Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Wawasan Sosial Budaya Maritim
dan Kepulauan”
Dosen Pengampu: Abdul Manan Nasution, S.E., M.M
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. M. Zainuddin Abd. Majid (231020109)
2. Daffa Alwi Maulana (231020108)
3. Intan Kurnia (231020112)
4. Dela May Grace S (231020110)
KELAS 1C
BATAM
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Wawasan Sosial Budaya
Maritim dan Kpeulauan yang bertajuk “Pembangunan Berbasis Kelautan”.
Kami menyadari betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak dengan tulus membantu dan memberikan do’a saran serta
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalama n dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya
saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap
semoga makalah ini bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ..............................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................1
I.3. Tujuan Masalah .............................................................................2
II. PEMBAHASAN
II.1. Kondisi Umum Wilayah Perairan Laut Indonesia ........................3
II.2. Pengelompokan Laut Indonesia.....................................................6
II.2.1. Zona Perairan Laut Indonesia.............................................7
II.3. Potensi Pengembangan Sumber Daya Kelautan............................8
II.3.1. Makna dan Fungsi Laut bagi Indonesia..............................8
II.4. Pembangunan Daerah Berbasis Kelautan......................................11
II.4.1. Kinerja Ekonomi Berbasis Kelautan..................................12
II.4.2. Arah Kebijakan Ekonomi Berbasis Kelautan.....................13
III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan....................................................................................14
III.2. Saran..............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pentingnya pesisir dan wilayah laut dalam ekonomi global dan lingkungan
alam tidak dapat diabaikan. Sumber daya kelautan, seperti perikanan, energi
terbarukan, dan pariwisata pantai, memiliki potensi sebagai motor pertumbuhan
ekonomi. Namun, tantangan seperti polusi, perubahan iklim, dan aktivitas
manusia yang merusak ekosistem laut harus diatasi.
Dalam konteks ini, makalah ini akan menjelajahi kondisi wilayah perairan
laut serta potensi, tantangan, dan peluang pembangunan berbasis kelautan. Juga
akan mempertimbangkan peran penting kebijakan dan kerja sama internasional
dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami kondisi wilayah perairan laut Indonesia
2. Mengetahui dan memahami pengelompokan laut yang ada di Indonesia
3. Mengetahui dan memahami potensi pengembangan sumber daya
kelautan di Indonesia
4. Mnegetahui dan memahami pembangunan daerah kelautan di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Wilayah perairan laut indonesia memiliki tiga aspek besar yaitu keanekaragaman
hayati, banyak pencemaran, dan industri perikanan.
1. Keanekaragaman Hayati
3
kerangas, gambut, karst, danau, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan
atas, subalpin hingga alpin. Selain ekosistem alami, Indonesia juga memiliki
ekosistem buatan yaitu sawah, tegalan, pekarangan, kebun, tambak dan
empang. Setiap ekosistem dihuni oleh berbagai spesies flora, fauna, dan
mikroorganisme, sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang
sangat tinggi. (Setiawan, 2022)
2. Pencemaran
4
didasari, serta baik langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dampak pada ekosistem di perairan Indonesia.
3. Industri Perikanan
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat
dikelola sebesar 5,8 juta km2, sektor maritim (kelautan) menjadi sangat
strategis bagi Indonesia. Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih
kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.
Padahal jika potensi pembangunan (ekonomi) kelautan Indonesia dikelola
dengan inovatif dan baik, maka dapat menjadi salah satu sumber modal utama
pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi negara
dan masyarakat Indonesia. (MEL, 2017)
5
kepulauan terbesar didunia serta memadukan kekuatan ekonomi berbasis
darat dan laut sebagai sebagai sinergi kekuatan ekonomi nasional. (Anggara,
2016)
6
5. Selat Torres, mempunyai banyak terumbu karang. Saluran-saluran di antara
terumbu karang tersebut sangat dangkal, yakni sampai 12 m, sehingga
pertukaran massa air dengan Samudra Pasifik lewat selat ini kurang berarti.
2.2.1 Zona Perairan Laut Indonesia
Berdasarkan hukum laut, maka wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi
beberapa zona yaitu Zona Teritorial, Zona Landas Kontinen, dan Zona Ekonomi
Eksklusif. (Winarsih, 2022)
1. Zona Teritorial
Zona teritorial merupakan garis khayal yang memiliki jarak sekitar 12 mil
dari garis dasar ke laut lepas. Suatu negara dapat berdaulat penuh hingga
mencapai batas teritorial, akan tetapi negara tersebut juga berkewajiban
terhadap penyediaan alur pelayaran baik di bawah maupun permukaan laut.
Zona ini secara mutlak dikuasai suatu negara sehingga kegiatan dalam bentuk
apapun tidak boleh dilewati tanpa izin pemerintah negara yang bersangkutan
(Winarsih, 2022). Pengumuman pemerintah tentang wilayah laut teritorial
Indonesia dikeluarkan tanggal 13 Desember 1957 yang terkenal dengan
Deklarasi Djuanda dan kemudian diperkuat dengan Undang-undang No. 4
Prp. 1960.
Baik secara geologi maupun morfologi, zona ini merupakan lanjutan dari
suatu benua, dimana kedalaman lautnya mencapai 150 meter. Kenapa
Indonesia memiliki zona landas kontinen? Hal itu dikarenakan negara kita
terletak diantara 2 buah kontinen, yaitu Asia dan Australia.
Batas landas kontinen diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen,
maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing
negara.
7
tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada
tanggal 17 Februari 1969.
Zona ekonomi eksklusif merupakan jalur perairan (laut) yang memiliki lebar
200 mil dari garis dasar ke arah laut terbuka. Dengan zona ini, maka dalam
pemanfaatan sumber daya laut, Indonesia mendapatkan kesempatan yang
pertama. Pengukuhan zona tersebut telah diumumkan oleh pemerintah
Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980.
8
Di sisi lain, wilayah laut Indonesia akan sia-sia apabila tidak optimal dalam
pemanfaatannya. Jika tidak dikelola dengan optimal maka akan menimbulkan
dampak negatif seperi adanya ancaman berupa disintegrasi nasional.
9
Menurut data Food and Agriculture Organization tahun 2012, Indonesia
menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di
bawah Cina dan India. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2009)
mengungkapkan, besaran potensi hasil laut dan perikanan di Indonesia
mencapai 3.000 triliun rupiah per tahun, sedangkan yang sudah dimanfaatkan
225 triliun rupiah atau sekitar 7,5% saja.
United Nations Development Programme (UNDP) bahkan menyebut perairan
Indonesia sebagai habitat bagi 76 persen terumbu karang dan 37 persen ikan
karang dunia. (Fikko, 2020)
2. Tumbuhan Laut
Selain kelompok hewan yang hidup di laut terdapat pula kelompok tumbuhan
yang disebut tumbuhan laut yang juga banyak memiliki nilai gizi dan
ekonomi. Salah satu produk yang nyata adalah rumput laut yang sudah
terkenal di dunia perdagangan. Rumput laut atau lebih dikenal dengan
sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat
melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di laut.
3. Mineral dan Pertambangan
Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yang
menyebabkan timbulnya gunung berapi yang kaya dengan meneral logam
seperti emas, perak, timah, timbal, tembaga, nikel. Menurut data Kementerian
(ESDM) Energi dan Sumber Daya Mineral, menyatakan bahwa potensi energi
yang dihasilkan dari arus laut di Indonesia adalah yang terbesar di dunia.
Potensi tersebut di antaranya energi laut "Ocean Thermal Energy Conversion"
(OTEC) yang merupakan terbesar di dunia.6 Potensi OTEC Indonesia
merupakan terbesar di dunia, tersebar di 17 lokasi, dari pantai barat Sumatra,
Selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, yang
diprediksi memiliki sekitar 41 GW. Pemanfaatan OTEC akan berdampak
positif bagi perekonomian masyarakat sekitar di bidang perikanan karena
akan memberikan nutrisi pada biota laut di permukaan laut.
4. Transportasi dan Perhubungan
Dalam bidang ini, potensi laut Indonesia sangat baik untuk kawasan regional
maupun dunia. Dengan jumlah kepulauan terbesar, dengan demikian jasa
10
transportasi laut (pelayaran) menjadi sebuah potensi ekonomi yang besar,
baik bagi Indonesia sendiri dengan konektivitas antarpulau, maupun dengan
negara lain. Supaya potensi tersebut nyata, maka salah satu strategi
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional adalah dengan
mengedepankan penguatan konektivitas antar pulau, terutama pulau-pulau
terluar. Konektivitas ini hanya bisa terwujud apabila transportasi laut di
negara kepulauan terus diperankan secara signifikan. Transportasi laut sangat
vital peranannya sebagai “Jembatan Nusantara” dan tidak tergantikan oleh
transportasi udara dan darat.
5. Wisata Bahari Laut
Selain dikenal dengan potensi komoditas kelautan dan perikanan yang
melimpah, laut Indonesia juga kaya dengan terumbu karang yang cantik serta
beragam spesies koral dan ikannya. Tidak heran jika laut Indonesia juga
memiliki potensi dalam daya tarik wisata. Seperti Taman Laut Bunaken,
yakni taman laut yang terletak diujung utara Sulawesi. Taman Laut Bunaken
terkenal dengan rumah bagi sekitar 390 spesies koral dan berbagai jenis ikan
dan mamalia, seperti hiu, pari, kuda laut, kura-kura, ikan duyung, moluska
dan lain sebagainya. Kemudian, Taman Laut Banda yang terletak di
Kabupaten Maluku Tengah. Merupakan salah satu taman laut terindah di
dunia yang memiliki 310 jenis karang pembentuk terumbu, 871 spesies ikan,
serta populasi hiu dan kerapu, termasuk beberapa jenis ikan dan kerang purba
yang di suaka-kan seperti ikan napoleon.
11
Pasca reformasi perhatian pemerintah terhadap pembangunan ekonomi
berbasis kelautan terlihat semakin besar. Namun demikian, sampai saat ini
besarnya perhatian tersebut belum memberikan dampak yang optimal terhadap
pembangunan ekonomi nasional. Terlepas belum optimalnya dampak yang
dirasakan oleh masyarakat Indonesia, langkah pemerintah dalam memperhatikan
pembangunan kelautan merupakan modal besar bagi masa depan ekonomi
nasional berbasis kelautan. (Massijaya, 2016)
Dalam kerangka ekonomi kelautan, setidaknya ada tujuh spektrum strategis sektor
ekonomi, yaitu:
12
6. Bangunan Kelautan, sub bidang kelautan yang meliputi kegiatan penyiapan
lahan sampai kontruksi bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal di wilayah pesisir dan laut.
7. Jasa Kelautan, sub kelautan yang meliputi segala kegiatan yang bersifat
menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan yang meliputi jasa
pelayanan pelabuhan, jasa pelayanan keselamatan pelayaran dan kegiatan
yang memanfaatkan kelautan sebagai jasa seperti penelitian, jasa ekosistem
dan lain lain.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wilayah perairan laut Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan bangsa dan negara. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dengan lebih dari 13,000 pulau, dan luas wilayah laut yang melebihi
wilayah daratannya lebih dari dua setengah kali lipat. Keberadaan wilayah laut
yang luas memberikan tantangan dan peluang yang signifikan bagi Indonesia.
Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat besar, termasuk dalam
sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan dan energi kelautan, industri
maritim, transportasi laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan. Indonesia
menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan, dengan
keanekaragaman hayati laut yang kaya dan terumbu karang yang cantik. Selain
itu, laut Indonesia juga memiliki potensi dalam daya tarik wisata dengan taman-
taman laut yang memukau.
Namun, wilayah perairan Indonesia juga menghadapi tantangan, seperti
pencemaran laut yang mempengaruhi ekosistem, serta perluasan dan optimalisasi
pengembangan sumber daya kelautan. Pencemaran laut menjadi masalah serius
yang dapat merusak habitat laut dan berdampak buruk pada ekonomi nelayan.
Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi pencemaran laut dan pelestarian
lingkungan laut sangat penting.
Untuk mengoptimalkan potensi kelautan dan mengatasi tantangan yang ada,
Indonesia perlu mengembangkan kebijakan ekonomi berbasis kelautan yang
terintegrasi dan berkelanjutan. Ini melibatkan sektor-sektor ekonomi yang
mencakup perikanan, pariwisata bahari, pertambangan dan energi kelautan,
industri maritim, transportasi laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan.
Dukungan komitmen pemerintah, penataan hukum yang kuat, dan kerja sama
antar pemangku kepentingan sangat penting dalam mewujudkan visi
pembangunan berbasis kelautan.
15
Penting juga untuk menciptakan konektivitas antar pulau melalui
pengembangan prasarana dan sarana perhubungan laut serta telekomunikasi.
Investasi di sektor kelautan perlu ditingkatkan untuk memanfaatkan potensi
ekonomi yang besar yang ditawarkan oleh wilayah laut Indonesia.
Dengan demikian, pembangunan berbasis kelautan memiliki peran strategis
dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, dengan memperhatikan
keberlanjutan sumber daya alam laut dan menjaga lingkungan maritim. Indonesia
memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan potensi lautnya sebagai salah
satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,
sambil menjaga kelestarian alam laut untuk generasi masa depan.
3.2 Saran
Dalam konteks pembangunan berbasis kelautan, terdapat saran penting yang
perlu diperhatikan. Pertama, pemerintah harus meningkatkan investasi dalam
infrastruktur maritim, termasuk pelabuhan dan transportasi laut, untuk mendukung
pertumbuhan sektor kelautan, meningkatkan konektivitas antar pulau, dan
memperkuat daya saing di pasar global. Kedua, penting untuk melibatkan
masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya kelautan melalui program
pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kampanye kesadaran lingkungan.
Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, Indonesia dapat merancang
pembangunan berbasis kelautan yang berkelanjutan, menjaga ekosistem laut yang
penting, dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17