Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang kehidupan manusia selama ini menimbulkan
efek negatif terhadap kualitas udara. Gas buang kendaraan bermotor mengandung zat-zat berbahaya
antara lain, karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx),
dan pertikulat (PM10). Bensin (gasoline) merupakan jenis bahan bakar cair yang digunakan dalam proses
pembakaran pada motor bakar. Bensin yang dijual di pasaran merupakan campuran sejumlah produk yang
dihasilkan dari berbagai proses. Salah satu sifat yang harus dimiliki dari bensin adalah Octane Number
daari bahan bakar tersebut. Angka oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan
maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin,
campuran mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar spontan sebelum terkena
percikan api dari busi, jadi semakin tinggi angka oktan nya maka semakin lama bensin itu terbakar
spontan.

Bahan bakar harus mempunyai Octane Number yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh motor.
Motor dengan perbandingan kompresi yang lebih tinggi memerlukan angka oktan yang lebih tinggi juga
mengurangi knocking. Untuk menaikkan octane numberdari suatu bahan bakar biasa diperoleh dengan
memberikan TEL (Tetra Etyl Lead), Methanol, Ethanol atau dengan memberikan zat aditif penambah
oktan. Kesadaran akan msalah pencemaran dalam dasawarsa terakhir ini menyebabkan beberapa negara
termasuk Indonesia membatasi penggunaan senyawa timbal dalam bahan bakar, walaupun senyawa TEL
sangat diandalkan sebagai aditif peningkat angka oktan.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan dari gas buangan kendaraan bermotor


2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menguji gas buangan dari kendaraan bermotor roda dua yang
berbahan bakar bensin
3. Mahasiswa dapat menganalisis hasil uji emisi terhadap kendaraan bermotor
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Emisi adalah gas hasil dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Dalam uji emisi sumber
bergerak bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kandungan (gas buang/partikulat) yang terdapat pada
sumber bergerak seperti mobil dan motor. Dengan uji ini dapat diketahui layak atau tidaknya kendaraan
bermotor untuk beroperasi. Alat yang digunakan pada uji emisi sumber bergerak menggunakan alat
autocheck. Autocheck dapat juga digunakan pada udara bebas untuk mengetahui kandungan-kandungan
yang terdapat pada udara bebas. Dalam autocheck yang diperiksa antara lain kandungan CO2, CO, HC,
O2, dan NOx yang terdapat pada kendaraan bermotor (motor). Pencemaran kendaraan bermotor saat ini
makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab
polusi udara. Disamping monoksida, juga dikeluarkan nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan
dan senyawa-senyawa fosfor timbal. Senyawa ini selalu terdapat dalam bahan bakar minyak pelumas
mesin. Rancangan mesin dan macam bensin ikut menentukan akan jumlah pencemar yang timbul.

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau tetapi sangat berbahaya.
Kadar 10 bpj CO dalam udara dapat menyebabkan manusia sakit. Dalam waktu setengah jam 1300 ppm
dapat menyebabkan kematian. Setiap lima liter bensin dapat menghasilkan 1-1,5 kg CO. Jika kita duduk
di udara dengan kadar 60 bpj CO selama 8 jam, maka kemampuan mengikat O2 oleh darah kitab akan
turun sebanyak 15%. Sama dengan kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Pencemaran paling buruk ialah
bahan bakar yang kualitas rendah dan murah, karena mengandung belerang yang tinggi. Jika konsentrasi
SO2 naik, orang akan merasa terganggu. Kadar 6 bpj SO2 akan melumpuhkan dan merusak organ
pernapasan.Pembakaran bensin akan lebih efisien jika kendaraan bermotordilarikan dengan kecepatan
yang konstan dan mengurangi frekuensi pengereman serta menstarter. Pemeliharaan mesin dan

penyetelan mesin yang teratur akan menambah efisiensi kerja kendaraan bermotor.Pembakaran
bensin yang tidak sempurna akan menghasilkan banyak bahanyang tidak diinginkan dan meningkatkan
pencemaran.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


a. 2 Kendaran bermotor roda dua
b. bensin atau solar
c. Autochek

B. Langkah Kerja
a. Autochek dihubungkan dengan sumber listrik
b. Kendaraan dihidupkan tunggu selama 5 menit
c. Autochek dihidupkan dengan menekan tombol on kemudian pilih menu gas. Akan
muncul kategori seperti HC, CO2,CO,O2,dan NO2
d. Tekan enter kemudian masukkan pipa autochek kedalam knalpot motor yang yang
sudah dipanasi
e. Setelah autochek berbunyi tuit….tuit pipa autochek dikeluarkan
f. Pada layar akan muncul menutype yaitu :
 Type 1 kendaraan roda dengan bahan bakar bensin murni
 Type 2 kendaraan roda dua dengan bahan bakar bensin campuran
 Type 3 kendaraan roda 4(mobil) dengan bahan bakar bensin
 Type 4 kendaraan roda 4 (mobil) dengan bahan bakar solar
 Type 5 kendaraan roda 4 (truk) dengan bahan bakar solar
 Type 6 kendaraan roda 4 (fuso) dengan bahan bakar solar, dapat juga
dikategorikan ke dalam type 4
g. Tekan enter tunggu keluar print out hasil uji emisi dan standar
 CO2 = 18.00 %
 CO = 4.50 %
 HC = 1200 ppm
 NOX = 250 ppm
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Nama pemilik Plat nomor Jenis kendaraan dan tahun pembelian


kendaraan
Risti AB 2708 POD Beat 2012
Intan AB 3546 PLC Supra x 2008

B. Pembahasan

Dalam praktik uji emisi sumber bergerak (kendaraan bermotor) yang telah dilakukan
menggunakan alat Autocheck dapat dilihat mekanisme pelaksanaan uji emisi kendaraan, pemeriksaan
dilakukan satu persatu pada knalpot motor yang di uji. Pada uji emisi sumber bergerak ini yang di uji
adalah kadar CO2, CO, HC, O2 yang terkandung dari hasil pembakaran bahan bakar kendaaraan
bermotor, yaitu:

1. Risti, volume gas buang yang dikeluarkan terdapat gas yang melebihi ambang batas yaitu HC
dan lamda, pada kendaraan ini HC yang dikeluarkan 2100 ppm dan standard nya adalah 800 ppm
artinya melebihi ambang batas. Lambda yang dihasilkan pada kendaraan ini sebesar 0,69
standardnya 1.0±0.10. Untuk CO tidak melebihi ambang batas yaitu 4.05% dan standardnya
4.50%.
2. Intan, volume gas buang yang dikeluarkan terdapat gas yang melebihi ambang batas yaitu HC
dan lamda, pada kendaraan ini HC yang dikeluarkan 269 ppm dan standard nya adalah 800 ppm.
Lambda yang dihasilkan pada kendaraan ini sebesar 0.53, standardnya 1.0±0.10. Untuk CO tidak
melebihi ambang batas yaitu 4.49% dan standardnya 4.50%.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil uji emisi yang telah di lakukan kepada 2 buah motor. Dapat diketahui bahwa
mahasiswa telah dapat mengetahui cara menguji gas buangan dari kendaraan bermotor, dapat
menganalisis kandungan dari gas buangan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Dan didapatkan
hasil kendaraan bermotor tersebut masih banyak menghasilkan gas buang yang volume nya melebihi baku
mutu gas buang kendaraan bermotor.

B. Saran

1. Kendaraan bermotor sebaiknya di uji emisi secara periodik untuk mengetahui kadar gas buangan.
2. Diperlukan rekayasa knalpot untuk mengurangi jumlah polutan yangg dikeluarkan kendaraan
bermotor agar lebih aman dan lebih ramah lingkungan.
3. Mengganti bahan bakar bensin yang mempunyai kadar Pb tinggi dengan pertamax yang lebih
sempurna proses pembakarannya sehingga dapat mengurangi kadar gas buangan.
4. Melakukan pengecekan atau perawatan mesin kendaraan bermotor secara berkala atau rutin.
DAFTAR PUSTAKA

https://freeandshared.files.wordpress.com/2012/04/penyehatan-udara4.pdf

http://eprints.undip.ac.id/40472/1/BAB_1.pdf
LAMPIRAN

Alat untuk menguji emisi kendaraan

Anda mungkin juga menyukai