Anda di halaman 1dari 5

Aku Seorang Sanitarian

Oleh : Marliana Anggraini

J
adi, namaku Marliana Anggraini

Aku sekarang adalah mahasiswi jurusan kesehatan lingkungan di


Politeknik Kesehatan Semarang, dan aku kuliah di kampus 7, tepatnya di
Baturaden. Kalian tahu Baturaden? Sebuah tempat nun jauh di pucuk
sana, yang otomatis berudara sejuk dan cukup jauh dari pusat kota. Itu tidak
masalah untukku, yang jadi masalah disini adalah…. Sebenarnya, ini bukan
jurusan impianku, dan aku pun tidak punya cukup informasi tentang jurusan ini.
Tapi, akhirnya aku disini, menjadi mahasiswi jurusan kesehatan lingkungan,
mahasiswa tingkat satu, seorang calon sanitarian hebat dengan segala
perjalananku untuk mencapainya.

Langkah pertamaku untuk menjadi seorang sanitarian hebat adalah aku


harus tahu apa sanitarian itu bukan? Tidak mungkin seorang yang hebat dalam
profesinya tidak tahu seluk beluk dan segalanya yang menyangkut profesi yang ia
tekuni. Akhirnya aku memutuskan untuk surfing diinternet, apakah itu sanitarian.
Disana aku menemukan banyak website yang memaparkan pengertian dari
sanitarian, salah satunya adalah

“Sanitarian adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk
melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan dan pemberdayaan masyarakat
dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara,
melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat. Sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
373/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian, disebutkan bahwa
peran sanitarian adalah sebagai pelaksana pengamatan kesehatan lingkungan,
pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi
dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.”

Jadi, menurutku seorang sanitarian adalah seseorang yang bekerja


dibidang kesehatan lingkungan. Mereka menjaga, mengawasi, memberdayakan,
dan meningkatkan mutu kesehatan lingkungan, serta menciptakan hidup yang
lebih sehat kedepannya.

Kesehatan Lingkungan sendiri merupakan upaya perlindungan,


pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan
ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. Terdapat
beberapa definisi kesehatan lingkungan (sebagai tugas pokok Sanitarian), antara
lain :

Menurut WHO : “Those aspects of human health and disease that are
determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice
of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect
health.

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) :


Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Lalu, setelah aku tahu tentang apa itu sanitarian dan kesehatan lingkungan,
tentunya aku harus mengetahui ilmu – ilmu yang berhubungan dengan sanitasi
dan kesehatan lingkungan. Betul kan?

Disemester satu ini, aku mendapatkan mata kuliah dasar - dasar kesehatan
lingkungan, entomologi, toksikologi, etika profesi, toksikologi. Aku juga
mendapatkan pengalaman baru tentang survey rumah yang baik dan sehat pada
mata kuliah dasar - dasar kesehatan lingkungan, aku melakukan survey pada
rumahku sendiri dan rumah warga di desa Karang Pucung. Ternyata di desa
tersebut, masih banyak warga yang tidak memiliki septic tank, mereka masih
membuang tinja, melakukan kegiatan cuci mencuci di sungai dekat rumah
mereka. Menurutku rumah – rumah mereka juga belum memenuhi standar rumah
sehat yang telah ditetapkan oleh WHO dan pemerintah Indonesia.

Sedangkan pada mata kuliah entomologi, aku lebih banyak belajar tentang
hewan khususnya serangga yang menyebabkan penyakit bagi manusia, seperti
kecoa, lalat, dan nyamuk. Aku belajar mengidentifikasi jenis – jenis nyamuk,
kecoa, dan lalat. Aku belajar bagaimana cara membedah seekor nyamuk dibagian
abdomennya untuk mengetahui apakah nyamuk itu sudah pernah bertelur atau
belum, dilihat dari ovariumnya. Membedah nyamuk di bagian thorax juga
kulakukan. Pembedahan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat parasite
di kelenjar salivanya. Awalnya aku kaget, bagaimana bisa hewan sekecil itu
dibedah, tapi aku berhasil melakukannya. Yeay! Ohiya, pada mata kuliah ini aku
juga melakukan kunjungan ke Balai Litbang P2B2 di Banjarnegara bersama
teman – teman. Hal itu sangat berkesan untukku.

