501
Adapun bentuk konkrit dari pelanggaran yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha
yang memungkinkan diterapkannya paksaan pemerintah antara lain pelanggaran terhadap
kewajiban memiliki Amdal (Pasal 22 UUPPLH), usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib
dilengkapi upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup (Pasal 35 UUPPLH) maupun pelanggaran terhadap kewajiban
atau larangan yang secara tegas telah ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan
lingkungan.
Penerapan paksaan pemerintah harus didahului dengan teguran tertulis yang dapat
berupa surat teguran, dan surat ini berlaku sebagai pemberitahuan atau peringatan bagi
penanggungjawab usaha agar menghentikan pelanggaran yang dilakukan. Dengan demikian,
tindakan nyata berupa penghentian pelanggaran oleh Pemerintah dapat dihindarkan. Surat
teguran tersebut dianggap bukan sebagai keputusan tata usaha negara, karena surat teguran
tidak memenuhi unsur- unsur sebagai keputusan tata usaha negara, sebagaimana diatur dalam
Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
1. Mengembalikan lahan eks area kebakaran dalam areal kerja PT Kaswari Unggul kepada
Negara sesuai peraturan perundang- undangan, dalam jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari kalender;
2. Melengkapi sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Distrik
Sungai Beyuku, paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender;
3. Melengkapi TPS Limbah B3 sesuai persyaratan teknis, paling lama 30 (tiga puluh) hari
kalender;
4. Memiliki izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, paling
lama 60 (enam puluh) hari kalender;
5. Melakukan permintaan maaf kepada publik melalui media masa nasional, paling lama
14 (empat belas) hari kalender;
Paksaan pemerintah tersebut dilakukan karena PT. Kaswari Unggul melakukan beberapa
pelanggaran, yaitu :
1. kebakaran lahan pada areal kerja PT Kaswari Unggul di Divisi II Blok D12, D13, D14,
E12, E13, E15 dan F15;
2. tidak melengkapi sarana dan prasarana penanggulangan
3. kebakaran lahan;
4. tidak melengkapi TPS Limbah B3 sesuai persyaratan teknis;
5. tidak memiliki izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya Beracun;
dengan demikian, prosedur penerapan sanksi dalam kasus ini telah tepat.
Penerapan paksaan pemerintah dalam kasus ini telah tepat, dikarenakan untuk
menghentikan pelanggaran dan/atau memulihkan keadaan yang ditimbulkan oleh PT. Kaswari
Unggul, berupa kebakaran lahan, tidak melengkapi sarana dan prasarana penanggulangan,
tidak melengkapi TPS Limbah B3 sesuai persyaratan teknis dan tidak memiliki izin
Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya Beracun. Penerapan sanksi paksaan
pemerintah ini dilakukan kepada PT. Kaswari Unggul yang merupakan penanggung jawab
usaha dengan terlebih dahulu diberikan teguran tertulis sebagaimana telah dijabarkan diatas.
Asas kesamaan dalam AUPB diartikan sebagai dalam kasus yang sama haruslah
diperlakukan yang sama. Penafsiran ini selaras dengan pengertian asas larangan
menyalahgunakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam UU, maupun doktrin.1 Kemudian,
1
http://leip.or.id/wp-content/uploads/2016/05/Penjelasan-Hukum-Asas-Asas-Umum-Pemerintahan-yang-Baik-
Hukum-Administrasi-Negara.pdf
dalam Pasal 4 huruf C Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, asas
kesamaan diartikan sebagai Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi.
Jika dikaitkan dengan kasus ini, maka paksaan pemerintah dilakukan tidak membedakan
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi. Apabila seseorang atau
suatu badan melakukan hal-hal tertentu yang melanggar aturan administratif, maka akan
dikenakan paksaan pemerintah.
Jika dikaitkan dengan kasus ini, paksaan pemerintah dilakukan tidak membedakan
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi. Apabila seseorang atau
suatu badan melakukan hal-hal tertentu yang melanggar aturan administratif, maka akan
dikenakan paksaan pemerintah. Sehingga, PT Agro Tumbuh Gemilang Abadi (“PT.ATGA”)
yang merupakan perusahaan perkebunan seharusnya mendapatkan sanksi administratif berupa
paksaan pemerintah sebagaimana yang didapatkan oleh PT. Kaswari Unggul karena telah
membakar lahan sekitar 550-600 hektar di Blok D, Blok E, Blok C dan Blok B areal
perkebunan PT ATGA.
SK. 3982/Menlhk-PHLHK/PPSA/ GKM.0/8/2016 tanggal 23 Agustus 2016
Tentang Perubahan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor SK. 4551/Menlhk-PHLHK/PPSA/2015 Tentang
Penerapan Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah Kepada PT Kaswari
Unggul