TANAH

Tempat : Desa Way Layap, Hajimena Natar Lampung Selatan

Tujuan : 1. Untuk mengetahui tingkat kelembapan tanah

2. Untuk mengetahui cara pengukuran kelembapan pada tanah

3. Untuk mengetahui perbandingan kelembapan tanah

I. Tinjauan Pustaka

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang
membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat
mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di
bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi
sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi.

Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori – pori
tanah yang berada di atas water table (Jamulya dan Suratman, 1993).
Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan
jumlah air yang tersimpan di antara pori – pori tanah. kelembaban tanah
sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan
tanah, transpirasi dan perkolasi (Suyono dan Sudarmadil, 1997).
Kelembaban tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk
mengetahui informasi seperti potensi aliran permukaan dan pengendali
banjir, kegagalan erosi tanah dan kemiringan lereng, manajemen sumber
daya air, geoteknik, dan kualitas air. Kelembaban tanah merupakan salah
satu variabel kunci pada perubahan dari air dan energi panas di antara
permukaan dan atmosfer melalui evaporasi dan transpirasi (Arnold, 1999).
Informasi kelembaban tanah juga dapat dipergunakan untuk manajemen
sumber daya air, peringatan awal kekeringan, penjadwalan irigasi, dan
perkiraan cuaca (Arnold, 1999). Selain itu, kelembaban tanah penting bagi
para pakar pertanian. Defisit dalam kelembaban dapat menuju pada
kelayuan tanaman dan tindakan perbaikan tepat pada waktunya melalui
irigasi dapat menyelamatkan tanaman pertanian (Lo, 1996). Pertumbuhan
vegetasi memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu. Oleh karenanya,
dapat dikatakan bahwa kelembaban tanah pada tingkat tertentu dapat
menentukan bentuk tata guna lahan. Peristiwa kekeringan yang terjadi di
suatu daerah juga lebih banyak berkaitan dengan berapa besar tingkat
kelembaban yang ada di dalam tanah daripada jumlah kejadian hujan yang
turun di tempat tersebut. Namun demikian, perlu juga diketahui bahwa
tingkat kelembaban tanah yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan
dalam hal kegiatan pemanenan hasil pertanian atau kehutanan yang
menggunakan alat – alat mekanik (Asdak, 2004). Setiap jenis tanah,
tergantung tekstur dan penyebaran pori – pori tanah, memperlihatkan variasi
karakteristik kelembaban tanah. Tekstur tanah biasanya mengacu pada
jumlah fraksi tanah yang dikandungnya. Sedangkan kecenderungan butir –
butir tanah membentuk gumpalan tanah atau menunjukan keremahan tanah
dalam hal ini menandakan struktur tanah. Struktur tanah dipengaruhi oleh
tekstur tanah, bahan organik, dan cacing tanah. Tanah pasir atau berpasir
tidak mempunyai struktur (Asdak, 2004). Sifat fisik tanah ini berperan
dalam hal kemampuannya menyimpan air, misalnya pada tanah berpasir
kapasitas menyimpan air sangat rendah, sehingga tanaman akan segera
menghabiskan persediaan air dan akan menjadi kering lebih cepat daripada
tanaman yang tumbuh pada tanah lempung. Jadi besar kecilnya kemampuan
tanah untuk menyimpan air ini akan menentukan kandungan kelembaban
tanahnya (Hoffer, 1978 dalam Kusworo, 1998).
II. Alat dan Bahan

A. Alat :
No. Nama Alat Gambar
1. Auger

2. Soil Moist Ph Detector

3. Sekop

4. Wadah

5. Linggis
B. Bahan
No. Nama Bahan Gambar
1. Tanah

2. Air

III. Prosedur Kerja


1. Siapkan auger
2. Tentukan titik tempat tanah untuk di ambil sampel,
3. Gali lobang dengan menggunakan auger dengan kedalaman 30 cm,
4. Ambil sampel tanah dengan menggunakan sekop pada kedalaman
tersebut, letakkan di dua wadah,
5. Berikan sedikit air pada salah satu wadah,
6. Hidupkan alat dengan menekan tombol on kearah kiri dengan
keterangan moist,
7. Tanamkan alat tersebut ke dalam permukaan sampel tanah tersebut,
8. Lihat arah jarum pengukur pada Soil Moist pH Detector lalu
bandingkan antara tanah tanpa air dan tanah yang sudah diberi air.
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

1. Tanah tanpa air

Kelembaban tanah : 5,0

2. Tanah dengan air

Kelembaban tanah : 7,2

B. Pembahasan
Dalam pengukuran kelembapan ini, tanah dibedakan menjadi dua
macam. Yaitu, tanah tanpa air dan tanah dengan air. Tujuan
pemberian air pada salah satu tanah tersebut adalah, untuk
mengetahui perbandingan kelembapan tanah tersebut.
Dalam pengukuran kelembapan tanah tersebut didapatkan hasil pada
tanah tanpa air kelembabannya mencapai 5,0 sedangkan tanah
dengan air didapatkan hasil kelembapannya mencapai 7,2.
V. Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pengukuran kelembaban pada tanah tanpa air di dapatkan 5 , 0
2. Pada pengukuran kelembaban pada tanah dengan air di dapatkan 7,2
Daftar Pustaka

Hans.Jeanny,2010http://www.bestairdehumd.com/new/apa-itu
kelembaban/( diakses tanggal 31 Oktober 2020 pukul 14.28 WIB )

http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/02/definisi-tanah-fungsi-dan- profil-
tanah.html ( diakses tanggal 31 Oktober 2020 pukul 14.32 WIB )
https://www.generasibiologi.com/2016/03/kadar-lengas-atau-
kelembaban-tanah.html ( diakses tanggal 31 Oktober pukul 14.38 WIB )
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai