OPEN DUMPING
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
laju konsumsi masyarakat. Hal ini akan berdampak pada jumlah sampah yang akan di
hasilkan setiap individu, sehingga akan mengkatkan volume sampah. Mulai dari organik
maupun anorganik yang merupakan sisa- sisa dari penunjang kehidupan manusia.
Sampah tersebut yang selanjutnya akan di kumpulkan dan di buang pada Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), namun sistem yang umum di gunakan dalam mengolah
sampah pada TPA saat ini menggunakan open dumping (penimbunan secara terbuka)
serta tidak memenuhi standar yang memadai. Keterbatasan lahan tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah di kota besar dan metropolitan juga berpotensi menimbulkan
persoalan baru. Daerah pinggiran kota masih dianggap sebagai tempat paling mudah
untuk membuang sampah. Sehingga daerah tersebut kehilangan peluang untuk
memberdayakan sampah, memanfaatkannya serta meningkatkan kualitas lingkungannya.
Biasanya tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik selain
menurunkan estetika lingkungan pada tempat tersebut juga merupakan sumber hama
penyakit dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta kondisinya tidak segar kibat udara
yang dikeuarkan oleh sampah-sampah yang membusuk yang sudah lama ditimbun pada
lokasi tersebut. Apabila hal ini tidak tertangani dan dikelola dengan baik, peningkatan
sampah yang terjadi tiap tahun itu bisa memperpendek umur TPA dan membawa dampak
pada pencemaran lingkungan, baik air, tanah, maupun udara. Di samping itu, sampah
berpotensi menurunkan kualitas sumber daya alam, menyebabkan banjir dan konflik
sosial, serta menimbulkan berbagai macam penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Open Dumping?
2. Apa saja regulasi yang mengatur Open Dumping?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan Open Dumping ?
4. Apa saja manfaat dan dampak dari sistem Open Dumping ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Open Dumping
2. Mengetahui regulasi yang mengatur Open Dumping
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari sistem Open Dumping
4. Mengatahui manfaat dan dampak Open Dumping
D. Manfaat
Pasal 44 dalam UU tersebut menyatakan dengan jelas mengenai penutupan TPA open
dumping tersebut, yaitu:
1. Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir sampah
yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak
berlakunya Undang-Undang ini.
2. Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan
sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak berlakunya Undang-
Undang ini.
Apabila kita berhitung maka TPA open dumping tidak boleh ada di Indonesia pada tahun
2013. Chaerul, Tanaka dan Shekdar (2007) dalam Municipal Solid Waste Management in
Indonesia: Status and the Strategic Actions mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup
tahun 1997 menyatakan bahwa dari 450 TPA di Indonesia 387 masih menggunakan sistem open
dumping (lihat tabel di bawah ini).
Dari angka-angka di atas terlihat jelas bahwa gebrakan besar perlu dilakukan Pemerintah
untuk memenuhi amanat undang-undang, karena kita hanya memiliki waktu 2,5 tahun lagi dan
kegiatan penutupan dan/atau rehabilitasi TPA open dumping bukanlah semudah membalikkan
telapak tangan.
1. Tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber lain yang dipergunakan manusia (mandi,
mencuci dan sebagainya).
2. Tidak pada tempat yang sering terkena banjir.
3. Di tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia, jarak yang dipakai sebagai pedoman
adalah sekitar 2 km dari perumahan penduduk atau sekitar 15 km dari laut.
1. Kelayakan regional: Kriteria yang digunakan untuk menentukan zone layak atau zone tidak
layak dengan ketentuan menyangkut Kondisi geologi, Kemiringan lereng; Jarak terhadap
badan air; Jarak terhadap terhadap lapangan terbang; Kawasan lindung atau cagar alam;
Kawasan budidaya pertanian dan atau perkebunan; serta Batas administrasi
2. Kelayakan penyisih: Kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari hasil
kelayakan regional dengan ketentuan antara lain ; Luas lahan; Ketersediaan zone penyangga
kebisingan dan bau; Permeabilitas tanah; Kedalaman muka air tanah; Intensitas hujan;
Bahaya banjir; dan Jalur dan lama pengangkutan sampah
3. Kelayakan rekomendasi: Kriteria yang digunakan oleh pengambil keputusan atau lembaga
yangberwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijakan
lembaga berwenang setempat dan dengan ketentuan yang berlaku.
F. Studi Kasus
Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki kependudukan yang cukup padat.
Cakupan admisnistrasi dari wilayah kota surakarta sangat luas termasuk Kabupaten
Sukoharjo, sebagian wilayah Kabupaten Boyolali, sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar,
dan sebagian wilayah Kabupaten Sragen. Jumlah penduduk semakin perkembang ditandai
dengan bertambahnya perumahan dan perkantoran. Perkembangan penduduk di kota
Surakarta semakin melewati batas administrasi yang ada di kota Surakarta.
Saat ini TPA yang ada di Kota Surakarta hanya berjumlah satu yaitu TPA Putri Cempo.
TPA Putri Cempo merupakan TPA terbesar kedua di Jawa Tengah setelah TPA Jatibarang di
Kota Semarang. Pengolahan sampah yang ada di TPA Putri Cempo ini sendiri masih sangat
rendah karena masih menggunakan metode Open Dumping seperti yang sudah dibahas di
atas. Adapun masalah utama persampahan yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Putri Cempo ini karena sampah hanya dikelola dengan sistem Open Dumping, antara lain:
keterbatasan lahan TPA, produksi sampah yang terus meningkat, hingga daya tampung di
TPA Putri Cempo yang terbatas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Open Dumping adalah sistem pembuangan paling sederhana dimana sampah
dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan lebih
lanjut. Hal ini akan menjadi masalah jika sampah yang dihasilkan adalah sampah
organik yang membusuk karena menimbulkan gangguan pembauan dan estetika serta
menjadi sumber penularan penyakit.Open dumping sangat potensial dalam
mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air sampah
yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti tikus, kecoa,
nyamuk dll.)
B. Saran
Sebaiknya mengurangi penggunaan penimbunan sampah metode Open Dumping
ini karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan juga aroma bau akibat gas
metana yang tidak enak dan juga dapat mengurangi nilai estetika dan keindahan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/praswilkel07/SanitaryLand
Setyawati, Dian. Arahan Pemanfaatan Kembali Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
(Studi Kasus: TPA Putri Cempo, Kota Surakarta). Diss. Universitas Diponegoro, 2008.