Kalau toksikologi, mostly kita belajar tentang racun, bahan – bahan kimia
yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Belajar tentang kandungan dari
berbagai pestisida, bagaimana efeknya untuk kita. Belajar tentang kadar HbCO
dalam darah, belajar tentang kadar O2, belajar seberapa konsentrasi alcohol yang
dapat membunuh larva nyamuk. Belajar tentang material safety data sheet bahan
– bahan kimia, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan etika profesi? Dari namanya aja, “etika”, ya pasti kita
belajar bagaimana etika seorang sanitarian di sini.

Kaliam tahu tidak? Setelah hampir satu semester aku kuliah di jurusan
kesehatan lingkungan, aku makin risih jika lingkungan di sekitarku kotor, aku
risih jika banyak nyamuk yang berterbangan di sebelahku, kesal sendiri ketika
kamarku berantakan, dan aku mulai berfikir dua kali tentang kebersihan makanan
yang hendak aku beli. Aku berfikir, bagaimana ya cara membuatnya? Apakah
penjual itu menjaga kebersihan dirinya, khususnya tangannya, dan alat – alat
memasaknya? Apakah ada lalat yang hinggap di makanan itu? Banyak bakterinya
gak? Jadi beli gak ya? Kira – kira seperti itu.

Besok kalau aku lulus dari jurusan ini, apa yang akan ku lakukan ya? Jadi
apa ya? Jujur, aku belum tahu apa yang akan ku lakukan kedepannya setelah lulus.
Padahal lapangan kerja dari jurusan kesehatan lingkungan itu luas, sangat luas.
Kita bisa bekerja di Rumah Sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan Indonesia, di
Perusahaan, dan lain sebagainya. Tetapi aku masih belum bisa memutuskan aku
akan bekerja dimana kelak. Yang ada di fikiranku adalah, kelak aku akan menjadi
ibu yang baik dan super keren.

Ibu yang baik dan super keren dari jurusan kesehatan lingkungan, ibu yang
dapat diandalkan. Seorang ibu yang dapat membangun rumah yang sehat. Karena
di jurusan ini, kami diajari tentang apa itu rumah sehat, dan membuatnya. Mulai
dari merancang desain, menyusun pondasi, hingga membuatnya menjadi sebuah
rumah yang sehat, yang akan dihuni oleh keluargaku kelak. Rumah yang sehat,
akan membuat tubuh menjadi sehat pula.

Ibu yang baik dan super keren yang mengerti bahan – bahan kimia yang
ada di lingkungan sekitar kita yang akan membahayakan diri kita sendiri. Menjadi
ibu yang tahu bagaimana cara mengatasi hal itu.

Ibu yang baik dan super keren, yang mengetahui tentang serangga dan
hewan pengerat yang menjadi vector penyakit bagi keluargaku kelak. Aku akan
dapat mengenali jenis – jenis mereka, mengerti apa penyakit yang mereka
timbulkan, dan bagaimana cara mengatasinya.

Ibu yang baik dan super keren yang bisa memasak berbagai macam menu
yang enak dan tentunya higienis untuk keluarga. Jadi keluargaku akan tumbuh
sehat dan betah untuk makan di rumah. Karena masakkanku enak.

Ibu yang baik dan super keren yang bisa memilah makanan yang sehat jika
aku membelinya di luar (re:aku tidak memasak). Aku juga bisa menguji apakah
makanan itu higienis atau tidak, bahkan mengetahui berapa banyak bakteri yang
terkadung di makanan itu.
Intinya, aku akan menjadi ibu yang baik dan super keren untuk anak –
anakku, untuk keluargaku kelak. Walaupun aku bekerja di rumah sakit, ataupun
sebuah perusahaan besar. Tapi yang terpenting adalah aku harus menjadi ibu yang
baik dan super keren yang disayangi oleh anak – anakku.

https://www.bastamanography.id/sanitarian-dan-kesehatan-lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai