Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGAWASAN DI BIDANG PERIKANAN

DOSEN PENGAMPUH: EMIEL S.H, M.H

Disusun oleh:

1.JENEDI 21041124
2.SITI NUR HALIZA 21041207
3.BOY SIAHAN 21041151
4.SABUNGAN BUTAR BUTAR 21041114
5.IMAM REVAI 21041126
6.SAHRI FAUZI 21041166
7. ILHAM JUANDA 21041174

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ASAHAN
TA.2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan mengucapkan syukur, kami semua dapat menyusun,


menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping itu,
kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik
dalam bentuk moril maupun dalam bentuk materi sehingga dapat terlaksana
dengan baik.

Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang


masih banyak kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami
semua telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini.
Di samping itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran nya dari
semua teman - teman demi tercapainya kesempurnaan yang di harapkan dimasa
akan datang.

Kisaran, Januari 2024

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3

2.1 Pengertian Perikanan...........................................................................................3

2.2 Potensi Perikanan ................................................................................................3

2.3 Pengawasan Kapal Perikanan di Indonesia .........................................................5

2.4 Sektor Perikanan .................................................................................................6

2.5 Pengertian Ilegal Fishing.....................................................................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................7

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara kepulauan dengan wilayah laut teritorial seluas 3,1 juta
km 2 dan 2,7 juta km 2 Wilayah zona Ekonomi Ekslusif serta dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia memiliki peluang sekaligus tantangan
yang besar dalam mengelola potensi sumberdaya laut dan perikanan yang
dimiliki. Wilayah laut dan pesisir Indonesia memiliki kekayaan alam yang
kaya serta menyediakan jasa- jasa lingkungan yang beragam, seperti miyak
dan gas, mineral, perikanan, ekosistem terumbu karang, mangrove, maupun
pariwisata. (Latifah, 2004). Potensi lestari sumberdaya perikanan laut
Indonesia kurang lebih 6,4 juta ton per tahun, yang terdiri dari ikan pelagis
besar (1,16 juta ton), pelagis kecil (3,6 juta ton), demersal (1,36 juta ton),
udang penaeid (0,094 juta ton), lobster (0,004 juta ton), cumi-cumi (0,028 juta
ton), dan ikan-ikan karang konsumsi (0,14 juta ton). Dari potensi tersebut
jumlah tangkapan yang dibolehkan sebanyak 5,12 juta ton per tahun, atau
sekitar 80% dari potensi lestari (Numberi, 2009, dalam Djalal, 2012). Laut
mempunyai ragam manfaat bagi kehidupan. Kekayaan laut Indonesia yang
melimpah berupa biota laut adalah anugerah yang tak terhingga dari Yang
Maha Kuasa. Termasuk di dalamnya adalah keragaman jenis ikan yang
merupakan sumber mata pencaharian bagi para nelayan.
Laut dan wilayah sekitarnya yang terawat baik juga dapat digunakan
sebagai tempat rekreasi yang murah. Keragaman sumber daya hayati kelautan
juga harus tetap dijaga dalam jangka waktu yang lama, agar beragam jenis
ikan dapat dinikmati sampai generasi mendatang (Winata, 2010). Laut
menjadi tumpuan hidup bagi banyak penduduk Indonesia terutama yang
berprofesi sebagai nelayan. Mereka hidup di wilayah pesisir, mengandalkan
hasil tangkapan ikan atau hasil laut lainnya, membudidayakan perikanan,
ataupun melakukan pengolahan hasil perikanan. Semua ini menunjukkan
bahwa lautan telah banyak memberikan peran dalam kehidupan Bangsa

1
Indonesia (Sulistiyanti dan Wahyudi, 2015). Akan tetapi dalam pemanfaatan
sumberdaya perikanan tidak lepas dari berbagai permasalahan terutama
pelanggaran dari beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab.
Sumber daya ikan memang memiliki daya pulih kembali, walaupun hal itu
tidak berarti tak terbatas. Oleh karenanya apabila pemanfaatannya dilakukan
secara bertentangan dengan kaidah-kaidah pengelolaan sumber daya ikan,
misalnya sampai melebihi potensi yang tersedia, atau dengan menggunakan
alat yang dapat merusak sumber daya ikan dan lingkungan, tentu akan
berakibat terjadinya kepunahan. Penggunaan bahan peledak, bahan beracun,
aliran listrik dan lain- lain tidak saja mematikan ikan, tetapi dapat pula
mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan merugikan nelayan. Apabila
terjadi kerusakan sebagai akibat digunakannya bahan dan alat termaksud,
maka pengembalian ke dalam keadaan seperti semula membutuhkan waktu
yang sangat lama, atau bahkan mungkin mengakibatkan kepunahan. Oleh
karena itu, penggunaan bahan- bahan tersebut harus dilarang. Perlu
disampaikan dan diketahui oleh masyarakat bahwa kegiatan pelanggaran-
pelanggaran itu dilarang karena dapat merusak kelestarian sumber daya hayati
laut dan melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah didefinisikan diatas, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya peningkatan pengawasan dan pengendalian sumber daya
perikanan?

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian setiap penulis harus memiliki tujuan. Adapun


tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui upaya peningkatan pengawasan dan pengendalian


sumber daya perikanan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perikanan

Pengertian perikanan Dikutip langsung dari Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 45


Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan,
berikut pengertian perikanan: "Perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan." Menurut
Hastuti dalam buku Pengawasan Mutu Hasil Perikanan (2020), perikanan adalah
kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
serta pemanfaatan sumber daya hayati perairan.

Hasil utama perikanan Dikutip dari buku Dasar-dasar Perikanan dan


Kelautan (2020) karya Tian Nur Ma'rifat dkk, pada 2018, udang merupakan salah
satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Beberapa negara yang mengimpor
hasil udang Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, Cina, dan Belanda. Selain
udang, ada rajungan, dan kepiting yang juga termasuk hasil utama perikanan di
Indonesia. Negara yang menjadi tujuan ekspor dua komoditas ini, antara lain
Jepang, Cina, Singapura, Malaysia, serta Amerika Serikat. Hasil utama perikanan
lainnya adalah ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Tiga komoditas ini juga
merupakan komoditas unggulan Indonesia. Tak hanya itu, cumi, sotong, gurita,
dan rumput laut juga termasuk hasil utama perikanan. Seluruh komoditas ini ada
yang digunakan di dalam negeri atau diekspor ke Negara lain.

2.2 Potensi Perikanan

Di Indonesia Sumberdaya ikan merupakan sumber daya milik bersama dan


bersifat akses terbuka sehingga dalam pengelolaanya tidak dapat dimiliki secara
perseorangan dan semua masyarakat berhak memanfaatkanya. Salah satu bagian
dari pemanfaatan sumberdaya perikanan yaitu melalui kegiatan penangkapan.

3
Menurut (Gafa dan Subani, 1992) menyatakan bahwa perikanan tangkap pada
dasarnya adalah memanfaatkan stok ”hewan liar” yang menghuni suatu perairan
yang sifatnya berburu. Sumberdaya perikanan Indonesia tersedia sangat melimpah
dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali (renewable resources), namun
tanpa adanya pengawasan terhadap usaha penangkapan yang berlangsung secara
terus menerus dapat memperbesar kemungkinan terjadinya over fishing dan
penurunan hasil tangkapan ikan di suatu perairan atau bahkan di beberapa daerah
penangkapan ikan (Naamin dan Hardjamulia, 1990). Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki zona maritime yang sangat luas yaitu 5,8 juta km², laut
territorial 0,8 juta km² dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif 2,7 juta km².
Indonesia memiliki potensi perikanan tangkap 6,5 juta ton pertahun dan baru
termanfaatkan sebesar 63,5% atau sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat
pemanfaatan (exploitation rate) terlihat masih jauh dari potensi lestarinya (DKP).

Pemantauan perikanan, kontroldan pengawasanmerupakan komponen


kunci dari proses manajemen perikanan. Illegal fishing telah diakui sebagai salah
satu ancaman terbesar bagi ekosistem laut dan masyarakat.
MCS(Monitoring,Control andSurveilance) adalah mekanisme untuk pelaksanaan
kebijakan yang disepakati, rencana atau strategi untuk lautan dan pengelolaan
perikanan. Tidak adanya operasi MCS menjadikan skema pengelolaan perikanan
yang tidak lengkap dan tidak efektif (Everet, 2005). IUU fishing merupakan
kegiatan perikanan yang sangat merugikan dan dapatmengancam manajemen
perikanan di Indonesia. Menurut (Widodo, 2003),

IUU fishing dapatdikategorikan dalam 3 kelompok yaitu :

1. Illegal fishing:
 Dilakukan oleh kapal nasional atau asing di dalam suatu negara tanpa
ijin atau dalam keadaan melawan hukum dari negara tersebut.
2. Unreported fishing:
 Tidak dilaporkan atau dilaporkan secara tidak benar (missreported)
kepada pengawas nasional karena bertentangan dengan peraturan UU
yang berlaku.

4
3. Unregulated fishing
 Dilakukan oleh suatu organisasi kapal yang tidak patuh dengan
aturan dengan cara melawan aturan konservasi dan pengelolaan
tersebut. Memiliki sumberdaya perikanan yang sehat sangat penting
untuk kehidupan. Terjadinya IUU fishing menjadi ancaman yang
sangat besar bagi Negara yang dapat merugikan dan menghancurkan
sumberdaya perikanan. Masalah yang sangat serius ini telah menarik
perhatian sejumlah organisasi dunia untuk menemukan solusi.
Pengelolaan perikanan adalah subjek yang sangat diperdebatkan.
Seperti bidang lain di mana kepentingan ekonomi, politik, lingkungan
dan nasional berbenturan. IUU fishing adalah masalah global dengan
konsekuensi yang mengerikan, menghancurkan ekosistem,
melemahkan usaha pengelolaan perikanan.

2.3 Pengawasan Kapal Perikanan di Indonesia

Pengawasan pada sumberdaya laut ini sangatlah penting untuk menjaga


keamaan dari kegiatan IUU fishing. Dalam hal ini pengawas perikanan sangat
dibutuhkan dalam pengawasan sumberdaya perikanan di Indonesia. Menurut
(Handayaningrat 1994), Pengawasan kapal perikanan adalah pengawasan yang
dilakukan oleh pengawas untuk melakukan pengawasan terhadap kapal perikanan
yang masuk, membongkar ikan hasil tangkapan serta kapal perikanan yang keluar
pelabuhan dengan tata cara dan prosedur sebagaimana ditetapkan. Pelaku utama
pengawasan kapal perikanan adalah pemerintah atau petugas yang ditunjuk atas
nama pemerintah. Pengawasan kapal perikanan dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Untuk pengawasan secara langsung bisa dilakukan dengan terjun
langsung ke lokasi untuk memeriksa dan pengecekan kapal, Sedangkan
pengawasan tidak langsung bisa menggunakan sistem pemantauan yang dapat
memantau pergerakan kapal. Dalam pengawasan ini diperlukan pemahaman
tentang wilayah di Indonesia yang menjadi tujuan diterapkanya sistem
pengawasan pada kapal perikanan.

5
2.4 Sektor Perikanan

Sektor perikanan adalah kegiatan usaha yang mencakup


penangkapandanbudi daya ikan, jenis crustacea (seperti udang, kepiting),
moluska, danbiotaairlainnya di laut, air payau, dan air tawar. Sumber perikanan
dapat dimanfaatkanmelalui penangkapan ikan (perikanan tangkap) dan budidaya
ikan. Sektor perikanan seharusnya menjadi andalan dalampembangunanIndonesia,
namun selama ini kurang mendapatkan perhatian sehingga kontribusi
danpemanfaatannya dalam perekonomian Indonesia masih kecil. Pembangunandi
sectorkelautan dan perikanan, tidak boleh dipandang sebagai hanya sebagai
carauntukmenghilangkan kemiskinan dan pengangguran Menurut (Dahuri, 2001),
proses pemanfaatan sumber daya perikanankedepan harus ada kesamaaan visi
pembangunan perikanan yaitu suatu pembangunanperikanan yang dapat
memanfaatkan sumber daya ikan beserta ekosistemnyasecaraoptimal bagi
kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia, terutama petani ikandan nelayan
secara berkelanjutan.

2.5 Pengertian Illegal Fishing


Dalam perundang-undangan tentang kelautan, terutama menyangkut bidang
perikanan, kategori tindak pidana dibedakan menjadi kejahatan dan
pelanggaran tidak terdapat istilah illegal fishing. Istilah ini terdapat dalam
penjelasan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, tetapi tidak
diberikan definisi ataupun penjelasan lebih lanjut tentang apa itu illegal fishing.
Illegal Fishing berasal dari kata Illegal yang berarti tidak sah atau tidak
resmi.21 Fishing merupakan kata benda yang berarti perikanan, dari kata fish
yang berarti ikan;mengambil, merogoh; mengail, atau memancing.22
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementrian Kelautan dan
Perikanan, memberi batasan pada istilah illegal fishing, yaitu pengertian illegal,
unreported,dan unregulated (IUU) fishing yang secara harfiah dapat diartikan
sebagai kegiatan perikanan yang tidak sah, kegiatan perikanan yang tidak
diatur oleh peraturan yang ada, atau aktivitasnya tidak dilaporkan kepada suatu
institusi atau lembaga pengelola perikanan yang tersedia.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dilakukan dalam


kegiatan penangkapan ikan, pembudidaya ikan, pembenihan, pengolahan,
distribusi keluar masuk ikan, mutu hasil perikanan, distribusi keluar masuk obat
ikan, konserfasi, pencemaran akibat perbuatan manusia, plasma nutfah, penelitian
dan pengembangan perikanan, serta hasil rekayasa genetic. Dan Dari apa yang
telah tertulis dalam bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upaya Indonesia
dalam menangani masalah illegal fishing di zona ekonomi eksklusif Indonesia
yaitu diranah internasional, Indonesia turut aktif dalam hal pemberantasan IUU
Fishing.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/5876/4/HK310376.pdf

http://repository.unas.ac.id/7506/2/Bab%202.pdf

file:///C:/Users/Nurul/Downloads/25343-52370-1-PB.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/lembaga-sosial-4/

Anda mungkin juga menyukai