Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN WILAYAH PANTAI DAN PESISIR

“Issue dan Masalah di Wilayah Pesisir”

Oleh:

Junianto Tri Prasetyo


12114201210233
Keperawatan D

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
tuntunannya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Issue dan
Masalah di Wilayah Pesisir” dengan segala baik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada rekan-rekan yang telah memberikan sumbangan pikiran
maupun materi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi literatur dalam menambah


pemahaman dan pengetahuan pembaca. Semoga pembaca juga dapat
mempraktekkan hal-hal baik di dalam makalah ini ke dalam kehidupan sehari-
hari.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kamian makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, sangat
diharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca dalam
menyempurnakan makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Wilayah Pesisir ............................................................... 3

2.2 Cara Penanggulangan Masalah .............................................................. 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 7

3.2 Saran ....................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan


laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Menurut UU Nomor
27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil,
Ruang lingkup pengaturan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil meliputi
daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh
perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi
kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis
pantai pada saat pasang tertinggi kearah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan. Pengaturan pemanfaatan ruang di wilayah darat kawasan pesisir
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan/atau Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) yang berlaku.

Setiap wilayah pesisir memiliki perbedaan karakteristik dan


permasalahannya masing-masing tergantung pada lokasi, aktivitas manusia
dan bagaimana pengelolaannya lewat penerapan hukum dan peraturan yang
berlaku di wilayah tersebut.

Indonesia sebagai negara kepulauan menjadikan pesisir menjadi


wilayah yang sangat dominan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal,
aktivitas sosial dan ekonomi karena ketersediaan faktor sumber daya alamnya.
Dengan semakin banyaknya aktivitas manusia maka permasalahan terkait
pesisir menjadi semakin kompleks.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja masalah yang terjadi di wilayah pesisir?


2. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan tersebut?

1
2

1.3 Tujuan

Mengetahui masalah-masalah yang terdapat di wilayah pesisir serta


cara menanggulanginya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Wilayah Pesisir

Pemanfaatan sumber daya pesisir di satu sisi berdampak pada


kesejahteraan masyarakat, yaitu dengan penyediaan lapangan pekerjaan
seperti penangkapan ikan secara tradisional, budi daya tambak, penambangan
terumbu karang , dan lain sebagainya. Namun di sisi lain, pemanfaatan
sumber daya alam secara terus menerus dan berlebihan akan menimbulkan
dampak negatif terhadap kelangsungan ekosistem pesisir.

Ada beberapa masalah yang terjadi dalam pembangunan di kawasan


pesisir dan lautan di Indonesia antara lain:

1. Pencemaran

Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya menurun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya.

2. Kerusakan Fisik Habitat

Hal ini terjadi pada ekosistem mangrove, terumbu karang, dan


rumput laut atau padang lamun. Kebanyakan rusaknya habitat di daerah
pesisir adalah akibat aktivitas manusia seperti konversi hutan mangrove
untuk kepentingan pemukiman, pembangunan infrastruktur, dan perikanan
tambak. Ekosistem lainnya yang mengalami kerusakan cukup parah
adalah ekosistem terumbu karang. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan rusaknya terumbu karang antara lain adalah:

1) Penambangan batu karang untuk bahan bangunan, jalan, dan hiasan.

3
4

2) Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, racun, dan


alat tangkap ikan tertentu.
3) Pencemaran perairan oleh limbah industri, pertanian dan rumah
tangga.
4) Pengendapan dan peningkatan kekeruhan perairan akibat erosi tanah di
darat, penggalian dan penambangan.
5) Eksploitasi berlebihan sumber daya perikanan karang. (Dahuri, 2001)

Ekosistem padang lamun secara khusus rentan terhadap degradasi


lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Beberapa aktivitas
manusia yang dapat mengrusak ekosistem padang lamun adalah:

1) pengerukan dan pengurugan untuk pembangunan pemukiman pinggir


laut, pelabuhan, industri dan saluran navigasi
2) pencemaran logam industri terutama logam berat, dan senyawa
organoklorin, pembuangan sampah organik, pencemaran oleh limbah
industri, pertanian, dan minyak. (Bengen, 2000)

3. Eksploitasi sumber daya secara berlebihan

Ada beberapa sumber daya perikanan yang telah dieksploitir secara


berlebihan (overfishing), termasuk udang, ikan demersal, palagis kecil,
dan ikan karang. Menipisnya stok sumber daya tersebut, selain
karena overfishing juga dipicu oleh aktivitas ekonomi yang baik secara
langsung atau tidak merusak ekosistem dan lingkungan sehingga
perkembangan sumber daya perikanan terganggu. Disamping itu,
kurangnya apresiasi dan pengetahuan manusia untuk melakukan
konservasi sumber daya perikanan, seperti udang, mangrove, terumbu
karang, dan lain-lain.

4. Abrasi Pantai

Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi pantai, yaitu :

1) Proses alami (karena gerakan gelombang pada pantai terbuka)


5

2) Aktivitas manusia

Kegiatan manusia tersebut misalnya kegiatan penebangan hutan


(HPH) atau pertanian di lahan atas yang tidak mengindahkan konsep
konservasi telah menyebabkan erosi tanah dan kemudian sedimen tersebut
dibawa ke aliran sungai serta diendapkan di kawasan pesisir. Aktivitas
manusia lainya adalah menebang atau merusak ekosistem mangrove di
garis pantai baik untuk keperluan kayu, bahan baku arang, maupun dalam
rangka pembuatan tambak.

2.2 Cara Penanggulangan Masalah

1. Hutan Mangrove sebagai Pertahanan Alami

Hutan mangrove itu sendiri merupakan kelompok jenis tumbuhan


berkayu yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis dan subtropis yang
terlindung dan memiliki semacam bentuk lahan pantai dengan tipe tanah
anaerob (tanah yang dicirikan dengan tidak adanya molekul oksigen).
Pepohonannya tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada
garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Ekosistem
mangrove ini bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi.

Kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir berfungsi sebagai


pertahanan alami (natural defend) atau sebagai imunitas alami terhadap
potensi kerusakan yang mungkin terjadi di daerah pesisir seperti abrasi
pantai. Selain itu, hutan mangrove memiliki fungsi untuk menyerap semua
kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang berlayar di
laut, menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air
menjadi lebih bersih. Mangrove juga merupakan tempat hidup beberapa
fauna seperti jenis kepiting dan ikan baik itu tinggal secara permanen atau
sementara (transit) sebelum berpindah menuju laut dan beberapa jenis
burung, yang tentunya dapat dijadikan objek pariwisata karena
menawarkan keindahan alamnya.
6

2. Kegiatan Preventif/Pencegahan

Kegiatan preventif/pencegahan adalah kegiatan yang berupa untuk


mencegah terjadinya kerusakan. Kegiatan ini misalnya penerapan
AMDAL yang berupaya mencegah kerusakan pesisir. Pada masalah
limbah domestik dapat dilakukan pengolahan sampah dan Gerakan Bersih
Pantai dan Laut sedangkan limbah pemanfaatan ikan dapat diolah menjadi
pakan ikan, terasi. Adapun limbah kulit kerang dapat diolah menjadi
kerajinan tangan. Hal ini akan mengurangi masalah limbah kulit kerang
yang begitu berlebihan di daerah pesisir.

3. Kegiatan Pemulihan

Kegiatan pemulihan adalah kegiatan yang berupaya memulihkan


keadaan yang telah mengalami kerusakan. Menurut Diposaptono (2001:8-
15), kegiatan pemulihan dapat berupa restorasi, rehabilitasi maupun
rekonstruksi. Berdasarkan hasil penelitian Suhardi (2001:2-1), pendekatan
sedimen sel dapat diterapkan di Indonesia dalam menangani masalah erosi
(tipe pantai terbuka) dan akresi (tipe pantai terlindung.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara umum permasalahan yang sering terjadi di wilayah pesisir


adalah pencemaran, kerusakan fisik habitat, eksploitasi sumber daya secara
berlebihan, dan abrasi pantai. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan cara
melakukan kegiatan mitigasi, kegiatan pencegahan, dan kegiatan pemulihan.

3.2 Saran

Pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan hukum bagi mereka


yang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan masalah pada wilayah
pesisir, serta melakukan pembinaan bagi masyarakat tentang cara mengelola
wilayah pesisir.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, H. 2019. “Penanggulangan yang Tepat mengenai Masalah Lingkungan


di Daerah Pesisir yang Diakibatkan oleh Faktor Alam maupun Manusia”.
https://www.academia.edu/39095593/PENANGGULANGAN_YANG_T
EPAT_MENGENAI_MASALAH_LINGKUNGAN_DI_DAERAH_PESI
SIR_YANG_DIAKIBATKAN_OLEH_FAKTOR_ALAM_MAUPUN_M
ANUSIA, diakses pada 16.30

Anonim. 2020. “Pengelolaan Wilayah Pesisir”.


https://dkp.kulonprogokab.go.id/detil/206/pengelolaan-wilayah-pesisir,
diakses pada 16.17

Landoala, T. 2013. “Permasalahan Wilayah Pesisir”.


http://jembatan4.blogspot.com/2013/11/permasalahan-kawasan-
pesisir.html, diakses pada 15.40

Setiawan, B. 2021. “Permasalahan Kerusakan Wilayah Pesisir dan


Penanganannya”. https://kumparan.com/budi-setiawan-
1635394639898442270/permasalahan-kerusakan-wilayah-pesisir-dan-
penanganannya-1x5fEBqRGw9, diakses pada 15.32

Anda mungkin juga menyukai