Disusun Oleh :
Kelompok 4
Tiar Ikwani L1A021019
Emia Eirene S. Banurea L1A021025
Ramadhani Intan Pertiwi L1A021033
Alvira Zidny Arrisqi L1A021035
Alifia Ridha Mesaluna L1A021039
Muhammad Zaidan A. G L1A021049
Ria Amanda Febiola L1A021051
Bintang Fajar Permana L1A021065
Yulina Dwi Lupitasari L1A021077
Nadira Aurelia Valezka P L1A021093
Dosen Pengampu :
Abdul Malik Firdaus, S.Kel., M.I.L
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................................
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3. Tujuan.......................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................................
2.1. Kawasan Konservasi Perairan..................................................................................
2.2. Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Padaido..............................................
2.3. Nilai Kegunaan Langsung (Direct Use Value/DUV).............................................
a. Penangkapan Ikan...................................................................................................
b. Budidaya Rumput Laut..........................................................................................
c. Budidaya Tiram Mutiara........................................................................................
d. Budidaya Ikan Kerapu............................................................................................
f. Wisata Pantai.............................................................................................................
g. Wisata Mangrove.....................................................................................................
h. Wisata Snorkeling...................................................................................................
i. Wisata Selam............................................................................................................
2.4. Nilai Kegunaan Tidak Langsung (Indirect Use Value)........................................
2.5. Nilai Pilihan.................................................................................................................
2.6. Nilai Bukan Kegunaan.............................................................................................
BAB III....................................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................................
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang besar baik ditinjau dari
kuantitas maupun keanekaragaman hasilnya. Sumberdaya alam merupakan
aset penting suatu negara dalam melaksanakan pembangunan, khususnya
pembangunan di sektor ekonomi. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, sumberdaya alam memberikan kontribusi cukup besar bagi
kesejahteraan suatu bangsa. Sebagai negara pesisir, Indonesia memiliki
potensi sumber daya alam hayati dan nonhayati, sumber daya buatan, serta
jasa lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. (Coremap,
2011).
Kekayaan sumberdaya laut Indonesia memberikan manfaat ekonomi
dan sosial untuk penduduk Indonesia, terutama untuk 60 juta masyarakat
yang tinggal di daerah pesisir. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan
dan makanan laut tertinggi di Asia Tenggara, serta kelima tertinggi di dunia
(Burke Lauretta, Katheleen Reytar, Mark Spalding, 2012). Kekayaan alam
kelautan dan sumberdaya pesisir yang dimiliki Indonesia tersebut antara lain
berupa sumberdaya perikanan, sumberdaya hayati (biodiversity) seperti
mangrove, terumbu karang, padang lamun, serta sumberdaya mineral seperti
minyak bumi dan gas alam termasuk bahan tambang lainnya yang memiliki
nilai ekonomi tinggi (Dahuri, 2001).
Pemanfaatan sumber daya laut tidak bisa dihindari. Namun sayangnya
intensitas pemanfaatan ini semakin meningkat setidaknya dalam satu dekade
belakangan dan mengakibatkan laut Indonesia di bawah ancaman degradasi.
Konservasi saat ini telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus
dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan
keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan.
Konservasi sendiri mengandung 3 (tiga) makna besar yakni upaya pelestarian,
perlindungan, dan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan.
Kepentingan konservasi di Indonesia khususnya sumber daya sudah dimulai
sejak tahun 1970 an melalui mainstream conservation global yaitu suatu upaya
perlindungan terhadap jenis-jenis hewan dan tumbuhan langka (Burke, 2011).
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan diatas,
maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2015).
Manfaat langsung atau Direct Use Value (DUV) adalah manfaat yang
dapat diperoleh dari ekosistem mangrove seperti menangkap ikan, kepiting,
kerang, kayu bakar, penelitian dan wisata, dengan rumus total manfaat
langsung dari wilayah tersebut (Fauzi, 2006). Total Manfaat Langsung (TML)
adalah penjumlahan seluruh manfaat langsung dari nilai ekonomi yang
diperoleh dari kegunaan langsung di kawasan TWP (Taman Wisata Perairan)
Padaido.
4
Padaido meliputi :
A. Penangkapan Ikan
5
dengan teknik EOP. Luas perairan yang cocok untuk budidaya ikan kerapu
adalah 57,95 hektar, setara dengan 6.439 unit keramba berukuran 3x3 meter.
Hasil analisis menunjukkan nilai manfaat budidaya ikan kerapu per unit
sebesar Rp. 7.623.273 per tahun. Sehingga, nilai ekonomi kawasan sebagai
penyedia tempat budidaya ikan kerapu adalah Rp. 49.085.405.656 per tahun.
E. Wisata Pantai
F. Wisata Mangrove
G. Wisata Snorkeling
6
Rp. 17.380.015.947 per tahun.
H. Wisata Selam
7
dinilai di kawasan konservasi perairan Kepulauan Padaido Kabupaten Biak
Numfor Provinsi Papua Komponen adalah fungsi ekologi ekosistem mangrove
dan terumbu karang sebagai pelindung pantai dari abrasi (natural breakwater).
Biaya yang diperlukan untuk membuat bangunan penahan gelombang yaitu
sebesar Rp.4.462.014 per 1 m3 (Aprilwati, 2001 diacu dalam Santoso, 2005).
Panjang garis pantai di kawasan TWP Padaido yang terlindung oleh mangrove
sebesar 3.628,51 meter, sehingga nilai manfaat dari ekosistem mangrove dengan
manfaat sebagai pelindung pantai sebesar Rp.16.190.436.723 per tahun. Panjang
garis pantai di kawasan TWP Padaido yang terlindung oleh ekosistem karang
sebesar 148.091,45 meter, sehingga nilai manfaat dari ekosistem karang dengan
manfaat sebagai pelindung pantai sebesar Rp.660.786.098.529 per tahun
(Hermalena et al., 2019).
8
hayati yaitu untuk ekosistem mangrove sebesar Rp.314.875.856.250 per tahun
dan nilai terumbu karang sebesar Rp.67.614.159.759.386 per tahun.
Berdasarkan laporan COREMAP (2011), kenyataan yang ada di TWP Padaido,
kondisi mangrove sebagian sudah mengalami kerusakan seperti di pulau
Padaidori mengalami kerusakan berat ketika terjadi tsunami pada tahun 1996.
Jenis mangrove yang rusak/mati adalah Bruguiera gymnorrhiza yang telah
berumur puluhan tahun.
Keterangan :
N = Jumlah responden
9
kawasan, sehingga dapat diperoleh nilai ekonomi kawasan berdasaran
fungsinya ialah sebesar Rp.562.036,364 per tahun.
Ekosistem mangrove sebagai warisan yang mepunyai nilai yang sangat
tinggi. Nilai warisan (bequest value) merupakan nilai ekonomi yang diperolah
dari manfaat pelestarian ekosistem atau sumberdaya untuk kepentingan
generasi masa depan. Perhitungan nilai ekonomi didekati dengan compensation
cost dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Menurut Collin et al. (2006),
Pengelolaan kawasan konservasi perairan yang kecil (luas < 10.000 ha)
diperlukan biaya US$ 65,70 per ha per tahun, kawasan konservasi perairan
yang sedang (10.000 ha < luas kawasan konservasi perairan < 120.000 ha)
diperlukan biaya US$ 14,46 per ha per tahun, kawasan konservasi perairan
yang besar (120.000 ha < luas kawasan konservasi perairan < 1 juta Ha)
diperlukan biaya US$ 7,86 per ha per tahun, dan untuk kawasan konservasi
perairan yang sangat besar (luas > 1 juta ha) diperlukan biaya hanya US$ 1,54
per ha per tahun. Luas kawasan TWP Padaido sebesar 183.000 ha dan tergolong
besar. Besaran biaya pengelolaannya sebesar US$ 7,86 per ha per tahun atau
sebesar Rp.106.110 per ha per tahun (Rp.13.500/1 USD). Dengan demikian
dapat dihitung nilai ekonomi kawasan sebesar Rp.19,418,130,000 per tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
10
1. Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi,
dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan
sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER UTAMA :
Hermalena, L., Jalil, H., Junaedi, T., Ayesha, I., & Gusvita, H. 2019. Valuasi
Ekonomi Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Padaido Kabupaten
Biak Numfor Provinsi Papua. Journal of Scientech Research and
Development, 1 (1): 021-030.
SUMBER PENDUKUNG :
11
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
KABUPATEN BIAK NUMFOR, 2019. Dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019–2023 Kabupaten Biak Numfor. Biak
Numfor: BAPPEDA, p. 280
Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Marhayana, S., Niartiningsih, A., & Idrus, R. 2012. Manfaat Ekonomi Ekosistem
Mangrove di Taman Wisata Perairan Padaido Kabupaten Biak Numfor,
Papua. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanudin,
Makassar. Hal 2-15.
Pranata, Rici Tri Harpin dan Satria, Arif. 2015. Strategi Adaptasi Nelayan
Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Misool
Selatan, KKPD Raja Ampat. Jurnal Kebijakan Sosek KP, Vol. 5 No. 2 Tahun
2015.
12