Anda di halaman 1dari 80

TUGAS AKHIR

STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH


DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN
PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2019

Oleh :
ROZI QOHTUN WIDARAPURI
NIM : P137433116097

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2019

i
TUGAS AKHIR

STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH


DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN
PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2019

Oleh :
ROZI QOHTUN WIDARAPURI
NIM : P1337433116097

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2019

i
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019

Abstrak
Rozi Qohtun Widarapuri (roziqohtunw@gmail.com)
STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN PDAM TIRTA
WIJAYA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
XII + 62 halaman : gambar, tabel, lampiran

Instalasi Pengelolaan Air Bersih Kesugihan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten melalui Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD). Bagian Produksi Kesugihan bertanggung jawab untuk penyediaan air
bersih dan pengawasan kualitas air yang didistribusikan ke pelanggan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui sistem pengelolaan air bersih di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya
Kabupaten Cilacap.

Metode penelitian digunakan adalah deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah proses
pengelolaan air bersih. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumen. Analisis
data yang digunakan berisi hasil penelitian yang dibandingkan dengan standar persyaratan menurut
Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum.
Hasil penelitian yang didapat yaitu susunan organisasi bagian produksi sudah tersusun dengan
baik tetapi masih kurang untuk karyawan bagian laboratorium. Tahap pengolahan air bersih yaitu
intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, reservoir. Hasil evaluasi pengolahan air
bersih dari data yang diambil satu bulan sudah memenuhi syarat membandingkannya dengan baku
mutu yang berlaku. Di bagian produksi kesugihan tidak ada bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) tetapi untuk yang bertanggung jawab mengenai Alat Pelindung Diri (APD) yaitu Sub Bagian
Instalasi Pengolahan Air.
Simpulan dari penelitian ini Bagian Produksi Kesugihan membutuhan karyawan untuk bagian
laboratorium.Tahapan pengolahan air bersih sudah baik dan melalui proses secara urut, hasil dari
data evaluasi pengolahan air bersih sudah memenuhi syarat. Saran dari peneliti yaitu dibentuknya
bagian organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Daftar bacaan : 8 (2003 – 2018)


Kata Kunci : PDAM, Pengelolaan Air Bersih
Klasifikasi : -

ii
Ministery of Health Polytechnic of Semarang
Department of Enviromental Health Purwokerto
Study Program Diploma III of Environmental Health
Final Project, May 2019

Abstract
Rozi Qohtun Widarapuri (roziqohtunw@gmail.com)
STUDY ON MANAGEMENT OF CLEAN WATER IN THE KESUGIHAN PRODUCTION UNIT OF
PDAM TIRTA WIJAYA CILACAP DISTRICT IN 2019
XII + 62 pages : picture, table, attachment

Clean Water Management Installation is managed by the Regency Government through


Regional Owned Enterprises (BUMD). The Production Unit is responsible for providing clean water
and monitoring the quality of water distributed to customers. The purpose of this study is to find out
the clean water management system in the Production Section PDAM Tirta Wijaya, Cilacap Regency.

The research method used is descriptive. The subject in this study is the process of managing
clean water. Data collection by observation, interviews and documents. Analysis of the data used
contains the results of the study compared to the standard requirements according to the Republic of
Indonesia Minister of Health Regulation No. 32 of 2017 concerning Environmental Health Quality
Standards and Water Health Requirements for Sanitary Hygiene Needs, Swimming Pools, Solus Per
Aqua, and Public Baths.

He results of the research obtained are that the organizational structure of the production section
is well structured but still lacking for laboratory part employees. the stages of clean water treatment
are intake, coagulation, floccution, sedimentation, filtration, disinfection, reservoir. The results of
evaluating clean water treatment from data taken one month have met the requirements to compare it
with the applicable quality standards. In the production section, there is no Health and Safety Section
(K3) but for those responsible for Personal Protective Equipment (PPE), namely the Water Treatment
Plant Sub-Section.

The conclusions from this study are that the Production Section requires employees for the
laboratory section. The stages of clean water treatment are good and through process in sequece, the
results of the evaluation data on clean water treatment have met the requirements. Suggestions from
researchers are in the form of the organization of Occupational Safety and Health (K3).

Reading list : 8 (2003 – 2018)


Key word : PDAM, Management of clean water
Clasification :-

iii
TUGAS AKHIR

STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH


DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN
PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2019

Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai derajat
Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Oleh :
ROZI QOHTUN WIDARAPURI
NIM : P137433116097

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2019

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

v
LEMBAR PENGESAHAN\

v
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rozi Qohtun Widarapuri

NIM : P1337433116097

Judul Proposal : Studi Pengelolaan Air Bersih Di Bagian Produksi Kesugihan

PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap Tahun 2019

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa proposal ini adalah betul-betul hasil karya saya

dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam proposal ada unsur

penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Purwokerto, 21 Mei 2019


Yang menyatakan

Rozi Qohtun Widarapuri

vi
BIODATA

Nama : Rozi Qohtun Widarapuri


Tempat, tanggal lahir : Cilacap, 28 Januari 1998
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kebon Salak No.36 RT 02 RW 06 Kesugihan 53274
Cilacap
Riwayat pendidikan : 1.Tahun 2010 lulus SD N 01 Kesugihan
2. Tahun 2013 lulus SMP N 02 Maos
3. Tahun 2016 lulus SMA Diponegoro Sampang
4.Tahun 2016 diterima di Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Riwayat Ilmiah : 1.Peserta Seminar Nasional “ Preventing Strategy and Early
Caunting Toward Zika Virus “ Poltekkes Kemenkes

2. Magang volunteer di PDAM Tirta Wijaya Kabupaten


Cilacap, Periode 11 – 29 Desember 2017

3. Peserta Seminar Nasional “ Implementasi Kesehatan


Preventif dalam Pembangunan Kesehatan ( SDG’s )

4. Peserta Seminar Nasional “Mitigasi Bencana Kegagalan

Teknologi di Lingkungan Industri” Poltekkes Kemenkes

Semarang tahun 2018.

vii
5. Peserta Seminar Nasional “Mitigasi Bencana Kegagalan

Teknologi di Lingkungan Industri” Poltekkes Kemenkes

Semarang tahun 2018

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini

dengan judul “Studi Pengelolaan Air Bersih Di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta

Wijaya Kabupaten Cilacap Tahun 2019”.

Tujuan penulisan tugas akhir adalah untuk mengajukan pedoman pelaksanaan

penelitian di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap. Selain itu,

sebagai penilaian untuk tugas akhir Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan baik material

maupun moril dari berbagi pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Marsum, BE, S.Pd, MHP., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Semarang.

2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

3. Bapak Suparmin, SST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan

Lingkungan Purwokerto, pembimbing dalam penyusunan Tugas Akhir dan pembimbing

akademik

4. Seluruh dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Semarang yang

telah mengajarkan dan membagikan ilmu, pengetahuan, dan wawasannya sebagai

pedoman dan bekal bagi penulis.

5. Kepala Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap yang telah

memberi izin untuk melakukan penelitian

6. Bapak Agus Wibowo ST, M.Si sebagai pembimbing lapangan untuk penelitian

7. Karyawan Bagian Produksi Kesugihan yang telah membantu dan memberi arahan –

arahan dalam pembuatan penelitian

ix
8. Keluarga tercinta yang tak henti-hentinya mendukung baik secara moril, materil, dan

spiritual. Terimakasih atas segala doa dan semangat yang selalu diberikan kepada

penulis, sehingga memberikan kepercayaan dan penguatan kepada penulis yang

sangat berarti bagi penulis.

9. Rizki Purnawirandi S.Kom, yang sudah memberikan semangat dan doa

10. Teman-teman yang telah memberikan doa, semangat, serta dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

penulis. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para penulis dan para pembaca

pada umumnya

Purwokerto, 21 Mei 2019

Penulis

x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................................................................ii
ABSTRACT...............................................................................................................................................................iii
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................................................... vii
BIODATA................................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian........................................................................................................2

D. Manfaat....................................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................... 4


A. Pengertian................................................................................................................ 4

B. Sumber Air Bersih.....................................................................................................6

C. Pengolahan Air Bersih..............................................................................................8

D. Kuantitas dan Kualitas Air....................................................................................... 11

E. Peranan Air............................................................................................................. 13

F. Manajemen............................................................................................................. 14

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3) di Instansi Pengolahan Air Bersih...........20

H. Kerangka Teori....................................................................................................... 25

BAB III BAHAN DAN METODE................................................................................................ 26


A. Kerangka Konsep.................................................................................................... 26

B. Jenis Penelitian....................................................................................................... 28

xii
C. Ruang Lingkup ................................................................................................................... 28
D. Subyek................................................................................................................................. 29

E. Pengumpulan Data ............................................................................................................... 29

F. Pengolahan Data .................................................................................................................. 30

G. Analisis Data ........................................................................................................................ 31

H. Etika Penelitian .................................................................................................................... 31

BAB IV HASIL ............................................................................................................................. 32

A. DATA UMUM...................................................................................................................... 32
1. Gambaran umum Bagian Produksi ............................................................................. 32

B. DATA KHUSUS.................................................................................................................. 32

1. Organisasi Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan ......................... 33

2. Tahapan Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan ............................ 36

3. Evaluasi Hasil Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan ................... 41

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Bagian Produksi Kesugihan............... 45

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................................... 47

A. DATA UMUM...................................................................................................................... 47
1. Gambaran umum Bagian Produksi ............................................................................. 47

B. DATA KHUSUS.................................................................................................................. 47

1. Organisasi Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan ......................... 47

2. Tahapan Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan ............................ 48

3. Evaluasi Hasil Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan ................... 51

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Bagian Produksi Kesugihan............... 51

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 52

A. SIMPULAN.......................................................................................................................... 52
B. SARAN ................................................................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 53

LAMPIRAN ................................................................................................................................. 54

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional...........................................................................................................................27

4.1 Jadwal Shift Operator IPA................................................................................................................35

4.2 Data Pengukuran Kualitas Air Bersih...........................................................................................42

4.3 Data Pemakaian Bahan Kimia........................................................................................................43

4.4 APD di bagian produksi Kesugihan..............................................................................................46

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 kerangka teori...................................................................................................................................25

3.1 kerangka pikir....................................................................................................................................26

4.1 Susunan organisasi di bagian Produksi Kesugihan.............................................................35

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Checklist...................................................................................................................................................54

2 Foto kegiatan di bagian produksi kesugihan................................................................................57

3 Foto Alat Pelindung Diri......................................................................................................................59

4 Hasil Pemeriksaan Laboratorium.....................................................................................................60

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat

penting bagi kehidupan manusia dan untuk memajukan kesejahteraan umum serta

berperan sebagai faktor utama pembangunan. Air dibutuhkan untuk berbagai macam

kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mandi, minum, mencuci dan berbagai

keperluan lainnya. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi

kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Pemanfaatan air sebagai air bersih dan air minum, tidak dapat dilakukan secara

langsung, akan tapi membutuhkan proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan

dilakukan agar air tersebut dapat memenuhi standar sebagai air bersih maupun air

minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan pengolahan. Faktor-faktor kualitas

air baku dapat meliputi warna, kekeruhan, pH, kandungan logam, kandungan zat-zat

kimia, dan lain-lainnya. Untuk melakukan proses pengolahan tersebut dibutuhkan suatu

instalasi yang sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diinginkan.

Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, mikrobiologi dan sesuai

dengan PERMENKES RI No. 32 Tahun 2017. Air yang di pergunakan sehari-hari harus

memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditetapkan. Air minum yang dihasilkan

harus memenuhi persyaratan supaya air yang dihasilkan tidak menimbulkan penyakit

jika dikonsumsi oleh masyarakat.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Cilacap merupakan Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Cilacap yang bergerak dalam

bidang penyediaan air bersih untuk wilayah Kabupaten Cilacap. PDAM Kabupaten

Cilacap memiliki beberapa instalasi pengolahan air bersih yang terdapat di masing-

masing cabang. Cabang Kesugihan dikelola langsung oleh Bagian Produksi PDAM

Kabupaten Cilacap. Instalasi pengolahan air bersih yang terdapat di Kecamatan

1
2

Kesugihan merupakan yang terbesar dengan kapasitas total mencapai 350 l/dt dan

melayani penyediaan air bersih untuk wilayah Kecamatan Kesugihan, Kota Cilacap,

Kecamatan Maos, Kecamatan Kroya, Kecamatan Adipala dan Sampang. Berdasarkan

data laporan bulanan tentang kualitas air produksi, terdapat beberapa parameter

kualitas air yang melebihi baku mutu. Parameter warna, kekeruhan dan besi memiliki

nilai yang fluktuatif terhadap baku mutu. Meningkatnya jumlah penduduk dan

kegiatannya menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Bagian Produksi

PDAM Kabupaten Cilacap selain bertanggung jawab dalam penyediaan air bersih

melalui Instalasi Pengolahan Air Bersih Kesugihan, juga bertanggung jawab dalam

pengawasan kualitas air yang didistribusikan ke pelanggan. Pengawasan kualitas air

yang dilakukan Bagian Produksi PDAM Kabupaten Cilacap merupakan pengawasan

internal yang dilakukan tiap periode tertentu oleh para staf analis Laboratorium PDAM

Kabupaten Cilacap.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Studi Pengelolaan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan PDAM

Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap Tahun 2019 “.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana sistem pengelolaan air bersih di Bagian Produksi Kesugihan PDAM

Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap Tahun 2019 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Umum

Mengetahui sistem pengelolaan air bersih di Bagian Produksi Kesugihan PDAM

Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap Tahun 2019.

2. Khusus

a. Mendeskripsikan organisasi pengolahan air bersih di Bagian Produksi Kesugihan

PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap


3

b. Mendeskripsikan tahap – tahap pengolahan air bersih di Bagian Produksi

Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

c. Mendeskripsikan evaluasi hasil pengolahan air bersih di Bagian Produksi

Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

d. Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Bagian Produksi

Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

D. Manfaat

1. Bagi Pihak PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

Sebagai bahan masukan bagi informasi untuk mengadakan evaluasi dan

menyusun perencanaan tentang penyediaan air bersih.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan air bersih,

kualitas air bersih yang dihasilkan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

3. Bagi Almamater

Sebagai bahan pustaka bagi pihak atau instansi terkait di bidang kesehatan

lingkungan

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Air Bersih

Menurut Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang syarat-syarat

pengawasan kualitas air, mendefinisikan :

“Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan

kualitas air minum”.

Pengelolaan meliputi pengontrolan suatu pelayanan dan mempunyai

fungsi yaitu pengembangan visi strategi, perencanaan, pengorganisasian,

mobilisasi sumber daya, administrasi, kepemimpinan, motivasi personil,

supervisi, monitoring dan promosi hubungan eksternal.

Pengelolaan air bersih adalah proses meningkatkan kualitas air untuk

berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia melalui kegiatan peningkatan

serta perbaikan kualitas air sehingga dihasilkan air yang memenuhi syarat

kesehatan.

4. Kualitas Air Bersih

Menurut Tjokrokusumo (1995, h.151) :

“Kualitas air bersih adalah unsur-unsur dari badan air yang dianalisa

berdasarkan sifat fisik, kimia dan mikrobiologi sehingga dapat menunjukkan

mutu air tersebut.”

4
5

5. Organisasi di Bagian Produksi

Bagian produksi sebagai pengelola lapangan secara struktur merupakan

salah satu bagian di bawah Direktur Bidang Teknik di Kantor pusat PDAM

Kabupaten Cilacap. Bagian produksi dalam menjalankan fungsi manajemen

berpedoman pada Perda Kabupaten Cilacap Nomor 12 Tahun 2004 Tentang

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cilacap. Bagian Produksi dipimpin

oleh seorang Kepala Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagaian

tugas pokok Direktur Bidang Teknik. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala

Bagian dibantu oleh tiga Kepala Sub Bagian yang membidangi antara lain sub

bagian sumber air, instalasi dan laboratorium. Tugas – tugas sub bagian

secara ringkas antara lain :

a. Sub bagian instalasi

1) Pengawasan operasional kuantitas dan kontinyuitas produksi air

minum.

2) Pemeliharaan bangunan, instrumen, unit – unit operasi, dan

lingkungan sekitar instalasi pengolahan air minum.

3) Melaporkan dan melaksanakan tugas lainnya kepada pimpinan

bagian produksi

b. Sub bagian sumber air

1) Pengawasan kualitas, pengaturan kapasitas alir dan kelancaran air

baku dari sumber air hingga titik pengambilan air

2) Pemeliharaan bangunan dan peralatan air baku serta

keberlangsungan sumber air baku

3) Melaporkan dan melaksanakan tugas lainnya kepada pimpinan

bagian produksi

c. Sub bagian laboratorium

1) Pengawasan dan koordinasi eksternal kegiatan pengawasan

kualitas air minum di area produksi hingga konsumen


6

2) Optimalisasi fungsi laboratorium berkait dengan riser dan proyeksi

kualitas air baik raw water maupun end product

3) Mengontrol penggunaan bahan kimia proses produksi dan

pengujian bahan kimia

4) Pemeliharaan aset laboratorium

5) Melaporkan dan melaksanakan tugas lainnya kepada pimpinan

bagian produksi

B. Sumber Air Bersih

1. Air Laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam

NaCl dlam air laut 3%. Dengan keadaan ini; maka air laut tak memenuhi

syarat untuk air minum.

2. Air atmosfir, air meteriologik

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran

udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain

sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum

hendaknya pada waktu menmpung air hujan jangan dimulai pada saat hujan

mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.

Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa

penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat

terjadinya korsi (karatan). Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga

akan boros terhadap pemakaian sabun.

3. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air

permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya

oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan

sebagainya. Air permukaan ada 2 macam yakni :


7

a. Air sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu

pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada

umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang

tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat

mencukupi.

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-

zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam

air yang menyebabkan warna kuning coklat.

4. Air Tanah

a. Air tanah dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah.

Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga

air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-

garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-

unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapis tanah disini

berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga

masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan

muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul

merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk

sumber air minum melalui sumu-sumur dangkal.

b. Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pegambilan air tanah

dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus

digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamannya sehingga dalam

suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu


8

lapis air. Kualitas dari air tanah dalam : Pada umumnya lebih baik dari air

dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.

c. Mata air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

Mata air yang berasal dari tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh

musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.

Berdasarkan keluarnya (munculnya permukaan tanah) terbagi atas :

1. Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng.

2. Umbul, dimana air keluar ke permukaan pada suatu dataran.

C. Pengolahan Air Bersih

1. Bangunan Penangkap Air (Intake)

Intake merupakan bangunan penangkap atau pengumpulan air baku dari

suatu sumber sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah

untuk selanjutnya diolah. Unit ini berfungsi untuk :

a. Mengumpulkan air dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air yang

dibutuhkan oleh instalasi pengolahan.

b. Menyaring benda – benda kasar dengan menggunakan bar screen.

c. Mengambil air baku sesuai dengan debit yang diperlukan oleh instalasi

pengolahan air yang direncanakan demi menjaga kontinuitas penyediaan dan

pengambilan air dari sumber.

d. Bangunan intake dilengkapi dengan screen, pintu air, dan saluran terbuka.

2. Koagulasi

Koagulasi didefinisikan sebagai destabilisasi muatan pada koloid dan partikel

tersuspensi, termasuk bakteri dan virus,oleh suatu koagulasi. Pengadukan cepat

(flash mixing) merupakan bagian terintegrasi dari proses ini. Destabilisasi

partikel dapat diperoleh melalui mekanisme:

a. Pemanfaatan lapisan ganda elektrik.

b. Adsorpsi dan netralisasi muatan.


9

c. Penjaringan partikel koloid dalam presipitat.

d. Adsorpsi dan pengkaitkan antar partikel

Secara umum proses koagulasi berfungsi untuk:

a. Mengurangi kekeruhan akibat adanya partikel koloid anorganik maupun


organic di dalam air.

b. Mengurangi warna yang diakibatkan oleh partikel koloid di dalam air.

c. Mengurangi bakteri –bakteri pathogen dalam partikel koloid,algae, dan

organism plankton lain.

d. Mengurangi rasa dan bau yang diakibatkan oleh partikel koloid dalam air.

3. Flokulasi

Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit pengadukan

cepat. Tujuan dari proses ini adalah untuk mempercepat laju tumbukan partikel,

hal ini menyebabkan aglomerasi dari partilkel koloid terdestabilisasi secara

elektrolitik kepada ukuran yang terendapkan dan tersaring.

Flokulasi dicapai dengan mengaplikasikan pengadukan yang tepat unutuk

memperbesar flok – flok hasil koagulasi. Pengadukan pada bak flokulasi harus

diatur sehingga kecepatan pengadukan semakin ke hilir semakin lambat, serta

pada umumnya waktu detensi pada bak ini adalah 20 sampai dengan 40 menit.

Hal tesebut dilakukan karena flok yang telah mencapai ukuran tertentu tidak bisa

menahan gaya tarik dari aliran air dan menyebabkan flok pecah kembali, oleh

sebab itu kecepatan pengadukan dan waktu detensi dibatasi. Hal lain yang

harus diperhatikan pula adalah konstruksi dari unit flokulasi ini harus bisa

menghindari aliran mati pada bak.

4. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel padat yang tersusupensi

dalam cairan atau zat cair dengan menggunakan pengaruh gravitasi atau gaya

berat secara alami. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan yang

tersuspensi pada air dan kandungan organisme tertentu di dalam air.Ada dua
10

jenis pengendapan yaitu Discrete Settling dan Flocelent Settling. Discrete

Settling terjadi apabila proses pengendapan suatu partikel tidak terpenuhi oleh

proses pengelompokkan partikel sehingga kecepatan endapannya akan

konstan. Proses sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Diameter butiran.

b. Berat jenis butiran.

c. Berat jenis zat cair.

d. Kekeruhan cairan.

e. Kecepatan aliran.

5. Filtrasi

Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dan larutan, dimana larutan

tersebut dilewatkan melalui suatu media berpori atau materi berpori lainnya

untuk menyisihkan partikel tersuspensi yang sangat halus sebanyak mungkin.

Proses ini digunakan pada instalasi pengolahan air minum untuk menyaring air

yang telah dikoagulasi dan diendapkan untuk menghasilkan air minum dengan

kualitas yang baik.

Filtrasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis filter, antara

lain: saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, bahkan dengan menggunakan

teknologi membrane. Pada penngolahan air minum umumnya dipergunakan

saringan pasir cepat, karena filter jenis ini memiliki debit pengolahan yang cukup

besar, penggunaan lahan yang tidak terlalu besar, biaya operasi dan

pemeliharaan yang cukup rendah, dan tentunya kemudahan dalam

pengoperasian dan pemeliharaan.

6. Desinfeksi

Desinfeksi air bersih dilakukan untuk menonaktifkan dan menghilangan

bakteri pathogen untuk memenuhi baku mutu air minum. Desinfeksi sering

menggunakan khlor sehingga desinfeksi dikenal juga dengan khlorinasi.

Keefektifan desinfektan dalam membunuh dan menonaktifkan mikroorganisme


11

berdasarkan pada tipe desinfeksi yang digunakan, tipe mikroorganisme yang

dihilangkan, waktu kontak air dengan desinfektan, temperatur air, dan karakter

kimia air

Khlorin biasanya disuplai dalam bentuk cairan. Ukuran dari wadah khlorin

biasanya bergantung pada kuantitas khlorin yang digunakan, teknologi yang

dipakai, ketersediaan tempat, dan biaya transportasi dan penanganan. Salah

satu khlorin yang umum digunakan adalah sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit

hanya bisa berada dalam fase liquid, biasanya mengandung konsentrasi klorin

sebesar 12,5 – 17 % saat dibuat

7. Reservoir

Reservoir adalah tangki penyimpanan air yang berlokasi pada instalasi. Air

yang sudah diolah disimpan pada tangki ini untuk kemudian ditransfer ke sistem

distribusi. Desain dari reservoir meliputi pemilihan dari ukuran dan bentuknya,

pertimbangan lain meliputi proteksi pekerja pemeliharaan reservoir.

Reservoir terdiri daridua jenis yaitu ground storage reservoir dan elevanted

storage reservoir. Ground storage reservoir biasa digunakan untuk menumpang

air dengan kapasitas besar dan membutuhkan pompa dalam pengoperasiannya,

sedangkan elevated storage reservoir menampung air dengan kapasitas relative

lebih kecil dibandingkan ground storage reservoir dan dalam pengoperasian

distribusinya dilakukan dengan gravitasi. Kapasitas reservoir untuk kebutuhan air

bersih dihitung berdasarkan dalam 24 jam (mass diagram). Selain untuk

kebutuhan air bersih, kapasitas reservoir juga meliputi kebutuhan air untuk

operasi instalasi dan kebutuhan air pekerja instalasi.

D. Kuantitas dan Kualitas Air

1. Kuantitas dan kualitas air

bersih a. Aspek kuantitatif

Aspek kuantitatif yaitu air tersebut harus memenuhi jumlah

kebutuhan sehari-hari. Pemakaian rata-rata per orang per hari


12

berbeda-beda. Kebutuhan air untuk masyarakat pedesaan 60 lt/org/hr,

sedangkan untuk perkotaan 150 lt/org/hr

b. Aspek kualitatif

Aspek kualitatif yaitu air tersebut harus memenuhi syarat kesehatan.

Untuk menjamin bahwa suatu sistem penyediaan air bersih, higienis dan

baik serta dapat diminum tanpa kemungkinan dapat menginfeksi penyakit

pada pemakai air maka haruslah terpenuhi suatu persyaratan kualitasnya.

Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu/kualitas dari air bersih.

2. Syarat kualitas air bersih menurut Permenkes RI No. 32 Tahun 2017. Air yang

sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

a. Syarat fisik

Syarat fisik air yang sehat adalah jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak

berwarna dan suhu ± 3ºC suhu udara.

b. Syarat kimia

Syarat kimia air bersih harus bebas dari senyawa-senyawa kimia yang

bersifat racun dan tidak mengandung bahan kimia atau organik dalam

jumlah yang berlebihan meliputi kandungan besi kurang dari 1,0 mg/lt,

kesadahan maksimal 500 mg/lt dan pH yaitu 6,5-9,0.

c. Syarat mikrobiologi

Air bersih yang sehat harus bebas dari bakteri patogen. Jika dari hasil

pemeriksaan 100 ml air sampel terdapat bakteri coliform maksimal 10

koloni/100 ml sampel pada air perpipaan maka air tersebut memenuhi

syarat kesehatan.
13

d. Syarat radioaktif

Air yang digunakan sebagai air bersih tidak boleh menggunakan zat-zat

radioaktif.

E. Peranan Air

Air mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan semua

makhluk hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Air

merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan dan juga sumber dasar bagi

kelangsungan kehidupan di atas bumi. Dalam kehidupan sehari-hari air

mempunyai peranan yang sangat penting mulai dari segi minum, mandi, mencuci

sampai untuk keperluan memasak, untuk industri, pertanian, perdagangan dan

masih banyak lagi penggunaannya.

Pada dasarnya tidak ada air bersih yang bebas dari pencemaran kuman

(infectious water). Di negara berkembang pencemaran kuman pada air bersih

merupakan gangguan kesehatan yang besar. Mengenai penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan air ini dapat dibagi dalam empat kelompok menurut

penularannya :

1. Water borne mechanism

Adalah bila kuman penyebab penyakit berada dalam air kemudian air

tersebut di minum oleh manusia sehingga manusia tersebut jatuh sakit, ini

juga dapat ditularkan melalui kotoran manusia yang masuk dalam tubuh

melalui mulut yang disebut faecal oral route. Yang tergolong dalam

kelompok penyakit ini adalah kholera, disentri, poliomylitis, dll.

2. Water washed mechanism

Ada 3 jenis penyakit kelompok ini, yaitu :

a. Infeksi dari alat pencernaan : Diare pada bayi dan shigellois.


14

b. Infeksi dari kulit dan mata, karena hygiene perorangan yang buruk.

c. Kelompok penyakit yang disebabkan oleh binatang seperti kutu, pinjal

yaitu scabies, richettsial typhus.

3. Water bashed mechanism

Semua penyakit yang kuman penyebabnya mempunyai sebagian dari

siklus hidupnya di suatu intermediate host yang hidup di air, misalnya

schistosomiosis.

4. Water related insect vector mechanism

Disebabkan melalui serangga yang berkembangbiak di air atau hidup

dekat air. Contohnya adalah malaria, fillariasis dan dengue

F. Manajemen

Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan

sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu

terapan yang penerapannya disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi organisasi,

bentuk kerja sama manusia di dalam organisasi, dan ruang lingkup masalah yang

dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku

staf yang bekerja di dalam organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk

menjaga dan mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau kelompok

masyarakat secara efektif, efisien, dan produktif (Muninjaya, 2012). Menurut

Notoatmodjo (2003) dalam buku Manajemen Kesehatan, manajemen kesehatan

adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan

dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui

program kesehatan (Herlambang & Murwani, 2012).

Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam

manajemen perusahaan, yaitu (Herlambang & Murwani, 2012).


15

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan

masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,

menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Dengan

perencanaan dapat mengetahui:

a. Tujuan yang ingin dicapai

b. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan

c. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya

d. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang

diperlukan; bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.

Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan

sebuah perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu:

a. Analisa situasi

b. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya

c. Menentukan tujuan program

d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program

e. Menyusun rencana kerja operasional.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya

yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui:

pembagian tugas secara jelas, tugas pokok dan prosedur kerja staf,
16

hubungan organisatoris dalam struktur organisasi, pendelegasian

wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki

organisasi.

Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian, yaitu:

a. Tujuan organisasi harus sudah dipahami oleh staf

b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk

mencapai tujuan

c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang praktis

d. Menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan

menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan

tugasnya

e. Penugasan personal yang terampil.

3. Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)

Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua

sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal

yang dapat menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam

organisasi yaitu :

a. Peran kepemimpinan (leadership)

b. Motivasi staf

c. Kerja sama antar staf

d. Komunikasi yang lancar antar staf.

Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah:

a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf

c. Menumbuhkan rasa menyukai dan memiliki pekerjaan

d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi

prestasi kerja staf


17

e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis

4. Pengawasan (Controlling)

Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang

telah dibuat dalam bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus

selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu

dikerjakan oleh staf.

Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu :

a. Standar norma, standar yang dibuat berdasarkan pengalaman staf

melaksanakan program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan

dalam situasi yang sama di masa lalu.

b. Standar kriteria, standar yang diterapkan untuk kegiatan-kegiatan

pelayanan oleh petugas yang sudah mendapatkan pelatihan.

Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan pengawasan

dengan tiga cara:

a. Pengamatan langsung

b. Laporan lisan dari staf atau pengaduan masyarakat

c. Laporan tertulis dari staf

5. Evaluasi (Evaluation)

Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas

pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi

ada beberapa macam, yaitu :

a. Evaluasi terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan

b. Evaluasi terhadap proses, dilaksanakan pada saat kegiatan

berlangsung

c. Evaluasi terhadap output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.

Dalam setiap proses manajemen akan selalu melibatkan berbagai

aspek, biasanya dituliskan dalam bentuk 5M. 5M adalah istilah yang


18

merujuk pada faktor produksi utama yang dibutuhkan oleh suatu

organisasi agar dapat beroperasi secara maksimal. Isi dari 5M adalah :

a. Man

Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.

Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan

proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses

kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh

karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang

berkerja sama untuk mencapai tujuan.

b. Money

Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat

diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-

kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar

dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang

penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus

diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan

berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga

kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil

yang akan dicapai dari suatu organisasi.

c. Material

Material atau bahan baku terdiri dari bahan setengah jadi (raw

material) dan bahan jadi. Merujuk pada bahan baku sebagai unsur

utama untuk diolah sampai menjadi produk akhir untuk diserahkan

pada konsumen. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih

baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
19

menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab

materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan

tercapai hasil yang dikehendaki.

d. Machine

Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau

menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan

efesiensi kerja.

e. Methods

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata

cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah

metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja

suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan

kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan

waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode

baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau

tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.

Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap

manusianya sendiri.

G. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) di Instansi Pengolahan Air Bersih

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) “Occupational Health and

Safety”, disingkat OHS. K3 adalah kondisi yang harus diwujudkan di tempat

kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran

mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan budayanya

melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara

konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang

berlaku.Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait

dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di

sebuah institusi maupun lokasi proyek. Secara keilmuan, keselamatan dan


20

kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya

dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran,

penyakit, dan sebagainya.

1. Manajemen K3

Pengertian Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem secara

keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-

jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan

bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan

pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka

pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

2. Potensi Bahaya K3

Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar

untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat

dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam

rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.Potensi

bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan

dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut :

a. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan

gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,

misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas &

dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

b. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-

bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya

ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui


21

: inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran

pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi

kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan

kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap;

daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

c. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau

ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang

berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita

penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll

maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses

produksi.

d. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang

disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak

sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam

melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara

kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja

yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun

ketidakserasian antara manusia dan mesin.

e. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau

ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang

kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan

tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,

motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan

klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan

tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat

kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara

individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
22

Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat

kerja.

f. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang

berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan

dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan

peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.

3. Alat Pelindung Diri (APD)

Bentuk Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan standar Kesehatan &

Keselamatan Kerja (K3) :

a. Helm Keselamatan

Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi

kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat

yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga bisa

melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia

ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko

yang relatif lebih rendah bisa menggunakan topi ataupun penutup

kepala sebagai pelindung.

b. Sabuk dan tali Keselamatan

Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi

gerak pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang

diinginkan. Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada

pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada posisi miring,

tergantung atau memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini

terdiri dari harness, lanyard, safety rope, dan sabuk lainnya yang

digunakan bersamaan dengan beberapa alat lainnya seperti

karabiner, rope clamp, decender, dan lain-lain.

c. Sepatu Boot
23

Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau

tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas

atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan

licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya adalah perlindungan

yang lebih maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi

hingga ke betis dan tulang kering.

d. Sepatu Pelindung

Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan

atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan

panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun

permukaan licin. Selain fungsi di atas, sepatu safety berkualitas juga

memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga bisa digunakan dalam

jangka waktu yang panjang. Berbagai sepatu pelindung ataupun

safety shoes tersedia sesuai dengan kebutuhan. Ada yang antislip,

antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik, dll.

e. Masker

Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan

dengan cara menyaring vemaran bahan kimia, mikro-organisme,

partikel debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga udara yang

dihirup masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat.

Masker ini terdiri dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit,

kanister, tangki selam dan regulator, dan alat pembantu pernafasan

f. Kacamata Pengaman

Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang

berfungsi untuk melindungi mata dari paparan partikel yang

melayang di udara ataupun di air, percikan benda kecil, benda

panas, ataupun uap panas. Selain itu kacamata pengaman juga


24

berfungsi untuk menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke

mata, benturan serta pukulan benda keras dan tajam.

g. Sarung Tangan

Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api,

suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan,

pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen

seperti virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang

beraneka macam, tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari

logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung tangan yang tahan

terhadap bahan kimia.


25

H. Kerangka Teori

SUMBER AIR
1. Air Laut
2. Air Atmosfir
3. Air Permukaan
4. Air Tanah

PENGOLAHAN AIR BERSIH PERMENKES RI Nomor 32


1. Intake tahun 2017 Standar Baku
2. Koagulasi Mutu Kesehatan Lingkungan
3. Flokusi dan Persyaratan Kesehatan
4. Filtrasi Air Untuk Keperlun Higiene
5. Desinfeksi Sanitasi, Kolam Renang,
6. Reservoir Solus Per Aqua, dan
Pemandian umum

Hasil pengolahan
air bersih

Gambar 2.3 kerangka teori


BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Kerangka Konsep

1. Komponen Penyusun

a. Input

1) Sumber air

2) Sarana pengelolahan air bersih

3) Sumber daya manusia (SDM)

b. Proses

Pengelolahan air

c. Output

Air hasil olahan dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kesugihan

2. Gambaran Kerangka Pikir

Input Proses
Output
1. Sumber air 1. Intake
Air hasil olahan dari
2. Sarana 2. Koagulasi
instalasi pengolahan
pengelolaan air 3. Flokulasi air (IPA )
bersih 4. Filtrasi
3. Sumber daya 5. Desinfeksi
manusia (SDM) 6. Reservoir

Gambar 3.1 kerangka pikir

26
27

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Pengukuran Data
1. Sumber air Asal air yang Observasi Checklist Nominal
digunakan
dalam proses
pengelohan
Sarana Seluruh unit Observasi Checklist Nominal
Pengelolaan proses yang
2. Air Bersih digunakan
dalam
mengolah air
bersih
3. Proses Upaya yang Observasi Checklist a. baik Nominal
Pengolahan dilakukan b. tidak baik
untuk
mengolah air
4. Intake Digunakan Observasi Checklist a. baik Nominal
untuk b. tidak baik
menyaring
kotoran di
dalam air
5. Koagulasi Penambahan Observasi Checklist a. baik Nominal
bahan b. tidak baik
koagulan
6. Flokulasi Penambahan Observasi Checklist a. baik Nominal
bahan b. tidak baik
flokulan
7. Filtrasi Penyaringan Observasi Checklist a. baik Nominal
air b. tidak baik

8. Desinfeksi Proses Observasi Checklist a. baik Nominal


mematikan b. tidak baik
mikroorganis
me dalam air
9. Reservoir Penyimpanan Observasi Checklist a. baik Nominal
air untuk di b. tidak baik
transfer ke
distribusi
28

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dikukan merupakan penelitian observasional,
menggunakan analisis deskriptif. Peneliti mengamati proses pengelolaan air
bersih di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap
dalam satu periode waktu (pengamatan sesaat) kemudian hasil pengamatan
dideskripsikan.
D. Ruang Lingkup

1. Tahap Penelitian

a. Tahap Persiapan : September 2018 – Desember 2018

1) Perumusan judul

2) Pencarian pembimbing

3) Pembuatan proposal penelitian

4) Ujian dan perbaikan proposal

b. Tahap Pelaksanaan : Desember 2018 – Januari 2019

1) Survey ke lokasi penelitian

2) Pengumpulan data

c. Tahan Penyelesaian : Maret 2019 – April 2019

1) Meliputi analisis data

2) Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

3) Ujian Karya Tulis Ilmiah

4) Perbaikan Karya Tulis Ilmiah

5) Penyerahan Karya Tulis Ilmiah.


29

2. Lokasi penelitian

Penelitian dilakuakan di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya

Kabupaten Cilacap Jln. Kemerdekaan Timur Kesugihan, Kabupaten Cilacap

3. Materi penelitian

Materi penelitian ini mengambarkan proses pengelolaan air bersih di Bagian

Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

E. Subyek

Subyek penelitian ini adalah air yang digunakan di Bagian Produksi Kesugihan

PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap yang berkaitan dengan proses

pengelolaan air bersih.

F. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Umum

Data umum meliputi :

1) Lokasi geografis

2) Profil Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten

Cilacap

b. Data khusus

Data khusus meliputi sumber air baku, proses pengelolaan air

bersih, hasil pemeriksaan kualitas air bersih yang dihasilkan oleh Bagian

Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.


30

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini berasal dari kegiatan pengamatan

terhadap pengelolaan air bersih dan wawancara dengan petugas bagian

produksi kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.

b. Data Umum

Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari arsip kantor PDAM

Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap untuk memperoleh data wilayah

pendistribusian, jumlah pendistribusian per hari, jumlah pelanggan,

sarana dan prasarana di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya

Kabupaten Cilacap.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Observasi melakukan pengamatan secara lansung di lapangan terhadap

sumber, pengolahan dan pendistribusian air bersih di Bagian Produksi

Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.

D. Melakukan wawancara dengan petugas bagian produksi pengelolaan air

bersih di PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.

E. Dokumentasi melihat dan mencatat data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian dari dokumen asli yang diperoleh dari arsip di Bagian Produksi

Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.

G. Pengolahan Data

1. Editting

Tahap ini dilakukan pengecekan semua data yang sudah terkumpul untuk

menghindari kekurangan dan kesalahan.


31

2.Coding

Pemberian kode dan pengelompokkan data yang telah terkumpul untuk

mempermudah pengolahan data.

3.Saving

Tahap ini dilakukan penyimpanan data hasil pemeriksaan.

4.Tabulating

Memasukkan data yang telah dikelompokkan dalam bentuk tabel

H. Analisis Data

Data dari hasil diperoleh akan di deskripsikan atau dijabarkan dalam

bentuk analisis tabelaris dan membandingkan dengan teori yang relevan serta

standar persyaratan yang berlaku.

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian yang diperhatikan antara lain (Aziz Alimul Hidayat,

2010, h.93) :

1. Lembar perijinan penelitian (Informed Consent)

Lembar perijinan penelitian diberikan kepada PDAM Tirta Wijaya

Kabupaten Cilacap. Tujuannya agar rumah sakit mengetahui maksud dan

tujuan penelitian.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua data yang diperoleh dalam penelitian,atas persetujuan PDAM Tirta

Wijaya Kabupaten Cilacap, dijamin kerahasiaanya oleh peneliti dan tidak

dipublikasikan untuk umum.

3. Tanpa nama (Anonimity)

Identitas petugas PDAM akan dijamin kerahasiaanya dan tidak

dicantumkan pada laporan penelitian atau jika nama dicantumkan akan

digunakan inisial
BAB IV
HASIL

A. Data Umum

1. Gambaran Umum Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya

Sistem penyediaan air bersih di Instalasi Pengolahan Air Kesugihan Kabupaten

Cilacap direncanakan, dirancang, dibangun serta dilaksanakan oleh Pemerintah

Indonesia dengan bantuan keuangan dan teknik dari Pemerintah Australia. Rencana

induk penyediaan air bersih Cilacap yang dibiayai oleh Pemerintah Australia dimulai

tahun 1975 merupakan bagian dari rencana perbaikan prasarana yang diperlukan untuk

menunjang pengembangan Cilacap sebagai kota industri. Selama periode tahun 1980

rencana penyediaan air bersih ini ditinjau kembali karena perkiraan berubah mengenai

laju perkembangan lokasi industri Cilacap. Perencanaan secara terinci dimulai pada

tahun 1980/1981 dan pelaksanaan konstruksi dimulai tahun 1981. Semua bahan dan

peralatan pada umumnya disediakan sebagai bantuan dari Pemerintah Australia yaitu

konstruksi dan instalasi, kecuali untuk peralatan proses instalasi pengolahan dibiayai

oleh Pemerintah Indonesia. Proyek Penyediaan Sarana Air Bersih (PPSAB) Cilacap

Instalasi Kesugihan selesai dibangun pada tahun 1985 dan dibuka secara resmi oleh

Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Suyono Sosrodarsono pada tanggal 15 Oktober 1985.

Selanjutnya setelah mengalami beberapa kali perubahan pengelolaan, Instalasi

Pengolahan Air Kesugihan akhirnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten melalui Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PDAM Kabupaten Cilacap dan sekarang menjadi

PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.

32
33

2. Letak Geografis

Secara geografis Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kesugihan terletak di

wilayah Desa Kesugihan Kabupaten Cilacap. Luas Bangunan IPA Kesugihan yaitu

2
10 x 50 m adapun batasan dan ruangan, dan di sebelah selatan bangunan terdapat

2
tempat untuk proses air bersih dengan luas 20 x 55 m . Bangunan tersebut terbagi

menjadi dua lantai yaitu :

a. Lantai bawah yaitu terdapat : ruang transmisi, ruang peralatan, ruang mesin,

ruang karyawan, ruang penyimpanan PAC dan gas klor.

b. Lantai atas yaitu terdapat : ruang laboratorium, ruang kepala bagian produksi,

ruang kepala sub bagian laboratorium, ruang sub kepala bagian instalasi

pengolahan air.

B. Data Khusus

1. Organisasi Pengolahan Air Bersih

a. Susunan Organisasi PDAM Tirta Wijaya

1) Badan Pembina

2) Badan Pengawas

3) Unsur Pimpinan adalah Direksi yang terdiri dari :

a) Direktur Utama

b) Direktur Bidang Umum

c) Direktur Bidang Teknik

4) Unsur Staf terdiri dari :

a) Bagian – bagian :

(1) Bagian Keuangan

(2) Bagian Langganan


34

(3) Bagian Umum

(4) Bagian Produksi

(5) Bagian Distribusi

(6) Bagian Perencanaan Teknik

(7) Bagian Peralatan Teknik

b) Satuan Pengawas Intern

c) Bidang Penelitian & Pengembangan

d) Pengolah Data Elektronik

e) Staf Ahli

5) Unsur Pelaksana terdiri dari :

a) Cabang :

(1) Seksi Umum

(2) Seksi Teknik

(3) Seksi Produksi

b) Unit Pelayanan :

(1) Pembantu Umum Unit Pelayanan

(2) Pembantu Teknik Unit Pelayanan


35

b. Susunan Organisasi Di Bagian Produksi Kesugihan

Kepala
Bagian Produksi

Kepala Sub Bagian Kepala Sub Bagian Kepala Sub Bagian


Laboratorium Instalasi Pengolahan Air Sumber Air

Gambar 4.1 Susunan Organisasi Bagian Produksi Kesugihan

Bagian Produksi dipimipin oleh Kepala Bagian Produksi yang dibantu oleh

ketua grup, tugas ketua grup yaitu melaksanakan kegiatan operasional juga

mengkoordinasikan pekerjaan antar sub bagian karena adanya keterkaitan

fungsi satu sama lainnya. Jam kerja dan jadwal kerja yang diberlakukan pada

operator antara lain adalah:

Tabel 4.1 Jadwal shift operator IPA I di Bagian Produksi Kesugihan

Grup/hari Hari I Hari II Hari III Hari Hari V Hari Hari Hari
IV VI VII VIII

Grup A Malam Malam Sore Sore Pagi Pagi off Off

Grup B Sore Sore Pagi pagi off off Malam Mala


m

Grup C Pagi Pagi Off Off Malam Malam Sore Sore

Grup D Off Off Malam Malam Sore Sore Pagi Pagi

Sumber : Bagian Produksi Kesugihan


36

Keterangan jam kerja :

Malam : masuk jam 22.00 – 07.00

Sore : masuk jam 14.00 – 22.00

Pagi : masuk jam 07.00 – 14.00

c. Karyawan

Jumlah pegawai yang berada di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta


Wijaya yaitu :
a. Kepala Bagian Produksi :1
b. Kepala sub bagian Laboratorium :1
c. Kepala sub bagian sumber air :1
d. Kepala sub bagian instalasi pengolahan air :1
e. Pegawai bagian produksi : 17
f. Keamanan :4
g. Polres :2
h. OB :1

2. Tahap Pengolahan Air Bersih Di Bagian Produksi Kesugihan

Instalasi pengolahan air bersih yang terdapat di Bagian Produksi Kesugihan

PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap merupakan jenis pengolahan air lengkap,

dapat dilihat sebagai berikut :

a. Intake

Intake adalah bangunan yang berfungsi sebagai penangkap air baku yang

akan diolah secara lengkap di instalasi pengolahan air PDAM. Air baku diambil

dari sumber air sungai Serayu dengan dibangun 3 intake yaitu, intake 1 air

diambil langsung dari Sungai Serayu melalui saluran penghubung dari sungai

menuju sebuah sumur yang dioperasikan sejak tahun 1985 sampai dengan tahun

2011. Pada mulanya intake 1 dilengkapi dengan 6 unit pompa intake ditambah 4

unit pompa emergency sebagai pengganti jika level air sungai surut, namun saat

ini keberadaan pompa emergency dipindahkan ke intake 3. Intake 1 mulai tidak

digunakan sejak 2011, selanjutnya intake 3 dioperasikan secara


37

maksimal. Sedangkan Intake emergency difungsikan di intake 3 dengan

kapasitas 2 x 50 l/dt. Bangunan Intake 2 menggunakan air baku langsung dari

sungai Serayu dengan menggunakan pompa submersible. Intake 2 dioperasikan

sejak tahun 1999 untuk menambah kapasitas alir air baku ke IPA IB. Namun

pada tahun 2008 intake 2 tidak diaktifkan setelah beberapa kali kondisi air sungai

mengalami kontaminasi air payau. Intake 2 dioperasikan kembali tahun 2015

setelah dilengkapi dengan 4 unit pompa curah berkapasitas masing-masing 350

l/dt. Bangunan Intake 3 dioperasikan sejak tahun 2003 hingga sekarang. Air baku

intake 3 merupakan sumber air yang diambil dari saluran tersier irigasi Bendung

Gerak Serayu (BGS) desa Gambarsari Kecamatan Kebasen Kabupaten

Banyumas. Kapasitas air baku yang disediakan oleh BPSDA sebesar 1.300 l/dt.

Dari jumlah tersebut yang dialokasikan ke IPA Kesugihan baru termanfaatkan

sebesar 600 l/dt.

Keberadaan intake 3 terus dikembangkan hingga kapasitas pompa yang ada

dapat memenuhi kebutuhan produksi secara maksimal. Sehingga saat ini ada

dua intake yang beroperasi secara kontinyu yaitu intake 3 dan intek 4 sebagai

sumber utama air baku pada IPA 550 maupun 50 l/dt. Keberadaan intake curah

berperan menggantikan intake saluran irigasi tersier pada saat musim kemarau.

Intake curah dioperasikan pada saat air sungai benar-benar aman dari

kontaminasi air payau. Untuk dapat mengakumulasikan air baku intake curah

3
dengan baik maka pada tahun 2015 dibangunlah embung berkapasitas 5.000 m

. embung berfungsi untuk menyimpan sementara sediaan air baku pada saat

keadaan pasang dan surut air sungai terjadi agar dapat dimanfaatkan secara

maksimal.

b. Koagulasi

Tahap awal dari proses penjernihan air adalah proses koagulasi. Proses

-9 -12
koagulasi adalah peristiwa pengikatan partikel koloid (dengan ukuran 10 – 10
38

m, fasa homogen) dalam air menjadi flokulan dengan menggunakan bahan kimia

koagulan. Partikel flokulan memiliki bobot jenis yang lebih berat dari air (> 1,2

gr/cc) sehingga secara gravitasi lumpur akan mengendap memisahkan diri dari

air. Bahan kimia yang digunakan pada umumnya berupa tawas (Al 2(SO4)3.

18H2O) atau Polly Alluminium Chloride (PAC, Aln(OH)mCl6m-n) dengan dosis

variable. Dosis bahan kimia koagulan dipengaruhi oleh tingkat kekeruhan air

baku. Fakta empiris memperlihatkan, semakin tinggi tingkat kekeruhan air baku

semakin tinggi pula dosis koagulan yang dibubuhkan meskipun tidak selalu

linear. Untuk mengetahui pendekatan dosis optimum bahan kimia yang

dibutuhkan, operator biasanya melakukan uji dosis atau disebut Jar Test. Jika

dosis koagulan telah ditentukan, maka operator akan mengoperasikan pompa

dosing bahan kimia sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Proses koagulasi

berlangsung sangat cepat yaitu 2,4 – 4 m/dt dengan waktu tinggal 30 – 120 detik.

Tujuannnya adalah agar bahan kimia koagulan mendiffusi secara cepat dan

merata.

c. Flokulasi

Hasil dari proses koagulasi adalah terbentuknya partikel flokulan. Partikel

flokulan secara visual dapat diamati pada tangki flokulator, namun demikian

optimalisasi proses tetap harus dilakukan evaluasi yaitu dengan Jar Test,

alkalinitas serta pengukuran pH.

d. Sedimentasi

Beberapa IPA memiliki kemampuan unjuk kerja yang berbeda-beda dalam

menurunkan kekeruhan air. Pada umumnya kekeruhan akhir < 6 NTU sudah

cukup baik untuk dilakukan filtrasi. Kekeruhan akhir yang terlalu rendah akan

mempengaruhi konsumsi bahan kimia yang digunakan. Hal ini dihindari karena

menghambat upaya penghematan bahan kimia proses. Hasil akhir dari operasi
39

settling ada 2, berupa air clarifier beserta float dan lumpur endapan atau bottom

product (sludge). Air diolah ke tahap berikutnya ke unit filtrasi, sedangkan lumpur

endapan dibuang dan dikeluarkan sebagai limbah produksi.

e. Filtrasi

Air clarifier hasil pengendapan selanjutnya disaring melewati beberapa

media filter cepat. Kekeruhan air hasil filtrasi dipersyaratkan < 1.0 NTU karena

pada kekeruhan tersebut sangat efektif untuk dilakukan proses desinfeksi.

Efektifitas kekeruhan hasil filtrasi harus dipertahankan > 85%. Untuk

mempertahankan efektifitas penyaringan dilakukan langkah-langkah operasional

yaitu dengan backwashing atau cuci balik. Backwash adalah pencucian balik

media filter dengan aliran terbalik untuk mengangkat akumulasi lumpur yang

terjadi selama penyaringan berlangsung. Sedangakan langkah pemeliharaan

filter berupa pengurasan media filter dan jika diperlukan dilakukan regenerasi

filter secara berkala. Spesifikasi umum dimensi filter cepat adalah sebagai

berikut:

Jenis : Rapid Sand Filter (filter cepat)

Jumlah : 10 unit

Susunan Media : Gravel 15 cm, Silika 30 cm & Antrasit 60 cm

Kapasitas : 6 x 41.6 dan 4 x 50 l/dt

Filter akan bekerja dengan baik pada beban permukaan operasi 6 – 11


3 2
m /m .jam dan kecepatan backwash antara 36 – 50 m/jam.

f. Desinfeksi

Tahap akhir dari produksi air minum adalah proses desinfeksi. Proses

desinfeksi adalah proses pemusnahan bakteri pathogen secara kimiawi dengan

dosis yang telah ditentukan. Tujuan desinfeksi untuk membunuh bakteri


40

pathogen yang merugikan kehidupan manusia. Selain itu untuk memberikan

jaminan bahwa air dapat digunakan secara aman.Bahan kimia yang digunakan

untuk desinfektan pada umumnya menggunakan senyawa chlorine. Proses

chlorinasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Pre chlorinasi

Pre-chlorinasi adalah pembubuhan chlorin yang dilakukan sebelum air

baku mengalami pengolahan koagulasi. Tujuannya antara lain adalah untuk

menurunkan sebagian senyawa organik dalam air baku, mengoksidasi logam

– logam terlarut dalam air seperti Fe dan Mn juga mengontrol pertumbuhan

algae dan lumut dalam tangki-tangki pengolah air. Keberadaan senyawa

organik dalam air dapat berpengaruh pada menurunnya efektifitas koagulasi.

Dengan menerapkan pre-chlorinasi maka proses koagulasi dapat berjalan

optimal. Dosis chlor untuk prechlorinasi dioperasikan pada kisaran 0,2 – 0,4

mg/l.

2) Post Chlorinasi

Post chlorinasi adalah proses pembubuhan senyawa chlor pada akhir

proses produksi di dalam clear water storage (CWS). Untuk membasmi

kandungan mokroorganisme pathogen dalam air dilakukan proses desinfeksi

dengan senyawa chlor. Efektifitas desinfeksi bergantung pada beberapa

variable: diantaranya yaitu; Jenis desinfektan, PH air, Waktu kontak,

Temperatur, dan Type Mikroorganisme. Dosis chlorinasi optimal berkisar

antara 0,5 – 1,0 mg/l di zona reservoir. Untuk mengetahui dosis chlor dengan

tepat perlu dilakukan uji Daya Pengikat Chlor atau (DPC).

3) Super Chlorinasi

Super chlorinasi diartikan sebagai proses pembubuhan senyawa chlor

dengan dosis lebih untuk keperluan keamanan jaringan distribusi air minum
41

dalam pipa yang diberlakukan secara insidentil. Proses tersebut dilakukan

untuk mengatasi penurunan sisa chlor di titik-titik terjauh selama periode

jangka lebih lama. Dosis chlor maksimal dibubuhkan berkisar antara 1 – 2 mg/l

selama 24 jam.

g. Reservoir

Unit bangunan transmisi terdiri dari Clear Water Storage 1 & 2 (CWS) serta

Unit Pompa transmisi 1, 2 dan 3. Bangunan CWS berfungsi sebagai penyimpan

sementara produk air jernih dan juga sebagai reaktor pada proses chlorinasi.

Chlorinasi dilakukan untuk membasmi kontaminan mikrobiologi terutama bakteri

pathogen dalam air. Selama proses chlorinasi sebagian dosis chlor akan

berkurang akibat adanya penyerapan senyawa chlorin oleh kontaminan dalam air.

Dosis chlor yang tersisa sering disebut sebagai sisa chlor bebas dan terbawa

dalam produk air ke jaringan pipa distribusi. Sisa chlor bebas dalam air harus

mencukupi hingga perjalanan air ke titik pipa terjauh. Sisa chlor bebas dalam air

dipertahankan harus lebih dari 0,2 ppm di titik terjauh pengaliran air. Sedangkan

dosis chlorin maksimum diizinkan menurut lampiran Permenkes RI No

492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 5 ppm.

3. Evaluasi Hasil Pengolahan Air Bersih Di Bagian Produksi Kesugihan

Air yang sudah diolah dan didistribusikan kepada pelanggan haruslah sudah

memenuhi standar kesehatan yang sesuai,hal ini untuk menjamin bahwa air bersih

yang didistribusikan kepada pelanggan memenuhi syarat kesehatan atau tidak.

Pada Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

melakukan pengawasan terhadap air minum dimulai dari air baku, air dalam proses

diolah maupun air yang didistribusikan ke konsumen dengan berpedoman dengan

Permenkes RI No.32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan


42

Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,

Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.

Tabel 4.1 Data Pengukuran Kualitas Pada Tanggal 1 – 31 Maret 2018

KUALITAS AIR
KEKERUHAN
TANGGAL pH
(NTU)
SBL SSD SBL SSD
01-Mar-19 114,2 1,4 8,1 7,1
02-Mar-19 125,3 1,9 8,1 6,87
03-Mar-19 143,8 2,1 8,1 6,9
04-Mar-19 544 1,6 8,1 6,87
05-Mar-19 258,3 0,9 8,1 6,9
06-Mar-19 167,1 1,2 8,1 6,87
07-Mar-19 98,1 1,4 8,1 6,97
08-Mar-19 309,3 1,4 8,1 4,97
09-Mar-19 230,5 0,8 8,1 7,07
10-Mar-19 139,3 1,1 7,17 7,03
11-Mar-19 81,1 1,5 8,1 7,03
12-Mar-19 69 1,6 8,1 7,1
13-Mar-19 101,6 1,4 8,1 7,03
14-Mar-19 116,7 1,2 8,1 7,1
15-Mar-19 81,5 1,3 8,1 7,17
16-Mar-19 119 1,1 8,1 7,17
17-Mar-19 113,8 1,4 8,1 7,13
18-Mar-19 239 1,5 8,1 7
19-Mar-19 382,8 1,1 8,1 7,1
20-Mar-19 195,8 1,2 8,1 7,17
21-Mar-19 194,3 1 8,1 7,2
22-Mar-19 198,6 1,1 8,1 7,03
23-Mar-19 181,9 1,1 7,17 6,87
24-Mar-19 379,5 2,3 7,17 6,73
25-Mar-19 314,3 1,2 8,1 6,9
26-Mar-19 192 1,3 7,17 6,83
27-Mar-19 953,5 1,7 7,17 6,97
28-Mar-19 462,1 1,3 7,17 6,9
29-Mar-19 197,1 0,8 7,17 7,5
30-Mar-19 195 0,9 7,17 7,47
31-Mar-19 141,3 0,8 7,17 7,47
Sumber : Bagian Produksi Kesugihan
43

Keterangan :
SBL : Sebelum Pengolahan (intake)
SSD : Sesudah Pengolahan (reservoir)

Tabel 4.2 Data Pemakaian Bahan Kimia Pada Tanggal 01 – 31 Maret


2019
BAHAN KIMIA

TANGGAL PAC GAS KHLOR KAPORIT

SISA
PEMAKAIAN PEMAKAIAN CHLOR PEMAKAIAN
(kg) (kg) (kg) (kg)

01-Mar-19 900 3,2 1,0

02-Mar-19 900 3,2 0,9

03-Mar-19 900 3,2 0,8

04-Mar-19 1200 3,2 0,8

05-Mar-19 900 3,2 1,0

06-Mar-19 900 3,2 0,9

07-Mar-19 900 3,2 1,0

08-Mar-19 900 3,2 0,8

09-Mar-19 900 3,2 1,0

10-Mar-19 900 3,2 0,9

11-Mar-19 900 3,2 0,8

12-Mar-19 900 3,2 0,6

13-Mar-19 900 3,2 0,6

14-Mar-19 900 3,2 0,5

15-Mar-19 900 3,2 0,4 45,0

16-Mar-19 900 3,2 0,3 45,0

17-Mar-19 900 3,2 0,6 45,0

18-Mar-19 900 3,2 0,6 45,0

19-Mar-19 1200 3,2 0,9 45,0

20-Mar-19 900 3,2 0,4 45,0

21-Mar-19 900 3,2 0,8 45,0


44

22-Mar-19 900 3,2 0,7 45,0

23-Mar-19 900 3,2 1,0

24-Mar-19 1200 3,2 0,9

25-Mar-19 900 3,2 0,9

26-Mar-19 900 3,2 0,9

27-Mar-19 1200 3,2 1,0

28-Mar-19 900 3,2 0,8

29-Mar-19 900 3,2 0,6

30-Mar-19 1200 3,2 0,8

31-Mar-19 900 3,2 0,8

Sumber : Bagian Produksi Kesugihan

4. Manajemen
a. Man

Bagian Produksi Kesugihan dipimpin oleh kepala bagian produksi yang

dibantu oleh tiga kepala sub bagian.di bagian laboratorium produksi kesugihan

karyawannya hanya memilik 1 orang, maka dari itu masih membutuhkan satu

karyawan lagi untuk dibagian laboratorium agar pekerjaan leih efektif karena

pusat laboratorium PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap terletak di bagian

produksi kesugihan.

b. Money

Dana yang digunakan untuk kebutuhan pengelolaan air bersih di bagian

produksi kesugihan dikelola oleh administrasi keuangan PDAM Tirta Wijaya

Kabupaten Cilacap. Dana tersebut digunakan untuk membeli bahan kimia,

bahan bakar, dan alat – alat yang dibutuhkan untuk proses pengolahan air

bersih.

c. Material
45

Air sungai serayu merupakan bahan baku yang nantinya akan diproses

melalui tahap – tahap pengelolaan air bersih dengan penambahan bahan kimia

sesuai dengan dosisnya, jika kekeruhan air tinggi maka semakin tinggi juga

dosis yang diperlukan

d. Machine

Mesin atau alat yang digunakan untuk pengolahan air bersih yaitu pompa

transmisi, pompa air baku, dosing pump, genset. Mesin atau alat setiap

bulannya dilakukan perawatan secara rutin

e. Methods

Tahap – tahap pengolahan air bersih :

1) intake

2) koagulasi

3) flokulasi

4) sedimentasi

5) filtrasi

6) reservoir

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Bagian Produksi Kesugihan

Hasil wawancara dan observasi dengan petugas di bagian produksi kesugihan

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) belum ada,PDAM Tirta Wijaya

baru akan merencakan menerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) tahun depan. Tetapi di bagian produksi sudah tersedianya

Alat Pelindung Diri (APD) setiap para karyawan. Berikut gambaran ketersediaan

Alat Pelindung Diri (APD) di Bagian Produksi Kesugihan.


46

Tabel 4.2 APD di Bagian Produksi Kesugihan

No Bagian Alat Pelindung Diri Keterangan

1. Laboratorium a. Sarung tangan Tersedia


b. Masker

c. Jas Laboratorium

2. Pembubuhan PAC a. Helm Tersedia


b. Masker

c. Sarung tangan

d. Kacamata

e. Sepatu boot

f. Wearpack

3. Gas khlor a. Masker Tersedia


b. Sarung tangan

c. Wearpack

4. Peralatan a. Sarung tangan Tersedia


b. Masker

c. Wearpack

d. Sepatu

5. Transmisi a. Ear Muff / Penutup Telinga Tersedia


b. Helm

c. Kacamata

d. Sepatu boot
BAB V

PEMBAHASAN

A. Data Umum

1. Gambaran Umum Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya

Dalam pengolahan air bersih di bagian produksi kesugihan pada musim

kemarau akan mengalami permasalahan yaitu air sungai menjadi payau. Air payau

terjadi karena campuran air laut ke air tawar. Hal ini dikarenakan adanya degradasi

lingkungan. Pencemaran air tawar juga dapat terjadi karena air pasang naik. Saat air

laut meluap, masuk ke median sungai, kemudian terjadi pendangkalan di sekitar

sungai sehingga air asin masuk ke dalam air tanah dangkal dan menjadi payau.Air

payau yaitu antara campuran air tawar dan air laut. Jika kadar garam yang

dikandung dalam satu liter air yaitu antara 0,5 sampai 30 gram, maka karyawan

bagian produksi tidak dapat mengolah air dan sementara pengolahan air berhenti

karena sampai sekarang belum ada alat untuk mengatasi air payau.

B. Data Khusus

1. Organisasi Pengolahan Air Bersih

a. Susunan Organisasi PDAM Tirta Wijaya

Struktur organisasi yang terdapat di PDAM Tirta Wijaya sudah tersusun

secara baik sesuai dengan tugas dan wewenang yang sudah ditentukan. PDAM

dipimpin oleh seorang direktur yang bertanggungjawab kepada bupati melalui

badan pengawas. Kepengurusan tata usaha PDAM Tirta Wijaya ditetapkan

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap No.11 Tahun 2003 Tentang

Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cilacap.

47
48

b. Susunan Organisasi Di Bagian Produksi Kesugihan

Bagian Produksi sebagai pengelola IPA I secara struktur merupakan salah

satu Bagian di bawah Direktur Bidang Teknik di kantor pusat PDAM Tirta Wijaya

Kabupaten Cilacap. Bagian produksi dalam menjalankan fungsi manajemen

berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 11 Tahun 2003

tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cilacap. Bagian Produksi

dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas pokok Direktur Bidang Teknik. Dalam melaksanakan tugasnya

Kepala Bagian dibantu oleh tiga Kepala Sub Bagian yang membidangi antara lain

Sub Bagian Sumber Air, Instalasi dan Laboratorium.

Masing-masing kepala sub bagian dalam melaksanakan pekerjaannya

dibantu oleh masing-masing staf operasional yang bekerja secara shift atau

bergantian selama 3 kali 8 jam operasi. Untuk memudahkan pembagian kerja,

operator dibagi menjadi 4 kelompok yang masing – masing terdiri dari 3 personel.

Setiap kelompok terdapat ketua grup yang dipilih dan diusulkan oleh kepala

bagian dengan Surat Keputusan Direksi.

c. Karyawan

Jumlah karyawan yang ada di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya

belum mencukupi dalam hal pengelolaan dan pengolahan air bersih, bagian

produksi kesugihan masih membutuhkan satu karyawan lagi untuk di bagian

Laboratorium, karena laboratorium yang ada di bagian produksi kesugihan ini

adalah laboratorium pusat PDAM Tirta Wijaya Cilacap

2. Tahap Pengolahan Air Bersih Di Bagian Produksi

Kesugihan a. Intake

Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya sudah menggunakan intake.

Pada bangunan intake 2 menggunakan air baku langsung dari sungai serayu,

bangunan intake 3 menggunakan saluran tersier irigasi Bendung Gerak Serayu

(BGS) desa Gambarsari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas, bangunan


49

intake 4 saluran dari embung. Bangunan intake sudah baik karena sudah mampu

menampung bayaknya air yang akan diproses dan sudah dipasangnya screening

di intake agar kotoran, sampah, hewan air tidak masuk ke dalam intake tersebut.

Fungsi dari screening adalah untuk menyaring supaya sampah, kotoran, dan

hewan air yang masuk ke dalam intake yang nanti akan mengganggu proses

pengolahan air di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya.

b. Koagulasi

Di IPA Kesugihan bahan koagulan yang digunakan adalah (Poly Alumunium

Chloride) PAC. Pada tahap awal penjernihan sejumlah air baku dengan

kekeruhan tinggi (100 sd > 1000 NTU). Unit proses penjernih pada tahap ini terdiri

dari tiga kompartemen pengolahan yaitu, diffuser, floculator dan settler. Diffuser

didesain untuk mendifusikan bahan kimia ke dalam air baku agar koagulasi dapat

berjalan secara homogen. Koagulasi dapat terjadi karena bercampurnya koagulan

-1
(tawas, PAC) dengan air baku pada gradien kecepatan (G) > 750 dt , kecepatan

alir linear antara 2,4 – 4 m/dt dengan waktu pengadukan selama 30 –

120 dt (SNI 19-6774-2002).

c. Flokulasi

Setelah proses koagulasi dilanjutkan proses flokulasi. Hasil dari proses

koagulasi adalah terbentuknya partikel flokulan. Flokulan dapat terbentuk ketika

koloid mengalami destabilisasi ion oleh polimer koagulan sehingga ikatan ion

stabil pembentuk koloid menjadi rusak dan akhirnya pecah membentuk kelompok

partikel suspensi yang disebut flok. Pembentukan flok secara sempurna terjadi

pada aliran sedikit laminar untuk menjaga agar keberadaan flok tidak pecah

kembali. Waktu pengadukan flokulasi antara 15 – 40 menit dengan gradie

kecepatan 100 – 20 per-detik.

d. Sedimentasi

Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara gravitasi setelah endapan

terbentuk dari proses koagulasi flokulasi. Pada bak sedimentasi dilengkapi tube
50

settler yang bertujuan mempercepat proses pengendapan. Pada umumnya

kekeruhan akhir < 6 NTU sudah cukup baik untuk dilakukan filtrasi. Kekeruhan

akhir yang terlalu rendah akan mempengaruhi konsumsi bahan kimia yang

digunakan. Hal ini dihindari karena menghambat upaya penghematan bahan

kimia proses. Kekeruhan akhir yang optimal diterapkan pada unit pengolahan

berkisar antara 2 – 4 NTU. Beban permukaan area pengendapan berkisar antara

2,5 – 6 m/jam dengan kedalaman antara 2,3 – 3 m. Untuk membatasi kisaran

interval kekeruhan tersebut dilakukan pengukuran kekeruhan pada unit clarifier

setiap interval waktu tertentu.

e. Filtrasi

Filtrasi adalah operasi penyaringan air clarifier hasil pengendapan dengan

menggunakan media filter untuk menghilangkan sisa flok dalam bentuk float yang

halus (kekeruhan 3 – 5 NTU) untuk mendapatkan kualitas air yang lebih jernih (<

1 NTU). Perbedaan kejernihan air sebelum dan sesudah filtrasi dapat diukur

menggunakan turbidimeter.Filter harus dicuci balik atau backwash menggunakan

air Backwash Water Storage (BWS) supaya akumulasi lumpur pada media filter

dibuang sehingga filter dapat beroperasi normal kembali.

f. Desinfeksi

Desinfektan yang digunakan di IPA yaitu gas khlor. Pembubuhan larutan

3 3
desinfektan yaitu 1 ppm (1 gr/m ) yang artinya adalah 1 gr khlorin untuk 1 m air.

Pembubuhan dilakukan dengan perhitungan yang sesuai dengan standar yang

sudah ditetapkan. Untuk parameter fisika dan kimia sudah sesuai dengan standar

Baku Mutu Kualitas Air Minum sesuai dengan Permenkes RI No 32 tahun 2017.

Dan untuk uji pemeriksaan baktereologis dari ke 7 sampel semua sudah

memenuhi standar, dengan hasil 0 MPN/ml untuk E.coli.


51

g. Reservoir

Unit transmisi merupakan rumah pompa yang menggunakan energi paling

besar dibanding unit lain karena semua kegiatan pengaliran air ke konsumen

menggunakan pompa berdaya tinggi. Unit Transmisi 1 dan 3 dengan kapasitas

total 550 l/dt dioperasikan untuk mensuplai sebagian besar wilayah kota Cilacap,

kecamatan Jeruk legi dan sebagian wilayah kecamatan Kesugihan area utara dan

barat. Unit Transmisi 2 dengan kapsitas 66 l/dt dioperasikan untuk mensuplai ke

wilayah kecamatan Maos, Kroya, Adipala dan Sampang dan wilayah Kesugihan.

Unit Transmisi 3 disediakan untuk mensuport transmisi 1. Debit optimal yang

dihasilkan dapat mencapai debit 200 l/dt untuk tambahan suplai kebutuhan air ke

Cilacap kota dan Jeruk legi.

3. Evaluasi Hasil Pengolahan Air Bersih Di Bagian Produksi Kesugihan

Dari data yang telah diperolah pada tabel 4.1 bahwa hasilnya sudah sesuai

dengan standar Permenkes No.32 Tahun 2017 yaitu 5 - 25 NTU, tetapi sebelum

masuk ke pengolahan kekeruhan air masih tinggi. Penyebab dari kekeruhan yaitu

tingginya debit,lumpur, tanah liat, sedimen dan erosi. Dalam segi untuk air bersih,

tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengurangi jumlah cahaya yang mencapai

kedalaman lebih rendah yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman air.

4. Penilaian Proses Pengolahan Air Bersih di Bagian Produksi Kesugihan

Berdasarkan penilaian dari ceklis yaitu 92,8 % termasuk kategori baik.

Pengolahan air di bagian produksi kesugihan sudah lengkap dan baik hanya saja

kendalanya pada saat musim kemarau, air tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan

sehari-hari dan pengolahan air harus berhenti.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Organisasi di Bagian Produksi Kesugihan yaitu Bagian Kepala Produksi yang dibantu oleh

tiga Kepala Sub Bagian yaitu Kepala Sub Bagian Laboratorium, Kepala Sub Bagian

Sumber Air, Kepala Sub Bagian Instalasi Pengolahan Air.

2. Tahap – tahap pengolahan air bersih di Bagian Produksi Kesugihan yaitu intake,

koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, reservoir.

3. Hasil evaluasi pengolahan air bersih untuk kekeruhan dan pH sudah memenuhi syarat

sesuai dengan standar Permenkes No. 32 Tahun 2017.

4. Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Bagian Produksi Kesugihan tidak

ada, namun sudah ada perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)

5. Bagian Produksi Kesugihan masih membutuhkan karyawan lagi untuk di bagian

laboratorium

6. Manajemen di Bagian Produksi Kesugihan sudah baik dan dibuat laporan agar dapat

mengetahui kebutuhan yang diperlukan setiap bulan.

B. SARAN

1. Dibentuknya organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Bagian Produksi

Kesugihan Bagian Produksi Kesugihan agar ada yang bertanggung jawab untuk

melindungi para tenaga kerja dari potensi bahaya di tempat kerja.

2. Menambah karyawan untuk di bagian laboratorium agar menjalankan pekerjaan secara

efektif

52
DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan

Rumah sakit. Gosyen publishing: Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan, 2017, Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan

Kesehatan Air Untuk Kepperlun Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,

dan Pemandian umum PERMENKES RI Nomor 32 tahun 2017

Muninjaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal 44-49, 129-164

Pemerintah, 2008, Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengolahan

Sumber Daya Air, Jakarta : Pemerintah RI.

Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap No. 11 Tahun 2003 tentang Perusahaan Daerah Air

Minum

Qonitati. 2013. Studi Pengelolaan Air Bersih Pada Pelaksaan Program Penyediaan Air Minum

Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Di Desa Sikasur,Kecamatan Belik,

Kabupaten PemalangTahun 2013, KTI. Purwokerto: Kementerian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

Soekidjo Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat (Ilmu dan Seni). Yang Menerbitkan PT

Rineka Cipta : Jakarta.

Sony Haryo Wichaksono. 2018. Sistem Pengolahan Air Minum PUDAM Tirta Ampera

Kabupaten Boyolali Tahun 2018, KTI. Purwokerto: Kementerian Kesehatan RI Politeknik

Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

53
54

Lampiran 1
STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN
PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2019

CHECKLIST

NO KOMPONEN Item Ya Tidak

1. AIR BAKU Tersedia air setiap hari √

2. Jumlah air mencukupi kebutuhan √


sehari – hari terutama pada saat

musim kemarau

3. Kualitas air tidak tercemar √

4. Akses yang mudah √

5. INTAKE Kondisinya baik √

6. Dilengkapi dengan screening √

7. Letak intake di tempat yang tidak ada √


aliran deras

8. Bangunan intake dilengkapi tutup dan √


lubang hawa

9. Pipa inlet terletak di bawah √


permukaan sungai

10. KOAGULASI Bahan koagulan yang digunakan √


tawas/pac

11. Sebelum dibubuhkan terlebih dahulu √


dilakukan jartest

12. FLOKULASI Dosis yang digunakan sesuai dengan √


55

kebutuhan

13. FILTRASI Dilakukan pembersihan media √

14. Dilengkapi pipa penguras √

15. Media yang digunakan pasir silika √

16. Dilengkapi dengan sarana back wash √

17. DESINFEKSI Pembubuhan desinfektan sesuai √


dosis kebutuhan

18. Desinfektan yang digunakan kaporit √


atau sejenisnya

19. Dilakukan pengadukan sebelum √


dialirkan

20. RESERVOIR Air hujan dapat dicegah sehingga √


tidak masuk ke dalam reservoir

21. terdapat pipa penguras √

22. terdapat lubang manhole √

23. terdapat penutup manhole dan √


dikunci dengan baik

24. APD (Alat terdapat sarung tangan √


Pelindung Diri)

25. terdapat respirator √

26. terdapat wearpack √

27. terdapat sepatu boot √


terdapat helm

28. terdapat masker √

Sumber : Sony Haryo Wichaksono. 2018. Sistem Pengolahan Air Minum PUDAM Tirta
Ampera Kabupaten Boyolali Tahun 2018, KTI. Purwokerto: Kementerian
Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto.
56

Hasil Penilaian Kriteria =

Kategori : Baik : 100 – 50 Tidak Baik : < 50

Hasil =

= 100 %

= 92,8%
57

Lampiran 2

STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN PDAM TIRTA

WIJAYA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

FOTO KEGIATAN DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN

Intake intake curah

Embung unit proses penjernihan air


58

Gas chlor Unit filtrasi

Bangunan reservoir Ruang Laboratorium

Pengambilan sampel air bersih Ruang pompa transmisi


59

Lampiran 3
STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN
PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2019

FOTO ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN

Masker helm, wearpack, tali keselamatan

Sepatu boot sarung tangan

Lampiran 4
STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN
60

PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP


TAHUN 2019

Hasil Pemeriksaan
Laboratorium

Pemeriksaan Total Bakteri Coliform di Area Kesugihan


61

Pemeriksaan Total Bakteri Coliform di Area Kesugihan


62

Hasil Pemeriksaan Air Minum Pada Rumah Warga di Kesugihan


63

Hasil Pemeriksaan Air Minum Pada Rumah Warga di Kesugihan

Anda mungkin juga menyukai