Anda di halaman 1dari 20

PEMBANGUNAN BERBASIS KELAUTAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Wawasan Sosial Budaya Maritim
dan Kepulauan”
Dosen Pengampu: Abdul Manan Nasution, S.E., M.M

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. M. Zainuddin Abd. Majid (231020109)
2. Daffa Alwi Maulana (231020108)
3. Intan Kurnia (231020112)
4. Dela May Grace S (231020110)

KELAS 1C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

BATAM

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Wawasan Sosial Budaya
Maritim dan Kpeulauan yang bertajuk “Pembangunan Berbasis Kelautan”.

Kami menyadari betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari
bantuan banyak pihak dengan tulus membantu dan memberikan do’a saran serta
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalama n dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya
saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap
semoga makalah ini bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Batam, Oktober 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ..............................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................1
I.3. Tujuan Masalah .............................................................................2
II. PEMBAHASAN
II.1. Kondisi Umum Wilayah Perairan Laut Indonesia ........................3
II.2. Pengelompokan Laut Indonesia.....................................................6
II.2.1. Zona Perairan Laut Indonesia.............................................7
II.3. Potensi Pengembangan Sumber Daya Kelautan............................8
II.3.1. Makna dan Fungsi Laut bagi Indonesia..............................8
II.4. Pembangunan Daerah Berbasis Kelautan......................................11
II.4.1. Kinerja Ekonomi Berbasis Kelautan..................................12
II.4.2. Arah Kebijakan Ekonomi Berbasis Kelautan.....................13
III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan....................................................................................14
III.2. Saran..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki laut sebagai
penghubung antara pulau-pulaunya. Laut merupakan sumber daya alam yang
sangat melimpah dan memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan
nasional. Pembangunan ini adalah tanggung jawab bersama pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat Indonesia. Selama ini, pembangunan
telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan rasa aman.

Pentingnya pesisir dan wilayah laut dalam ekonomi global dan lingkungan
alam tidak dapat diabaikan. Sumber daya kelautan, seperti perikanan, energi
terbarukan, dan pariwisata pantai, memiliki potensi sebagai motor pertumbuhan
ekonomi. Namun, tantangan seperti polusi, perubahan iklim, dan aktivitas
manusia yang merusak ekosistem laut harus diatasi.

Pembangunan berbasis kelautan juga memiliki dampak sosial, menciptakan


lapangan kerja, tetapi juga menimbulkan isu keadilan. Pemerintah dan pemangku
kepentingan di seluruh dunia telah berupaya mengembangkan kebijakan untuk
pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.

Dalam konteks ini, makalah ini akan menjelajahi kondisi wilayah perairan
laut serta potensi, tantangan, dan peluang pembangunan berbasis kelautan. Juga
akan mempertimbangkan peran penting kebijakan dan kerja sama internasional
dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi umum wilayah perairan laut Indonesia?
2. Bagaimana pengelompokan laut di Indonesia?
3. Jelaskan apa potensi pengembangan sumber daya kelautan di Indonesia?
4. Adakah pembangunan daerah berbasis kelautan di Indonesia?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami kondisi wilayah perairan laut Indonesia
2. Mengetahui dan memahami pengelompokan laut yang ada di Indonesia
3. Mengetahui dan memahami potensi pengembangan sumber daya
kelautan di Indonesia
4. Mnegetahui dan memahami pembangunan daerah kelautan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kondisi Umum Wilayah Perairan Laut Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang
sangat luas. Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas
dari pada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting
bagi kehidupan bangsa dan negara. (Winarsih, 2022)

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia dapat diketahui bahwa wilayah


Indonesia terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia, dan antara dua
samudra yaitu Samudra Hindia (Indonesia) dan Samudra Pasifik, membentang di
sepanjang ekuator antara garis meridian 60 LU - 110 08’ LS dan 950 BB - 1410
45’ BT sebelah timur Greenwich. Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau,
mulai dari Pulau Weh di ujung utara/barat sampai Pulau Papua (Irian) di ujung
timur, dengan perbandingan wilayah laut dan darat 78 : 22,5. Ini berarti luas
wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya.

Terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Indonesia memiliki


lima pulau utama: Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Dua dari
pulau-pulau ini dibagi dengan negara-negara tetangga: Kalimantan merupakan
bagian dari Pulau Borneo (berbagi dengan Malaysia dan Brunei) dan Papua adalah
bagian dari Pulau New Guinea (berbagi dengan Papua Nugini). Selain itu, Pulau
Timor yang lebih kecil berbagi dengan Timor-Leste. (Carter, 2018)

Wilayah perairan laut indonesia memiliki tiga aspek besar yaitu keanekaragaman
hayati, banyak pencemaran, dan industri perikanan.

1. Keanekaragaman Hayati

Keragaman iklim, jenis tanah, dan faktor lingkungan lainnya menyebabkan


Indonesia memiliki keanekaragaman ekosistem yang tinggi. Menurut LIPI
(2015) Indonesia memiliki sekitar 74 tipe ekosistem alami yang khas, mulai
dari ekosistem laut dalam, laut dangkal, pantai, termasuk padang lamun dan
mangrove, ekosistem dataran rendah, termasuk hutan dipterokarpa, hutan

3
kerangas, gambut, karst, danau, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan
atas, subalpin hingga alpin. Selain ekosistem alami, Indonesia juga memiliki
ekosistem buatan yaitu sawah, tegalan, pekarangan, kebun, tambak dan
empang. Setiap ekosistem dihuni oleh berbagai spesies flora, fauna, dan
mikroorganisme, sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang
sangat tinggi. (Setiawan, 2022)

Wilayah perairan Indonesia terkenal karena keanekaragaman hayatinya yang


kaya. Berbagai spesies ikan, terumbu karang, dan biota lainnya dapat
ditemukan di sini.

2. Pencemaran

Pengertian pencemaran laut atau Pollution of the Marine Environment


merupakan masuknya limbah pencemar akibat dari kegiatan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung ke dalam perairan laut. (Putri, 2022)

Keseriusan Pemerintahan Jokowi-JK memperhatikan sektor maritim


sebagaimana yang disampaikan Presiden pada Pidato Perdana di MPR pada
20 Oktober 2014 “Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi
samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan
semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut kita jaya, sebagai semboyan
kita di masa lalu bisa kembali”. Salah satu cara agar membuat laut kembali
berjaya adalah mengatasi segala pencemaran yang merusak laut Indonesia.
(Cahaya, 2016)

Pencemaran mengakibatkan dampak negatif, seperti kerusakan pada


keberlangsungan habitat ekosistem laut, berbahaya juga bagi kesehatan
manusia, dan terganggunya aktivitas nelayan di laut, seperti penangkapan
ikan. Setiap tahunnya pencemaran laut di Indonesia masih terus saja terjadi,
hal tersebut disebabkan karena adanya buangan limbah yang berasal dari
daratan. Limbah-limbah pencemar tersebut terdiri dari limbah industri,
partikel kimia, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga. Pada umumnya,
kegiatan manusia di daratan sebagian besar, baik disadari maupun tidak

4
didasari, serta baik langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dampak pada ekosistem di perairan Indonesia.

3. Industri Perikanan

Perikanan adalah sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Wilayah perairan


yang luas menyediakan peluang besar bagi nelayan dan industri perikanan
secara keseluruhan.

Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat
dikelola sebesar 5,8 juta km2, sektor maritim (kelautan) menjadi sangat
strategis bagi Indonesia. Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih
kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.
Padahal jika potensi pembangunan (ekonomi) kelautan Indonesia dikelola
dengan inovatif dan baik, maka dapat menjadi salah satu sumber modal utama
pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi negara
dan masyarakat Indonesia. (MEL, 2017)

Kelautan Indonesia kedepan diharapkan dapat menjadi arus utama


mainstream (arus utama) pembangunan nasional dengan memanfaatkan
ekosistem perairan laut beserta segenap sumberdaya yang terkandung di
dalamnya secara berkelanjutan (on a sustainable basis) untuk kesatuan,
kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Keinginan tersebut dijabarkan dalam
lima tujuan yang harus dicapai, yaitu: (1) Membangun jaringan sarana dan
prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia, (2)
Meningkatkan dan menguatkan sumber daya manusia di bidang kelautan
yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (3)
Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-
hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara, (4) Membangun ekonomi
kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan, dan (5) Mengurangi dampak bencana
pesisir dan pencemaran laut. . Selain itu juga agar peran ekonomi kelautan
dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kemakmuran bangsa maka
diperlukan sebuah pergeseran paradigma pembangunan yang lebih
memahami jatidiri bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari dan negara

5
kepulauan terbesar didunia serta memadukan kekuatan ekonomi berbasis
darat dan laut sebagai sebagai sinergi kekuatan ekonomi nasional. (Anggara,
2016)

2.2. Pengelompokan Laut Indonesia


Laut merupakan suatu kawasan yang terluas dipermukaan bumi ini, hampir
2/3 dari permukaan bumi terdiri atas hamparan lautan dan sisanya adalah daratan.
Kita tahu bahwa laut merupakan bagian bumi yang memberikan kontribusi sangat
besar bagi kehidupan manusia seperti sebagai sarana transportasi maupun sebagai
penghasil sumber daya seberti ikan, terumbu karang, rumput laut, dan kekayaan
alam lainnya. Laut merupakan wilayah yang menghubungkan antara wilayah atau
daerah yang satu dengan wilayah lainnya lainnya. Laut juga merupakan habitat
bagi berbagai macam organisme seperti ikan, terumbu karang, ubur-ubur, dan
masih banyak organisme lainnya. (Rohman, 2022)
Perairan Indonesia terdiri atas berikut:
1. Laut Cina bagian selatan, merupakan sebagian dari Paparan Sunda. Perairan
ini dangkal dan hampir rata. Secara tak langsung bagian perairan ini
terhubung dengan Samudra Pasifik. Paparan Sunda menghubungkan Pulau
Sumatra, Kalimantan, dan Jawa dengan daratan Asia. Paparan Sunda juga
mencakup Selat Malaka dan Laut Jawa. Laut Jawa dan Laut Cina Selatan
dihubungkan oleh Selat Karimata, Gaspar, dan Bangka.
2. Laut Sulu, berbentuk basin empat persegi panjang dengan bagian terdalam
kira-kira 5.880 m, dengan dasar makin ke timur makin dalam.
3. Perairan dalam Kawasan Timur indonesia (KTI), terletak di antara Paparan
Sunda di sebelah barat, Paparan Arafura di sebelah timur, Pulau Mindanau di
sebelah utara dan Samudra Hindia di sebelah selatan. Wilayah perairan ini
meliputi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Maluku, Laut
Halmahera, Laut Seram, Laut Banda, Laut Sawu, dan Laut Timor.
4. Paparan Arafura, menghubungkan daratan Irian dan daratan Australia
mempunyai kedalaman berkisar antara 30-90 m. Di paparan ini terdapat suatu
“saluran” yang agak dalam dengan arah barat timur menuju Selat Torres.

6
5. Selat Torres, mempunyai banyak terumbu karang. Saluran-saluran di antara
terumbu karang tersebut sangat dangkal, yakni sampai 12 m, sehingga
pertukaran massa air dengan Samudra Pasifik lewat selat ini kurang berarti.
2.2.1 Zona Perairan Laut Indonesia
Berdasarkan hukum laut, maka wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi
beberapa zona yaitu Zona Teritorial, Zona Landas Kontinen, dan Zona Ekonomi
Eksklusif. (Winarsih, 2022)

1. Zona Teritorial

Zona teritorial merupakan garis khayal yang memiliki jarak sekitar 12 mil
dari garis dasar ke laut lepas. Suatu negara dapat berdaulat penuh hingga
mencapai batas teritorial, akan tetapi negara tersebut juga berkewajiban
terhadap penyediaan alur pelayaran baik di bawah maupun permukaan laut.

Zona ini secara mutlak dikuasai suatu negara sehingga kegiatan dalam bentuk
apapun tidak boleh dilewati tanpa izin pemerintah negara yang bersangkutan
(Winarsih, 2022). Pengumuman pemerintah tentang wilayah laut teritorial
Indonesia dikeluarkan tanggal 13 Desember 1957 yang terkenal dengan
Deklarasi Djuanda dan kemudian diperkuat dengan Undang-undang No. 4
Prp. 1960.

2. Zona Landas Kontinen

Baik secara geologi maupun morfologi, zona ini merupakan lanjutan dari
suatu benua, dimana kedalaman lautnya mencapai 150 meter. Kenapa
Indonesia memiliki zona landas kontinen? Hal itu dikarenakan negara kita
terletak diantara 2 buah kontinen, yaitu Asia dan Australia.

Batas landas kontinen diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen,
maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing
negara.

Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan


untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan
kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman

7
tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada
tanggal 17 Februari 1969.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona ekonomi eksklusif merupakan jalur perairan (laut) yang memiliki lebar
200 mil dari garis dasar ke arah laut terbuka. Dengan zona ini, maka dalam
pemanfaatan sumber daya laut, Indonesia mendapatkan kesempatan yang
pertama. Pengukuhan zona tersebut telah diumumkan oleh pemerintah
Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980.

2.3. Potensi Pengembangan Sumber Daya Kelautan


Eksplorasi Potensi Sumber Daya Laut Indonesia menjanjikan potensi
komersial yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Namun potensi tersebut akan
tak berarti bila kita tidak menyadari betapa pentingnya keterlibatan teknologi
untuk mengeksplorasi potensi serta sumber daya tersebut. Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 2/3 bagiannya adalah lautan.
Lautan di indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 95.000 km persegi.
Ditambah lagi dengan luas hamparan terumbu karang sebesar 24,5 juta Ha.1
Selain dari panjang garis pantai dan luas terumbu karang, negeri Indonesia juga
masih menyimpan potensi kelautan lainnya. (Fikko, 2020)

2.3.1 Makna dan Fungsi Lau bagi Indonesia


Apa makna dan fungsi laut bagi Indonesia?
Laut bagi NKRI memiliki makna dan fungsi yang sangat strategis, yaitu laut
sebagai: wilayah kedaulatan bangsa, sumber daya dan lingkungan (ekosistem),
media kontak sosial dan budaya, serta sebagai sumber pengetahuan.
1. Laut sebagai Wilayah Kedaulatan Bangsa
Keberadaan laut merupakan kekuatan suatu negara seperi negara kita. Sejarah
telah membuktikan bahwa penguasaan laut sangat menentukan pertahanan
dan keamanan negara. Seperti Indonesia, laut kita gunakan untuk
mengamankan dan mempertahankan keutuhan seluruh wilayah NKRI dari
ancaman negara lain.

8
Di sisi lain, wilayah laut Indonesia akan sia-sia apabila tidak optimal dalam
pemanfaatannya. Jika tidak dikelola dengan optimal maka akan menimbulkan
dampak negatif seperi adanya ancaman berupa disintegrasi nasional.

2. Laut sebagai Sumber Daya dan Lingkungan


Laut Indonesia terdiri atas komponen-komponen sumber daya hayati dan
nonhayati yang tentunya memberikan nilai yang besar pada sumber daya
alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai
ekonomi tinggi, wisata bahari, sumber energi terbarukan, minyak dan gas
bumi, serta mineral langka.
3. Laut sebagai Sarana Transportasi, Media Kontak Sosial, dan Budaya
Melalui jalur laut bangsa Indonesia bertransportasi ke luar pulau. Melalui
laut, bermacam-macam produk dapat didistribusikan dari satu tempat ke
tempat lain. Laut juga dijadikan sarana hubugan timbal balik antara negara
yang satu dengan yang lain.
Seiring dengan pemanfaatan laut sebagai media transportasi, terbentuklah
hubungan antar-masyarakat baik melalui perdagangan maupun kegiatan
lainnya.
4. Laut sebagai Sumber Pengetahuan
Laut dan kehidupan yang ada di dalamnya merupakan bahan penelitian dan
pendidikan yang tidak akan pernah habis-habisnya. (Winarsih, 2022)
Banyak hal-hal besar yang Tuhan ciptakan di dalam laut menjadi stimulus
bagi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Laut
memiliki peran penting dalam menentukan dinamika ekosistem laut yang
sangat besar pengaruhnya pada semua aspek kehidupan manusia dan
lingkungan hidupnya.
Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki
garis pantai terpanjang di dunia. Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia
berpotensi memiliki kekayaan besar lautnya. Kekayaan ini adalah modal besar
untuk memajukan perekonomian di Indonesia.
Berikut beberapa potensi lautan Indonesia:
1. Sumber Daya Ikan

9
Menurut data Food and Agriculture Organization tahun 2012, Indonesia
menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di
bawah Cina dan India. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2009)
mengungkapkan, besaran potensi hasil laut dan perikanan di Indonesia
mencapai 3.000 triliun rupiah per tahun, sedangkan yang sudah dimanfaatkan
225 triliun rupiah atau sekitar 7,5% saja.
United Nations Development Programme (UNDP) bahkan menyebut perairan
Indonesia sebagai habitat bagi 76 persen terumbu karang dan 37 persen ikan
karang dunia. (Fikko, 2020)
2. Tumbuhan Laut
Selain kelompok hewan yang hidup di laut terdapat pula kelompok tumbuhan
yang disebut tumbuhan laut yang juga banyak memiliki nilai gizi dan
ekonomi. Salah satu produk yang nyata adalah rumput laut yang sudah
terkenal di dunia perdagangan. Rumput laut atau lebih dikenal dengan
sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat
melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di laut.
3. Mineral dan Pertambangan
Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yang
menyebabkan timbulnya gunung berapi yang kaya dengan meneral logam
seperti emas, perak, timah, timbal, tembaga, nikel. Menurut data Kementerian
(ESDM) Energi dan Sumber Daya Mineral, menyatakan bahwa potensi energi
yang dihasilkan dari arus laut di Indonesia adalah yang terbesar di dunia.
Potensi tersebut di antaranya energi laut "Ocean Thermal Energy Conversion"
(OTEC) yang merupakan terbesar di dunia.6 Potensi OTEC Indonesia
merupakan terbesar di dunia, tersebar di 17 lokasi, dari pantai barat Sumatra,
Selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara, yang
diprediksi memiliki sekitar 41 GW. Pemanfaatan OTEC akan berdampak
positif bagi perekonomian masyarakat sekitar di bidang perikanan karena
akan memberikan nutrisi pada biota laut di permukaan laut.
4. Transportasi dan Perhubungan
Dalam bidang ini, potensi laut Indonesia sangat baik untuk kawasan regional
maupun dunia. Dengan jumlah kepulauan terbesar, dengan demikian jasa

10
transportasi laut (pelayaran) menjadi sebuah potensi ekonomi yang besar,
baik bagi Indonesia sendiri dengan konektivitas antarpulau, maupun dengan
negara lain. Supaya potensi tersebut nyata, maka salah satu strategi
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional adalah dengan
mengedepankan penguatan konektivitas antar pulau, terutama pulau-pulau
terluar. Konektivitas ini hanya bisa terwujud apabila transportasi laut di
negara kepulauan terus diperankan secara signifikan. Transportasi laut sangat
vital peranannya sebagai “Jembatan Nusantara” dan tidak tergantikan oleh
transportasi udara dan darat.
5. Wisata Bahari Laut
Selain dikenal dengan potensi komoditas kelautan dan perikanan yang
melimpah, laut Indonesia juga kaya dengan terumbu karang yang cantik serta
beragam spesies koral dan ikannya. Tidak heran jika laut Indonesia juga
memiliki potensi dalam daya tarik wisata. Seperti Taman Laut Bunaken,
yakni taman laut yang terletak diujung utara Sulawesi. Taman Laut Bunaken
terkenal dengan rumah bagi sekitar 390 spesies koral dan berbagai jenis ikan
dan mamalia, seperti hiu, pari, kuda laut, kura-kura, ikan duyung, moluska
dan lain sebagainya. Kemudian, Taman Laut Banda yang terletak di
Kabupaten Maluku Tengah. Merupakan salah satu taman laut terindah di
dunia yang memiliki 310 jenis karang pembentuk terumbu, 871 spesies ikan,
serta populasi hiu dan kerapu, termasuk beberapa jenis ikan dan kerang purba
yang di suaka-kan seperti ikan napoleon.

2.4. Pembangunan Daerah Berbasis Kelautan

Posisi strategis Indonesia secara geografis merupakan karunia Tuhan YME


berupa laut yang luas ditaburi pulau-pulau sebagai sebuah kesatuan spasial yang
dikenal sebagai Nusantara. Pemahaman bangsa Indonesia pada Wawasan
Nusantara yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Djuanda pada 13 Desember
1957 yang kemudian disahkan dalam United Nations Convention on the Law of
the Sea (UNCLOS 1982). Wawasan Nusantara menunjukan pada dunia bahwa
Nusantara adalah sebagai kesatuan wilayah, kesatuan politik, dan kesatuan
ekonomi.

11
Pasca reformasi perhatian pemerintah terhadap pembangunan ekonomi
berbasis kelautan terlihat semakin besar. Namun demikian, sampai saat ini
besarnya perhatian tersebut belum memberikan dampak yang optimal terhadap
pembangunan ekonomi nasional. Terlepas belum optimalnya dampak yang
dirasakan oleh masyarakat Indonesia, langkah pemerintah dalam memperhatikan
pembangunan kelautan merupakan modal besar bagi masa depan ekonomi
nasional berbasis kelautan. (Massijaya, 2016)

2.4.1 Kinerja Ekonomi Berbasis Kelauatan

Dalam kerangka ekonomi kelautan, setidaknya ada tujuh spektrum strategis sektor
ekonomi, yaitu:

1. Perikanan, sub bidang kelautan yang mencakup kegiatan-kegiatan


penangkapan, pembenihan, budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya
yang berada di wilayah pesisir maupun lautan, dan industri pengolahan hasil
produksi dari pesisir dan lautan.
2. Pariwisata Bahari, sub bidang kelautan yang mencakup kegiatan pariwisata
bahari, jasa penunjang pariwisata bahari seperti hotel dan penginapan,
restoran dan rumah makan, jasa penunjang pariwisata bahari lainnya seperti
toko cindera mata dan lain sebagainya.
3. Pertambangan dan Energi Kelautan, sub bidang kelautan yang meliputi
kegiatan pencarian kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan pengeboran,
penguapan, penambangan, pemisahan serta penampungan bahan-bahan
mineral yang dilakukan di wilayah pesisir atau lautan untuk dipasarkan.
4. Industri Maritim, sub bidang kelautan yang mencakup industri yang
menunjang kegiatan ekonomi di pesisir dan lautan, yakni industri galangan
kapal dan jasa perbaikannya, industri bangunan lepas pantai, dan industri
pengolahan hasil pengilangan minyak bumi, serta industri LNG.
5. Transportasi Laut, sub bidang kelautan yang meliputi kegiatan pengangkutan
barang maupun penumpang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi
di dalam (domestik) dan ke luar wilayah Indonesia (internasional).

12
6. Bangunan Kelautan, sub bidang kelautan yang meliputi kegiatan penyiapan
lahan sampai kontruksi bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal di wilayah pesisir dan laut.
7. Jasa Kelautan, sub kelautan yang meliputi segala kegiatan yang bersifat
menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan yang meliputi jasa
pelayanan pelabuhan, jasa pelayanan keselamatan pelayaran dan kegiatan
yang memanfaatkan kelautan sebagai jasa seperti penelitian, jasa ekosistem
dan lain lain.

Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam kelautan yang dapat menunjang


ketujuh sektor tersebut berkembang dan maju sebagai pembangun daerah berbasis
kelautan. Masa depan pembangunan Indonesia berbasis kelautan akan berpulang
pada sejauh mana keputusan politik pemerintah dan rakyat Indonesia mendukung
paradigma ini. Dukungan ini diwujudkan dalam kebijakan seperti RUU Kelautan,
perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi, untuk secara penuh terus
mengawal dan mendorong pembangunan kelautan melalui seluruh instrumen
kebijakan dan aparatur pemerintah serta keterlibatan aktif rakyat dalam setiap
program pembangunan kelautan.

2.4.2 Arah Kebijakan Ekonomi Berbasis Kelautan

1. Perubahan visi pembangunan yang komprehensif antara pembangunan laut


dan darat yang merupakan dasar wilayah Indonesia sebagai Nusantara.
2. Pemerintah memberikan komitmen dan keberpihakan yang konsisten pada
pembangunan berbasis kelautan ataupun maritim.
3. Penataan aspek hukum dan peraturan yang menjamin kepentingan
pelaksanaan UUD 1945.
4. Peningkatan kesadaran dan kerja sama antar pemangku kepentingan kelautan
nasional.
5. Peningkatan investasi di bidang kelautan dan maritim.
6. Mengembangkan konektivitas antar pulau melalui prasarana dan sarana
perhubungan dan telekomunikasi.
7. Penyusunan grand design pembangunan kelautan yang terdiri atas ketujuh
sektor ekonomi kelautan.

13
14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wilayah perairan laut Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan bangsa dan negara. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dengan lebih dari 13,000 pulau, dan luas wilayah laut yang melebihi
wilayah daratannya lebih dari dua setengah kali lipat. Keberadaan wilayah laut
yang luas memberikan tantangan dan peluang yang signifikan bagi Indonesia.
Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat besar, termasuk dalam
sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan dan energi kelautan, industri
maritim, transportasi laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan. Indonesia
menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan, dengan
keanekaragaman hayati laut yang kaya dan terumbu karang yang cantik. Selain
itu, laut Indonesia juga memiliki potensi dalam daya tarik wisata dengan taman-
taman laut yang memukau.
Namun, wilayah perairan Indonesia juga menghadapi tantangan, seperti
pencemaran laut yang mempengaruhi ekosistem, serta perluasan dan optimalisasi
pengembangan sumber daya kelautan. Pencemaran laut menjadi masalah serius
yang dapat merusak habitat laut dan berdampak buruk pada ekonomi nelayan.
Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi pencemaran laut dan pelestarian
lingkungan laut sangat penting.
Untuk mengoptimalkan potensi kelautan dan mengatasi tantangan yang ada,
Indonesia perlu mengembangkan kebijakan ekonomi berbasis kelautan yang
terintegrasi dan berkelanjutan. Ini melibatkan sektor-sektor ekonomi yang
mencakup perikanan, pariwisata bahari, pertambangan dan energi kelautan,
industri maritim, transportasi laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan.
Dukungan komitmen pemerintah, penataan hukum yang kuat, dan kerja sama
antar pemangku kepentingan sangat penting dalam mewujudkan visi
pembangunan berbasis kelautan.

15
Penting juga untuk menciptakan konektivitas antar pulau melalui
pengembangan prasarana dan sarana perhubungan laut serta telekomunikasi.
Investasi di sektor kelautan perlu ditingkatkan untuk memanfaatkan potensi
ekonomi yang besar yang ditawarkan oleh wilayah laut Indonesia.
Dengan demikian, pembangunan berbasis kelautan memiliki peran strategis
dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, dengan memperhatikan
keberlanjutan sumber daya alam laut dan menjaga lingkungan maritim. Indonesia
memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan potensi lautnya sebagai salah
satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,
sambil menjaga kelestarian alam laut untuk generasi masa depan.

3.2 Saran
Dalam konteks pembangunan berbasis kelautan, terdapat saran penting yang
perlu diperhatikan. Pertama, pemerintah harus meningkatkan investasi dalam
infrastruktur maritim, termasuk pelabuhan dan transportasi laut, untuk mendukung
pertumbuhan sektor kelautan, meningkatkan konektivitas antar pulau, dan
memperkuat daya saing di pasar global. Kedua, penting untuk melibatkan
masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya kelautan melalui program
pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kampanye kesadaran lingkungan.
Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, Indonesia dapat merancang
pembangunan berbasis kelautan yang berkelanjutan, menjaga ekosistem laut yang
penting, dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, C. (2016, Juni 24). MEMBANGUN INDONESIA DARI KEPULAUAN.


Diakses dari sumbarprov.go.id:
https://sumbarprov.go.id/home/news/8039-membangun-indonesia-dari-
kepulauan
Cahaya, A. I. (2016, Februari 9). STOP!!! Pencemaran Laut Indonesia. Diakses
dari setkab.go.id: https://setkab.go.id/stop-pencemaran-laut-indonesia/
Carter, E. (2018). Kondisi Laut: Indonesia. Jilid Satu. Jakarta: PT. Bentuk Warna
Citra.
Fikko, M. (2020, Desember 15). Pengelolaan Potensi Sumber Daya Laut
Indonesia. Diakses dari kumparan.com:
https://kumparan.com/muhammad-fikko/pengelolaan-potensi-sumber-
daya-laut-indonesia-1umeMOamuDr
Massijaya, M. Y. (2016). Pengembangan Perikanan, Kelautan dan Maritim untuk
Kesejahteraan Rakyat Volume 2. Bogor: IPB Press.
MEL. (2017, April 27). Potensi Perikanan Indonesia. Diakses dari
wantimpres.go.id: https://wantimpres.go.id/id/2017/04/potensi-perikanan-
indonesia/#
Putri, N. S. (2022, Mei 30). Pencemaran Perairan Laut Indonesia: Dampak dan
Cara Menanggulangi. Diakses dari lautsehat.id:
https://lautsehat.id/peristiwa/nadiasp/pencemaran-perairan-laut-indonesia-
dampak-dan-cara-menanggulangi/
Rohman, F. A. (2022, Juli 10). Jenis-Jenis dan Pembagian Zona Laut. Diakses
dari www.gramedia.com: https://www.gramedia.com/best-seller/jenis-
jenis-dan-pembagian-zona-laut/#3_Zona_Ekonomi_Eksklusif_ZEE
Setiawan, A. (2022). Indonesian Journal of Conservation. Keanekaragaman
Hayati Indonesia: Masalah dan Upaya Konservasinya, 13-21.
Winarsih, S. (2022). Ensiklopedia Potensi Maritim. Semarang: Mutiara Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai