Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI MASALAH

TAMBANG PASIR DI SELATAN BAWAH JEMBATAN MUJUR


DAERAH DESA PANDANWANGI KECAMATAN TEMPEH
KABUPATEN LUMAJANG JAWA TIMUR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Biokonservasi

Dosen Pengampu:

Bayu Sandika, S.Si., M.Si.

Oleh Kelompok 1:

1. Ratna Dwi Purwitasari : T20198057


2. Fififn Naili Rizqi : T20198063
3. Dwita Irodatul Wardani : T20198065
4. Dwi Febiyana : T20198072

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TADRIS BIOLOGI
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
dan karunianya kami dapat menyusun makalah hingga selesai. Sholawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang islamiyah sampai
sekarang ini.

Penulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah


Biokonservasi. Selain itu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bayu
Sandika, S.Si., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Biokonservasi yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan juga ilmu pengetahuan para penulis dan pembaca mengenai “Identifikasi
Masalah/Potensi yang dimiliki Suatu Daerah yang Berhubungan dengan
Biokonservasi” pada proses pembelajaran.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga pembaca. Kami
mohon maaf apabila banyak terjadi kesalahan pada makalah ini baik dalam penulisan
ataupun isi. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk tersempurnanya pembuatan makalah selanjutnya.

Jember, 05 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Kondisi Pertambangan Pasir dan Wilayah di Sekitarnya...............................3
2.2 Dampak yang Ditimbulkan.............................................................................3
2.3 Upaya Konsevasi............................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................6
PENUTUP.....................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................6
3.2 Saran...............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sumberdaya adalah semua potensi dan lingkungan yang dapat


memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jumlah semua komponen material dan
lingkungan yang meliputi massa dan energi, benda biologis dan non biologis
dapat ditetapkan sebagai keseluruhan persediaan (Sumaatmadja, 1988). Salah
satu sumberdaya alam yang penting bagi kehidupan manusia adalah bahan
galian seperti pasir. Bahan galian ini sangat diperlukan untuk pembangunan
sarana fisik seperti gedung, jembatan jalan dan pembangunan, serta kegiatan
industri. Setiap pembanguna fisik berkonstruksi berat pasti memerlukan
material pasir.
Usaha penambangan merupakan usaha melakukan kegiatan eksplorasi,
eksploitasi, produksi, dan penjualan. Menurut Rahmi (1995), penggolongan
bahan-bahan galian adalah sebagai berikut :
1. Golongan a, merupakan bahan galian strategis, yaitu strategis untuk
perekonomian Negara serta pertahanan dan keamanan Negara
2. Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat
hidup orang banyak, Contohnya besi, tembaga, emas, perak dan lain-
lain
3. Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital,
karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat
internasional. Contohnya marmer, batu kapur, tanah liat, pasir, yang
sepanjang tidak mengandung unsur mineral.
Faktor manusia dalam proses penambangan yang tidak memperhatikan
lingkungan tentu akan membawa dampak kerusakan lingkungan baik pada
faktor sosial dan budaya, faktor fisik maupun faktor biotiknya. Faktor sosial
dan budaya yang dapat mempengaruhi tingkat dampak kegiatan penambangan
pasir, diantaranya tingkat sosial masyarakat, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan serta persepsi masyarakat.
Dampak sosial budaya penambangan terhadap wilayah di sekitar areal
penambangan, umumnya terletak pada permasalahan yang sama yaitu jalur
lintasan penambangan yang harus melewati tanah dengan kepemilikan pribadi
(private property), bangunan jalan sebagai sarana transportasi menjadi rusak,
hasil pemasaran bahan tambang hanya sedikit yang sampai kepada masyarakat

1
lokal, sehingga kurang mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah sekitar
lokasi penambangan.
Dampak terhadap faktor fisik yang mungkin terjadi adalah
mempengaruhi tingkat kualitas air, kebisingan dan debu, sedangkan dampak
terhadap faktor biotik akibat penambangan adalah menyebabkan
terganggunya keberadaan jenis tumbuhan maupun hewan yang ada, misalnya
berpindah tempat atau berkurangnya pohon, rumput-rumputan, ikan, ular dan
sebagainya.
Adapun latar belakang sehingga permasalahan tersebut timbul
diantaranya adalah penambangan pasir mendapatkan persepsi dari masyarakat
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi wilayah penambangan pasir di selatan bawah
jembatan Mujur daerah Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh
Kabupaten Lumajang Jawa Timur dan wilayah sekitar yang berhubungan
dengan penambangan?
2. Apa dampak yang ditimbulkan akibat dari aktifitas pertambangan pasir di
selatan bawah jembatan Mujur daerah Desa Pandanwangi Kecamatan
Tempeh Kabupaten Lumajang Jawa Timur?
3. Upaya konservasi apa yang tepat untuk mengatasi permasalahan
lingkungan di kawasan pertambangan pasir di selatan bawah jembatan
Mujur daerah Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh Kabupaten
Lumajang Jawa Timur?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui kondisi wilayah penambangan pasir di selatan bawah


jembatan Mujur daerah Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh
Kabupaten Lumajang Jawa Timur wilayah sekitar yang berhubungan
dengan penambangan
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat dari aktifitas pertambangan
pasir di selatan bawah jembatan Mujur daerah Desa Pandanwangi
Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Jawa Timur
3. Mengetahui Upaya konservasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
lingkungan di kawasan pertambangan pasir di selatan bawah jembatan
Mujur daerah Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh Kabupaten
Lumajang Jawa Timur

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Pertambangan Pasir dan Wilayah di Sekitarnya

Kondisi disekitar lokasi pertambangan ini sangat menghawatirkan


awalnya daerah pertambangan tersebut tidak sampai menggenangi sawah
masyarakat. Akan tetapi kondisi saat ini para penambang selalu mengeruk
pasir tersebut sehingga air sungai meluap dan masuk ke sawah-sawah petani
hal ini terjadi terus menerus sehingga hasil panen hancur yang menyebabkan
gagal panen. Selain warga gagal panen armada yang mengangkut hasil
tambang membuat debu kendaraan masuk ke rumah dan merusak jalan di
pedesaan yang menjadi jalur pengangkutan tambang tersebut alasan ini juga
yang melatar belakangi warga menolak pertambangan pasir di lumajang.

2.2 Dampak yang Ditimbulkan


Kegiatan penambangan yang dilakukan di selatan bawah jembatan
Mujur Daerah Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang
dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia serta biologi tanah melalui pengupasan
tanah lapisan atas, penambangan, pencucian serta pembuangan tailing.
Penambangan rakyat yang tidak memperhatikan aspek lingkungan akan
menyebabkan terancamnya daerah sekitarnya dengan bahaya erosi dan tanah
longsor karena hilangnya vegetasi penutup tanah.
Lahan yang digunakan untuk pertambangan tidak seluruhnya
digunakan untuk operasi pertambangan secara serentak, tetapi secara bertahap.

3
Sebagian besar tanah yang terletak dalam kawasan pertambangan menjadi
lahan yang tidak produktif. Sebagian dari lahan yang telah dikerjakan oleh
pertambangan tetapi belum direklamasi juga merupakan lahan tidak produktif.
Lahan bekas kegiatan pertambangan menunggu pelaksanaan reklamasi pada
tahap akhir penutupan tambang. Kalau lahan yang telah selesai digunakan
secara bertahap direklamasi, maka lahan tersebut dapat menjadi lahan
produktif.
Pertambangan dapat menciptakan kerusakan lingkungan yang serius
dalam suatu kawasan/wilayah. Potensi kerusakan tergantung pada berbagai
faktor kegiatan pertambangan dan faktor keadaan lingkungan. Faktor kegiatan
pertambangan antara lain pada teknik pertambangan, pengolahan dan lain
sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan antara lain faktor geografis dan
morfologis, fauna dan flora, hidrologis dan lain-lain. Kegiatan pertambangan
mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, antara lain perubahan bentang
alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan struktur tanah, perubahan
pola aliran air permukaan dan air tanah dan sebagainya. Perubahan-perubahan
tersebut menimbulkan dampak dengan intensitas dan sifat yang bervariasi.
Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tidak hanya
bersumber dari pembuangan limbah, tetapi juga karena perubahan terhadap
komponen lingkungan yang berubah atau meniadakan fungsi-fungsi
lingkungan. Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula
areal dampak yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan
pertambangan dapat bersifat permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada
keadaan semula. Perubahan topografi tanah, termasuk karena mengubah aliran
sungai, bentuk danau atau bukit selama masa pertambangan, sulit
dikembalikan kepada keadaannya semula. Kegiatan pertambangan juga
mengakibatkan perubahan pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat. Perubahan tata guna tanah, perubahan kepemilikan tanah,
masuknya pekerja, dan lain-lain. Pengelolaan dampak pertambangan terhadap
lingkungan bukan untuk kepentingan lingkungan itu sendiri tetapi juga untuk
kepentingan manusia.
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dampak pertambangan
terhadap lingkungan sangat penting. Keterlibatan masyarakat sebaiknya
berawalsejak dilakukan perencanaan ruang dan proses penetapan wilayah
untuk pertambangan. Masyarakat setempat dilibatkan dalam setiap

4
perencanaan dan pelaksanaan usaha pertambangan serta upaya
penanggulangan dampak yang merugikan maupun upaya peningkatan dampak
yang menguntungkan. Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap
pengawasan pelaksanaan keterlibatan masyarakat.

2.3 Upaya Konsevasi

1. Hendaknya Pemerintah Kabupaten Lumajang harus memperkuat dan


mengevaluasi perizinan dalam aspek kegiatan usaha pertambangan
sehingga terhindarnya dalam aktivitas kegiatan usaha pertambangan Ilegal
dan juga memberikan pengawas dari Dinas lingkungan hidup kepada
pelaku usaha pertambangan pada saat awal pemberiaan Surat Ijin
Pertambangan Daerah (SIPD) sehingga pemerintah dapat mengetahui dan
mengawasi dengan baik segala aktivitas kegiatan usaha pertambangan.
2. Hendaknya Pelaku usaha pertambangan di Desa Pandanwangi Kecamatan
Tempeh Kabupaten Lumajang seharusnya wajib membuat rencana
kegiatan pasca tambang di awal sebelum Surat Ijin Pertambangan Daerah
(SIPD) diberikan pemerintah dan wajib melakukanya dan melakukan
kegiatan usaha pertambangan jauh dari pemukiman masyarakat dan
membuat jalan sendiri khusus aktivitas kegiatan usaha pertambangan
sehingga terhindar dari konflik dan aktivitas masyarakat tidak merasa
terganggu.
3. Hendaknya masyarakat lebih berani berargumentasi secara tegas kepada
pelaku usaha tambang pasir ilgeal dengan cara melaporkan kegiatan usaha
pertambangan yang ilegal di Desa Pandanwangi langsung ke pemerintah
di Kabupaten Lumajang agar tidak terjadi lagi aktivitas ilegal yang
merugikan masyarakat.
4. Masyarakat setempat hendaknya melakukan konservasi atau upaya
pengadaan lahan yang produktif pada kawasan sekitar sawah warga dan
sungai yang telah terdampak buruk akibat penambangan pasir ini.
Misalnya mengadakan kegiatan reklamasi yang merupakan upaya
memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tak berguna atau kosong
dan berair, yang bisa diperbaiki dan dijadikan lahan produktif serta sungai
dialih fungsikan kembali seperti seharusnya.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mdnvnvkdmvkmvs

3.2 Saran
ejbdjwjkqw

6
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai