Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH

PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN BIOGAS

Kelompok I
(Kelas B)

1. Afninda Sholeha A.W (R0218004)


2. Annisa Kurniasari (R0218014)
3. Dian Kartika Sari (R0218036)
4. Fauziah Shinta Anindita (R0218044)
5. Femy Rahmawati (R0218046)
6. Henny Dwi Agustien (R0218052)
7. Khairani Nurhasanah (R0218066)
8. Pipit Handayani (R0218090)
9. Stefanus Theon (R0218110)

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................. 4
D. Manfaat ............................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Biogas .............................................................................. 5
B. Manfaat Biogas .................................................................................. 5
C. Kandungan Biogas ............................................................................. 6
D. Cara Pengolahan Limbah dengan Biogas .......................................... 6
E. Kelebihan dan Kekurangan Biogas .................................................... 11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat menjadi


perhatian penting pada saat ini. Tentunya penyebab dari masalah tersebut adalah
kondisi dan pengolahan limbah yang kurang baik. Menurut Badan Pusat Statistik,
limbah bersumber dari berbagai aktivitas manusia, yang berasal dari materil sisa yang
sudah tidak terpakai lagi. Limbah dihasilkan dari aktivitas industri dan aktivitas
domestik atau rumah tangga. Penyumbang emisi gas rumah kaca yang menyebabkan
perubahan iklim global salah satunya adalah limbah, emisi pada sektor limbah
cenderung meningkat, pada tahun 2000 tercatat 60,1 juta ton CO2e dilepas ke
lingkungan, dan pada tahun 2016 mencapai 97,9 juta ton CO2e. Perlu diketahui juga
bahwa komposisi emisi limbah cair dan padat industri lebih besar dibanding limbah
domestik.
Oleh karena itu solusi untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan teknologi
pengolahan limbah yang tepat, terarah, dan berkelanjutan. Salah satu metode yang
dapat dilakukan yaitu dengan biogas, metode ini bukan hanya melakukan penanganan
atau pengolahan saja namun juga dapat memberi manfaat yang berguna bagi
lingkungan. Biogas didapat dari proses penguraian bahan organik yang dihasilkan
oleh bakteri anaerob pada kondisi aerob. Gas metan yang terbakar dalam biogas akan
relatif lebih bersih daripada batu bara dan emisi karbon dioksidanya lebih sedikit.
Penggunaan biogas lebih baik untuk mengurangi pemanasan global karena karbon
dioksida yang dihasilkan merupakan karbon yang diambil dari fotosintesis tanaman.
Teknologi pengolahan biogas ini cocok untuk memelihara dan menjaga kelestarian
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari biogas ?
2. Apa manfaat biogas ?
3. Kandungan apa sajakah yang terdapat dalam biogas ?
4. Bagaimana cara pengolahan limbah dengan biogas ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan biogas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan penggunaan dari biogas.
2. Untuk mengetahui manfaat yang terdapat dalam biogas.
3. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam biogas.
4. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah dengan biogas.
5. Untuk mengetahui masing - masing kelebihan dan kekurangan dari biogas.

D. Manfaat
1. Dapat memahami peranan dan pemanfaatan biogas dalam kehidupan sehari-hari
2. Dapat mengetahui cara untuk menghasilkan produk yang berguna dalam sektor
tani yaitu pupuk dengan memanfaatkan kembali sisa proses biogas menjadi pupuk
organik.
3. Dapat mengetahui pemanfaatan teknologi biogas sebagai sumber bahan bakar.
4. Dapat mengetahui cara mengolah limbah dengan biogas dengan baik dan benar
5. Dapat meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan.
6. Dapat mengurangi dampak buruk penggunaan bahan bakar minyak bumi terhadap
lingkungan,
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik
mengalami proses fermentasi dalam reaktor (biodigester) dalam kondisi anaerob
(tanpa udara). Reaktor yang dipergunakan untuk menghasilkan biogas umumnya
disebut digester atau biodigester, karena di tempat inilah bakteri tumbuh dengan
mencerna bahan-bahan organik. Untuk menghasilkan biogas dalam jumlah dan
kualitas tertentu, maka digester perlu diatur suhu, kelembaban, dan tingkat keasaman
supaya bakteri dapat berkembang dengan baik.
Biogas merupakan gabungan dari gas metana (CH4), gas CO2 dan gas lainnya.
Di Indonesia, pemanfaatan biogas masih terbatas pada bahan bakar kompor untuk
memasak. Pemanfaatan biogas untuk kebutuhan rumah tangga ini, beberapa penduduk
di Indonesia sudah mampu membuat reaktor biogas sendiri dengan skala kecil.
Reaktor biogas (biodigester) untuk skala kecil umumnya dibuat dari plastik maupun
dari drum. Bahan baku biogas diperoleh dari kotoran sapi dengan jumlah sapi
bervariasi dari 3-5 ekor untuk skala kecil.
Biogas bersifat bersih, tidak berasap hitam selain itu derajat panasnya lebih
tinggi dari bahan bakar minyak tanah dan kayu bakar serta dapat disimpan untuk
penggunaan yang akan datang (Darminto 1984).

B. Manfaat Biogas
1. Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menganti kayu bakar yang tidak
menimbulkan jelaga dan asap sehingga peralatan dan uang dapur tetap bersih.
Ditinjau dari segi kesehatan tidak akan terjadi rasa pedih di mata dan sesak nafas
akibat asap.
2. Limbah digester biogas, baik yang padat maupun yang cair dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik. Limbah padat sangat baik untuk pupuk karena pemrosesan
pupuk lebih sempurna dari pada pupuk kandang yang di tumpuk di tempat
terbuka. Pupuk yang dihasilkan dari digester ini juga dapat berfungsi memperbaiki
struktur tanah sehingga menjadi gembur dan mempunyai daya pengikat air yang
tinggi. Limbah cair dapat pula dimanfaatkan untuk menyiram tanam-an karena
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3. Kesehatan dan kebersihan lingkungan terjamin karena semua kotoran ternak
langsung dimasukkan ke digester sehingga parasit-parasit seperti cacing pita,
cacing hati dan lain-lain akan hancur di dalam digester. Di simping itu, ruang
digester ini akan mengurangi bau yang menyengat dari kotoran ternak.

C. Kandungan Biogas
Kandungan utama dalam Biogas adalah Gas Methan. Biogas juga
mengandung beberapa komponen sebagai berikut, antara lain :
Komponen-komponen biogas:
No. Nama Gas Rumus Kimia Jumlah
1 Gas methan CH4 54%-70%
2 Karbon dioksida CO2 27%-45%
3 Nitrogen N2 3%-5%
4 Hidrogen H2 1%-0%
5 Karbon monoksida CO 0,1%
6 Oksigen O2 0,1%
7 Hidrogen Sulifida H2S Sedikit
Sumber : http://kuduskab.go.id
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana
(CH4), semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi
(nilai kalor) pada biogas. Wahyuni (2013) menyatakan bahwa 1 m3 setara dengan
elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar 0,52 liter, bensin 0,80 liter, dan
kayu bakar 3,5 kg.

D. Cara Pengolahan Limbah Menjadi Biogas


Biogas secara karakteristik fisik merupakan gas. Karena itu, proses
pembentukannya membutuhkan ruangan dalam kondisi kedap atau tertutup agar
stabil. Pada prinsipnya, biogas terbentuk melalui beberapa proses yang berlangsung
dalam ruang yang anaerob atau tanpa oksigen. Proses yang berlangsung secara
anaerob dalam tempat tertutup ini juga memberikan keuntungan secara ekologi karena
tidak menimbulkan bau yang menyebar kemana-mana.
Proses fermentasi mengacu pada berbagai reaksi dan interaksi yang terjadi di
antara bakteri metanogen dan non-metanogen serta bahan yang diumpankan ke dalam
digester sebagai input. Bakteri ini berfungsi merombak bahan organic dan
menghasilkan gas metan dalam kondisi anaerobic. Penambahan bakteri ini bertujuan
untuk mempercepat proses perombakan dan pembentukan biogas. Pada dasarnya,
bakteri metanogenik sangat sensitif terhadap perubahan iklim mikro di dalam
digester. Apabila diuraikan dengan terperinci, secara keseluruhan terdapat tiga proses
utama dalam pembentukan biogas, yaitu proses hidrolisis, pengasaman (asidifikasi),
dan metanogenesis.

1. Hidrolisis
Pada tahap hidrolisis terjadi pemecahan polimer menjadi polimer yang lebih
sederhana oleh enzim dan dibantu dengan air. Enzim tersebut dihasilkan oleh
bakteri yang terdapat dari bahan-bahan organik. Bahan organik bentuk primer
dirubah menjadi bentuk monomer. Contohnya lignin oleh enzim lipase menjadi
asam lemak. Protein oleh enzim protase menjadi peptide dan asam amino.
Amilosa oleh enzim amilase dirubah menjadi gula (monosakarida). (Wahyuni,
2011).
Tahap ini merupakan penguraian bahan organik dengan senyawa kompleks
yang memiliki sifat mudah larut seperti lemak, protein, dan karbohidrat menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis di
antaranya senyawa asam organik, glukosa, etanol, CO2 dan senyawa hidrokarbon
lainnya. Senyawa ini kaan dimanfaatkan mikroorganisme sebagai sumber energi
untuk melakukan aktivitas fermentasi.
(C6H10O5)n + n H2O n(C6H12O6)
2. Pengasaman (Asidifikasi)
Pada tahap pengasaman, bakteri merubah polimer sederhana hasil hidrolisis
menjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2). Untuk merubah
menjadi asam asetat, bakteri membutuhkan oksigen dan karbon yang diperoleh
dari oksigen terlarut yang terdapat dalam larutan. Asam asetat sangat penting
dalam proses selanjutnya, digunakan oleh mikroorganisme untuk pembentukan
metan (Wahyuni, 2011).
Senyawa-senyawa yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan dijadikan sumber
energi bagi mikroorganisme untuk tahap selanjutnya, yaitu pengasaman atau
asidifikasi. Pada tahap ini, bakteri akan menghasilkan senyawa-senyawa asam
organik seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat, dan asam laktat beserta
produk sampingan berupa alkohol, CO2, hidrogen, dan zat amonia.
3. Metanogenesis
Bakteri penghasil metan memiliki kondisi atmosfer yang sesuai akibat proses
bakteri penghasil asam. Asam yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk asam
digunakan kembali oleh bakteri pembentuk gas metan. Tanpa adanya proses
simbiotik tersebut, maka akan menimbulkan racun bagi mikroorganisme penghasil
asam (Wahyuni, 2011).
Bakteri metanogen seperti methanococus, methanosarcina, dan methano
bactherim akan meubah produk lanjutan dari tahap pengasaman menjadi gas
metan, kabondioksida, dan air yang merupakan komponen penyusun biogas.
Berikut reaksi perombakan yang dapat terjadi pada tahap meanogenesis.
Komposisi biogas berdasarkan penelitian (Juangga, 2007)
No Gas Hadi (1981)
1 Metana (CH4) 54 – 70 %
2 Karbondioksida (CO2) 27 – 35 %
3 Nitrogen (N2) 0,5 – 2,0 %
4 Hidrogen (H2) 1 – 5%
5 Karbon monoksida (CO) 0,1 %
6 Hidrogen sulfida (H2S) 0 –3%
Jumlah energi yang dihasilkan dalam pembentukan biogas sangat bergantung
pada konsentrasi gas metana yang dihasilkan pada proses metagonesis. Semakin
tinggi kandungan metana yang dihasilkan, maka semakin besar pula energi yang
terbentuk. Sebaliknya, apabila konsentrasi gas metana yang dihasilkan rendah,
maka energi yang dihasilkan juga semakin rendah.
Kualitas biogas yang dihasilkan juga dapat ditingkatkan melalui penghilangan
hydrogen sulfur, kandungan air, dan karbondioksida yang turut terbentuk.
Hydrogen sulfur merupakan senyawa yang mengandung racun dan dapat
menyebabkan korosi (pengkaratan) sehingga menjadi berbahaya apabila biogas
mengandung senyawa ini karena dapat merusak instalasi. Kandungan air
dihindari karena dapat menurunkan titik penyalaan biogas. Kandungan ketiga zat
tersebut dapat dihilangkan menggunakan alat desul-furizer yang dibutuhkan
untuk menyalakan mesin generator (angin) agar mesin tidak mudah mengalami
korosi.
Syarat Pembuatan Biogas
Prinsip terjadinya biogas adalah fermentasi anaerob bahan organik yang di
lakukan oleh mikroganisme sehingga menghasilkan gas yang mudah terbakar
(flammable). Adapun syarat pembuatan biogas adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Anaerob atau Kedap Udara
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh
mikroorganisme anaerob. Karena itu,instalasi pengolah biogas harus kedap
udara.
2. Ada bahan pengisian
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, sisa
dapur dan sampah organik. Bahan baku isian harus terhindar dari bahan
anorganik seperti pasir, batu, plastik, dan beling.
4. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan
mikroorganisme. Derajat keasaman yang optimum bagi kehidupan
mikroorganisme adalah 6,8-7,8. Pada tahap awal fermentasi bahan organik
akan terbentuk asam (asam organik yang akan menurunkan pH).
5. Imbangan C/N
Imbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang terkandung dalam
aktivitas bahan organik sangat menentukan kehidupan mikroorganisme.
Imbangan C/N yang optimum bagi mikroorganisme perombak adalah 25-30.
Kotoran sapi mempunyai kandungan C/N sebesar 18.
6. Temperatur
Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan
temperatur yang mendadak di dalam digester. Upaya yang praktis untuk
menstabilkan temperatur adalah dengan memberikan penutup diatas digester.
Hal ini bertujuan supaya digester tidak terkena sinar matahari secaralangsung.
7. Starter
Starter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan
organik hingga menjadi biogas. Starter merupakan mikroorganisme perombak
yang berupa lumpur aktif organik atau cairan isi rumen. Starter juga ada yang
dijual secara komersial. Namun pada proses pembuatan biogas kotoran
kambing tidak menggunakan starter. Sehingga membutuhkan waktu
fermentasi yang lebih lama.

8. Kelebihan dan Kekurangan Biogas


a. Kelebihan
1. Relatif aman karena gas yang digunakan bertekanan kecil, sehingga
resiko meledak sangat kecil
2. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi lebih optimal
3. Limbah yang dihasilkan menjadi tidak berbau
4. Limbah yang dihasilkan langsung bisa dimanfaatkan sebagai pupuk
organik
5. Sebagai alternatif untuk mengatasi krisis energi
b. Kekurangan
1. Menggunakan dana yang lebih mahal untuk membuat instalasi biogas
2. Secara umum tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai
terutama dalam proses produksi
3. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung
4. Belum dikenal masyarakat luas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh bakteri apabila bahan organik mengalami
proses fermentasi dalam reaktor (biodigester) dalam kondisi anaerob (tanpa udara).
Reaktor yang dipergunakan untuk menghasilkan biogas umumnya disebut digester
atau biodigester, karena di tempat inilah bakteri tumbuh dengan mencerna bahan-
bahan organik
2. Kandungan utama dalam Biogas adalah Gas Methan. Energi yang terkandung dalam
biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4), semakin tinggi kandungan metana
maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas.
3. Terdapat tiga proses utama dalam pembentukan biogas, yaitu proses hidrolisis,
pengasaman (asidifikasi), dan metanogenesis.
4. Tahap hidrolisis merupakan penguraian bahan organik dengan senyawa kompleks
yang memiliki sifat mudah larut seperti lemak, protein, dan karbohidrat menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis di
antaranya senyawa asam organik, glukosa, etanol, CO2 dan senyawa hidrokarbon
lainnya.
5. Pada tahap pengasaman, bakteri merubah polimer sederhana hasil hidrolisis menjadi
asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida (CO2) dengan membutuhkan
oksigen dan karbon.
6. Bakteri metanogen seperti methanococus, methanosarcina, dan methano bactherim
akan merubah produk lanjutan dari tahap pengasaman menjadi gas metan,
kabondioksida, dan air yang merupakan komponen penyusun biogas.
7. Manfaat pembuatan biogas dari kotoran ternak antara lain, untuk menganti kayu
bakar yang tidak menimbulkan jelaga dan asap sehingga peralatan dan uang dapur
tetap bersih, limbah digester biogas baik yang padat maupun yang cair dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organic, dan ruang digester ini akan mengurangi bau
yang menyengat dari kotoran ternak.
8. Keuntungan menggunakan biogas yaitu relatif aman karena gas yang digunakan
bertekanan kecil, pemanfaatan kotoran ternak menjadi lebih optimal, limbah yang
dihasilkan menjadi tidak berbau dan langsung bisa dimanfaatkan sebagai pupuk
organik, serta sebagai alternatif untuk mengatasi krisis energi.
9. Kekurangan menggunakan biogas yaitu perlu dana yang lebih mahal untuk membuat
instalasi biogas, tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam
proses produksi, tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung, dan belum
dikenal masyarakat luas

B. Saran
Dari uraian dan kesimpulan yang telah disusun maka penyusun ingin memberikan saran:
1. Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi ini secara langsung.
2. Teknologi terus dikaji lebih dalam agar dapat menarik masyarakat untuk
menggunakannya.
3. Adanya sosialisasi dan penyuluhan dari para peneliti ilmuan atau pemerintah
terhadap masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Baharudin, Wahyuni. 2013. Biogas. Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang
Makassar
2. Pemerintah Kab. Kudus. Diakses tanggal 10 Oktober 2019. Biogas.
http://kuduskab.go.id
3. Safitri P A, Winda S P, Zulkifli M. 2018. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
4. Simamora, S., & Salundik, S. W. (2006). Membuat Biogas; Pengganti Bahan Bakar
Minyak & Gas dari Kotoran Ternak. AgroMedia.
5. Suyitno, Sujono. Agus, Dharmanto. 2010. Teknologi Biogas. Yogyakarta: Graha ilmu.
6. Wahyuni, Sri, et al. Panduan praktis biogas. Penebar Swadaya Grup, 2013
7. Wahyuni, S., & MP, S. (2011). Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah (Revisi).
AgroMedia.

Anda mungkin juga menyukai