Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UNSUR KIMIA LOGAM BERAT

TIMBAL (Pb)

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI INDUSTRI

1. Dinda Retno Cahyani (R0218038)


2. Ivanda Aulia Firdaussy (R0218962)

3. Okda Tianasari (R0218088)

4. Sherina Chafiidhiya Rochmah (R0218106)


5. Syafrina Ossawanda (R0218112)

PROGRAM STUDI DV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
BAB I
LATAR BELAKANG

Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Pencemaran
udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan
pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan
kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Sebagian besar pencemar udara (sekitar 75%)
berasal gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama berasal
dari kendaraan bermotor. Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar berasal dari pembakaran
bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen timbal (Pb), timbal (Pb) dicampurkan ke
dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif dengan kadar sekitar 2,4 gram/gallon.
Timbal (Pb) yang digunakan untuk anti knock adalah tetraethyl timbal (C₂H₅)₄ . Fungsi
penambahan timbal (Pb) adalah dimaksudkan untuk meningkatkan bilangan oktana. Timbal
(Pb) adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh
sistem di dalam tubuh. Timbal (Pb) dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan
minuman serta absorbsi melalui kulit, dan juga keperairan. Karena ke-toksikannya diperlukan
pemahaman dan informasi yang lebih mengenai pengaruh Pb terhadap kesehatan lingkungan
dan manusia.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan logam Timbal (Pb) ?
2. Apa saja sifat dan karakteristik logam Timbal (Pb) ?
3. Apa saja sumber pencemaran Timbal (Pb) ?
4. Bagaimana keberadaan Timbal (Pb) di lingkungan ?
5. Apa saja efek Timbal (Pb) bagi kesehatan ?
6. Bagaimana upaya penanggulangan pencemaran oleh Timbal (Pb)?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang logam Timbal (Pb)
2. Untuk mengetahui sifat dan karakteristik logam Timbal (Pb)
3. Untuk mengetahui sumber pencemaran Timbal (Pb)
4. Untuk mengetahui keberadaan Timbal (Pb) di lingkungan
5. Untuk mengetahui efek Timbal (Pb) bagi kesehatan
6. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pencemaran oleh Timbal (Pb)
MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa dan pembaca tentang logam berat Timbal
2. Sebagai sumber bacaan dan informasi khususnya mahasiswa tentang logam berat
Timbal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Timbal sering
kali digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan baterai, industri pembuatan kabel
listrik dan industri pewarnaan pada cat.
Timbal dalam kesehariannya dikenal dengan nama Plumbum (Pb). Timbal adalah
kelompok logam golongan IV-A dalam tabel periodik unsur kimia yang memiliki nomor
atom (NA) 82 dan bobot atau berat atomnya (BA) 207,2 berwarna kelabu kebiruan dan
lunak dengan titik leleh 327ºC dan titik didih 1.620ºC. Timbal menguap pada suhu 550º -
660ºC dan membentuk timbal (II) diudara. Melalui proses-proses geologi, timbal
terkonsentrasi dalam deposit seperti biji logam yang ditemukan dalam bentuk seperti
galena (PbS), anglesit (𝑃𝑏𝑆𝑂4) dan minim (𝑃𝑏3 𝑂4) (Palar, 2005).
Timbal memiliki titik lebur dan rendah, mudah dibentuk, serta mudah
dikombinasikan dengan logam lain untuk membentuk logam campuran. Dengan alasan
tersebut, timbal telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun dan banyak digunakan
hingga sekarang.
Timbal atau timah hitam atau Plumbum (Pb) adalah salah satu bahan pencemar
utama saat ini di lingkungan, hal ini bisa terjadi karena sumber utama pencemaran timbal
adalah dari emisi gas buang kendaraan bermotor selain itu timbal juga terdapat dalam
limbah cair industri yang pada proses produksinya menggunakan timbal, seperti industri
pembuatan baterai, industri cat, dan industri keramik. Timbal digunakan sebagai aditif pada
bahan bakar, khususnya bensin di mana bahan ini dapat memperbaiki mutu bakar. Bahan
ini sebagai anti knocking (anti letup), pencegah korosi, anti oksidan, diaktifator logam, anti
pengembunan dan zat pewarna (Evi, 2005).
Timbal (Pb) yang lebih dikenal dengan nama plumbum atau timah dengan
konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian pada biota air. Logam berat yang masuk
ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, kemudian diserap oleh
organisme yang hidup di perairan tersebut. Logam berat memiliki sifat yang mudah
mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan lalu bersatu dengan sedimen
sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air. Logam
berat bersama dengan padatan tersuspensi akan mengendap mempengaruhi kualitas
sedimen di dasar perairan dan juga perairan sekitarnya. Pencemaran yang dihasilkan dari
logam berat sangat berbahaya karena bersifat toksik (Jenny, 2015).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Timbal (Pb)
Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam dapat ditemukan dan
menetap di alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisika kimia,
biologis atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah drastis apabila
bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi manusia karena
pengggunaannya di bidang industri, pertanian atau kedokteran. Sebagian merupakan
unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimia atau faali. Dilain
pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan bila terdapat dalam makanan, air atau
udara (Darmono,2001).
Logam-logam tertentu sangat berbahaya apabila ditemukan dalam konsentrasi
yang tinggi dalam lingkungan, karena logam tersebut mempunyai sifat yang merusak
jaringan tubuh mahluk hidup, diantaranya logam Timbal (Pb)
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa
ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal
(Pb). Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel
periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA)
207,2 adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh
327°C dan titik didih 1.620°C. Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan
membentuk oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang
paling umum adalah timbal (II). Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb)
sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas
dan air asam. Timbal (Pb) dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat
pekat.

B. Sifat dan Karakteristik Logam Timbal (Pb)


Beberapa sumber menyebutkan bahwa plumbum (Pb) adalah logam lunak
berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk,
memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar
tidak timbul perkaratan. Pb dicampur dengan logam lain akan terbentuk logam
campuran yang lebih bagus daripada logam murninya.
Pb adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat serta mudah
dimurnikan dari pertambangan. Pb meleleh pada suhu 3280C (6620F), titik didih
1.740ºC (3.164ºF), bentuk sulfid dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom
207,20. Timbal (Pb) termasuk ke dalam logam golongan IV-A pada tabel periodik
unsur kimia, mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA)
207,2.
Timbal termasuk logam berat ”trace metals” karena mempunyai berat jenis
lebih dari lima kali berat jenis air. Bentuk kimia senyawa Pb yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya akan
terbuang bersama bahan sisa metabolisme.
Menurut Palar (2004), logam timbal (Pb) mempunyai sifat-sifat yang khusus
seperti berikut :
1. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan
pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
2. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga
logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating.
3. Mempunyai titik lebur rendah hanya 327,5°C.
4. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam,
kecuali emas dan merkuri.
5. Merupakan pengantar listrik yang baik.

C. Sumber Pencemaran Timbal (Pb)


1. Sumber Alami
Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar
13 mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di
dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg.
Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air
bawah tanah (ground water) berkisar antara 1-60 μg/liter. Secara alami timbal (Pb)
juga ditemukan di air permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai
adalah sebesar 1-10 μg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari
dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran
mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai
di USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara
0,0001 - 0,001 μg/liter. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-
padian dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya
berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg berat kering.

