BioGAS
Energi Ramah Lingkungan
Pendahuluan ……………...……………….……………..…..………………. 4
1. Biogas 5
a. Terbentuknya Biogas 6
b. Komponen Digester 9
c. Memilih ukuran biogas yang tepat 11
d. Memilih lokasi konstruksi 13
Penutup ………………………………………..………………………………... 44
3
Pendahuluan
5
akan memberi manfaat untuk:
1. Penyediaan energi untuk rumah tangga di desa,
2. Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan
energi konvensional, yaitu minyak tanah dan gas elpiji/LPG,
3. Meningkatkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat desa,
4. Mengurangi penggunaan sumberdaya alam (kayu) sehingga
kelestarian sumber daya alam dapat terjaga, khususnya di
hutan.
Terbentuknya biogas
Komponen biogas yang paling penting adalah gas methan,
selain itu juga gas-gas lain yang dihasilkan dalam ruangan yang
disebut digester. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester
sebagian besar terdiri dari 54% – 70% metana (CH4), 27%– 35%
karbondioksida (CO2), nitrogen (N2), hidrogen (H2), 0,1% karbon
monoksida (CO), 0,1% oksigen (O2) dan hidrogen sulfida (H2S).
(Hadi dan Kadarwati_1981)
6
3. Thermophilic (suhu 40o–60oC), hanya untuk men-digesti
material, bukan untuk menghasilkan biogas.
Material
Organik
FASE
INPUT
FASE
PRODUKSI
FASE
BIOGAS PEMBUANGAN
OUTPUT
7
dapat disalurkan melalui pipa yang dipergunakan untuk
keperluan bahan bakar atau pembangkit listrik.
Gas tersebut sangat baik untuk pembakaran karena
menghasilkan panas yang tinggi, tidak berbau, tidak berasap,
dan api yang dihasilkan berwarna biru. Selain itu, pupuk
kandang yang dihasilkan dari pembuangan bahan biogas ini
akan menaikkan kandungan bahan organik sehingga menjadi
pupuk kandang yang sangat baik dan siap pakai.
8
Komponen Digester (Reaktor Biogas)
2. Pipa inlet
Pipa ini berfungsi untuk menyalurkan campuran kotoran
ternak dengan air ke dalam digester (reaktor).
3. Digester
Digester atau bisa disebut juga reaktor berfungsi sebagai
tempat mengolah kotoran ternak melalui proses
difermentasi oleh bakteri-bakteri untuk menghasilkan gas.
4. Penampung Gas
Penampung gas adalah kubah digester yang berfungsi
menampung biogas yang dihasilkan dari proses fermentasi
kotoran ternak.
9
5. Manhole
Manhole adalah lubang untuk keluaran kotoran ternak ke
outlet dan berfungsi sebagai lubang keluar masuk manusia
ketika mengontrol keadaan didalam bangunan digester.
6. Outlet
Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang
telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja
berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik.
9. Saluran Pipa
Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer
untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada
tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan
pipa baja anti karat.
10
menghentikan gas dari pipa instalasi ke kompor.
13. Kompor Gas
Kompor gas merupakan media memasak yang
menggunakan bahan bakar dari biogas.
1 4 0,8 - 1,6
2 6 1,6 – 2,4
3 8 2,4 – 3,2
4 10 3,2 – 4,2
5 12 4,2 – 4,8
Sumber : Model instalasi biogas indonesia, panduan konstruksi_Hivos
14
terpenuhi.
Bahan Bangunan dan Peralatan
2
Jika bahan konstruksi tidak bermutu, reaktor biogas tidak
akan berfungsi baik walupun rancangannya benar dan kinerja
tukang sangat baik. Bahan yang berkualitas rendah juga tidak
akan menghasilkan reaktor biogas yang bermutu tinggi. Untuk
memilih bahan-bahan yang sesuai standar mutu, spesifikasi
bahan harus seperti berikut :
Semen
Semen harus segar, bebas dari gumpalan dan
disimpan di tempat yang kering. Semen yang
menggumpal tidak boleh digunakan untuk
konstruksi.
Untuk menyimpan semen, kantong semen tidak
boleh ditumpuk langsung di atas lantai atau
disenderkan ke dinding. Kantong semen
ditumpuk dengan jarak sekitar 20 cm dari dinding dan gunakan
plang kayu atau papan kayu sebagai alas untuk mencegah
semen menjadi lembab.
Pasir
Pasir yang digunakan dalam
konstruksi harus bersih dan tidak
bercampur dengan tanah atau bahan
bangunan lain. Penggunaan pasir
yang kotor dapat berdampak buruk
pada ketahanan bangunan. Apabila
pasir tercampur 3% bahan lain, maka
pasir tersebut harus dicuci.
Kerikil
Ukuran kerikil tidak boleh terlalu
besar atau terlalu kecil. Ukurannya
tidak boleh melebihi 25% ketebalan
beton.
Ketebalan lapisan beton di bagian
fondasi dan bagian penutup outlet
tidak boleh melebihi dari 7,5 cm (3
inchi), jadi ukuran maksimal batu kerikil maksimal 2 cm atau ¼
ukuran ketebalan beton.
Batu kerikil yang digunakan juga harus bersih, keras dan
berbentuk bersiku-siku. Apabila batu tersebut kotor maka
harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
Air
Air dibutuhkan untuk membuat adukan
semen, pengecoran dan memplester. Selain
itu, air juga digunakan untuk merendam batu-
bata sebelum digunakan dan mencuci atau
membersihkan bahan bangunan lain yang
kotor. Lebih baik tidak menggunakan air dari
kolam atau kanal yang bisa saja kotor. Air
yang kotor berdampak buruk pada ketahanan
bangunan. Air dari saluran air, sumur atau sumber lain yang
16
memasok air bersih harus diutamakan.
Batu-Bata/Batu
Batu-bata berperan penting
dalam proses konstruksi.
Batu-bata yang digunakan
harus berkualitas tinggi.
Batu-bata harus melalui
proses pembakaran yang
sempurna, lurus, ukuran dan
bentuknya teratur serta
tidak retak atau ada bagian yang rusak.
Batu bata yang seperti ini mampu menahan tekanan hingga 120
kg/cm3. Sebelum digunakan, batu-bata harus direndam dalam
air bersih selama beberapa menit. Hal ini dilakukan agar batu-
bata yang basah tidak menyerap air dari adukan semen.
Sehingga kerekatan batu bata dan semen sempurna.
Besi Batang
Batang baja ringan digunakan untuk
membuat tutup tangki outlet dan
ruang saluran air. Baja ini harus
memenuhi standar teknik yang
17
biasanya digunakan. Untuk tempat
pengolahan yang berukuran 4m3, 6m3
dan 8m3, gunakan batang baja ringan berdiameter 8 mm. Untuk
tempat pengolahan dengan ukuran 10m3 & 12m3, disarankan
untuk menggunakan batang baja berdiameter 10 mm. Batang
baja ringan harus bersih dari karat.
18
digunakan untuk tujuan ini.
Diameter pipa yang digunakan
setidaknya setengah inci. Untuk panjang lebih dari 60m (30m
apabila dua alat pembakaran digunakan pada waktu yang
sama) digunakan pipa berdiameter 3 4 ” inci. Perkakas yang
digunakan di saluran pipa biogas haruslah sendi/socket,
siku/elbow, tee (leter “T”) dan drat. Untuk hasil bangunan yang
baik, perkakas ini harus memenuhi standar persyaratan (SNI).
Waterdrain
Saluran ini mengalirkan air
yang mengendap di dalam
saluran pipa pada saat
biogas menyentuh pipa yang
dingin. Ini merupakan
komponen penting dari
tempat pengolahan reaktor
biogas, maka dari itu
kualitasnya harus benar-benar baik dan selalu dilakukan
pengontrolan.
Keran Gas
Keran gas digunakan untuk
mengatur aliran gas yang
masuk ke kompor gas.
Pemasangan keran harus
dilakukan dengan hati-hati
sehingga keran gas tidak
berpotensi mengalami
kebocoran.
Alat pencampur
Alat ini digunakan untuk
mempersiapkan campuran yang baik
antara air dan kotoran hewan.
Letaknya di dalam tangki saluran
masuk. Untuk reaktor biogas ukuran
rumah tangga, dipasang alat
pencampur vertikal. Pengaduk harus
dilapisi seng dan benar-benar telah
digalvanisasi. Pengaduk tersebut harus
20
sesuai untuk pencampuran yang merata.
Tahap Pembangunan Biogas
3
Persiapan
2. Pilih lokasi
pembangunan
digester biogas
2. Penggalian lubang
3. Konstruksi reaktor
25
tergantung kualitas pasir.
f. Pada saat peletakan batu bata/batu, pastikan sela di antara
batu bata atau batu diisi dengan adukan semen dan
dipadatkan. Ketebalan adukan untuk bagian itu sekurang-
kurangnya 15mm. Pastikan adukan di lapisan itu tidak
membentuk garis vertikal (retak).
g. Pada saat ketinggian dinding mencapai 30 cm (untuk tempat
pengolahan berukuran 4m3 dan 6m3) dan 35cm (untuk
ukuran tempat, 8m3, 10m3 dan 12m3) pasang pipa inlet.
Kemiringan tanah untuk pipa sekurang-kurangnya 60° diatas
permukaan tanah. Pastikan panjang pipa inlet memadai
untuk konstruksi lantai, sekurangnya 15 cm lebih tinggi dari
tingkat overflow bio-slurry di dinding outlet. Untuk
mengurangi resiko tersumbat, pipa inlet diletakkan dengan
arah vertikal.
h. Tinggi dinding diukur dari atas lantai yang sudah dicor
setebal 7-10 cm. Cek gambar untuk ketinggian dinding.
i. Tepat berhadapan dengan pipa inlet, rongga berukuran 60
cm harus disisakan di dinding yang berfungsi sebagai
manhole. Bio-slurry yang telah diproses secara anaerob
mengalir menuju tangki outlet melalui pembukaan ini. Pipa
inlet dari kakus harus diletakkan sedekat mungkin dengan
pipa inlet kotoran hewan dengan jarak maksimal 30 derajat
dari garis tengah manhole. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan lantai.
j. Pecahan batu-bata harus dicor di tanah yang telah
dipadatkan. Setelah proses pemadatan lapisan batu selasai,
beri lapisan beton dengan perbandingan 1:2:4 PCC dengan
baik. Di daerah yang tanahnya tidak mampu menahan berat
atau memiliki genangan air yang relatif tinggi, lantai harus
dibangun dengan beton semen tanpa campuran (1:2:4)
sebelum membangun dinding.
k. Ketika reaktor mencapai ketinggian yang benar, bagian
dalam harus diplester dengan lapisan semen halus dengan
campuran 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
26
4. Konstruksi kubah penampung gas
27
cetakan. Sisa pasir dan tanah yang berlebih di atas reaktor
harus dibuang. Perlu diperhatikan sebelum memulai mengecor,
harus tersedia jumlah pekerja yang cukup dan material seperti
pasir, kerikil, dan semen.
Pengecoran harus dilakukan dengan cepat dan serapi mungkin
tanpa berhenti. Setiap jeda waktu pekerjaan akan memberikan
efek buruk untuk kualitas pengecoran. Secara terus-menerus,
pasokan beton yang cukup (campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil) harus disiapkan oleh tukang. Campuran yang diaduk
selama lebih dari 30 menit tidak diijinkan untuk digunakan
sebagai bahan pengecoran. Sebelum mengecor, bagian atas
dinding juga harus disiram dengan air semen.
29
lain. Berfungsinya tempat pengolahan sangat
tergantung pada kepekatan gas dalam kubah. Oleh
karena itu, pekerjaan memplester setiap lapisan kubah
harus dilakukan dengan hati-hati seperti yang
disyaratkan dalam standar mutu.
31
itu, lempeng akan menghambat air hujan masuk reaktor dan
membantu mencegah penguapan bio-slurry pada musim
kering.
7. Pembangunan inlet
33
menggunakan adukan semen (1 bagian semen : 3 bagian
pasir).
g. Bagian dasar tangki setidaknya harus 15cm di atas overflow
dinding outlet.
h. Posisi pipa saluran masuk di lantai harus disesuaikan
sehingga tiang dan batangan pipa dapat masuk tanpa
menyulitkan penutupan sementara (jika perlu dilakukan).
Apabila posisi pipa saluran masuk tidak benar, dinding
saluran tersebut harus dijebol sedikit untuk memasukkan
batang atau tiang ke dalamnya.
34
dari tempat pengolahan. Disarankan untuk membangun atap
peneduh di atas lubang kompos guna menghindari sinar
matahari langsung. Atap peneduh ini bisa dimanfaatkan untuk
penanaman sayuran dari jenis tanaman merambat.
35
d. Sebelum memasang saluran pipa, panjang pipa dan jumlah
perkakas yang dibutuhkan harus ditentukan terlebih
dahulu. Pipa harus dipotong sesuai kebutuhan dengan
menggunakan mata pisau khusus. Urutan pipa harus dibuat
seterampil mungkin apabila menggunakan pipa Gl. Untuk
membuat urutan dalam pipa, penanda dan pewarna dapat
digunakan. Minyak dapat digunakan untuk pelumas
sehingga memudahkan proses pemotongan dan membantu
menyempurnakan urutan. Setelah urutan selesai dibuat
dan peralatan disiapkan, pipa dapat segera dipasang dan
digabung. Pipa mutu termasuk PVC dapat digunakan untuk
menghemat biaya. Penggabungan dua pipa PVC harus
benar-benar rekat dengan bantuan lem. Sementara
perlengkapan lain yang harus tersambung dengan saluran
pipa harus direkatkan dengan dempul seng, selotip teflon,
dan cairan perekat getah karet dengan mutu terbaik untuk
pipa PVC. Perekat jenis lain seperti minyak, cat kosong,
sabun, tanah lempung, dll, tidak boleh digunakan. Untuk
mengurangi resiko kebocoran, penggunaan perlengkapan
tambahan harus seminimal mungkin. Ikatan dengan tali
juga tidak boleh digunakan.
36
e. Saluran pipa yang menyalurkan biogas dari tempat
pengolahan ke alat pengguna rentan rusak karena ulah
manusia, binatang peliharaan, dan hewan pengerat. Maka
dari itu, beberapa cara perlindungan dapat dilakukan untuk
mencegah kerusakan. Sangat disarankan untuk
menggunakan pipa besi yang telah digalvanisasikan (Gl)
dan ditanam minimal 30 cm di dalam tanah. Namun begitu,
pipa PVC kualitas terbaik bisa juga digunakan seperti telah
dijelaskan di atas.
f. Biogas yang dialirkan dari penampungnya telah bercampur
dengan uap air. Air menguap ketika mengenai dinding pipa.
Apabila penguapan air ini tidak teralirkan dengan lancar,
maka bisa dipastikan akan menyumbat pipa. Maka outlet
untuk mengalirkan air harus dipasang pada pipa. Posisi
saluran air harus vertical di bawah titik paling rendah dari
saluran pipa sehingga air otomatis akan mengalir karena
gaya tarik gravitasi ke outlet. Air harus dialirkan berkala,
dan oleh sebab itu, waterdrain harus dipasang dengan baik.
Outlet harus dilindungi dengan baik dalam sebuah ruangan
(panjang 30cm, lebar 30cm, dan kedalaman 50cm). Tutup
ruangan ini harus dilapisi pada saat pelapisan lempeng
untuk tangki outlet.
g. Setelah pipa di tanah dipasang dengan benar dari kubah ke
dapur, langkah selanjutnya adalah untuk menyesuaikan
kompor gas. Atur posisi keran terlebih dulu, baru gunakan
pipa selang karet neoprene untuk menghubungkan keran
dan kompor gas. Tidak ada yang boleh digunakan selain
pipa selang yang telah disetujui. Pipa selang karet yang
dipergunakan harus bermutu baik.
h. Pasang meteran gas. Meteran pengukur tekanan dapat
berbentuk huruf U (manometer) yang terbuat dari tabung
plastik atau kaca transparan dan diisi dengan air berwarna,
atau tipe jam digital, atau analog tekanan. Untuk
manometer, salah satu ujung dari meteran ukur U
dihubungkan ke saluran pipa gas dan ujung satunya lagi
ditempelkan ke botol kosong ke udara. Apabila tekanan gas
dalam reaktor nol, permukaan air berwarna di dua cabang
37
meteran gas akan berada di tengah. Pada saat biogas
memasuki meteran tekanan, level air berwarna di cabang
yang tertutup bergerak turun, sedangkan air yang di
cabang satunya lagi bergerak naik. Perbedaan ketinggian
dua air berwarna ini menunjukkan tekanan gas dalam
ukuran cm kolom air. Meteran tekanan juga merupakan
katup keamanan untuk mencegah kebanjiran gas. Pada
saat tekanan gas di reaktor melampaui nilai yang telah
tercatat, air di salah satu cabang meteran ukur tertekan
masuk ke botol dan gas keluar. Pada saat tekanan gas di
reaktor normal kembali, air yang ada di botol akan kembali
mengalir ke tempat semula. Meteran berbentuk jam digital
mudah dipasang dan dibaca. Meteran jenis ini dapat
langsung dipasang di saluran pipa menggunakan
persimpangan T. Meteran ukur tekanan gas harus dipasang
dekat dengan titik penggunaan gas.
i. Sesegera mungkin setelah gas dihasilkan, penghubung dan
katup (keran) harus dicek apakah ada kebocoran dengan
menggunakan cairan kental air yang dicampur dengan
sabun. Apabila ada kebocoran, gelembung busa yang ada di
penghubung akan bergerak atau pecah. Jika hal ini terjadi,
penghubung itu harus benar-benar direkatkan kembali.
Memfungsikan Biogas
38
Setelah tahap pembangunan dan instalasi pipa serta peralatan
pendukung selesai, dan sebelum memasukkan bahan baku
kotoran dan air, reaktor biogas harus diperiksa kekedapan air
(pada reaktor) dan juga kekedapan gasnya (pada penampungan
gas – kubah dan sistem pengaliran – pipa dan peralatan).
Apabila tempat reaktor tidak mampu menahan air, maka akan
berisiko terjadi kebocoran. Reaktor biogas yang bocor juga
menyembabkan kerusakan mutu pupuk alaminya. Sama halnya,
jika penampung gas tidak kedap, gas yang diperoduksi akan
menguap ke udara yang menyebabkan kurangnya ketersediaan
gas (pada skala kecil) dan bahaya untuk lingkungan (pada skala
besar).
39
kubah.
d. Pompa udara melalui sistem pipa (lebih disarankan
untuk membuka sambungan kompor dan selang pipa
karet) dengan menggunakan pompa ukuran kecil sebesar
tangan/kaki yang mirip dengan pompa ban sepeda
hingga tingginya air mencapai tingginya overflow
buanglah di outlet. Selain itu, tekanan dapat diamati
pada meteran ukur tekanan yang terpasang pada saluran
pipa gas.
e. Tutup katup gas utama. Periksa bila ada kebocoran pada
katup gas utama dan pastikan bahwa tidak ada
kebocoran di dalamnya.
f. Tandai tingginya air pada tangki outlet. Juga perhatikan
cara baca ukuran tekanan yang terpasang pada saluran
pipa gas.
g. Tunggu selama kurang lebih 4 jam.
h. Setelah 4 jam, ukur ketinggian air di outlet dan pada
meteran ukur.
i. Apabila tingkat susutnya air di tangki outlet kurang dari 2
cm, maka penampung gas kedap gas. Dan jika meteran
tidak terjadi perbedaan ketinggian lebih dari 2 cm, maka
penampung tersebut kedap udara. Apabila tingkat
susutnya melebihi 2 cm, kubah harus diperbaiki.
Catatan :
Pada saat memeriksa kekedapan gas di tempat penampungan
yang relatif besar seperti tempat pengolah biogas, tempo ukur
harus selama mungkin untuk hasil yang lebih baik (24 jam).
Penting untuk mengalokasikan waktu sehingga gas yang ada di
dalam tempat pengolahan dapat stabil terlebih dahulu. Apalagi,
kebocoran kecil saja dapat mengakibatkan perubahan tekanan
udara, dan hal ini tidak mampu dideteksi oleh peralatan yang
sensitif sekalipun kecuali dalam waktu yang cukup lama.
40
di air dalam reaktor guna menghasilkan asap. Atau, asap dapat
diinjeksi dari saluran pipa ke tempat pengolahan. Jika ada
kebocoran di penampung gas, asap akan keluar dengan mudah.
Apabila pekerjaan
konstruksi telah
selesai, area di
sekitar pembangunan
harus dibersihkan.
Sisa bahan bangunan
harus dibuang.
Bagian atas kubah
harus diisi dengan
tanah yang berfungsi
sebagai insulin
perlindungan tempat
pengolahan. Bagian
luar outlet dan dasar
inlet harus diisi
dengan tanah yang
dipadatkan. Sistem
drainase yang baik
harus dijalankan
untuk menghindari air hujan masuk ke dalam reaktor biogas.
Setelah pekerjaan konstruksi benar-benar selesai, fasilitator
harus memberikan pengarahan kepada para pengguna
42
mengenai pengoperasian dan pemeliharaan tempat
pengolahan. Pentingnya memasukkan bahan baku sesuai
ketentuan setiap hari, pengoperasian alat, hal-hal yang harus
diperhatikan saat mengoperasikan tempat pengolahan dan
lain-lain, harus dijelaskan sebelum fasilitator meninggalkan
tempat pembangunan.
Informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek kegiatan
operasional berikut harus disampaikan kepada para pengguna:
a. Pengisian bahan baku awal dan harian untuk tempat
pengolahan.
b. Penggunaan katup utama.
c. Pemeriksaan kebocoran.
d. Penggunaan saluran air.
e. Pembersihan outlet.
f. Proses kompos / pemeliharaan lubang kompos.
g. Pelumasan keran gas.
h. Pembersihan kompor gas
i. Pembersihan lampu gas.
j. Masuk ke lapisan scum.
k. Membaca meteran ukur tekanan gas dan menyesuaikan
aliran gas seperti tertera pada meteran.
43
Penutup
44
Daftar Singkatan dan Istilah
46
33. PCC : Portland Composite Cement
34. Pipa inlet : Pipa ini berfungsi untuk
menyalurkan campuran kotoran
ternak dengan air ke dalam
digester (reaktor)
35. Plester : Campuran semen, pasir, kapur,
untuk melekatkan batu bata atau
menghaluskan dinding batu
dengan campuran semen, pasir,
kapur, dan air
36. Polimer : Zat yg dihasilkan dengan cara
polimerisasi dari molekul yang
sangat banyak dengan satuan
struktur berantai panjang
37. Portland : Semen biru
38. Psicrophilic : Bakteri yang biasa hidup di
negara-negara subtropics atau
beriklim dingin suhu 4° – 20° C
39. PVC : Polyvinyl Chloride, Pipa yang
pembuatannya di-stabilisasi
dengan Calcium Zinc yang ramah
lingkungan
40. Reaktor : Sarana atau alat pembangkit
tenaga
41. Sekam : Kulit padi (sesudah padi ditumbuk)
42. Steptococci : Kelompok bakteri pengurai
metabolik senyawa organik oleh
mikroorganisme yang
menghasilkan energi yang pada
umumnya berlangsung dengan
kondisi anaerobik dan dengan
pembebasan gas
43. Sulfur : Belerang
44. Thermophilic : Bakteri yang biasa hidup disuhu
40° – 60° C
45. Turret : Tempat pipa gas utama yang
menyalurkan gas dari kubah
digester ke rumah
46. Waterdrain : Keran pembuangan air yang
47
berada di saluran pipa instalasi
biogas
Daftar Pustaka
48
49