Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN AIR SEDERHANA

Disusun Oleh: Kelompok A2


Aliya Reggi N P07133220024
Fadhel Muhammad R P07133220025
Khalda Qosamah P07133220026
Ika Irliana R P07133220027

Dosen Pengampu:
Dr. Herman Santjoko, SKM, MSi

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per
empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan
hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk
memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air
juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat
rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2007)

Air merupakan kebutuhan yang penting bagi semua manusia di dunia. Air
dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, untuk minum, memasak, mencuci, mandi
dan untuk keperluan yang lain. Syarat air yang layak digunakan adalah tidak berbau,
tidak berwarna, dan tidak berasa. Di daerah pedalaman dan pedesaan masih ada
keterbatasan untuk memperoleh air bersih terutama air untuk dikonsumsi warga
(Mukaromah, 2015).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. 32 Tahun 2017, tentang syarat-syarat


kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
setelah dimasak. Persyaratan air bersih yang dimaksud adalah persyaratan
mikrobiologis, fisik, kimia.

Air yang telah tercemar, tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan masyarakat
apabila dipergunakan akan menimbulkan akibat yang segera tampak akut dan akibat
yang tampak secara perlahan-lahan atau dalam waktu yang lama kronis.

Kurang Lebih setengah penduduk dinegara berkembang menderita satu atau lebih dari
enam penyakit utama berkaitan dengan kualitas air minum dan sanitasi. Berdasarkan
Riskesdas 2010 sebanyak 32,5% rumah tangga Indonesia memiliki air minum yang
kualitasnya kurang baik (Santoso, dkk). Oleh karena itu, untuk keperluan minum
(termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut
tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
B. Tujuan
1. Mengetahui proses pengolahan air sederhana
2. Mengetahui efektivitas penggunaan tawas sebagai koagulan
3. Mengetahui cara pembuatan dan perencanaan alat pengolahan air sederhana untuk
penjernihan air
4. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan koagulasi, sedimentasi dan
juga filtrasi
METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Alat :
1. Wadah kaca sedimentasi
2. Wadah kaca filtrasi
3. Ember
4. Sok L
5. Pipa 1,2 cm
6. Alat penyangga
7. Sekop
8. Penggaris
9. Pemutar keran
10. Gelas ukur
11. Dirigen
12. Botol bekas

Bahan :
1. Air sungai
2. Pasir
3. Kerikil
4. Karet ban
5. Tawas
6. Kawat loket
7. Kapas filter

B. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasang pipa dan beri karet ban sebagai penyanggah agar pipa terpasang dengan
sempurna
3. Lakukan jar test:
a) Mengambil sampel air sungai sebanayak 1 liter lalu masukkan kedalam gelas
beker
b) Timbang bahan kougulan (tawas) dengan berat bervariasi (0.5 g, 1 g, 1.5 g, 2
g)
c) Masukkan tawas kedalam masing masing gelas ukur
d) Atur kecepatan pengadukan selama 2 menit dengan 100 rpm
e) Setel ulang dan atur kecepatan pengadukan selama selama 2 menit dengan 20
rpm
f) Amati, kemudian pilih yang paling jernih dan cepat mengendap
4. Siapkan ember berisi air sungai
a) Lakukan perhitungan debit air dengan menghitung aliran air selama satu menit
b) Air sungai diberi tawas sesuai dengan hasil jar test
c) Aduk selama 2 menit
5. Pembuatan filtrasi:
a) Siapkan satu ember pasir, satu ember kerikil, kawat loket, dan kapas filter
secukupnya
b) Cuci pasir dan kerikil hingga air bilasan bersih dan berwarna bening
c) Siapkan kawat loket dan kapas filter sesuai dengan ukuran kaca kougulasi
d) Susun bahan bahan kedalam wadah kaca koogulasi dengan urutan kerikil,
kawat loket, kapas filter, pasir dan lapisan teratas adalah kerikil
6. Aliri wadah filtrasi dengan air untuk menguji apakah filter sudah bersih.
7. Siapkan penyangga besi sebagai tempat meletakkan wadah sedimentasi
8. Urutkn peletakan dimulai dari posisi paling atas yaitu ember berisi air sungai,
wadah sedimentasi, wadah filtras kemudian botol plastic sevagai penampung
output
9. Buka keran pada ember, maka proses dimulai
10. Bawa air yang dihasilkan ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan parameter
fisik.
PEMBAHASAN

A. Hasil

Pengamatan Jar Test

Konsentrasi Koagulan
Pengamatan (Jar Test) Keterangan
(Tawas)
A 0,25 gram Keruh
B 0,5 gram Keruh
C 0,75 gram Agak bening
D 1 gram Paling bening

Hasil Perbandingan

Volume Sampel Dosis Koagulan


Jar Test 1 liter 1 gram
Pengolahan Air Sampel 19 liter 19 ram

B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum pada tanggal 14 Maret 2022, pengolahan air secara
sederhana. Air sampel yang digunakan merupakan air keruh yang diambil di persawahan
dekat kampus. Praktikum pengolahan air sederhana ini menggunakan prinsip koagulasi,
sedimentasi dan filtrasi. Koagulasi bertujuan untuk membenuk koloid sehingga dapat
mengendap dalam proses sedimentasi. Filtrasi bertujuan untuk menyaring dan memurnikan
air keruh, walaupun tidak dapat sepenuhnya murni. Komponen yang digunakan dalam proses
filtrasi yaitu pasir, batu kerikil, kawat mesh filter dan kapas saring. Bahan yang digunakan
sebagai koagulen yaitu tawas dengan melakukan Jar Test terlebih dahulu agar dapat diketahui
dosis koagulen yang tepat.
Setelah diketahui dosis yang tepat lalu koagulen diaplikasikan pada air sampel lalu
dialirkan kebawah menuju proses sedimentasi lalu filtrasi. Aliran air menuju kebawah pada
proses filtrasi disebut aliran downflow. Dari beberapa proses dalam pengolahan air sederhana
tersebut, dari sebelum diolah berupa air keruh dapat menghasilkan yang jernih. Meskipun
begitu, air jernih hanya terlihat secara fisik saja, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk mengetahui kandungan yang ada pada air sampel.
LAMPIRAN

Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC

Santoso B, Hardiansyah, Siregar P, Pardede S. 2012. Air Bagi Kesehatan. Centra


Communications http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/57004/1/AIR_full%20text.pdf
http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3737

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 32 Tahun 2017


http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._32_ttg_Standar_Baku_Mutu_
Kesehatan_Air_Keperluan_Sanitasi,_Kolam_Renang,_Solus_Per_Aqua_.pdf

Anda mungkin juga menyukai