Anda di halaman 1dari 6

FUMIGASI

Fumigasi adalah merupakan applikasi pengendalian hama


pada suatu produk dengan cara memasukan atau melepaskan gas
fumigan ke dalam ruangan tertutup atau kedap udara (gas tight)
dengan masa atau jangka waktu tertentu dalam dosis dan
konsentrasi yang dapat mematikan hama. Fumigasi dengan
menggunakan fumigan telah dikenal secara luas dalam berbagai
bentuk kegiatan pengendalian organisme pengganggu seperti
pengendalian hama gudang, transportasi dan karantina. Pada
umumnya fumigasi mematikan hama melalui sistem pernapasan di
mana oksigen yang dihirup digantikan dengan gas fumigan
tersebut, sehingga fumigasi ini tidak memiliki residual bahan kimia
pada produk atau komoditi yang di fumigasi. Fumigan adalah
senyawa kimia yang pada temperatur dan tekanan tertentu dapat
berbentuk gas dan dalam konsentrasi tertentu dapat mematikan
hama. Dari pengertian tersebut maka fumigan termasuk juga
didalam golongan pestisida sehingga pengendalian hama dengan
menggunakan fumigan digolongkan kedalam pengendalian secara
kimia. Fumigan selain sangat beracun juga mempunyai daya
penetrasi yang kuat ke segala arah dan bahkan mampu menembus
komoditas yang kompak sekalipun. Fumigan apabila diaplikasikan
akan berubah menjadi gas. Cepat lambatnya perubahan tersebut
tergantung dari tinggi rendahnya titik didih (boling point) fumigan.
Makin rendah titik didih fumigan maka akan semakin cepat
berubah menjadi gas
A. Macam Macam Fumigasi
Pada Prinsipnya pelaksanaan Fumigasi hanya dikenal ada 2 (dua)
macam yaitu :
1. Fumigasi Ruangan ( space fumigation ) dimana seluruh ruangan
di fumigasi. Contohnya fumigasi yang dilaksanakan pada silo,
kapal, container dan sebagainya.
2. Fumigasi di bawah sungkup plastik (under plastic sheet
fumigation) dimana fumigasi hanya dilaksanakan pada
sebagian ruangan atau terbatas pada komoditas yang di
fumigasi.

B. Gas Fumigan
Di dalam pelaksanaan fumigasi saat ini fumigan yang
direkomendasikan dan umum digunakan adalah :
Methyl Bromida (CH3Br)
Phospine (PH3)
B.1. Methil Bromida (CH3Br)
Methyl Bromida (CH3BR) merupakan gas fumigan yang cukup
popular digunakan dibeberapa negara, termasuk di Indonesia telah
dipergunakan secara luas karena Methyl Bromida bekerja cepat,
lebih efektif dan ekonomis. Methyl Bromida dapat menjadi racun
pada semua bentuk kehidupan dan hal ini tergantung pada
konsentrasi dan jangka waktu eksposure. Masa exposure selama 24
jam dan akan bersirkulasi dengan udara dalam waktu 30 menit
setelah fumigasi dilaksanakan, dalam keadaan murni Methyl
Bromida tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, selain itu
juga tidak mudah terbakar Methyl Bromida mempunyai berat jenis
tiga (3X) lebih besar dari udara.
Nama Kimia : Methyl Bromida
Nama Dagang : Methyl Bromida
Rumus Kimia : CH3Br
Berat Molekul : 94,95
Titik Didih : 3,6 oC
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak berbau pada konsentrasi rendah
Berat jenis gas : 3.27 ( udara 1 )
Kelarutan : Larut dalam air, Ethyl alcohol, Ethyl ether,
CCL4, Chlorofor CS2 dan Benzena.
Kelarutan dalam air : 1.34 gr/100 ml H2O
Berat jenis :
Dalam bentuk cair : 1,732 (pada temperatur O0 C)
Dalam bentuk gas : 3,27 (pada temperatur O0 C dan Tekanan
760 mm Hg)

Sifat Khusus :
Tidak mudah terbakar
Gas yang terbentuk bergerak dari atas ke bawah.
Berbau seperti chloroform atau ether
Formulasi CH3Br sama dengan gas yang terbentuk. 3,5 kali lebih
berat dari udara.

Sifat kimia lain :


Gas yang timbul tidak menimbulkan korosif pada logam.
Cairan bereaksi dengan aluminium, karet alam dan produk dari
bulu binatang.
Meninggalkan residu pada bahan kandungan lemak dan protein
tinggi.
B.2. Phostoksin
Phostoksin atau phosphine adalah merupakan suatu upaya
terobosan pengembangan teknologi alternatif dalam hal
pengerjaan fumigasi. Bentuk formulasi penggunaan Phosphine ini
dihasilkan dari Aluminium Phosphide atau magnesium phospide
yang di formulasikan dalam bentuk tablet, pellet atau powder
dalam kantong kertas yang apabila bereaksi dengan uap air yang
ada dalam udara akan berbentuk gas phosphine. Penggunaan
phosphine dalam bentuk formulasi tablet telah banyak digunakan
sebagai fumigan pada penyimpanan hasil pertanian di Indonesia.
Namun salah satu kendala utama yang membatasi penggunaan
phosphine tablet ini adalah masa exposure jauh lebih lama minimal
3 x 24 jam dibandingkan dengan masa exposure fumigasi dengan
menggunakan Methyl Bromide yang hanya dalam jangka waktu 1 x
24 jam.
Nama Kimia : Hydrogen phospide
Nama Dagang : Phostoxin, Magtoxin, Detiangas, Chelpos.
Rumus Kimia : PH3
Berat Molekul : 34.04
Titik Didih : 87.04 0C
Titik beku : 133,5 0C
Bau : Berbau karbit atau bawang putih
Berat jenis gas : 1,234 ( udara 1 )
Kelarutan dalam air : Sangat kecil
Sifat fisik : Berupa pellet, pil (kelereng), strip.

Sifat Khusus : Mudah terbakar dan meledak bila kontak


dengan air pada Konsentrasi di atas 1,8 %
volume.
Gas yang terbentuk bergerak dari bawah ke atas.
Tidak berwarna.
Gas langsung terbentuk setelah 1 4 jam kontak dengan udara.
Sifat kimia lain : Gas yang timbul bereaksi dengan semua jenis
metal (khususnya perangkat listrik) emas dan perak
Dalam pelaksanaan fumigasi peralatan-peraltan yang akan
dipergunakan adalah sebagi berikut :

C. Prosedur Pelaksanaan Fumigasi


C.1. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat Pelindung/Safety : Respirator / Masker Topi Keselamatan,
Canister MB AX, Kotak P3K, Sarung tangan, Sepatu
Keselamatan dan Wearpack, Tabung Pemadam
Alat Monitor Gas : Alat Pendeteksi Kebocoran, Alat Pengukur
Konsentrasi, Selang Kapiler,
Alat Aplikasi Gas Methil Bromida (CH3Br):
Selang Gas ( Hoses), Connector ( Cylinder Draw ), T . Pieces,
Kunci Inggris, Sand Snakes, Masking Tape, Vaporiser, Clamp,
Obeng, Plastik Fumigasi, Timbangan, Nozzles, Tangga Lipat,
Kipas Angin, Termometer, Seal Tape, Vacum Cleaner, Alat
Petunjuk Bahaya Tanda Awas Bahaya Racun, Hazard Tape
2. Bahan
Bahan yang dipergunakan adalah gas Methyl Bromide (CH3Br) atau
Phostoxin (PH3)
C.2 Pelaksanaan Fumigasi
C.2.1 Prosedur pekerjaan fumigasi secara umum adalah sebagai
berikut :
1. General Inspection
Pada General Inspection dilakukan inspeksi secara menyeluruh
terhadap ruang, area maupun komoditi yang akan difumigasi.
Pelaksanaan inspeksi ini juga menyangkut struktur ruangan/area,
pengukuran volume dari ruangan, area atau komoditi yang akan
difumigasi serta jenis hama.
2. Persiapan
Persiapan fumigasi menyangkut persiapan alat dan bahan.
Persiapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan seperti
instalasi alat fumigasi seperti selang/pipa distribusi, penutupan
celah-celah dan pintu dan lainnya. Ruangan yang akan difumigasi
seluruhnya harus kedap udara. Celah atau lubang yang dapat
menjadi tempat keluarnya gas ditutup dengan fumigation sheet /
cover / plastik sheet dan diisolasi agar tidak bocor. Pintu ruangan
juga dilakukan penyegelan. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan
fumigasi lebih efektif dan tidak terjadi kebocoran yang berakibat
fatal pada lingkungan sekitar. Setelah semua pekerjaan tersebut
telah siap lakukan pemeriksaan terakhir untuk memastikan bahwa
area sekitarnya telah aman.
3. Pemasangan Tanda Peringatan Bahaya
Pemasangan tanda peringatan disekitar area/ruangan/ gedung/
komoditi difumigasi.
4. Pelepasan Gas
Pelepasan gas/gassing dilakukan apabila volume ruangan/area/
komoditi telah diketahui dan kondisi sekitarnya telah betul-betul
aman. Petugas memakai alat pelindung melepaskan gas sesuai
dengan volume ruangan/area/komoditi yang akan difumigasi. Bila
petugas merasa puas bahwa semuanya telah siap, maka petugas
yang telah memakai gas masker membuka gas sampai pada
jumlah gas yang diperlukan sesuai dengan besarnya ruangan yang
difumigasi. Gas harus dipastikan merata untuk setiap bagian
ruangan/area/komoditi, hal ini dapat dibantu dengan menggunakan
kipas angin.
Pemeriksaan kebocoran gas pada saat bersamaan juga dilakukan
dengan menggunakan alat deteksi kebocoran gas.
5. Pemeriksaan
Monitoring terhadap kemungkinan kebocoran gas tetap dilakukan
hingga diyakini bahwa ruangan/area/komoditi telah kedap gas atau
tidak terjadi kebocoran.
Setelah pemerikasaan dilakukan dan tidak terdapat kebocoran
maka proses fumigasi dapat dilanjutkan dan setelah pelepasan gas
selesai dilakukan sesuai jumlah volumenya.
6. Aerasi/Pembukaan Penutup
Setelah masa karantina selesai maka pembukaan celah, lubang-
lubang dan pintu yang telah ditutup dapat dilakukan. Sebelum
ruangan/area/komoditi dinyatakan bebas dari gas, petugas
memakai gas masker memeriksa dengan Gas Detector apakah
masih terdapat gas atau tidak di dalam ruangan tersebut setelah
ventilasi. Plastik dan penutup celah-celah ataupun pintu ruangan
akan dibuka secara perlahan agar dapat terjadi sirkulasi oksigen
dengan sisa gas yang akan terlepas ke udara (+/- 1 jam).
7. Checking Keamanan
Apabila gas dianggap telah tersirkulasi dengan udara (oksigen) dan
gas yang tersisa di dalam ruangan tersebut telah habis, maka
ruangan tersebut diizinkan untuk mulai dipergunakan atau personil
dapat memasuki ruangan untuk melakukan pekerjaan rutin. Pada
cheking Keamanan ini juga dilakukan inspeksi sisa kandungan gas.
Untuk pelaksanaan fumigasi dengan menggunakan Phostoxin,
maka sisa-sisa tablet yang telah menjadi debu harus dilakukan
proses deaktifasi.

8. Penerbitan Sertifikat Bebas Gas


Sertifikat Bebas Gas dikeluarkan setelah kandungan gas dalam
ruangan / area / komoditi sudah aman atau konsentrasinya sudah
dibawah ambang batas aman sekitar 5 ppm.
C.2.2 Pelaksanaan Fumigasi Dengan Sungkup Plastik
Fumigasi yang dilakukan dengan sungkup plastik pada
komoditi juga mengikuti prosedur secara umum dan prosesnya
hampir sama hanya saja fumigasi hanya dilaksanakan pada
sebagian ruangan atau terbatas pada komoditas yang di fumigasi.
Pada tahap persiapan
Seluruh bahan yang akan difumigasi seluruhnya ditutup
dengan tenda plastik/terpal dan dirapatkan agar tidak bocor. Celah
atau lubang pada sungkup plastik yang dapat menjadi tempat
keluarnya gas ditutup dengan fumigation sheet / cover / plastik
sheet dan diisolasi agar tidak bocor. Pelepasan gas dilakukan
setelah sealing atau penutupan celah dan lubang dilakukan dan
dipastikannya tidak ada kebocoran pada sungkup plastik. Aerasi
dilakukan dengan Pembukaan tenda/ sungkup plastik pada
komoditi yang difumigasi dibuka setelah masa karantina selesai.
Pembukaan penutup dibuka secara perlahan agar dapat terjadi
sirkulasi oksigen dengan sisa gas yang akan terlepas ke udara ( 1
jam). Setelah aerasi dilakukan penerbitan sertifikat bebas gas, jika
area betul-betul dinyatakan sudah aman dari gas.

Anda mungkin juga menyukai