NIM : 041843187
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi
Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu
direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup).
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan
keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan. Proses
dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan
formulir isian yang berisi :
1. Identitas pemrakarsa
Penegakan hukum lingkungan dari perspektif administrasi diatur dalam Pasal 76 sampai
83 UU Nomor 32 Tahun 2009. Fungsi utama penegakan hukum lingkungan dari perspektif
administrasi adalah fungsi pencegahan dan penanggulangan. Fungsi pencegahan dilakukan
melalui pengawasan. Pengaturan hal-hal yang terkait dengan pengawasan diatur di dalam Pasal
71 hingga Pasal 75 UU Nomor 32 Tahun 2009. Pengawasan dilakukan oleh Menteri, Gubernur,
Bupati atau Walikota sesuai dengan wilayah kewenangannya.
1. Teguran
Dalam hukum administrasi, teguran sudah merupakan sanksi. Teguran bisa lisan
maupun tertulis. Dalam praktik, teguran yang diberikan oleh pemerintah uumnya bisa
dimaknai sebagai bagian dari pembinaan agar tidak terulang perbuatan pencemaran
dan atau perusakan lingkungan oleh industry Karenna terjadinya pelanggaran ambang
batas, atau tidak diterapkannya ketentuan tentang pengelolaan lingkungan sebagai
mana tercantum dalam dokumen pengelolaan lingkungan
2. Paksaan Pemerintah
Paksaan pemerintah adalah sanksi administrasi yang berupa Tindakan-tindakan konket.
Paksaan pemerintah tersebut berupa :
a) Penghentian sementara kegiatan produksi
b) Pemindahan sarana produksi
c) Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi
d) Pembongkaran
e) Penyitaan
f) Penghentian sementara seluruh kegiatan
g) Tindakan lain untuk menghentikan pelanggaran
3. Pembekuan izin
Pembekuan izin mengandung maksud dilakukan kewenangan pemerintah untuk
membekukan izin yang telah diberikan kepada suatu industry yang terbukti melakukan
pencemaran lingkungan. Dengan dibekukannya izin operasional maka perusahaan
tersebut secara yuridis tidak dapat mengoperasikan perusahaannya.
4. Pencabutan izin
Secara konsep penjatuhan sanksi dilakukan secara berurutan. Maksudnya paksaan
pemerintah tidak bisa dijatuhkan apabila sebelumnya tidak ada teguran. Pembekuan izin
tidak bisa dijatuhkan kalua sebelumnya tidak ada Tindakan paksaan pemerintah.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 memberikan ruang penyelesaian sengketa
lingkungan hidup di luar peradilan. Apakah penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
peradilan dapat diberlakukan terhadap tindak pidana lingkungan? Jelaskan dan berikan dasar
hukumnya!
Apabila terjadi sengketa dibidang lingkungan hidup, proses penyelesaiaanya diatur Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPPLH), dalam Pasal 1 Butir 25 (UUPPLH) mengatur bahwa:
“sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari
kegiatan yang berpotensi dan atau telah berdampak pada lingkungan hidup.”
Dari ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian lingkungan hidup bersifat
sukarela dan lebih menenkankan penyelesaian diluar pengadilan, artinya para pihak yang
bersengketa dapat memilih forum penyelesaian sengketa lingkungan hidup apakah melalui
pengadilan atau di luar pengadilan dan proses penyelesaian melalui pengadilan hanya dapat
dilakukan jika proses penyelesaian sengketa diluar pengadilan (mediasi) telah dilakukan dan
tidak bisa berhasil menyelesaikan permasalahan.
Adapun tujuan dari Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk
mencapai kesepakatan sebagaimana diatur dalam pasal 85 UUPPLH, yaitu berupa:
Upaya yang ditempuh melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini dapat meminta
bantuan pihak lain untuk membantu menyelesaikan permasalahan, misalnya dapat
menggunakan jasa mediator dan/atau arbiter (baik arbiter adhoc atau melalui lembaga
penyelesaian Badan Arbitrase Nasional Indonesai).
Sumber Referensi :
http://grassuntukmasyarakat.blogspot.com/2015/01/perbedaan-amdan-dengan-ukl-
upl.html
https://blogmhariyanto.blogspot.com/2019/10/jenis-usaha-wajib-amdal.html
BMP HKUM4210/2sks/MODUL 1-6
https://media.neliti.com/media/publications/23544-ID-penyelesaian-sengketa-
lingkungan-hidup-menurut-undang-undang-n0mor-32-tahun-2009.pdf