Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN PENGELOLAAN & PENGOLAHAN LIMBAH

OPEN DUMPING

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Ade Candra Dinata R0218002

Alyza Imens R0218008

Anya Shafira Al Chairany R0218016

Chorida Dita Rahmania R0218028

Lina Malinda Agustin R0218070

Putri Sulandari R0218092

Rena Ayu Wulandari R0218096

Syafrina Ossawanda R0218112

Wahyu Pamungkas R0218122

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
laju konsumsi masyarakat. Hal ini akan berdampak pada jumlah sampah yang akan di
hasilkan setiap individu, sehingga akan mengkatkan volume sampah. Mulai dari organik
maupun anorganik yang merupakan sisa- sisa dari penunjang kehidupan manusia.
Sampah tersebut yang selanjutnya akan di kumpulkan dan di buang pada Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), namun sistem yang umum di gunakan dalam mengolah
sampah pada TPA saat ini menggunakan open dumping (penimbunan secara terbuka)
serta tidak memenuhi standar yang memadai. Keterbatasan lahan tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah di kota besar dan metropolitan juga berpotensi menimbulkan
persoalan baru. Daerah pinggiran kota masih dianggap sebagai tempat paling mudah
untuk membuang sampah. Sehingga daerah tersebut kehilangan peluang untuk
memberdayakan sampah, memanfaatkannya serta meningkatkan kualitas lingkungannya.
Biasanya tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik selain
menurunkan estetika lingkungan pada tempat tersebut juga merupakan sumber hama
penyakit dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta kondisinya tidak segar kibat udara
yang dikeuarkan oleh sampah-sampah yang membusuk yang sudah lama ditimbun pada
lokasi tersebut. Apabila hal ini tidak tertangani dan dikelola dengan baik, peningkatan
sampah yang terjadi tiap tahun itu bisa memperpendek umur TPA dan membawa dampak
pada pencemaran lingkungan, baik air, tanah, maupun udara. Di samping itu, sampah
berpotensi menurunkan kualitas sumber daya alam, menyebabkan banjir dan konflik
sosial, serta menimbulkan berbagai macam penyakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Open Dumping?
2. Apa saja regulasi yang mengatur Open Dumping?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan Open Dumping ?
4. Apa saja manfaat dan dampak dari sistem Open Dumping ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Open Dumping
2. Mengetahui regulasi yang mengatur Open Dumping
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari sistem Open Dumping
4. Mengatahui manfaat dan dampak Open Dumping

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, adalah :

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai sistem Open Dumping.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bacaan bagi mahasiswa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Open Dumping


Open Dumping adalah sistem pembuangan paling sederhana dimana sampah
dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan lebih
lanjut. Sayangnya sistem pembuangan open dumping sudah tidak diberlakukan lagi
karena banyak menimbulkan persoalan mulai dari kontaminasi air tanah oleh air lindi,
bau, ceceran sampah hingga asap. Namun, masih banyak negera berkembang
memakai sistem pembuangan open dumping karena kemudahan dan biaya yang
rendah. Karena tidak adanya kontrol terhadapa area pembuangan, banyak pemulung
masuk ke dalam TPA untuk memilah sampah yang masih bisa digunakan atau dijual
kembali. Hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan pemulung karena sampah yang
menggunung dapat longsor.

B. Regulasi yang Mengatur Open Dumping

Penanganan sampah dengan pembuangan terbuka (open dumping) di TPA dilarang


dilakukan sebagaimana tercantum dalam pasal 29 ayat 1f Undang-Undang Nomor 18
tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Konsekuensinya adalah TPA open
dumping harus ditutup atau ditingkatkan menjadi controlled landfill maupun sanitary
landfill.

Pasal 44 dalam UU tersebut menyatakan dengan jelas mengenai penutupan TPA open
dumping tersebut, yaitu:
1. Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir sampah
yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak
berlakunya Undang-Undang ini.
2. Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan
sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak berlakunya Undang-
Undang ini.
Apabila kita berhitung maka TPA open dumping tidak boleh ada di Indonesia pada tahun
2013. Chaerul, Tanaka dan Shekdar (2007) dalam Municipal Solid Waste Management in
Indonesia: Status and the Strategic Actions mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup
tahun 1997 menyatakan bahwa dari 450 TPA di Indonesia 387 masih menggunakan sistem open
dumping (lihat tabel di bawah ini).

Dari angka-angka di atas terlihat jelas bahwa gebrakan besar perlu dilakukan Pemerintah
untuk memenuhi amanat undang-undang, karena kita hanya memiliki waktu 2,5 tahun lagi dan
kegiatan penutupan dan/atau rehabilitasi TPA open dumping bukanlah semudah membalikkan
telapak tangan.

 Aspek Persyaratan Tempat Pembuangan Akhir Sampah


Sebagaimana kita ketahui, tahap akhir dari pengelolaan sampah adalah pembuangan akhir
sampah. Pada tahap ini apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah,
baik pada lingkungan maupun kesehatan. Pembuangan akhir sampah di atas permukaan tanah,
apabila tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik serta pengawasan pada lokasi landfill
akan menimbulkan permasalahan pada daerah sekitarnya. Menurut Soemirat (2007), beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah antara lain :

1. Mampu mencegah terjadinya penyakit;


2. Konservasi sumber daya alam;
3. Mencegah gangguan estetika;
4. Memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan kembali;
5. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat.
Terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi pada tempat pembuangan sampah. Menurut
Azwar (1979) beberapa syarat tersebut antara lain :

1. Tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber lain yang dipergunakan manusia (mandi,
mencuci dan sebagainya).
2. Tidak pada tempat yang sering terkena banjir.
3. Di tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia, jarak yang dipakai sebagai pedoman
adalah sekitar 2 km dari perumahan penduduk atau sekitar 15 km dari laut.

Sementara menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3241-1994, terdapat beberapa


kriteria pemilihan lokasi layak dibangunnya sebuah TPA. Beberapa kriteria aspek pemilhan
lokasi TPA sampah tersebut antara lain ;

1. Kelayakan regional: Kriteria yang digunakan untuk menentukan zone layak atau zone tidak
layak dengan ketentuan menyangkut Kondisi geologi, Kemiringan lereng; Jarak terhadap
badan air; Jarak terhadap terhadap lapangan terbang; Kawasan lindung atau cagar alam;
Kawasan budidaya pertanian dan atau perkebunan; serta Batas administrasi
2. Kelayakan penyisih: Kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari hasil
kelayakan regional dengan ketentuan antara lain ; Luas lahan; Ketersediaan zone penyangga
kebisingan dan bau; Permeabilitas tanah; Kedalaman muka air tanah; Intensitas hujan;
Bahaya banjir; dan Jalur dan lama pengangkutan sampah
3. Kelayakan rekomendasi: Kriteria yang digunakan oleh pengambil keputusan atau lembaga
yangberwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijakan
lembaga berwenang setempat dan dengan ketentuan yang berlaku.

C. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Open Dumping

 Kelebihan Open Dumping


1. Teknis pelaksanaan mudah
2. Personil lapangan relatif sedikit
3. Biaya operasi dan perawatan yang relatif rendah
 Kekurangan Open Dumping
1. Terjadi pencemaran udara oleh gas, bau dan debu.
2. Pencemaran air tanah oleh air lindi.
3. Resiko kebakaran cukup besar
4. Mendorong tumbuhnya sarang vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk).
5. Mengurangi estetika lingkungan.
6. Lahan tidak dapat digunakan kembali.

E. Manfaat dan Dampak Open Dumping


 Manfaat Open Dumping
Manfaat secara ekonomi dari metode ini yaitu lebih ekonomis karena tidak membutuhkan
penanganan-penanganan khusus lainnya. Bermanfaat sebagai peringatan awal dalam upaya
memantau pencemaran air tanah dangkal dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbanga
npengelolaan TPA

 Dampak bagi lingkungan


1. Lindi merupakan limbah cair yang berasal dari sampah basah atau sampah organik yang
terkena air hujan. Jika lindi tersebut tidak ditata dengan baik, maka dapat menyebar ke
dalam tanah dan masuk ke aquifer air tanah yang dapat menyebabkan pencemaran air
tanah
2. Penyumbatan badan air.
3. Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari sumber air.
4. Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk tujuan lain.
5. Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di dalam tumpukan
sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai kadar dan tekanan tertentu.
6. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara
sekitar dan menimbulkan bau busuk
7. Sungai dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zat-zat atau polutan
sampah.
 Dampak bagi manusia
1. Lindi mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh seperti adanya kandungan Hg, H2S,
tergantung jenis sampah yang dibuang di TPA tersebut.
2. Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme penyebar penyakit.

F. Studi Kasus

Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki kependudukan yang cukup padat.
Cakupan admisnistrasi dari wilayah kota surakarta sangat luas termasuk Kabupaten
Sukoharjo, sebagian wilayah Kabupaten Boyolali, sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar,
dan sebagian wilayah Kabupaten Sragen. Jumlah penduduk semakin perkembang ditandai
dengan bertambahnya perumahan dan perkantoran. Perkembangan penduduk di kota
Surakarta semakin melewati batas administrasi yang ada di kota Surakarta.

Perkembangan penduduk yang tercakup dalam wilayah surakarta berkembang pada


wilayah yang berbeda namun, banyak pusat kegiatan terjadi di kota surakarta itu sendiri.
Maka semakin banyaknya penduduk semakin sedikit wilayah yang seharusnya dapat
digunakan sebagai fasilitas umum menjadi tempat untuk perkantoran maupun perumahan
akibat seiringnya perkembangan penduduk. Khususnya pada penyediaan sebuah fasilitas
berupa tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Penetapan lokasi TPA sampah yang tepat
serta penataan kawasan di sekitarnya perlu dilakukan secara seksama agar tidak
menimbulkan permasalahan di kemudian hari, terutama yang terkait dengan masalah sosial
dan lingkungan.

Saat ini TPA yang ada di Kota Surakarta hanya berjumlah satu yaitu TPA Putri Cempo.
TPA Putri Cempo merupakan TPA terbesar kedua di Jawa Tengah setelah TPA Jatibarang di
Kota Semarang. Pengolahan sampah yang ada di TPA Putri Cempo ini sendiri masih sangat
rendah karena masih menggunakan metode Open Dumping seperti yang sudah dibahas di
atas. Adapun masalah utama persampahan yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Putri Cempo ini karena sampah hanya dikelola dengan sistem Open Dumping, antara lain:
keterbatasan lahan TPA, produksi sampah yang terus meningkat, hingga daya tampung di
TPA Putri Cempo yang terbatas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Open Dumping adalah sistem pembuangan paling sederhana dimana sampah
dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan lebih
lanjut. Hal ini akan menjadi masalah jika sampah yang dihasilkan adalah sampah
organik yang membusuk karena menimbulkan gangguan pembauan dan estetika serta
menjadi sumber penularan penyakit.Open dumping sangat potensial dalam
mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air sampah
yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti tikus, kecoa,
nyamuk dll.)

B. Saran
Sebaiknya mengurangi penggunaan penimbunan sampah metode Open Dumping
ini karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan juga aroma bau akibat gas
metana yang tidak enak dan juga dapat mengurangi nilai estetika dan keindahan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Syaputra, Elpan.2015.Pengelolaan Limbah Sampah Open Damping dan Controlled Landfill.


https://elpansyaputra.blogspot.com/2015/09/pengelolaan-limbah-sampah-open-damping.html;
diakses tanggal 8 Oktober 2019.

https://sites.google.com/site/praswilkel07/SanitaryLand

Azwar,A., 1979, Pengantar Ilmu Kesehatan lingkungan

Mukono,H.J., 2006, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press

Soemirat,J., 2007, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press

Setyawati, Dian. Arahan Pemanfaatan Kembali Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
(Studi Kasus: TPA Putri Cempo, Kota Surakarta). Diss. Universitas Diponegoro, 2008.

Anda mungkin juga menyukai