Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI JENIS FLORA DAN FAUNA DI

PASIR PANTAI DESA NANGHALEDOI KABUPATEN SIKKA

TUGAS

PRAKTEK LAUT PSP

OLEH:

YOSEPH RONALDO WAIN


NIM: 031200020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN PERTANIAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA INDONESIA
MAUMERE
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan Rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan tentang
’’Identifikasi Jenis Flora dan Fauna Di Pasir Pantai Desa Nanghaledoi” tepat
pada Waktunya.
Dan harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasasn pengetahuan dan pengelaman,penulis sadar masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesemprnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Maumere, Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ...................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................3
1.3 Tujuan ...........................................................................................3
1.4 Manfaat ..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Wilayah Pesisir .....................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................7
3.2 Saran ...............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekitar 78 % wilayah Indonesia merupakan perairan, sehingga laut dan
wilayah pesisir (coastal zone) merupakan lingkungan fisik yang mendominasi.
Wilayah pesisir Indonesia memiliki berbagai macam tipologi habitat serta
keanekaragaman biota yang tinggi. Pasir pantai umumnya memiliki karakteristik
butiran yang halus dan bulat, gradasi (susunan besar butiran) yang seragam serta
mengandung garam-garam yang tidak menguntungkan bagi beton, sehingga
banyak disarankan untuk tidak digunakan dalam pembuatan beton. Indonesia
memiliki kekayaan alam yang sangat besar dan menawarkan jasa lingkungan
yang sangat baik berbagai seperti minyak dan gas, mineral, perikanan, terumbu
karang dan ekosistem mangrove, serta pariwisata. Sayangnya, sumber daya alam
wilayah pesisir dan laut indonesia belum mendapatkan perhatian yang sebesar
terhadap kegiatan pembangunan daratan seperti melakukan reklamasi pantai
serta beberapa kasus pencemaran dan perusakan lingkungan serta pencurian
sumber daya alam laut oleh parah pihak orang asing yang sulit di awasi
(Hidayat, 2020). Adanya perkembangan pesat dikawasan asia tenggara,
termasuk indonesia memberikan faktanya bahwasanya dalam dekade terakir ini
telah meningkatkan standar kehidupan di segala aspek. Namun, perkembangan
pesat tersebut terkadang memberikan dampak. Hal yang sama berlaku untuk
lingkungan wilayah pesisir. Kabupaten Sikka memiliki potensi kelautan dan
perikanan yang mempunyai prospek ekonomi yang tinggi. Dengan kondisi fisik
wilayah seperti ini maka sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan salah
satu tumpuan harapan masyrakat dan pemerintah Kabupaten Sikka dimasa
depan, karena didalam wilayah laut dan pesisir tersebut terkandung berbagai
potensi pembangunan yang besar dan beragam baik untuk penangkapan maupun
budidaya ikan. Salh satu contoh wilayah pesisir di Desa Nangahale Doi
Kabupaten Sikka yang memiliki keanekaragaman hayati, dan sangat berpotensi
dalam sektor perikanan. Pertumbuhan ekonomi di Wilayah ini sangat
bertergantungan pada pekerja nelayan, namun adapun beberapa permasalan yang
sering menghambat laju ekonomi. Permasalahan tersebut disebapkan oleh antara
lain sebagian besar nelayan dan masyrakat pesisir masih memiliki SDM yang
sangat rendah akibatnya beberapa kawasan pesisirnya memiliki kerusakan yang
serius. Hal seperti ini tentunya tidak diinginkan oleh nelayan dan masyrakat
serta pemerintah. Tentunya ini menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti
lebih lanjut tentang pemanfaatan wilayah pesisir terkhususnya ekosistem yang
hidup serta aktivitas di pasir panti Wilayah Desa Nangahale Doi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa peran Pemeritah dalam melestarikan ekositem wilayah pasir Pantai
di Desa Nanghale Doi ?
2. Apa manfaat Pasir Pantai bagi ekosistem serta ekonomi masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Peran Pemerintah dalam meningkatkan ekosistem
wilayah pasir Pantai.
2. Untuk mengetahui manfaat pasir Pantai bagi ekosistem lain serta
ekonomi masyarakat.
3. Manfaat
Adapun Manfaat dari Penelitian ini antara lain yaitu, Untuk menambah
ilmu atau pengetauan, serta agar kita bisa menagani ekonomi di sektor perikanan
terlebih di wilayah pasir Pantai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengembangan Wilayah Pesisir
a. Definisi Wilayah Pesisir
Menurut Sorenson dan Mc. Creary (1990) ” The part of the land
affected by it’s proximity to the land…any area in which processes
depending on the interaction between land and sea are most intense”.
Diartikan bahwa daerah pesisir atau zone pesisir adalah daerah
intervensi atau daerah transisi yang merupakan bagian daratan yang
dipengaruhi oleh kedekatannya dengan daratan, dimana prosesnya
bergantung pada interaksi antara daratan dan lautan Ketchum dalam
Kay dan Alder (1999) “ The band of dry land adjancent ocean space
(water dan submerged land) in wich terrestrial processes and land uses
directly affect oceanic processes and uses, and vice versa”. Diartikan
bahwa wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda atau
batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses
kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih
mempengaruhi proses dan fungsi kelautan.Pengertian wilayah pesisir
menurut kesepakatan terakhir internasional adalah merupakan wilayah
peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang
masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke
arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Beatley et
al, dalam Dahuri et al, 2001).
b. Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah pesisir secara terpadu, didefinisikan oleh
Cicin-Sain dan Knecht (1998), sebagai suatu proses dinamis dan
kontinu dalam membuat keputusan untuk pemanfaatan, pembangunan,
dan perlindungan kawasan pesisir dan lautan beserta sumberdaya
alamnya secara berkelanjutan. Jadi pada dasarnya pengembangan
wilayah pesisir secara terpadu adalah bertujuan agar pemanfaatan
sumberdaya bisa berkelanjutan, yakni pemanfaatan (pembangunan)
yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhannya. Secara ringkas Munasinghe (1994) menyatakan bahwa
Konsep pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
mengintegrasikan masalah ekologi, ekonomi, dan sosial. Munasinghe
(1994) menyatakan konsep pembangunan wilayah pesisir
berkelanjutan harus berdasarkan pada empat faktor yaitu (1)
terpadunya konsep ”equity‟ lingkungan dan ekonomi dalam
pengambilan keputusan; (2) dipertimbangkan secara khusus dimensi
ekonomi; (3) dipertimbangkan secara khusus dimensi lingkungan; dan
(4) dipertimbangkan secara khusus dimensi sosial budaya.Selanjutnya
Reid (1995) dalam Kay dan Alder (2005) mengemukakan persyaratan
agar pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir dapat terwujud,
yaitu:
1) integrasi antara konservasi dan pengembangan wilayah pesisir;
2) pemenuhan kebutuhan dasar nelayan;
3) peluang untuk memenuhi kebutuhan nelayan yang bersifat non-
materi;
4) berkembang ke arah keadilan sosial dan kesejahteraan nelayan;
5) penghormatan dan dukungan terhadap keragaman budaya di
wilayah pesisir;
6) memberikan peluang penentuan identitas diri secara sosial dan
menumbuhkan.
c. Jenis Ekosistem di Pasir Pantai
1) Kepiting
2) Pohon Waru
3) Siput

d. Gambaran Umum Pasir Pantai Desa Nanghaledoi


Desa Naghale Doi Merupakan desa yang terletak di kecamatan
waigete kabupaten Sikka, Desa ini memiliki jumlah penduduk yang
sangat di katakana banyak dan terletak di wilayah pesisir. Mayoritas
penduduk di Desa Naghale Doi adalah Pekerja sebagai Nelayan yang
mana semua kebutuhan hidup sehari-hari tergantung pada penghasilan
nelayan. Menjaga keutuhan dan kelestarian di wilayah pesisir menjadi
bagian yang sangat penting bagi Masyarakat sekitar mengingat jika
wilayah atau laut tidak di jaga secara baik, maka akan menjadi resiko
yang dapat berdampak pada kematian. Wilaya pesisir Di des aini juga
memiliki beberapa kerakteristik dan beragam jenis ekosistem yang
menghuni atau menetap di wilayah ini,Tentunya ini menjadi suatu hal
yang sangat baik untuk penduduk atau Masyarakat yang tinggal di
dalamnya dengan mata pencarian sebagai nelayan atau penghasilannya
dari hasil kelautan dan perikanan. Salah satu keragam yang ada di
wilayah pesisir desa nanghale doi adalah jinis pasir Pantai . ini
menjadikan wilayah pesisir di lokasi ini menjadi salah satu wilayah
pesisir yang kaya dan beragam di kabupaten sikka. Pasir Panttai yang
berada di wilayah pesisir desa nanghale doi banyak dihuni oleh
beberapa ekosistem,antara lain seperti Siput, kepiting, ikan, dan
mangrove. Hal ini membuat pertumbuhan ekologi di sekitarnya
menjadi baik. Keutuhan ekosistem ini diharapkan kita selalu menjaga
nya .
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kekayaan ekosistem di suatu wilayah pesisir menjadi hal yang sangat
bermanfaat bagi ekosistem itu sendiri dan bagi Masyarakat pesisir.
3.2. Saran
Jangan pernah merusaka atau membangun sesuatu di wilayah pesisir,
tanpa meneliti amdal terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, (2010) kawasan pesisir terdapat berbagai ekosistem seperti mangrove


dan hutan payau lainnya, lamun (sea grass),rumput laut (sea weed), terumbu
karang (coral reef) dan estuaria.
Dahuri dkk, (2001). Menurut Dahuri, wilayah pesisir dan lautan yang kaya dan
beragam sumber daya alam merupakan potensi yang sangat besar
dimanfaatkan.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
Kep.35/Kepmen-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan,
Bengen,D.G., (2001). ekonomi lokal di desa – desa pesisir.
Reid (1995) dalam Kay dan Alder (2005) mengemukakan persyaratan agar
pembangunan berkelanjutan.
Cicin-Sain dan Knecht (1998), Pengembangan wilayah pesisir secara terpadu,
didefinisikan.
Munasinghe (1994) menyatakan bahwa Konsep pembangunan berkelanjutan.

(continental shelf) (Beatley et al, dalam Dahuri et al, 2001). daerah paparan
benua

Anda mungkin juga menyukai