Anda di halaman 1dari 22

PENYEHATAN

PEMUKIMAN

Vektor danBinatang pengganggu


Pemukiman

Kelompok 13
Nadya Putri Anindita
Alfin Handika
Pengertian

 Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun


2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri

atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan
atau kawasan perdesaan.

VEKTOR Adalah Arthropoda BINATANG PENGGANGGU


(Insekta/serangga) yang dapat Adalah Binatang (golongan
menularkan penyakit pengerat/Rodent) yang dapat
(pathogen/Infectious agent) mengganggu, menyerang
dari sumber infeksi kepada ataupun menularkan penyakit
host yang rentan. terhadap manusia.
Jenis-jenis Vektor Penyakit dan Binatang
Pengganggu di Pemukiman
1. Nyamuk

Nyamuk adalah vektor mekanis penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh
parasit dan virus.Nyamuk termasuk dalam famili Culicidae (Diphtera) merupakan vektor atau
penular utama dari penyakit-penyakit arbovirus (DBD, chikungunya, demam kuning, encephalitis
dan lain-lain).Jenis-jenis nyamuk yang menjadi vektor utama, biasanya adalah Aedes spp., Culex
spp., Anopheles spp., dan Mansonia spp.
Adapun penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang ditemui pada pemukiman adalah :
a. Malaria
b. Filariasis
c. DBD
d. Chikungunya
2. Lalat
Lalat adalah vektor mekanik dari bakteri patogen, protozoa serta telur dan larva cacing,
luasnya penularan penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan.Dianggap sebagai vektor penyakit
typhus abdominalis, salmonellosis, cholera, dysentery bacillarydan amoeba, tuberculosis, penyakit
sampar, tularemia, anthrax, frambusia, conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasisdan
penyakit spirochaeta. Penyakit yang ditimbulkan oleh lalat serta gejalanya, diantaranya adalah :
e. Disentri
f. Diare
g. Kolera
3. Kecoa
Kecoa adalah salah satu serangga yang termasuk dalam ordo
Orthoptera. Famili Blattidae merupakan satu-satunya anggota dari ordo
Orthoptera yang paling sering dijumpai.
Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikroorganisme patogen


antara lain streptococcus, salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan
dalam penyebaran penyakit antara lain :
a. Disentri,
b. Diare,
c. Cholera,
d. Virus hepatitis A,
e. Polio pada anak-anak.

4. Tikus
Tikus merupakan vektor mekanik yang dapat menyebabkan penyakit
pes dari bakteri Yersinia pestisyang dapat menular melalui gigitan tikus,
Salmonellosis dari bakteri salmonella melalui kontaminasi kotoran tikus
yang terkontaminasi dengan makanan, demam gigitan tikus dari bakteri
Spirillum, demam berdarah dari Hantavirus melalui kotoran, urine, cairan
tubuh ataupun terkontaminasi langsung. Leptospirosis merupakan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri lepstopira. Manusia dapat terkena penyakit ini
melalui luka terbuka dan terkena air yang terkontaminasi dengan kotoran
ataupun kencing tikus.
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang
Pengganggu di Pemukiman

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.50 Tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta
Pengendaliannya, dalam lampiran dijelaskan beberapa standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan untuk vector dan binatang
pengganggu di tempat pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat
fasilitas umum.
Standar Baku Mutu
No Vektor Parameter Satuan Ukur Nilai Baku
Mutu
1 Nyamuk Anopheles sp. MBR Angka gigitan nyamuk per <0,025
(Man biting rate) orang per malam
2 Larva Anopheles sp. Indeks habitat Persentase habitat <1
perkembangbiakan yang
positif larva
3 Nyamuk Aedes aegypti Angka Istirahat (Resting Angka kepadatan nyamuk <0,025
dan/atau Aedes albopictus rate) istirahat (resting) per jam
4 Larva Aedes aegypti ABJ (Angka Bebas Jentik) Persentase rumah/ ≥95
dan/atau Aedes albopictus bangunan yang negatif larva
yang positif larva
5 Nyamuk Culex sp. MHD (Man Hour Density) Angka nyamuk yang hinggap <1
per orang per jam
6 Larva Culex sp. Indeks habitat Persentase habitat <5
perkembangbiakan
7 Mansonia sp. MHD (Man Hour Density) Angka nyamuk yang hinggap <5
per orang per jam
8 Pinjal Indeks Pinjal Khusus Jumlah pinjal Xenopsylla <1
cheopis dibagi dengan
jumlah tikus yang diperiksa

Indeks Pinjal Umum Jumlah pinjal yang <2


tertangkap dibagi dengan
jumlah tikus yang diperiksa
9 Lalat Indeks Populasi Lalat Angka rata-rata populasi lalat <2

10 Kecoa Indeks Populasi Kecoa Angka rata-rata populasi <2


kecoa
1. Man Biting Rate (MBR)
2. Indeks Habitat
Man Biting Rate (MBR) adalah angka 2. Indeks Habitat
Indeks habitat adalah persentase habitat
gigitan nyamuk per orang per malam, Indeks habitat adalah
perkembangbiakan yangpersentase habitat
positif larva,
dihitung dengan cara jumlah nyamuk perkembangbiakan
dihitung dengan cara yang positif
jumlah larva,
habitat yang


(spesies tertentu) yang tertangkap dalam dihitung dengan cara jumlah habitat yang
positif larva dibagi dengan jumlah seluruh
satu malam (12 jam) dibagi dengan positifyang
larvadiamati
dibagi dengan jumlah seluruh
habitat dikalikan dengan
jumlah penangkap (kolektor) dikali habitat yang diamati dikalikan dengan
100%
dengan waktu (jam) penangkapan. 100%
Indeks Habitat =
   Indeks Habitat =
MBR =

3. Angka Istirahat
Angka istirahat (resting rate) adalah angka kepadatan nyamuk
istirahat (resting) per jam, dihitung dengan cara jumlah nyamuk
Aedes spp. yang tertangkap dalam satu hari (12 jam) dibagi
dengan jumlah penangkap (kolektor) dikali lama penangkapan
(jam) dikali dengan waktu penangkapan (menit) dalam tiap
jamnya.

RR =
4. Angka Bebas Jentik (ABJ)
Angka bebas jentik (ABJ) adalah persentase rumah atau bangunan yang bebas
jentik, dihitung dengan cara jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik dibagi
dengan jumlah seluruh rumah yang diperiksa dikali 100%.
ABJ =

5. Man Hour Density (MHD)


Man Hour Density (MHD) adalah angka nyamuk yang hinggap per orang per
jam, dihitung dengan cara jumlah nyamuk (spesies tertentu) yang tertangkap
dalam enam jam dibagi dengan jumlah penangkap (kolektor) dikali dengan
lama penangkapan (jam) dikali dengan waktu penangkapan (menit).
MHD =
6. Indeks Pinjal
6. Indeks Pinjal
Indeks pinjal khusus adalah jumlah pinjal 7. Indeks Populasi Lalat
Indeks pinjal khusus adalah jumlah pinjal
Xenopsylla cheopis dibagi dengan
Xenopsylla cheopis dibagi dengan
jumlah tikus yang tertangkap dan
Indeks populasi lalat
jumlah tikus yang tertangkap dan adalah angka rata-rata
diperiksa.  
diperiksa.   populasi lalat pada suatu
Indeks pinjal khusus =
Indeks pinjal khusus =
  lokasi yang diukur
 
Indeks pinjal Umum =
Indeks pinjal Umum = dengan menggunakan
flygrill. Dihitung dengan
cara melakukan
pengamatan selama 30
detik dan pengulangan
sebanyak 10 kali pada
setiap titik pengamatan.
8. Indeks Populasi Kecoa Dari 10 kali pengamatan
Indeks populasi kecoa adalah angka rata- diambil 5 (lima) nilai
rata populasi kecoa, yang dihitung tertinggi, lalu kelima nilai
berdasarkan jumlah kecoa tertangkap per tersebut dirata-ratakan.
perangkap per malam menggunakan
perangkap lem (sticky trap).
Indeks populasi kecoa =
No Binatang Pembawa Parameter Satuan Ukur Nilai Baku
Penyakit Mutu
1 Tikus Success trap Persentase tikus <1
yang tertangkap
oleh perangkap
2 Keong Oncomelania Indeks habitat Jumlah keong 0
hupensis lindoensis dalam 10 meter
(keong penular persegi habitat
Schistosomiasis/demam
keong)

1. Success Trap
Success trap
1. Success adalah persentase tikus yang
Trap
tertangkap
Success trapoleh perangkap,
adalah dihitung
persentase tikus dengan
yang cara
jumlah tikusoleh
tertangkap yang didapat dibagi
perangkap, dengan
dihitung jumlah
dengan cara
perangkap
jumlah tikusdikalikan 100%.dibagi dengan jumlah
yang didapat
Success
perangkaptrap =
dikalikan 100%.
Success trap =
2. Indeks Habitat Keong Oncomelania hupensis
lindoensis (keong penular Schistosomiasis/demam
keong)

Indeks habitat untuk keong Oncomelania hupensis


lindoensis (keong penular Schistosomiasis/demam
keong) adalah jumlah keong dalam 10 meter persegi
habitat, dihitung dengan cara jumlah keong yang
didapat dalam 10 meter persegi.

Indeks habitat =

Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa


Penyakit adalah kriteria dan ketentuan teknis pada media Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit yang mencakup jenis, kepadatan, dan
habitat perkembangbiakan. Kondisi wilayah tersebut dikaitkan dengan
pemenuhan standar baku mutu untuk Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit, paling sedikit meliputi:
a. Angka kepadatan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai
standar baku mutu.
b. Habitat perkembangbiakan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
sesuai standar baku mutu.
Penularan
1.Penularan Mekanik 2. Penularan Biologis

a. Propagative transmission
Penularan mekanik Contoh :
berlangsung karena kuman - Yersinia pestis (agen pes) di dalam
penyakit terbawa tubuh pinjal (flea) Xenopsyllacheopis.
denganperantaraan alat-alat b. Cyclo propagative transmission
tubuh Contoh :
Contoh: - Plasmodium (agen malaria) di dalam
-Lalat Tabanus melalui tubuh nyamuk Anopheles.
probosisnya c. Cyclo developmental
-menularkan basil Anthrax - Cacing filaria di dalam tubuh nyamuk
danTrypanosoma evansi dengan genus Mansonia
-Lalat rumah (Musca danAnopheles
domestica) dengan perantara d. Transovarian/Hereditary (keturunan)
-kaki dan badannya,mularkan - Penyakit Scrub thypus yang
telur cacing dan bakteri disebabkan oleh
Ricketsiatsutsugamushi dari tikus
Trombicula akamushi
Tanda-tanda Keberadaan Tikus


Droping(kotoran)

Bangkai lama Run ways


(jalan)

Tikus hidup Grawing(gigita


n)

Bau Borrow (lubang)


Pengawasan dan Pengendalian Vector dan Binatang
Penganggu di Pemukiman


Rumusan yang dikeluarkan
oleh American Public Health
Association (APHA), Salah Menurut Kepmenkes RI No
satu syarat yaitu: 829/Menkes/SK/VII/1999
Memenuhi persyaratan tentang ketentuan
pencegahan penularan persyaratan kesehatan
penyakit antar penghuni rumah tinggal smengenai
rumah, yaitu dengan vektor penyakit yaitu:
penyediaan air bersih, Tidak ada lalat, nyamuk,
pengelolaan tinja dan air ataupun tikus yang
limbah rumah tangga, bebas bersarang didalam rumah.
vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang
berlebihan.
Pengendalian nyamuk
Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan
dengan menguras dan menutup
penampungan air serta memakai kembali
barang yang bisa menampung air. Cara itu Indeks jentik
sangat efektif memutus siklus hidup nyamuk (ABJ)
nyamuk Aedes agypty sebagai vektor di perumahan
nyamuk tidak melebihi
Pengendalian lainnya seperti : 5%
• Menutup segala penampungan air
• Hindari adanya genangan air
• Bersihkan perkarangan
• Untuk rumah sehat hindari
pembangunan dekat rawa-rawa
• Tidak menggantung pakaian
sembarangan
• Menghindari tempat perindukan nyamuk
Pengendalian lalat


Menghilangkan
Mengurangi sumber
yang mengurangi lalat:

sumber makanan lalat

Agar vektor Kebersihan


lalat tidak Pembuangan kotoran lingkungan
berkembang di manusia dengan baik
rumah / Membuat saluran
pemukiman air limbah
perlu hal yang Pengelolaan sampah
dilakukan: atau pupuk kandang
yang benar Menutup tempat
sampah

Pendidikan kesehatan Pemasangan alat


pembuang
bau(exhaust)
Pengendalian tikus
pencegahan yang dapat dilakukan:

• Pemeliharaan rutin bangunan oleh ahli konstruksi


• Pintu tempat penyimpanan makanan harus
tertutup ramat dan dapat menutup sendiri
• Sisa makanan dan sampah harus dikelola dengan
baik, dibuang ketempat sampah yng tertutup
• Tidak memberi kemungkinan tikus dapat
bersarang dan bersembunyi\
Pengendalian kecoa

Pengendalian agar tidak ada kecoa ?
1. Tutup segala lobang/celah tempat tersembunyi yang bisa
menjadi tempat hidup kecoa didalam dapur, kamar
mandi, pintu dan jendela serta menutup/ memodifikasi
instalasi pipa sanitasi
2. Memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara
lain; membersihkan remah-remah/ sisa makanan di lantai
atau dirak
3. Segera mencuci peralatan makan setelah dipakai
4. Membersihkan tempat persembunyian kecoa seperti
tempat sampah, dibawah kulkas, kompor, furniture dan
tempat persembunyian lainnya.
Pengendalian lalat sebagai vektor
penyakit
A. Pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit dengan metode fisik, biologi, kimia dan
pengelolaan lingkungan

1. Pengendalian Metode Fisik


Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit
dengan metode fisik dilakukan
dengan cara menggunakan atau
menghilangkan material fisik untuk
menurunkan populasi Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit.
a. Pemasangan Perangkap
b. Penggunaan raket listrik
c. Penggunaan kawat kasa
2. Pengendalian Metode Biologi
3. Pengendalian Metode
Pengendalian metode biologi Kimia
dilakukan dengan memanfaatkan
organisme yang bersifat predator Pengendalian Vektor
dan organisme yang menghasilkan dan Binatang Pembawa
toksin. Organisme yang bersifat Penyakit melalui metode
predator antara lain ikan kepala kimia dengan menggunakan
timah, ikan cupang, ikan nila, ikan
sepat, Copepoda, nimfa capung,
bahan kimia (pestisida)
berudu katak, larva nyamuk untuk menurunkan populasi
Toxorhynchites spp. dan organisme Vektor dan Binatang
lainnya. Organisme yang Pembawa Penyakit secara
menghasilkan toksin antara lain cepat dalam situasi atau
Bacillus thuringiensisisraelensis, kondisi tertentu, seperti
Bacillus sphaericus, virus, parasit, KLB/wabah atau kejadian
jamur dan organisme lainnya.Selain
matra lainnya
itu juga dapat memanfaatkan
tanaman pengusir/anti nyamuk.
B. Pengendalian Terpadu
terhadap vektor dan
binatang pembawa
penyakit

Penerapan metode terpadu ini dapat


dilakukan dengan:
a. Biofisika, misalnya melepaskan predator
dan pemasangan perangkap;
b. Biokimiawi, misalnya melepaskan predator
dan menggunakan pestisida;
c. Bioenviro, misalnya melepaskan predator
dan melakukan rekayasa lingkungan;
d. Fisika kimiawi, misalnya pemasangan
perangkap dan menggunakan kelambu
berpestisida
e. Biofisika kimiawi, misalnya melepaskan
predator, pemasangan perangkap, dan
menggunakan kelambu berpestisida;
f. Bioenviro fisika kimiawi, misalnya
melepaskan predator, melakukan rekay
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai