TIMBAL (Pb)
SURAKARTA
2019
BAB I
LATAR BELAKANG
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Pencemaran
udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan
pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan
kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Sebagian besar pencemar udara (sekitar 75%)
berasal gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama berasal
dari kendaraan bermotor. Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar berasal dari pembakaran
bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen timbal (Pb), timbal (Pb) dicampurkan ke
dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif dengan kadar sekitar 2,4 gram/gallon.
Timbal (Pb) yang digunakan untuk anti knock adalah tetraethyl timbal (C₂H₅)₄ . Fungsi
penambahan timbal (Pb) adalah dimaksudkan untuk meningkatkan bilangan oktana. Timbal
(Pb) adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh
sistem di dalam tubuh. Timbal (Pb) dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan
minuman serta absorbsi melalui kulit, dan juga keperairan. Karena ke-toksikannya diperlukan
pemahaman dan informasi yang lebih mengenai pengaruh Pb terhadap kesehatan lingkungan
dan manusia.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan logam Timbal (Pb) ?
2. Apa saja sifat dan karakteristik logam Timbal (Pb) ?
3. Apa saja sumber pencemaran Timbal (Pb) ?
4. Bagaimana keberadaan Timbal (Pb) di lingkungan ?
5. Apa saja efek Timbal (Pb) bagi kesehatan ?
6. Bagaimana upaya penanggulangan pencemaran oleh Timbal (Pb)?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang logam Timbal (Pb)
2. Untuk mengetahui sifat dan karakteristik logam Timbal (Pb)
3. Untuk mengetahui sumber pencemaran Timbal (Pb)
4. Untuk mengetahui keberadaan Timbal (Pb) di lingkungan
5. Untuk mengetahui efek Timbal (Pb) bagi kesehatan
6. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pencemaran oleh Timbal (Pb)
MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa dan pembaca tentang logam berat Timbal
2. Sebagai sumber bacaan dan informasi khususnya mahasiswa tentang logam berat
Timbal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Timbal sering
kali digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan baterai, industri pembuatan kabel
listrik dan industri pewarnaan pada cat.
Timbal dalam kesehariannya dikenal dengan nama Plumbum (Pb). Timbal adalah
kelompok logam golongan IV-A dalam tabel periodik unsur kimia yang memiliki nomor
atom (NA) 82 dan bobot atau berat atomnya (BA) 207,2 berwarna kelabu kebiruan dan
lunak dengan titik leleh 327ºC dan titik didih 1.620ºC. Timbal menguap pada suhu 550º -
660ºC dan membentuk timbal (II) diudara. Melalui proses-proses geologi, timbal
terkonsentrasi dalam deposit seperti biji logam yang ditemukan dalam bentuk seperti
galena (PbS), anglesit (𝑃𝑏𝑆𝑂4) dan minim (𝑃𝑏3 𝑂4) (Palar, 2005).
Timbal memiliki titik lebur dan rendah, mudah dibentuk, serta mudah
dikombinasikan dengan logam lain untuk membentuk logam campuran. Dengan alasan
tersebut, timbal telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun dan banyak digunakan
hingga sekarang.
Timbal atau timah hitam atau Plumbum (Pb) adalah salah satu bahan pencemar
utama saat ini di lingkungan, hal ini bisa terjadi karena sumber utama pencemaran timbal
adalah dari emisi gas buang kendaraan bermotor selain itu timbal juga terdapat dalam
limbah cair industri yang pada proses produksinya menggunakan timbal, seperti industri
pembuatan baterai, industri cat, dan industri keramik. Timbal digunakan sebagai aditif pada
bahan bakar, khususnya bensin di mana bahan ini dapat memperbaiki mutu bakar. Bahan
ini sebagai anti knocking (anti letup), pencegah korosi, anti oksidan, diaktifator logam, anti
pengembunan dan zat pewarna (Evi, 2005).
Timbal (Pb) yang lebih dikenal dengan nama plumbum atau timah dengan
konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian pada biota air. Logam berat yang masuk
ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, kemudian diserap oleh
organisme yang hidup di perairan tersebut. Logam berat memiliki sifat yang mudah
mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan lalu bersatu dengan sedimen
sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air. Logam
berat bersama dengan padatan tersuspensi akan mengendap mempengaruhi kualitas
sedimen di dasar perairan dan juga perairan sekitarnya. Pencemaran yang dihasilkan dari
logam berat sangat berbahaya karena bersifat toksik (Jenny, 2015).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Timbal (Pb)
Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam dapat ditemukan dan
menetap di alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisika kimia,
biologis atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah drastis apabila
bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi manusia karena
pengggunaannya di bidang industri, pertanian atau kedokteran. Sebagian merupakan
unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimia atau faali. Dilain
pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan bila terdapat dalam makanan, air atau
udara (Darmono,2001).
Logam-logam tertentu sangat berbahaya apabila ditemukan dalam konsentrasi
yang tinggi dalam lingkungan, karena logam tersebut mempunyai sifat yang merusak
jaringan tubuh mahluk hidup, diantaranya logam Timbal (Pb)
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa
ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal
(Pb). Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel
periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA)
207,2 adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh
327°C dan titik didih 1.620°C. Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan
membentuk oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang
paling umum adalah timbal (II). Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb)
sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas
dan air asam. Timbal (Pb) dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat
pekat.
2. Sumber Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran timbal (Pb) adalah semua
industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai bahan baku maupun bahan penolong,
misalnya:
Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal
konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari
potongan logam (scrap).
Industri baterai. Industri ini banyak menggunakan logam timbal (Pb)
terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
Industri bahan bakar. Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl
lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik
industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber
pencemaran timbal (Pb).
Industri kabel. Industri kabel memerlukan timbal (Pb) untuk melapisi
kabel. Saat ini pemakaian timbal (Pb) di industri kabel mulai berkurang,
walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik
yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini
seringkali dipakai timbal (Pb) karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah
pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning
dipakai lead chromate (Sudarmaji, dkk, 2006)
3. Sumber dari Transportasi
Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai
sebagai anti knock pada bahan bakar. Timbal (Pb) sebagai salah satu zat yang
dicampurkan ke dalam bahan bakar yaitu (C₂H₅)₄ Pb atau Tetra Ethyl Lead (TEL).
Timbal (Pb) yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan
oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Timbal (Pb) akan keluar
dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya (Sudarmaji, 2006). Dari senyawa
timbal (Pb) yang ditambahkan ke bensin, kurang lebih 70% diemisikan melalui
knalpot dalam bentuk garam inorganik, 1% diemisikan masih dalam
bentuk tetraakyl lead dan sisanya terperangkap dalam sistem exhaust dan mesin
oli (Mukono, 2002).
Menurut Santi (2001), penggunaan Timbal (Pb) dalam bensin lebih
disebabkan oleh keyakinan bahwa tingkat sensitivitas Timbal (Pb) tinggi dalam
menaikkan angka oktan. Setiap 0,1 gram Timbal (Pb) perliter bensin mampu
menaikkan angka oktan 1,5 sampai 2 satuan. Selain itu, harga Timbal (Pb) relatif
murah untuk meningkatkan satu oktan dibandingkan dengan senyawa lainnya.
3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan
cara :
Memberikan informasi secara intensif kepada masyarakat tentang
dampak Pb pada kesehatan dan lingkungan ,serta bagaimana cara
mengatasinya.
Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial
menjadi penyebab meningkatnya pencemaran Pb , seperti pengemudi
,pemilik kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang melakukan
perawatan kendaraan
Contoh kasus :
Merdeka.com - Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) IPB meneliti kualitas air di Danau Lido, Bogor. Hasilnya, tempat wisata air
terkenal di Kota Hujan tersebut sudah tercemar limbah berbahaya.
"Seberapa banyak timbal ini mempengaruhi manusia belum kita lakukan penelitian, tetapi
jika ada warga sekitar yang mengalami kecacatan, berarti pengaruh paparan timbal sudah
terjadi," kata Dosen Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan IPB, Majariana Krisanti
di Bogor, Kamis (11/6). Demikian tulis Antara.
Penelitian yang dilakukan tahun 2014 ini mengambil sampel larva Chironomida di Danau
Lido di dekat rekreasi dan area sawah, karena pada penelitian sebelumnya, pada area tersebut
terkandung logam timbal (Pb) yang lebih tinggi dibandingkan pada area keramba jaring
apung (KJA). Larva Tanypodinae yang diperoleh dari Danau Lido sebanyak 55 ekor.
"Perlu diwaspadai pencemaran limbah, apalagi mengandung timbal, raksa yang bisa berasal
dari polusi udara, pembuangan baterai, cat, keramin, aktivitas perekonomian, sawah dan
keramba jaring apung," terangnya.
Dalam beberapa penelitian sebelumnya, lanjut dia, peningkatan kandungan logam berat di
perairan berkorelasi positif terhadap peningkatan persentase kecacatan morfologi pada
Chironomida.
"Danau Lido ini telah dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan, seperti KJA, wisata perahu dan
rumah makan apung," katanya.
Menurutnya, kegiatan tersebut telah mengubah kualitas dari Danau Lido, di antaranya
berubahnya kualitas air. Salah satu parameter kualitas air yang mengalami perubahan yaitu
kandungan logam berat timbal (Pb).
Dikatakannya, hasil penelitian oleh tim FPIK IPB menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di
Danau Lido cukup tinggi, yakni 0,08-0,19 mg/L. Berdasarkan pengamatan bentuk ligula pada
Tanypodinae yang diperoleh, diketahui bahwa larva tersebut telah mengalami deformitas.
"Larva yang mengalami deformitas sebanyak 10 ekor dari 55 ekor yang dikumpulkan atau
terjadi deformitas sebesar 18,18 persen," katanya.
Dia menyimpulkan, dari hasil penelitian Danau Lido telah mengalami pencemaran logam
timbal (Pb). Pencemaran tersebut menyebabkan terjadinya respon morfologi pada larva
Tanypodinae yaitu deformitas ligula.
"Deformitas ligula ini berupa kecacatan pada tubuh, untuk Tanypodinae terjadi pada struktur
gigi yang tidak lengkap, bahkan tumbuh melebihi jumlah normal ada yang mencapai 15 gigi,"
katanya.
Dia mengatakan belum diketahui pasti sejak kapan limbah timbal mencemari Danau Lido,
untuk mengetahui hal itu perlu penelitian lanjutan. Selain itu juga, belum diketahui apakah
biota lain yang ada di Danau Lido ikut terpapar seperti yang dialami larva Tanypodinae.
Menurutnya, secara teknis timbal tidak langsung mematikan, tetapi membuat kecacatan,
karena logam yang bersifat karsiogenik (mengendap) jika dibiarkan dalam waktu lama akan
mempengaruhi.
Sumber timbal yang mencemari danau atau sungai bisa berasal dari mana saja, seperti polusi
udara, membuang baterai bekas ke sungai atau danau, aktivitas manusia, persawahan,
keramba jaring apung, cat, keramik, maupun limbah pabrik.
Dia berharap hasil penelitian yang dilakukan di Danau Lido, mendorong penyadaran
masyarakat dan pemerintah sama-sama memperhatikan kondisi danau dan sungai di
sekitarnya, dengan menjaganya dari pencemaran.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
1. Timbal (Pb) merupakan suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik
leleh 327°C dan titik didih 1.620°C.
2. Pada suhu 550-600°C Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara
membentuk timbal oksida.
3. Timbal termasuk logam berat ”trace metals” karena mempunyai berat jenis lebih dari lima
kali berat jenis air.
4. Sifat khusus dari Timbal diantaranya, merupakan logam yang lunak, logam yang tahan
terhadap peristiwa korosi, titik lebur rendah hanya 327,5°C, Mempunyai kerapatan yang lebih
besar dibandingkan dengan logam-logam, kecuali emas dan merkuri, pengantar listrik yang
baik.
5. Timbal dapat bersumber dari alam, industri, dan transportasi. Keberadaan Timbal di
lingkungan terdapat pada udara, air, tanah, batuan, tumbuhan, dan makanan.
6. Efek yang ditimbulkan oleh timbal terhadapp kesehatan, yaitu berpengaruh pada gangguan
neurologi, gangguan terhadap fungsi ginjal, gangguan terhadap sistem reproduksi, gangguan
terhadap sistem hemopoitik, dan gangguan terhadap sistem syaraf.
7. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran Timbal diantarannya
pendekatan teknis, pendekatan planatologi, administrasi dan hokum, pendekatan edukasi, dan
tanaman penyerap partikel timbal
SARAN
Penyusun menyarankan agar mahasiswa dapat lebih bermawas diri terhadap pencemaran Pb di
lingkungan sekitar dengan banyak membaca buku, artikel, jurnal, literatur dan berbagai informasi
tentang bahaya Pb di lingkungan sekitar.
Pertanyaan
1. Kelompok 1 : Ummu Abiha .N.K (R0218118)
Apa benar timbal dapat menurunkan iq? Dan bagaimana bisa terjadi?
Jawaban
- Menurut Dr. Rachmat, ada 3 tahap dalam proses neuro development yang terganggu jika
kadar timbal dalam darah melebihi 10 mkg/dl , yakni
Percabangan sel-sel saraf
Pembentukan selubung miselin
Percabangan otot-otot
Paparan timbal juga mengganggu perkembangan kemampuan motoris dan sensoris anak,
akibatnya anak-anak dapat mengalami gangguan impuls yang antara lain menjadi lambat
berpikir, hiperaktif, dan susah menjaga konsentrasi, dan juga dapat mengganggu proses
tumbuhkembang karena perkembangan saraf-saraf motorik yang tidak normal.