Anda di halaman 1dari 14

BRYAN WIT SIMARMATA

BAQI LAKSAMANA WIBOWO


SABUNGAN BUTAR BUTAR
SALSYADILLAH MAHARANI
MUHAMMAD AMIN TAMPUBOLON
DESPRIANDI RAMADHAN
-PERAN MASYARAKAT
-PENGAWASAN DAN SANKSI ADMINISTRATIF
PPLH
1. Pengawasan
2. Sanksi Administratif
PERAN MASYARAKAT
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup sangat terkait erat dengan hak atas lingkungan
hidup. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
telah dilindungi dalam Konstitusi Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.[ii] Setelah
amandemen, ketentuannya dirumuskan dalam Pasal
28H ayat (1) yang menegaskan:
”setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”
Keterkaitan Hak Atas Lingkungan Hidup dan Peran Serta
Masyarakat
Pada prinsipnya, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.[iii] Sifat HAM
yang melekat kemudian menekankan arti penting dari adanya
HAM yaitu, bagaimanakah upaya-upaya negara untuk
memberikan jaminan kepada masyarakat dalam rangka
pemenuhan atas HAM?.
Koesnadi Hardjasoemantri menyatakan, bahwa hak atas lingkungan merupakan hak
subyektif yang dimiliki oleh setiap orang. Adapun realisasi hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat sesungguhanya merupakan upaya mewujudkan pemenuhan hak-hak
asasi lainnya, khususnya hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan standar kehidupan
yang layak, hak kesehatan, dan hak-hak lainnya yang dalam pemenuhannya sangat terkait
dengan kondisi lingkungan hidup yang baik dan sehat. Siti Sundari Rangkuti juga
menyatakan, bahwa pemaknaan secara yuridis terhadap hak atas lingkungan yang baik
dan sehat harus diwujudkan melalui pembentukan berbagai saluran hukum, sebagai
upaya perlindungan hukum bagi masyarakat di bidang lingkungan hidup.[v] Bentuk-
bentuk perlindungan tersebut, antara lain yaitu hak mengambil bagian dalam prosedur
hukum administrasi, seperti hak berperan serta (inspraak, public hearing) atau hak
banding (beroep) terhadap penetapan administrasi (tata usaha negara).
Dalam konteks historis, Hak Atas Lingkungan digolongkan sebagai Hak
Asasi Manusia Generasi Ketiga. Dimana hak atas lingkungan hidup
bukanlah hak yang berdiri sendiri melainkan terdapat hak-hak turunan
(derivatif) yang akan menentukan sejauh mana kualitas hak atas
lingkungan dapat terpenuhi. Terdapat dua aspek yang membentuk hak atas
lingkungan, yakni aspek prosedural dan aspek substantif. Aspek subtantif
disini diartikan sebagai hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan standar
hidup yang layak dan hak untuk sehat, hak untuk mendapatkan keadilan
intra dan anter generasi. Sedangkan hak-hak prosedural dimaksud, adalah
elemen penunjang dalam rangka pemenuhan atas hak substansif, yakni
hak atas informasi, hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan hak untuk mendapatkan akses keadilan.
Dengan demikian, upaya pemenuhan akses
peran serta kepada masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup merupakan
suatu prasyarat dalam pemenuhan terhadap
hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat sebagaimana telah diamanatkan dalam
UUD NRI Tahun 1945.
PENGAWASAN DAN SANKSI ADMINISTRATIF
PPLH

Sebagaimana Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan perundangundangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup maupun izin lingkungan yang
dimiliki oleh pelaku usaha dan/atau kegiatan

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat mendelegasikan kewenangannya dalam


melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. serta menetapkan pejabat pengawas
lingkungan hidup yang merupakan pejabat fungsional.
Pejabat pengawas lingkungan hidup berwenang
1.melakukan pemantauan;
2.meminta keterangan;
3.membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan;
4.memasuki tempat tertentu;
5.memotret;
6.membuat rekaman audio visual;
7.mengambil sampel;
8.memeriksa peralatan;
9.memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau
10.menghentikan pelanggaran tertentu.
Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat pengawas lingkungan hidup dapat
melakukan koordinasi dengan pejabat penyidik pegawai negeri sipil.
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang menghalangi
pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan hidup
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif
kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.
Sanksi administratif terdiri atas:
a.teguran tertulis;
b.paksaan pemerintah; berupa
1.penghentian sementara kegiatan produksi;
2.pemindahan sarana produksi;
3.penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
4.pembongkaran;
5.penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan
pelanggaran;
6.penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
7.tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan
tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup
Pengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa
didahului teguran apabila pelanggaran yang dilakukan
menimbulkan:
a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan
hidup;
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera
dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak
segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak melaksanakan paksaan
pemerintah dapat dikenai denda atas setiap keterlambatan pelaksanaan sanksi paksaan
pemerintah.
pembekuan izin lingkungan; atau
pencabutan izin lingkungan.
Sanksi administratif yang diberikan tidak membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana.
Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin lingkungan
dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan paksaan
pemerintah.

Menteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan
sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Thank you
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai