Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak berlakunya
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat
Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005,
dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Walau dalam Pemilu 2004 presiden dan wakil presiden telah dipilih
langsung oleh rakyat, namun saat itu pemilihannya dilakukan
terpisah dari Pemilu DPR, DPD, dan DPRD. Pemilu presiden dan
wakil presiden dilakukan beberapa bulan setelah berlangsungnya
Pemilu legislatif. Hal itu terus berlangsung hingga Pemilu tahun
2014.
Pemilu presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, dan DPRD baru
dilaksanakan secara bersamaan atau serentak pada tahun 2019.
Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 tidak lepas dari putusan
Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 14/PUU-XI/2013. Majelis
membatalkan Pasal 3 ayat (5), Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 14
ayat (2), dan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Ketentuan pasal
tersebut mengatur pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil
presiden tiga bulan setelah pelaksanaan Pemilihan legislatif (Pileg).
Pemilu serentak tahun 2019 diatur dalam Pasal 167 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. Pasal itu
menerangkan, Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak pada
hari libur atau hari yang diliburkan secara nasional. Pemilu presiden
dan wakil presiden, DPR, DPD, dan DPRD dilakukan pada hari dan
waktu yang bersamaan. Selanjutnya Pasal 347 ayat (1) menjelaskan,
pemungutan suara Pemilu diselenggarakan secara serentak.