2. Sumber Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran timbal (Pb) adalah semua
industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai bahan baku maupun bahan penolong,
misalnya:
 Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal
konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari
potongan logam (scrap).
 Industri baterai. Industri ini banyak menggunakan logam timbal (Pb)
terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
 Industri bahan bakar. Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl
lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik
industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber
pencemaran timbal (Pb).
 Industri kabel. Industri kabel memerlukan timbal (Pb) untuk melapisi
kabel. Saat ini pemakaian timbal (Pb) di industri kabel mulai berkurang,
walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik
yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
 Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini
seringkali dipakai timbal (Pb) karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah
pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning
dipakai lead chromate (Sudarmaji, dkk, 2006)
3. Sumber dari Transportasi
Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai
sebagai anti knock pada bahan bakar. Timbal (Pb) sebagai salah satu zat yang
dicampurkan ke dalam bahan bakar yaitu (C₂H₅)₄ Pb atau Tetra Ethyl Lead (TEL).
Timbal (Pb) yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan
oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Timbal (Pb) akan keluar
dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya (Sudarmaji, 2006). Dari senyawa
timbal (Pb) yang ditambahkan ke bensin, kurang lebih 70% diemisikan melalui
knalpot dalam bentuk garam inorganik, 1% diemisikan masih dalam
bentuk tetraakyl lead dan sisanya terperangkap dalam sistem exhaust dan mesin
oli (Mukono, 2002).
Menurut Santi (2001), penggunaan Timbal (Pb) dalam bensin lebih
disebabkan oleh keyakinan bahwa tingkat sensitivitas Timbal (Pb) tinggi dalam
menaikkan angka oktan. Setiap 0,1 gram Timbal (Pb) perliter bensin mampu
menaikkan angka oktan 1,5 sampai 2 satuan. Selain itu, harga Timbal (Pb) relatif
murah untuk meningkatkan satu oktan dibandingkan dengan senyawa lainnya.

D. Timbal (Pb) di Lingkungan


Sebagai sumber timbal (Pb) di lingkungan hidup kita adalah (Mukono, 2002):
1. Udara
Timbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam keadaan
alamiah menurut studi patterson (1965), kadar timah hitam di udara sebesar
0,0006 μg/𝑚3 , sedangkan di daerah tanpa penghuni dipegununan California
(USA), menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar 0,008 μg/𝑚3 . Baku mutu
di udara adalah 0,025 – 0,04 gr/Nm3.
2. Air
 Analisis air bawah tanah menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar
antara 1–60 μg/liter, sedangkan analisis air permukaan terutama pada
sungai dan danau menunjukkan angka antara 1–10 μg/liter. Kadar
timah hitam pada air laut kadarnya lebih rendah dari yang terdapat di
air tawar. Di pantai Californa (USA) kadar timah hitam (Pb)
menunjukkan kadar antara 0,08 – 0,04 μg/liter. Timbal (Pb) yang larut
dalam air adalah Timbal asetat ( Pb (𝐶2 𝐻3 𝑂2 )2 ), timbal klorat
Pb(𝐶𝑙𝑂3 )2 , timbal nitrat Pb(𝑁𝑂3 )2 , timbal stearate Pb(𝐶18 𝐻35 𝑂2 )2 .
Baku mutu (WHO) timbal (Pb) dalam air 0,1 mg/liter dan KLH No 02
tahun 1988 yaitu 0,05 – 1 mg/liter tanah
3.
Rata-rata timbal (Pb) yang terdapat dipermukaan tanah adalah sebesar 5–25
mg/kg.
4. Batuan
Bumi kita mengandung timbal (Pb) sekitar 13 mg/kg. Menurut studyWeaepohl
(1961), dinyatakan bahwa kadar timbal (Pb) pada batuan sekitar 10 – 20
mg/kg.
5. Tumbuhan
Secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb). Menurut Warren
dan Delavault (1962), Kadar timbal (Pb) pada dedaunan adalah 2,5 mg/kg
berat daun kering.
6. Makanan
Kadar timbal (Pb) pada makanan dapat bertambah dalam prosesprocecing,
kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan pada beras, gandum, kentang
dan lain-lain. Asupan yang diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB (dewasa) dan
25 mikrogram/kg BB (anak-anak)

E. Efek Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan


Paparan bahan tercemar timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut :
1. Gangguan Neurologi
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh timbal (Pb) dapat
berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat
menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
2. Gangguan terhadap fungsi ginjal.
Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal,
nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis
glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika
paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
3. Gangguan terhadap sistem reproduksi.
Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi
berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat timbal (Pb)
mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom.
Anak -anak sangat peka terhadap paparan timbal (Pb) di udara. Paparan timbal (Pb)
dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ.
4. Gangguan terhadap sistem hemopoitik.
Keracunan timbal (Pb) dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat
penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi
dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar
ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak–anak juga terjadi peningkatan
ALA dalam darah. Efek dominan dari keracunan timbal (Pb) pada sistem
hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan Coproporphyrine (CP). Dapat
dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan timbal (Pb)
pada manusia. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak -anak lebih sensitif
terhadap terjadinya anemia akibat paparan timbal (Pb).
5. Gangguan terhadap sistem syaraf.
Efek pencemaran timbal (Pb) terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewas. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas,
gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar
konsentrasi dan menurunnya kecerdasan pada anak dengan kadar timbal (Pb) darah
sebesar 40-80 μg/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis, namun belum
tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul pada lead
encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung, dan
penurunan pembentukan konsep.

F. Upaya – upaya Penanggulangan Pencemaran Oleh Pb


Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang merupakan
sebagian dari gas buang kendaran bermotor cukup sulit, karena cukup banyak variable
yang mempengaruhinya diantaranya cara mengemudi, ketaatan perawatan,
kemacetan, banyaknya kendaraan pribadi, dll. Untuk itu perlu dilakukan bebera
papendekatan, antara lain :
1. PendekatanTeknis
Timah hitam yang keluar dari knalpot berbentuk partikel yang sangat
halus, adanya polutan timbal (Pb) karena dalam bensin diberikan bahan
tambah berupa Pb(𝐶2 𝐻5 )4 yaitu Tetra Ethil Lead (TEL) sebagai upaya untuk
meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat mencemari tanaman pangan,
dan bila hasil tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka dapat menyebabkan
keracunan.
Untuk menghilangkan polutan Pb dapat dilakukan secara teknik, yaitu
dengan mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan
bermotor. Hal ini dapat dilakukan dengan menggantikan TEL dengan anti
knocking yang lain yang tidak mengandung Pb. Mencari bahan alternatif juga
merupakan solusi yang banyak ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat berupa
Bahan Bakar Gas (BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat
karena tidak menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan
motor listrik sehingga emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan
Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi secara massal dan dijual pada pasar
mobil.

2. Pendekatan planatologi, administrasi dan hokum


Pemerintah mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya
pengendalian pencemaran Pb ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan
rambu lalu lintas yang memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat
mengontrol kadar Pb dan mengenakan sanksi atas pengendara yang
melanggar. Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir juni 1996 di
Jakarta selama 6 hari, sebanyak 60% kendaraan brmotor telah melampaui baku
mutu emisi.
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan
menanggulangi akibat dari emisi gas kendaraan bermotor karena di undang-
undang telah disebutkan syarat – syarat kendaraan bermotor.

3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan
cara :
 Memberikan informasi secara intensif kepada masyarakat tentang
dampak Pb pada kesehatan dan lingkungan ,serta bagaimana cara
mengatasinya.
 Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial
menjadi penyebab meningkatnya pencemaran Pb , seperti pengemudi
,pemilik kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang melakukan
perawatan kendaraan

4. Tanaman Penyerap Partikel Timbal (Pb)


Untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin dan mengurangi letupan di
dalam mesin kendaraan bermotor, maka ke dalam bensin ditambahkan Tetra
Ethyl Lead (TEL), yang jumlahnya berbeda-beda untuk setiap negara.
Penggunaan TEL dalam bensin ternyata menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Gas buang dari kendaraan bermotor merupakan sumber
utama timbal (Pb) di lingkungan (Sahwan, 1991). Umasda 1989 dalam
Soemarno mengklasifikasikan kemampuan jenis pohon dalam menyerap
partikel timbal (Pb) dari udara sbb:
 Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sangat baik: jambu batu,
ketapang, dan bungur.
 Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sedang: mahoni, mangga,
cemara gunung, angsana.
 Jenis pohon dengan kemampuan menyerap rendah: daun kupu-kupu,
kersen, kenangakere payung, karet munding, kenari, akasia, dadap.

Contoh kasus :

Peneliti IPB: Danau Lido tercemar limbah logam berat timbal

Merdeka.com - Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) IPB meneliti kualitas air di Danau Lido, Bogor. Hasilnya, tempat wisata air
terkenal di Kota Hujan tersebut sudah tercemar limbah berbahaya.

"Seberapa banyak timbal ini mempengaruhi manusia belum kita lakukan penelitian, tetapi
jika ada warga sekitar yang mengalami kecacatan, berarti pengaruh paparan timbal sudah
terjadi," kata Dosen Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan IPB, Majariana Krisanti
di Bogor, Kamis (11/6). Demikian tulis Antara.

Penelitian difokuskan terhadap Tanypodinae yang merupakan salah satu kelompok


Chironomida, yakni serangga air yang memiliki peran sebagai bioindikator.

Penelitian yang dilakukan tahun 2014 ini mengambil sampel larva Chironomida di Danau
Lido di dekat rekreasi dan area sawah, karena pada penelitian sebelumnya, pada area tersebut
terkandung logam timbal (Pb) yang lebih tinggi dibandingkan pada area keramba jaring
apung (KJA). Larva Tanypodinae yang diperoleh dari Danau Lido sebanyak 55 ekor.

"Tanypodinae dapat menunjukkan adanya perubahan morfologi akibat pencemaran,"


lanjutnya.

Dijelaskannya, larva Chironomida dapat tumbuh di dalam lingkungan perairan dalam


keadaan tinggi kandungan kimia, fisika, maupun biologi. Sehingga larva tersebut dapat
digunakan untuk merefleksikan degradasi lingkungan.

"Perlu diwaspadai pencemaran limbah, apalagi mengandung timbal, raksa yang bisa berasal
dari polusi udara, pembuangan baterai, cat, keramin, aktivitas perekonomian, sawah dan
keramba jaring apung," terangnya.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya, lanjut dia, peningkatan kandungan logam berat di
perairan berkorelasi positif terhadap peningkatan persentase kecacatan morfologi pada
Chironomida.

"Danau Lido ini telah dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan, seperti KJA, wisata perahu dan
rumah makan apung," katanya.
Menurutnya, kegiatan tersebut telah mengubah kualitas dari Danau Lido, di antaranya
berubahnya kualitas air. Salah satu parameter kualitas air yang mengalami perubahan yaitu
kandungan logam berat timbal (Pb).

Dikatakannya, hasil penelitian oleh tim FPIK IPB menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di
Danau Lido cukup tinggi, yakni 0,08-0,19 mg/L. Berdasarkan pengamatan bentuk ligula pada
Tanypodinae yang diperoleh, diketahui bahwa larva tersebut telah mengalami deformitas.

"Larva yang mengalami deformitas sebanyak 10 ekor dari 55 ekor yang dikumpulkan atau
terjadi deformitas sebesar 18,18 persen," katanya.

Dia menyimpulkan, dari hasil penelitian Danau Lido telah mengalami pencemaran logam
timbal (Pb). Pencemaran tersebut menyebabkan terjadinya respon morfologi pada larva
Tanypodinae yaitu deformitas ligula.

"Deformitas ligula ini berupa kecacatan pada tubuh, untuk Tanypodinae terjadi pada struktur
gigi yang tidak lengkap, bahkan tumbuh melebihi jumlah normal ada yang mencapai 15 gigi,"
katanya.

Dia mengatakan belum diketahui pasti sejak kapan limbah timbal mencemari Danau Lido,
untuk mengetahui hal itu perlu penelitian lanjutan. Selain itu juga, belum diketahui apakah
biota lain yang ada di Danau Lido ikut terpapar seperti yang dialami larva Tanypodinae.

Menurutnya, secara teknis timbal tidak langsung mematikan, tetapi membuat kecacatan,
karena logam yang bersifat karsiogenik (mengendap) jika dibiarkan dalam waktu lama akan
mempengaruhi.

Majariana mengatakan, penelitian lanjutan perlu dilakukan terutama untuk mengetahui


apakah ikan yang hidup di Danau Lido juga terpapar, dan apakah dapat berpengaruh bagi
masyarakat yang mengonsumsinya.

Sumber timbal yang mencemari danau atau sungai bisa berasal dari mana saja, seperti polusi
udara, membuang baterai bekas ke sungai atau danau, aktivitas manusia, persawahan,
keramba jaring apung, cat, keramik, maupun limbah pabrik.

Dia berharap hasil penelitian yang dilakukan di Danau Lido, mendorong penyadaran
masyarakat dan pemerintah sama-sama memperhatikan kondisi danau dan sungai di
sekitarnya, dengan menjaganya dari pencemaran.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN
1. Timbal (Pb) merupakan suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik
leleh 327°C dan titik didih 1.620°C.
2. Pada suhu 550-600°C Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara
membentuk timbal oksida.
3. Timbal termasuk logam berat ”trace metals” karena mempunyai berat jenis lebih dari lima
kali berat jenis air.
4. Sifat khusus dari Timbal diantaranya, merupakan logam yang lunak, logam yang tahan
terhadap peristiwa korosi, titik lebur rendah hanya 327,5°C, Mempunyai kerapatan yang lebih
besar dibandingkan dengan logam-logam, kecuali emas dan merkuri, pengantar listrik yang
baik.
5. Timbal dapat bersumber dari alam, industri, dan transportasi. Keberadaan Timbal di
lingkungan terdapat pada udara, air, tanah, batuan, tumbuhan, dan makanan.
6. Efek yang ditimbulkan oleh timbal terhadapp kesehatan, yaitu berpengaruh pada gangguan
neurologi, gangguan terhadap fungsi ginjal, gangguan terhadap sistem reproduksi, gangguan
terhadap sistem hemopoitik, dan gangguan terhadap sistem syaraf.
7. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran Timbal diantarannya
pendekatan teknis, pendekatan planatologi, administrasi dan hokum, pendekatan edukasi, dan
tanaman penyerap partikel timbal

SARAN
Penyusun menyarankan agar mahasiswa dapat lebih bermawas diri terhadap pencemaran Pb di
lingkungan sekitar dengan banyak membaca buku, artikel, jurnal, literatur dan berbagai informasi
tentang bahaya Pb di lingkungan sekitar.
Pertanyaan
1. Kelompok 1 : Ummu Abiha .N.K (R0218118)
Apa benar timbal dapat menurunkan iq? Dan bagaimana bisa terjadi?

Jawaban
- Menurut Dr. Rachmat, ada 3 tahap dalam proses neuro development yang terganggu jika
kadar timbal dalam darah melebihi 10 mkg/dl , yakni
 Percabangan sel-sel saraf
 Pembentukan selubung miselin
 Percabangan otot-otot

Paparan timbal juga mengganggu perkembangan kemampuan motoris dan sensoris anak,
akibatnya anak-anak dapat mengalami gangguan impuls yang antara lain menjadi lambat
berpikir, hiperaktif, dan susah menjaga konsentrasi, dan juga dapat mengganggu proses
tumbuhkembang karena perkembangan saraf-saraf motorik yang tidak normal.

Anda mungkin juga menyukai