Anda di halaman 1dari 27

FAUZUL HAYAT,SKM.

,MKM
LATAR BELAKANG
 lalat sebagai pembawa dan penyebar penyakit pada
manusia, melalui penularan secara mekanik.
 Seekor lalat dapat membawa 6.500.000 jasad
renik/Mikroorganisme.
 Upaya untuk menurunkan populasi lalat dengan
mengukur kepadatan lalat
 Fly Grill sebagai alat mengukur kepadatan lalat
Lalat Musca domestica

 Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus


vermiculris, Trichuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris
lumbricoides),
 Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, dan
Balantidium coli), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan
Eschericia coli,), Virus polio, dan Mycobacterium
tuberculosis.
 Lalat Musca domestica dapat bertindak sebagai vektor
penyakit typus, disentri, kholera dan penyakit
kulit.kecacingan. dll
Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)
 Hospes: manusia
 Penyakit: askariasis
 Distribusi geografik: Survei 70%
 Morfologi dan siklus hidup
 Cacing jantan: 10-30 cm
 Betina 22-35 cm telur: 100.000-200.000 (dibuahi dan
tidak dibuahi)
 Dlm lingkungan yang sesuai telur dibuahi menjadi
bentuk infektif 3 minggu
Enterobius vermicularis
(Cacing Kremi)
 Hospes : Manusia
 Nama penyakit:
enterobiosis,
oksiuriasis
 yg gravid
mengandung 11.000-
15.000 telur
 Migrasi ke daerah
perianal untuk
bertelur.
Trichuris trichura (cacing cambuk)
 Hospes; manusia
trikuriasis
 Distribusi geografik:
kospmopolit
 Morfologi
Betina3000-10000
butir/hari
Cacing Pita
 Taenia saginata (Beef
tapeworm )
 Taenia solium (Pork
tapeworm )

Panjang 4 – 12 m
Penularan penyakit oleh lalat terjadi secara
mekanis, dimana bulu-bulu badannya,kaki-
kaki serta bagian tubuh yang lain dari lalat
merupakan tempat menempelnya
mikroorganisme penyakit yang dapat
berasal dari sampah, kotoran manusia dan
binatang.
Klasifikasi Lalat
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Subordo :Cyclorropha
Familia : Muscidae
Spesies : Musca domestica ( lalat rumah )
Stomoxys calcitrans ( lalat kandang )
Fannia ( Lalat kecil )
Siklus Hidup Lalat
Lalat adalah insekta yang
mempunyai metamorfosa
sempurna dengan stadium
telur, larva, kepompong, dan
stadium dewasa.
Perkembangan lalat
memerlukan waktu antara 7 –
22 hari, tergantung dari suhu
dan nutrisi yang tersedia.
Lalat betina umumnya dapat
menghasilkan telur pada usia
4 – 8 hari dengan jumlah 75 –
150 butir sekali bertelur.
Semasa hidupnya, seekor lalat
bertelur 5 – 6 kali.
Jarak Terbang Lalat
Jarak terbang efektif adalah 6-9
Kilometer. Terkadang lalat dapat
mampu terbang mencapai 19-20
kilometer.
Lama Hidup
Lama kehidupan lalat sangat
tergantung pada makanan, air, dan
temperatur. Pada musim panas
berkisar antara 2–4 minggu, sedang
pada musim dingin bisa mencapai 70
hari.
Temperatur, Kelembaban dan
Sinar
 Suhu optimum 21° C, suhu dibawah 7° C lalat tidak
aktif dan suhu diatas 45° C lalat tidak bisa hidup
 Kelembaban berkaitan dengan suhu udara: musim
penghujan lebih banyak dibandingkan dengan
musim kemarau dan sensitif terhadap angin
kencang.
 Lalat merupakan serangga bersifat pototropik
(menyukai sinar ).
Fly Grill
sebagai alat mengukur kepadatan lalat

 Ukur setiap batang limbah kayu dengan meteran


pada bilah-bilah kayu: lebar 2 cm dan tebal kayu 1
cm, dengan panjang masing–masing 80 cm
sebanyak 16–24 buah.
 Tiap kayu dicat menggunakan cat berwarna
cerah/kontras dengan maksud lalat senag pada
warna yang cerah.
Cara pengukuran

 Fly grill di letakkan pada tempat–tempat yang telah


ditentukan (berdekatan dengan tempat sampah,
kotoran hewan, kandang, dan lain–lain) pada daerah
yang akan diukur.
 Persiapan alat: fly grill dan counter.
Lokasi Pengukuran
 TPS dan TPA
Ditetapkan pd sumber terdapat lalat
 Hotel/Losmen, restoran dan rumah makan
dapur, ruang makan, ruangan yang berdekatan
dengan tempat sampah.
 Pemukiman penduduk
(Komplek perumahan), rumah kumuh/padat.
Area, seperti dibagi menurut RT/RW, dsb.
 Pasar
Disekitar tempat pengumpulan sampah pasar
Tempat/los penjualan daging, ikan, beras, gula dsb.
Perhitungan Kepadatan Lalat

Jumlah lalat yang hinggap selama 30 detik, dihitung


sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali
perhitungan (10 kali 30 detik) dan 5 perhitungan yang
tertinggi dibuat rata–ratanya dan dicatat dalam kartu
pencatatan.
Kartu Pencatatan Pengukuran
No. Lokasi Rata-rata Jlh Lalat (5
Pengukuran pengukuran yang tertinggi
dibagi dengan 5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 10 15 18 24 26 5 8 9 2 20+15+18+24+26/5=21
TPS
KRAMAT
Interpretasi hasil pengukuran pada setiap lokasi atau
block grill adalah sebagai berikut:
 0 – 2 : tidak menjadi masalah.
 3 – 5: perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat–
tempat berbiaknya lalat (tumpukan sampah, kotoran
hewan, dan lain–lain) (sedang).
 6 – 20: populasinya padat dan perlu pengamanan
terhadap tempat– tempat berbiaknya lalat dan bila
mungkin direncanakan upaya pengendaliannya.
(tinggi / padat).
 21 / >: populasinya sangat padat dan perlu dilakukan
pengamanan terhadap tempat–tempat berbiaknya
lalat dan tindakan pengendalian lalat. (sangat tinggi /
sangat padat).
Pengukuran Kepadatan Lalat
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Alat Fly Grill dapat mudah dibuat dengan harga realtif
terjangkau dengan memanfaatkan limbah kayu di
rumah dibandingkan dengan alat produksi pabrikan.
• Pembuatan alat bisa dibuat/dirakit sendiri.
Rekomendasi
Dengan adanya alternatif inovasi pembuatan Fly
Grill denga memanfaatkan limbah kayu di sekitar
lingkungan kita, memberian manfaat dan
informasi yang baik dalam rangka mengenalkan
alat penghitung kepadatan lalat sehingga dapat
digunakan untuk pengendalian lalat (mencegah
penyebaran penyakit) dan pada akhirnya dapat
berperan serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai