Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Daerah pesisir laut merupakan salah satu dari lingkungan
perairan yang mudah terpengaruh dengan adanya aktifitas
pemanfaatan lingkungan pesisir pantai melalui kegiatan
perikanan, pertanian, serta industry. Terutama didaerah sekitar
muara sungai berkembang pusat pemukiman manusia yang
disebabkan oleh kesuburan daerah sekitar muara sungai.
Dengan adanya pemberian tugas ini saya mempunyai kesempatan
untuk melakukan beberapa penelitian sederhana tentang
bagaimana kondisi pantai yang saya tinjau langsung, serta
mengetahui kenyataan, dan berbagai permasalahan yang terjadi
pada wilayah pesisir pantai yang saya pilih untuk melakukan
penelitian sederhana ini.
B. TUJUAN
Tujuan saya melakukan penelitian ini antara lain :
Mengetahui berbagai permasalahan kawasan pesisir pantai
serta solusinya
Mengetahui potensi sumber daya alam pada pesisir pantai
dinegeri allang serta pemanfaatannya
Mengetahui berbagai kenyataan eksploitasi pantai yang
terjadi dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sekilas tentang negeri Allang yang saya pilih sebagai
objek penelitian, terletak diujung barat teluk ambon
dengan luas 250km, sebelah utara dibatasi laut banda,
sebelah timur berbatasan dengan negeri liliboi, sebelah
barat berbatasan dengan negeri wakasihu, sebelah selatan
berbatasan dengan wilayah negeri wakasihu, memiliki
jumlah penduduk 10.000 jiwa, kecamatan leihitu
Maluku tengah, dengan jarak tempuh dari pusat kota
ambon 50 km.
METODOLOGI
Waktu dan tempat
penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 dan 24 oktober 2014, yang berlokasi di desa allang

Metode Penelitian

a. Field Research
Metode penelitian yang saya gunakan yakni metode melakukan identifikasi langsung
kelapangan. (Field Research) metode ini adalah proses penggalian informasi dengan
cara pengamatan langsung dilapangan untuk keperluan evaluasi berdasarkan fakta
yang terjadi di lapangan sebagai data primer.
Keutamaan metode ini adalah memberikan atau menyajikan dan gambaran langsung
mengenai kondisi sebenarnya yang terjadi dilapangan,.
Selanjutnya, kelemahan metode ini antara lain informasi yang didapat sangat
tergantung dari kondisi lapangan, selain itu sangat tergantung dari waktu dan tempat
kejadian itu sendiri.

b. Library Research
Penelitian kepustakaan (Library Research), adalah penelitian yang saya pakai untuk
memperoleh data sekunder yang berhubungan dengan penulisan laporan ini.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
saya mencoba membahas sedikit mengenai hakekat pantai
itu sendiri :
Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa
Indonesia yang sering rancu pemakaiannya, yaitu pesisir
(coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai beberapa
definisi tentang kepantaian ini dengan memperhatikan
Gambar dibawah ini :
Pesisir adalah daerah darat di tepi Iaut yang masih mendapat pengaruh laut seperti
pasang surut, angin laut dan perembesan air laut.

Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan
air surut terendah.

Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan
dimulai dari batas garis pasang tertinggi.

Daerah lautan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut di
mulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di
bawahnya.

Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, di mana
posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan
erosi pantai yang terjadi.

Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai


manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kriteria
sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya sesuai dengan
bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah
daratan.
HASIL
Pembagian sub objek penelitian

Sub 1: Pantai
Namakoli

Sub 2 :
Pantai
Welmaho

Sub 3 : Pantai
Sub 4 : Soabaru
Pantai Allang
Lama
1. Permasalahan Daerah Sub 1 Kawasan Pantai Namakoli.
Pada daerah ini terdapat sungai yang bermuara ke
pantai, kerusakan yang terjadi meliputi :
a. konversi area habitat pohon sagu menjadi pemukiman
b. Degradasi pantai akibat pembuangan limbah sampah
2. Permasalahan Daerah Sub 2 kawasan Pantai Welmaho

a. adanya erosi dan abrasi pantai


akibat pengaruh perbuatan manusia :
Akibat pengaruh alam :
3. Permasalahan Daerah Sub 3 kawasan Pantai Soa Baru

Pembuangan limbah sampah rumah tangga di pantai :


3. Permasalahan Daerah Sub 4 Kawasan Pantai Alllang
Lama.

Penambangan batu dan pasir secara ilegal oleh warga yang


tinggal dipesisir pantai.:
PEMBAHASAN MASALAH
Dapat disimpulkan bahwa dari masalah diatas dapat dibagi
menjadi 4 permasalahan, antara lain :
1. Pencemaran
2. Kerusakan habitat pohon sagu
3. Abrasi dan erosi pantai
4. Eksploitasi pantai lewat penambangan liar
a. Pencemaran
Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya menurun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan
baku mutu dan/atau fungsinya.

Masalah pencemaran ini disebabkan karena aktivitas


manusia seperti pembukaan lahan untuk pemukiman,
selain daerah pesisir juga di Daerah Aliran Sungai (DAS).
b. Kerusakan fisik habitat pohon sagu
diwilayah pesisir dan lautan telah mengakibatkan
penurunan kualitas ekosistem. Hal ini terjadi pada
ekosistem pohon sagu. Kebanyakan rusaknya habitat di
daerah pesisir adalah akibat aktivitas manusia, seperti
konversi hutan sagu untuk kepentingan pemukiman,
pembangunan infrastruktur lainnya.
c. Abrasi dan erosi pantai
Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi dan
erosi pantai, yaitu : proses alami (karena gerakan
gelombang pada pantai terbuka), dan aktivitas manusia.
Kegiatan manusia tersebut misalnya kegiatan penebangan
hutan (HPH) atau pertanian di lahan atas yang tidak
mengindahkan konsep konservasi telah menyebabkan
erosi tanah dan kemudian sedimen tersebut dibawa ke
aliran sungai serta diendapkan di kawasan pesisir.
d. Eksploitasi pesisir pantai dengan kegiatan pertambangan.
penambangan batu dan pasir oleh warga pesisir pantai
secara ilegal, tanpa memahami akibat dari perbuatan
penambangan liar tersebut.
e. Bencana alam
Bencana alam merupakan kejadian alami yang berdampak
negatif pada sumber daya pesisir dan lautan diluar kontrol
manusia. Beberapa macam bencana alam yang sering
terjadi di wilayah pesisir dan merusak lingkungan pesisir
antara lain adalah kenaikan muka laut, gelombang pasang
tsunami, dan longsoran tanah.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
langkah-langkah yang dipilih dalam pemecahan masalah
dalam penelitian diatas, antara lain :

Kebijakan dan strategi pembangunan pesisir.


Pengelolaan wilayah pesisir terpadu
Peran dan partisipasi aktif untuk melestarikan wilayah
pesisir pantai
a. Kebijakan dan strategi pembangunan pesisir .
Kebijakan bidang pesisir dan lautan sebagai kebijakan
strategis diharapkan dapat membawa kemakmuran rakyat,
Kebijakan ini didasarkan pada obyektivitas ilmiah
(scientific objectivity) yang dibangun berdasarkan asas
partisipatif dan diarahkan agar rakyat sebagai penerima
manfaat terbesar. Strategi semacam ini harus ada
dipemerintah yang menjadikan masyarkat sebagai objek
dalam konteks otonomi daerah di wilayah pesisir dan laut,
maka proses konsultasi sangat mudah dilakukan
ketimbang sentralistik karena pemerintah (negara) jauh
dari masyarakatnya.
b. Pengelolaan wilayah pesisir terpadu.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir terpadu
yang berbasis masyarakat diperlukan beberapa proses pengelolaan
yang sesuai dengan tahapan manajemen yaitu mulai dari perencanan,
implementasi, monitoring dan evaluasi.

1. Tahap perencanaan
Tahap awal dari proses perencanaan adalah dengan cara
mengidentifikasi dan mendefinisikan isu dan permasalahan
yang ada, yang menyangkut kerusakan sumber daya alam,
konflik penggunaan, pencemaran, dimana perlu dilihat
penyebab dan sumber permasalahan tersebut.
selanjutnya juga perlu diperhatikan sumber daya alam dan
ekosistem yang ada yang menyangkut potensi, daya
dukung, status, tingkat pemanfaatan, kondisi sosial ekonomi
dan budaya setempat seperti jumlah dan kepadatan penduduk,
keragaman suku, jenis mata pencaharian masyarakat lokal,
sarana dan prasarana ekonomi dan lain-lain.
2. Tahap pelaksanaan (implementasi) rencana

Pada tahap implementasi perencanaan, diperlukan


kesiapan dari semua pihak yang terlibat didalamnya,
seperti masyarakat itu sendiri, tenaga pendamping
lapangan dan pihak lainnya. Selain itu juga diperlukan
koordinasi dan keterpaduan antar sektor dan stakeholder
yang ada sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kepentingan dan ego sektoral.
Dalam hal ini diperlukan adanya lembaga pelaksana yang
melibatkan semua pihak yang berkepentingan seperti
Pemerintah Daerah, masyarakat lokal, Investor/swasta,
instansi sektoral, Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
3. Tahap monitoring dan evaluasi
Monitoring yang dilakukan sejak dimulainya proses
implementasi perencanaan dimaksudkan untuk
mengetahui efektivitas kegiatan, permasalahan yang
timbul dalam implementasi kegiatan. Monitoring
dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak yang ada.
Setelah monitoring selanjutnya dilakukan evaluasi
bersama secara terpadu dengan melibatkan seluruh pihak
yang berkepentingan.
Melalui evaluasi ini akan diketahui kelemahan dan
kelebihan dari perencanaan yang ada guna perbaikan
untuk pelaksanaan tahap berikutnya.
c. Peran dan partisipasi aktif untuk melestarikan wilayah pesisir pantai
Dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian ekosistem pesisir, bukan hanya warga
masyarakat pesisir saja yang hanya merawat dan melestarikan ekosistem pesisir. Melainkan hal
ini membutuhkan banyak sokongan dan upaya dari pemerintah serta semua elemen
masyarakat. Hal ini bisa dilakukana dengan menggunakan beberapa tahapan baik secara
strukturak maupun non-struktural. Tetapi pada hal ini, sepertinya pendekatan dengan cara non-
struktural atau lebih dikatakan dengan pendekatan subyektif.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang menempatkan manusia sebagai subyek yang
mempunyai keleluasaan untuk berinisiatif dan berbuat menurut kehendaknya. Pendekatan
tersebut berasumsi bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan, keterampilan dan
kesadarannya dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber daya alam
sekitarnya.
Karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan
sumber daya alam dan wilayah pesisir dan laut adalah dengan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi melindungi sumber daya
alam.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus berkaitan langsung dengan upaya-upaya
penanggulangan masalah kerusakan sumber daya alam tetapi juga hal-hal yang berkaitan
dengan usaha ekonomi, terutama dalam rangka membekali masyarakat dengan usaha ekonomi
alternative sehingga tidak merusak lingkungan, antara lain yaitu :

Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan


Pengembangan keterampilan masyarakat
Pengembangan kapasitas masyarakat
Pengembangan kualitas diri
Peningkatan motivasi masyarakat untuk berperan serta
Penggalian dan pengembangan nilai tradisional masyarakat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat saya simpulkan bahwa ;


pelestarian wilayah pesisir pantai bukan hanya tugas dan keawajiban dari
masyarakat wilayah pesisir, melainkan semua aspek masyarakat yang ada.
Masyarakat umum harus mulai disadarakana bagaimana pentingnya
ekosistem pesisir bagi keberlanjutan kehidupan bagi umat manusia.
Meskipun, untuk kejadian proses alam lingkungan sekitar dan interaksi
antara faktor abiotik dan biotik serta perubahan ekologis hanya bisa di
pahami oleh ilmuwan dan pakar lingkungan, basis data dalam hal ini
masyarakat yang didapat dari mereka bisa digunakan untuk sumber
informasi untuk disebarkan lebih luas agar semua baik pemerintah maupun
masyarakat itu sendiri dapat ikut melestarikan dan menjaga ekosistem
pesisir sehingga proses pengelolaan ekosistem pesisir bisa berjalan tidak
hanya untuk jangka pendek, melainkan bisa hingga jangka panjang.
Saran :
Banyak elemen masyarakat yang sekarang masih kurang peka akan kelestarian dan keberlanjutan
sumberdaya ekosistem pesisir, hal ini apabila tidak di tanggapi secara serius akan menimbulkan dampak
yang cukup berbahaya ke depannya. Kita tidak mungkin juga hanya bisa menikmati keindahan suatu tempat
tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya bagi generasi penerus. Berikut merupakan saran saya tentang
tahapan yang dapat digunakan untuk perlindungan maupun pelestarian ekosistem wilayah pesisir,
diantaranya adalah :

Restorasi dimaksudkan sebagai upaya untuk menata kembali kawasan pesisir sekaligus melakukan aktivitas
penghijuan. Untuk melakukan restorasi perlu memperhatikan pemahaman pola hidrologi, perubahan arus
laut, tipe tanah.

Reorientasi, dimaksudkan sebagai sebuah perencanaan pembangunan yang berparadigma berkelanjutan


sekaligus berwawasan lingkungan. Sehingga motif ekonomi yang cenderung merusak akan mampu
diminimalisasi

Responsivitas, dimaksudkan sebagai sebuah upaya dari pemerintah yang peka dan tanggap terhadap
problematika kerusakan ekosistem pesisir. Hal ini dapat ditempuh melalui gerakan kesadaran pendidikan
dini, maupun advokasi dan riset dengan berbagai lintas disiplin keilmuan

Rehabilitasi, gerakan rehabilitasi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengembalikan peran ekosistem pesisir
sebagai penyangga kehidupan biota laut.

Responsibility, dimaksudkan sebagai upaya untuk menggalang kesadaran bersama sekaligus meningkatkan
partisipasi masyarakat.

Regulasi, dalam hal ini setiap daerah pasti mempunyai Perda yang telah diatur secara jelas. Maka dari itu,
perlu kesadaran dan kewajiban untuk memenuhi perda yang telah ada dan telah dibuat. Ini bisa dijadikan
sebuah punishment apabila tidak dijalankan secara serius. Punishment harus dijalankan guna membentuk
sikap yang sadar akan Perda yang telah diatur demi keberlangsungan ekosistem pesisir di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai